BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. o Riwayat Operasi Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data yang artinya terhadap subjek yang diteliti tidak diberikan perlakuan

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 90 mmhg.penyakit hipertensi telah menjadi masalah utama dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia karena prevalensi yang masih tinggi dan terus meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup banyak mengganggu masyarakat. Pada umumnya, terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dilakukan rata-rata dua kali atau lebih dalam waktu dua kali kontrol (Chobanian,

HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

namanya tidak hanya dikenal di Indonesia saja, tetapi juga di Internasional.

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 2 berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor resiko yang tidak dapat diubah dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

pasien hipertensi di Puskesmas Mergansan dan Puskesmas Kraton Yogyakarta pada tahun 2015.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

Disusun Oleh : MIA JIANDITA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif deskriptif yaitu penelitian yang tidak. memberikan intervensi kepada objek dan hanya mewawancarai.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jumpai. Peningkatan tekanan arteri dapat mengakibatkan perubahan patologis

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. yang dewasa ini prevalensinya semakin meningkat. Diperkirakan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.

BAB 3 KERANGKA KONSEP. Gambar 3.1: Kerangka konsep tentang pola kelainan kulit pada pasien AIDS.

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

I. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

BAB II RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Sejarah Ringkas RSUP Haji Adam Malik Medan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan perekonomian ke

BAB 3 Kerangka Teori dan Kerangka Konsep

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II SEJARAH BERDIRI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK MEDAN Kebutuhan akan RS pendidikan dikemukakan oleh para dosen Fakultas

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4. HASIL 4.1 Karakteristik pasien gagal jantung akut Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMINJAMAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI UNIT PENYIMPANAN RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2015 SUHERI PARULIAN GULTOM ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit

Pencegahan Tersier dan Sekunder (Target Terapi DM)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. group design with pretest posttest. Penelitian ini dilakukan untuk melihat

BAB III METODE PENELITIAN. dalam waktu yang bersamaan (Sastroasmoro, 2008). Penelitian ini dilakukan di Unit Hemodialisis RSUD Dr.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

PENGETAHUAN DIABETES MELITUS DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2

BAB I PENDAHULUAN. jantung beristirahat. Dua faktor yang sama-sama menentukan kekuatan denyut nadi

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan landasan teori, dibuat kerangka konsep penelitian sebagai berikut: Variabel Independen Variabel Dependen Edukasi Tekanan Darah 3.2. Definisi Operasional 1. Edukasi diberikan dalam bentuk penyuluhan berupa pengetahuan tentang penyakit hipertensi kepada pasien hipertensi 2. Edukasi yang diberikan terdiri atas definisi, penyebab, faktor risiko, komplikasi dan penatalaksanaan hipertensi 3. Penatalaksanan hipertensi yang ditekankan disisni adalah modifikasi gaya hidup dan penggunaan obat yang teratur sesuai dengan yang direkomendasikan 4. Sebelum dilakukan pemberian edukasi, terlebih dahulu dilakukan pengukuran tekanan darah untuk melihat perubahan tekanan darah setelah diberi edukasi 5. Pengukuran tekanan darah diukur menggunakan alat yaitu sphygmomanometer air raksa dan stetoskop sesuai standar. 6. Pasien hipertensi yang diberi edukasi dan yang tidak diberi edukasi akan diikuti perjalanannya selama satu bulan untuk menilai perbedaan tekanan darah yang muncul pada kedua kelompok 7. Pemberian edukasi dibantu dengan pemberian leaflet modifikasi gaya hidup.

3.3. Hipotesis Ada pengaruh edukasi terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi RSUP.H. Adam Malik Medan

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan rancangan pretes-postes dengan kelompok kontrol 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, dengan alasan: a. Jumlah populasi penderita hipertensi memadai b. Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan merupakan salah satu rumah sakit rujukan di kota Medan c. Waktu penelitian dilakukan antara bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 4.3. Populasi dan sampel 4.3.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien hipertensi di RSUP.H. Adam Malik Medan 4.3.2. Sampel Pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara random sampling Adapun kriteria inklusi yaitu : a. Pasien hipertensi yang menggunakan jenis terapi obat yang sama b. Pasien hipertensi yang belum mendapatkan edukasi sebelumnya Adapun kriteria ekslusi yaitu : a. Pasien hipertensi dengan penyakit penyerta lainnya, seperti diabetes melitus, gagal ginjal, dan gagal jantung.

Perhitungan sampel yang digunakan yaitu untuk estimasi proporsi suatu populasi (populasi infinit), dengan menggunakan rumus : n n = n = 86 Keterangan : n = besar sampel minimum Z1-α/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu P = harga proporsi di populasi d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir Dari perhitungan di atas diperoleh besar sampel yang dibutuhkan dalam penelitian adalah 86 orang. 4.4. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data diperoleh dengan cara pengumpulan data primer melalui pengukuran langsung tekanan darah pasien hipertensi sebelum dan sesudah dilakukan edukasi. Pasien hipertensi yang sudah diberi edukasi dan yang tidak diberi edukasi akan diikuti perjalanannya selama sepuluh hari untuk melihat pengaruh edukasi yang diberikan terhadap tekanan darah. 4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data Pada variabel tekanan darah akan dianalisis dengan membandingkan kadar tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian edukasi dengan menggunakan uji statistik T paired. Analisis statistik akan dilakukan dengan bantuan program komputer Statistical Package for the Social Sciences (SPSS 17.0).

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelilitan ini dilakukan di Poli Kardiologi RSUP. H. Adam Malik Medan. RSUP H. Adam Malik adalah rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes 335/Menkes/SK/VII/1990 dan juga sebagai rumah sakit pendidikan sesuai dengan SK Menkes No. 502/Menkes/SK/IX/1991 yang memiliki misi sebagai pusat unggulan pelayanan kesehatan dan pendidikan juga merupakan pusat rujukan kesehatan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau. Lokasinya dibangun diatas tanah seluas ± 10 Ha dan terletak di jalan Bunga Lau No.17 Km. 12 Kecamatan Medan Tuntungan Kotamadya Medan Provinsi Sumatera Utara. RSUP H. Adam Malik Medan memiliki fasilitas pelayanan yang terdiri dari pelayanan medis (instalasi rawat jalan, rawat inap, perawatan intensif, gawat darurat, bedah pusat, hemodialisa), pelayanan penunjang medis (instalasi diagnostik terpadu, patologi klinik, kardiovaskular, mikrobiologi), pelayanan penunjang non medis (instalasi gizi, farmasi, Central Sterilization supply Depart (CSSD), bioelektrik medik, Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS), dan pelayanan non medis (instalasi tata usaha pasien, teknik sipil, pemulasaraan jenazah). 5.1.2. Karakteristik Subyek Penelitian Pada penelitian ini diperoleh 86 pasien hipertensi di Poli Kardiologi RSUP. H. Adam Malik Medan, periode Juli-Agustus 2010. Penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok uji dan kelompok kontrol. Kelompok uji adalah kelompok yang diberi intervensi berupa edukasi tentang modifikasi gaya hidup untuk pasien hipertensi sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak diberi intervensi.

Pasien hipertensi yang menjadi sampel penelitian adalah pasien yang berumur 45-70 tahun. Tekanan darah yang diukur adalah tekanan darah sistolik. Tabel 5.1. Karakteristik Pasien Hipertensi di RSUP. H. Adam Malik Medan, Periode Juli-Agustus 2010 Kelompok Jumlah Frekuensi % Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Uji Kontrol Uji Kontrol Uji Kontrol 26 23 49 17 20 37 TD awal (mmhg) 130 130 1 2 2.3 4.7 140 140 12 15 27.9 34.9 150 145 7 1 16.3 2.3 160 150 11 12 25.6 27.9 170 160 5 10 11.6 23.3 180 180 6 6 14.0 14.0 220 200 1 1 2.3 2.3 TD akhir (mmhg) 110 110 1 2 2.3 4.7 120 120 5 3 11.6 7.0 130 130 4 3 9.3 7.0 140 140 14 9 32.6 20.9 150 145 9 1 20.9 2.3 160 150 5 10 11.6 23.3 170 160 4 8 9.3 18.6 200 170 1 3 2.3 7.0 180 1 2.3

190 1 2.3 200 2 4.7 Berdasarkan tabel di atas, didapatkan pasien hipertensi yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 49 orang dan pasien hipertensi yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 37 orang. Pada kelompok uji dilakukan pengukuran tekanan darah awal dan tekanan darah akhir. Pada pengukuran awal didapatkan tekanan darah tersering adalah 140 mmhg, tekanan darah terendah 130 mmhg, tekanan darah tertinggi 220 mmhg. Sedangkan pada pengukuran akhir didapatkan tekanan darah tersering adalah 140 mmhg, tekanan darah terendah 110 mmhg, dan tekanan darah tertinggi 200 mmhg. Pada kelompok kontrol dilakukan juga pengukuran tekanan darah awal dan akhir. Pada pengukuran awal didapatkan tekanan darah tersering adalah 140 mmhg, tekanan darah terendah 130 mmhg, dan tekanan darah tertingggi 200 mmhg. Sedangkan pada pengukuran akhir didapatkan tekanan darah tersering adalah 150 mmhg, tekanan darah terendah adalah 110 mmhg, dan tekanan darah tertinggi adalah 200 mmhg. Pada kelompok uji, pasien yang menjalani edukasi modifikasi gaya hidup hanya 39 orang. Jadi jumlah sampel pada kelompok uji pada perhitungan uji T Paired berjumlah 39 orang, sedangkan pada kelompok kontrol tetap berjumlah 43 orang pasien hipertensi. 5.1.3. Hasil Analisis Statistik Tekanan darah merupakan variabel dengan skala numerik. Oleh karena itu untuk menilai perubahan tekanan darah awal dan akhir pada kelompok uji dan kelompok kontrol digunakan uji T paired.

Tabel 5.2. Hasil Analisis Statistik Sampel Paired Mean SD SE Uji Kontrol Uji Kontrol Uji Kontrol TD awal 158.72 149.88 17.5 12.56 2.80 1.92 TD akhir 144.62 149.65 18.04 20.42 2.9 3.12 N : uji;39, kontrol;43 Berdasarkan tabel di atas, hasil analisis statistik sampel paired pada kelompok uji untuk data sebelum diberi edukasi (tekanan darah awal) diperoleh nilai rata-rata tekanan darah 158,72, jumlah data 39, standar deviasi 17,5, standar error mean 2,80. Sementara itu untuk data setelah diberi edukasi (tekanan darah akhir), nilai rata-rata tekanan darah 144,62 jumlah data 39, standar deviasi 18,04, standar error mean 2,9. Hasil analisis statistik sampel paired pada kelompok kontrol (kelompok yang tidak diberi edukasi) diperoleh nilai rata-rata tekanan darah awal 149,88, jumlah 43, standar deviasi 12,56, dan standar error mean 1,92. Sementara itu diperoleh juga nilai tekanan darah akhir 149,65, jumlah 43, standar deviasi 20,42, dan standar error mean 3,12. Tabel 5.3. Hasil analisis statistik sampel T test Mean SD T Sig.(2-tailed) Uji Kontrol Uji Kontrol Uji Kontrol Uji Kontrol TD Awal- 14.10.23 20.1 18.48 4.38.083.000.935 TD akhir *CI 95% *df uji : 38, df kontrol : 42 Dari tabel di atas pada kelompok uji, diperoleh nilai t hitung > t tabel (4,38 > 2,042), dan signifikansi < 0,05 (0,0001 < 0,05), maka Ha diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata nilai tekanan darah antara sebelum dan

setelah diberi edukasi. Dari perhitungan SPSS dapat pula diketahui bahwa rata-rata nilai tekanan darah setelah diberi edukasi lebih rendah. Hal ini dapat diartikan bahwa adanya edukasi modifikasi gaya hidup memberikan andil dalam penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi. Dari tabel diatas pada kelompok kontrol, diperoleh nilai t hitung < t tabel (0,83 < 2,021), dan signifikansi > 0,05 (0.935 > 0,05), maka Ha ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata nilai tekanan darah antara sebelum dan setelah. Dari perhitungan SPSS dapat pula diketahui bahwa rata-rata nilai tekanan darah akhir tidak jauh berbeda dengan tekanan darah awal. 5.2. Pembahasan Hipertensi merupakan faktor risiko terbesar untuk terjadinya penyakit kardiovaskular, dengan peningkatan tekanan darah merupakan risiko pertama timbulnya kematian di seluruh dunia (WHO, 2002). Pengobatan hipertensi tidak hanya melalui obat-obatan, tetapi diperlukan juga modifikasi gaya hidup sehat untuk menunjang keberhasilan panatalaksanaan hipertensi. Pemahaman pasien tentang hipertensi sangatlah penting dalam terapi hipertensi. Salah satunya pemahaman mengenai hipertensi ini diperoleh dari seorang dokter. Menurut Boulware (2001), intervensi perilaku pada pasien, seperti konseling, terbukti efektif meningkatkan kontrol tekanan darah. Edukasi tentang modifikasi gaya hidup sangatlah dianjurkan. Modifikasi gaya hidup merupakan upaya untuk mengurangi tekanan darah, mencegah atau memperlambat insiden dari hipertensi, meningkatkan efikasi obat antihipertensi, dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular (National Institutes of Health, 2003). Modifikasi gaya hidup untuk pasien hipertensi, antara lain seperti diet natrium tidak lebih dari 2400 mg/hari atau 100 meq/hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik 2-8 mmhg, menjaga berat badan normal (BMI = 18,5-24,9 kg/ ) dan penurunan berat badan per 10 kg dapat menurunkan takanan darah sistolik 5-20

mmhg, olahraga aerobik secara teratur selama 30 menit setiap hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik 4-9 mmhg, diet DASH (the Dietary Approache to Stop Hypertension) yaitu diet yang kaya akan buah-buahan, sayuran, dan mengurangi jumlah lemak jenuh dan total dapat menurunkan tekanan darah sistolik 4-14 mmhg, begitu juga sama halnya dengan membatasi konsumsi alkohol dapat menurunkan tekanan darah sistolik 2-4 mmhg (Chobanian, 2003). Dalam sebuah penelitian yang dilakukan selama 18 bulan, didapatkan bahwa orang yang menderita prehipertensi dan hipertensi stadium 1 yang dapat menjalankan modifikasi gaya hidup meningkatkan kontrol tekanan darah dan mengurangi resiko penyakit kronik (Patricia, 2006) Dalam sebuah penelitian tentang pengaruh modifikasi gaya hidup yang komprehensif pada kontrol tekanan darah yang dilakukan selama 6 bulan pada pasien yang berumur rata-rata 50 tahun, dengan tekanan darah diatas optimal dan hipertensi derajat 1, serta tidak mendapatkan pengobatan antihipertensi, dinyatakan bahwa orang yang memiliki tekanan darah diatas optimal dan hipertensi derajat 1 dapat menjalankan modifikasi gaya hidup yang dapat menurunkan tekanan darah dan mengurangi resiko penyakit kardiovaskular, yaitu dengan menurunkan berat badan/menjaga berat badan ideal, diet garam, olahraga, mengurangi konsumsi alkohol, dan diet DASH ( Appel, 2003). Uji klinis dari efek pola diet terhadap tekanan darah, dinyatakan bahwa diet yang kaya buah-buahan, sayuran, dan makanan susu rendah lemak dan rendah lemak jenuh dan total dapat menurunkan tekanan darah secara substansial. Dalam penelitian ini dinyatakan bahwa kombinasi diet mengurangi tekanan darah sistolik 11,4 mmhg (Appel, 1997). Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa edukasi tentang modifikasi gaya hidup berpengaruh terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi. Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan perbedaan rata-rata tekanan pada dua kelompok. Kelompok pertama yaitu kelompok uji (kelompok yang diberi edukasi) menunjukkan

adanya perbedaan tekanan darah pada pasien hipertensi, dimana rata-rata tekanan darah akhir (144,62) lebih kecil dibandingkan rata-rata tekanan darah awal (158,72) dapat dilihat pada tabel 5.2. dan dari hasil perhitungan SPSS diperoleh nilai t hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel (4,38 > 2,042) serta nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,0001 < 0,05), hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan ratarata tekanan darah pada pasien hipertensi yang diberi edukasi dapat dilihat pada tabel 5.3. Sedangkan pada kelompok kedua yaitu kelompok kontrol (kelompok yang tidak diberi edukasi) menunjukkan adanya perbedaan rata-rata tekanan darah pada pasien hipertensi, dimana rata-rata tekanan darah akhir (149,88) lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata tekanan darah awal (149,65) dapat dilihat pada tabel 5.2. dan dari hasil perhitungan SPSS diperoleh nilai t hitung lebih kecil dibandingkan dengan nilai t tabel (0,083 < 2,021) serta nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,935 > 0,05), hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata tekanan darah pada pasien hipertensi yang tidak diberi edukasi dapat dilihat pada tabel 5.3.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan di Poli Kardiologi RSUP. H. Adam Malik Medan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Ada pengaruh edukasi terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi. 2. Edukasi modifikasi gaya hidup untuk penderita hipertensi dapat membantu dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. 3. Berdasarkan hasil uji T paired dapat diketahui bahwa pada kelompok uji (kelompok yang diberi edukasi) ada perbedaan rata-rata tekanan darah awal dan akhir. Dimana nilai t hitung > t tabel ( 4.38 > 2,042), dan signifikansi < 0,05 (0,0001 < 0,05). 4. Berdasarkan hasil uji T paired dapat diketahui bahwa pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan rata-rata tekanan darah awal dan akhir. Dimana nilai t hitung < t tabel (0,083 < 2,021), dan signifikansi > 0,05 (0,935 >0,05). 6.2. Saran 1. Modifikasi gaya hidup sangat baik diterapkan bagi pasien hipertensi. Selain untuk membantu menurunkan tekanan darah, juga berguna untuk mengontrol serta mencegah terjadinya komplikasi akibat hipertensi. 2. Petugas kesehatan diharapkan ikut memberikan edukasi modifikasi gaya hidup kepada pasien hipertensi guna mencapai keberhasilan terapi pada pasien hipertensi.