BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Konsep manajemen publik baru (new public management) dalam manajemen kinerja

dokumen-dokumen yang mirip
BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. yang dapat digunakan RSUD Muntilan untuk perubahan kearah yang lebih baik.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Undang No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah

BAB VII RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi penelitian, proses penelitian dan sistematika penelitian.

BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kinerjanya. Menurut Propper dan Wilson (2003), Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel serta penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsur KKN untuk

DAFTAR PUSTAKA. Bastian, Indra Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.

BAB I PENDAHULUAN. penganut NPM karena sesuai dengan semangat NPM untuk meningkatkan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang didasarkan pada prinsip-prinsip good governance (Bappenas,

2012. Purwokerto. Pemerintah Pusat Tingkat Kuasa Bendahara Umum Negara Semester 1

BAB I PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja pemerintah merupakan salah satu isu yang terdapat dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian, kontribusi penelitian, dan jadwal penelitian. pembangunan nasional dan daerah. Keberhasilan atau kegagalan program

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini penting untuk diteliti, berbagai permasalahan penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. dari rahasia perusahaan yang tertutup untuk publik, namun sebaliknya pada sektor

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pemeriksa Keuangan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Jakarta.

B A B 1 P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. Pada bagian ini akan dibahas mengenai pendahuluan yang terdiri atas latar

BAB I PENDAHULUAN. terwujudnya good public and corporate governance (Mardiasmo, 2009:27).

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka merespon tuntutan masyarakat menuju good governance,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi rumusan masalah penelitian, kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan

BAB I PENDAHULUAN. Selama lebih dari dua dekade, pengukuran kinerja (performance measurement)

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi. akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Kabupaten Purworejo.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan paradigma pengelolaan pemerintahan yang berorientasi proses menjadi

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pemerintah merupakan organisasi sektor publik yang mempunyai tanggung

BAB I PENDAHULUAN. Penganggaran merupakan hal yang sangat penting di dalam suatu organisasi,

13. Untuk pencapaian kinerja program yang terbagi dalam 2 (dua) program, terlihat nilai pencapaian kinerjanya sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan manajemen sektor publik melalui perwujudan New Public

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari pajak dan penerimaan Negara lainnya, dimana kegiatannya banyak

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. saran-saran penelitian terhadap pengembangan teori dan aplikasi.

BAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.22 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERJANJIAN KINERJA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA TAHUN 2015

3.4 Penetapan Kinerja Pengukuran Kinerja Indikator Kinerja Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)...

BAB I PENDAHULUAN. sektor publik yang ditandai dengan munculnya era New Public Management

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang masalah penelitian yang menjelaskan tentang

BAB VII KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. berorientasi untuk mencapai target kinerja dengan fokus outcome bukan lagi pada

2.1 Rencana Strategis

BAB V KESIMPULAN. pembangunan nasional dan daerah. Keberhasilan atau kegagalan program

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin tingginya tuntutan masyarakat agar keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam satuan moneter yang mengestimasikan mengenai apa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

Bab I PENDAHULUAN. berkeadilan sosial dalam menjalankan aspek-aspek fungsional dari

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan akan adanya perubahan pada organisasi sektor publik yang

BAB. I PENDAHULUAN. Dalam konsep New Public Management (NPM) birokrasi pemerintah sebagai pemberi

BAB I PENDAHULUAN. termasuk diantaranya pemerintah daerah. Penganggaran sector publik terkait

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah gencarnya penerapan good governance di sektor publik sebagai

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Ringkasan Evaluasi atas implementasi sistem pengukuran kinerja di organisasi sektor

DAFTAR PUSTAKA. Basrowi dan Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif, cetakan pertama. Jakarta : Rineka Cipta.

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

BAB I PENDAHULUAN. kelola yang baik (good corporate governance) tidak hanya berlaku bagi. pertanggungjawaban kinerja organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. peneliti harapkan dengan dilakukannya penelitian ini. Bab ini juga menjelaskan

PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2006 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

LAPORAN MENTERI KEUANGAN ACARA PENYERAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) TAHUN ANGGARAN 2011

EVALUASI PENERAPAN SISTEM ANGGARAN BERBASIS KINERJA DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD (Studi Kasus pada RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan budaya manajemen baru (the new public management), atau

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkannya pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance. based budgeting) dalam penyusunan anggaran pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era revormasi yang sedang berlangsung dewasa ini, pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. baik (Good Governance) menuntut negara-negara di dunia untuk terus

BAGIAN III : PENGUATAN MONITORING KINERJA PENGANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum Wr. Wb

BAB 1 PENDAHULUAN. Paradigma manajemen keuangan pemerintahan di Indonesia saat ini

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kancah internasional. Kemajuan PT berimbas pada kemajuan dunia ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. yang bersih (good governance) bebas dari KKN sehingga hasil pelayanan dari

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Good governance sering diartikan sebagai tata kelola yang baik. World

BAB III METODE PENELITIAN

2017, No Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Neg

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS TAHUN PENGADILAN AGAMA KOTABUMI

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2003, merupakan tahun dimulainya reformasi keuangan di

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. pada tahun 1990-an berpengaruh terhadap konsep anggaran negara pada

PENERAPAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE PADA POLITEKNIK NEGERI PADANG

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA INSPEKTORAT KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PENGANGARAN BERBASIS KINERJA DAN UPAYA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

pemeriksaan mulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap pelaporan.

UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DALAM ERA OTONOMI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. manajemen pemerintah, salah satunya adalah terkait dengan manajemen keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas tentang latar belakang dari dilakukan penelitian ini,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah merupakan suatu tuntutan yang perlu direspon oleh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam mewujudkan good governance. Hal ini tercermin dari kinerja

BAB I PENDAHULUAN. hasil pengujian penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dihindarkan. Organisasi sektor publik memiliki kaitan yang erat dengan

Rencana Strategis (RENSTRA) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun

BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. Bab ke tujuh sebagai penutup penelitian ini berisi ringkasan, simpulan,

BAB I PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan ini akan menguraikan rencana penelitian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pesat terhadap akses yang dapat dilakukan masyarakat untuk. masyarakat akan adanya suatu pengukuran kinerja.

BAB VII RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. penelitian ini, keterbatasan penelitian, dan rekomendasi.

Transkripsi:

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI Simpulan dan rekomendasi ini terdiri dari ringkasan, kesimpulan, keterbatasan dan rekomendasi atas hasil penelitian dalam penyusunan dan pelaporan indikator kinerja dalam Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi. 7.1 Ringkasan Konsep manajemen publik baru (new public management) dalam manajemen kinerja sektor publik berperan serta dalam mengubah paradigma manajemen pemerintahan menuju sistem manajemen publik yang lebih fleksibel dan bertujuan kepada publik dalam pengelolaan yang lebih profesional. Konsep ini menekankan sumber daya organisasi ditujukan kepada pencapaian target kinerja dengan fokus pada pemenuhan hasil (outcome), bukan pada kebijakan. Pengendalian atas output dan outcome menjadi perhatian utama organisasi. Manajemen kinerja yang baik dan akuntabel membutuhkan suatu indikator kinerja dalam mengukur sukses atau tidaknya organisasi. Monitoring dan pengawasan terhadap indikator kinerja harus dilakukan secara berkesinambungan sebagai bagian dari upaya menciptakan kultur perbaikan kinerja secara berkelanjutan. Pada pengamatan awal penulis yang berkaitan dengan belum terimplementasikan penganggaran berbasis kinerja pada Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, diperoleh suatu informasi atas permasalahan yang sering terjadi yaitu seringnya revisi anggaran, serapan keuangan yang terlalu rendah, serta laporan kinerja yang belum terlalu baik. Hal ini mengindikasikan adanya permasalahan dalam pengukuran kinerja khususnya dalam penyusunan indikator kinerja. 76

Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui apakah Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga yang disusun oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi dilakukan dengan benar sebagai suatu kebutuhan dalam meningkatkan manajemen kinerja pemerintahan yang profesional dan berorientasi pada hasil (new public management) atau hanya memenuhi ketentuan perundang-undangan. Pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah Apakah indikator kinerja dalam Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi telah menunjukkan hubungan yang logis? Dan bagaimana performance blueprint dengan pendekatan OPM&M dapat digunakan untuk mengevaluasi Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kesesuaian informasi (hubungan yang logis) antara indikator sasaran kinerja Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi dan Indikator Kinerja Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga. Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat sebagai masukan/bahan pertimbangan dalam pelaksanaan Penganggaran Berbasis Kinerja mengenai pengukuran kinerja berbasis hasil (outcome). Untuk mengetahui kendala dalam implementasi penyusunan indikator sasaran kinerja dalam Rencana Strategis dan Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga, maka metode wawancara secara langsung dilakukan kepada pejabar/pihak yang terlibat langsung dalam penyusunan dan pelaporan untuk menarik suatu kesimpulan. Analisis indikator kinerja menggunakan model ongoing performance management and measurement yang terdiri dari analisis logic model dan performance blueprint dengan menguji data-data pada dokumen perencanaan sasaran kinerja (Renstra) dan pelaporan anggaran (RKAKL). 77

Analisa logic model untuk melihat keselarasan indikator sasaran kinerja dan menempatkan output indikator tersebut melalui four quadrant analysis melalui dua pendekatan effort & effect serta kuantitas dan kualitas. Hasil dari evaluasi tersebut akan disusun kesimpulan berdasarkan analisis tematik terhadap hasil pertanyan yang diajukan dalam wawancara atas proses evaluasi dan pemetaan indikator kinerja pada output. 7.2 Kesimpulan Penelitian ini merupakan evaluasi yang menilai proses penyusunan Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga pada Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi dengan melakukan analisis atas sasaran kinerja dan indikator kinerja pada dokumen perencanaan kinerja dan pelaporan anggaran. Dari hasil pembahasan Bab VI, dapat ditarik kesimpulan antara lain : 1. Sasaran kinerja dan indikator kinerja Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi belum menunjukkan kesesuaian informasi (hubungan yang logis) pada dokumen perencanaan hingga dokumen pelaporan anggaran (RKAKL). 2. Indikator kinerja pada Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga berdasarkan hasil evaluasi model performance blueprint dengan analisis four quadrant menunjukkan bahwa sebagian besar (84%) indikator kinerja kegiatan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi berorientasi pada output/aktivitas (self delivery outcome) dan belum berorientasi pada hasil/manfaat yang dapat dirasakan masyarakat (community outcome) 3. Berdasarkan kesimpulan yang didapat melalui wawancara dan analisis yang dilakukan, penulis berkesimpulan dengan menggunakan teori institusional bahwa keputusan yang 78

diambil oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi dalam penyusunan Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga berada dalam kategori Coercive isomorphism yaitu proses penyesuaian organisasi karena adanya paksaan yang mengharuskan organisasi mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh organisasi lain yang menjadikan aturan tersebut sebuah keharusan oleh organisasi. 7.3 Keterbatasan Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Fokus penelitian ini berdasarkan evaluasi penyusunan indikator kinerja tanpa mengevaluasi indikator kinerja yang dilaporkan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi yang telah dilaporkan dan tercapai. 2. Indikator kinerja yang diteliti yang dokumen perencanaan sasaran dan pelaporan anggaran tidak menggunakan satuan yang sama, sehingga membatasi peneliti dalam melakukan evaluasi kesesuaian informasi pada indikator kinerja. 3. Penelitian ini dilakukan pada Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi yang mempunyai karakteristik tersendiri sehingga tidak bisa digeneralisasi secara umum untuk Kementerian/Lembaga di Indonesia. 7.4 Rekomendasi Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dan kendala-kendala dalam penyusunan dan pelaporan indikator kinerja, maka peneliti menyarankan kepada Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi sebaiknya melakukan hal-hal sebagai berikut : 1. Indikator kinerja output pada Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi sebaiknya disusun dan diarahkan dengan fokus untuk 79

mencapai Community Outcome dengan menggunakan pemetaan oleh four quadrant analysis 2. Menggunakan model logika (logic model) untuk menyempurnakan penyusunan indikator kinerja pada dokumen perencanaan dan pelaporan indikator kinerja yang diperluas dengan model Ongoing Performance Management and Measurement (OPM&M) sehingga dapat memiliki hubungan yang logis. 3. Meningkatkan kapasitas SDM pengelola program/penyusun dengan pelatihan/seminar mengenai informasi terbaru atas proses penyusunan indikator kinerja tersebut. DAFTAR PUSTAKA Bambang Sancoko, 2008, Kajian terhadap Penganggaran Berbasis Kinerja di Indonesia. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Departemen Keuangan RI Bastian, Indra, 2006. Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar. Jakarta. Erlangga Braun, Virginia & Clarke, Victoria. 2006. Using thematic analysis in psychology DiMagio, Paul J and Walter W Powell, 1983. The Iron Cage Revisited; Institusional Isomorphism and Collective Rationality in Organizational Fields. American Sociological Review 48:147-160. Terjemahan. Haryanto, Sahmuddin, Arifuddin, 2007, Akuntansi Sektor Publik, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Longo, Paul J. 2004. Logic Models in Evaluation Design. Ohio Program Evaluator Group. Evaluation Basic Workshop, November 15&16, 2004,2011. An Approach to Performance Measurement; Using the performance blueprint and Related Ongoing performance Measurement & Management (OPM&M) Techniques Mardiasmo, 2002,Akuntansi Sektor Publik, Yogyakarta: Andi Mardiasmo, 2006, Perwujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik melalui Akuntansi Sektor Publik: Suatu Sarana Good Governance, Jurnal Akuntansi Pemerintah, Vol.2 No.1 Mei 2006 80