III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan selama 3 bulan yaitu dari bulan Mei hingga Agustus

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan yaitu pada bulan Juni hingga Desember

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yaitu dari bulan Januari hingga April

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan yaitu dari bulan Mei sampai Oktober

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan yaitu pada bulan Februari hingga Mei

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Fisik, Jurusan Kimia,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan selama 6 bulan yaitu dari bulan Mei s.d. Oktober 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan selama 4 bulan yaitu dari bulan November2014 hingga

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan September 2012

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2012 sampai dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Desember 2014 sampai dengan Mei

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai dengan Oktober 2013.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Januari 2015 sampai dengan Juni

III. METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di beberapa tempat yang berbeda yaitu ; preparasi

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian terhidung sejak bulan Juni 2013 sampai dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Juli hingga September 2012 di

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. preparsai sampel dan pembakaran di furnace di Laboratorium Fisika Material

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September hingga Desember 2015 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Agustus Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan April 2010 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih

Bab III Metodologi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di

Metodologi Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

BABffl METODOLOGIPENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2015 di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan, yaitu pada bulan Oktober 2011

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009).

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

III. METODE PENELITIAN

III. PROSEDUR PERCOBAAN. XRD dilakukan di Laboratorium Pusat Survey Geologi, Bandung dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

Gambar 7 Desain peralatan penelitian

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Rancangan Percobaan dan Analisis Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer

LAMPIRANA DIAGRAM ALIR METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboraturium Riset Kimia Lingkungan,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan November 2014.

3.1 Alat dan Bahan Alat

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fisik Universitas

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab 3 Metodologi Penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

PENGARUH STIR WASHING, BUBBLE WASHING, DAN DRY WASHING TERHADAP KADAR METIL ESTER DALAM BIODIESEL DARI BIJI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di

LAMPIRAN DATA PENGAMATAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September sampai November 2014, dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi sampel dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan maret sampai juli 2013, dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah minyak sawit mentah

Bab III Metodologi Penelitian

Direndam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih

LAMPIRAN DATA PENGAMATAN. 1. Data volume bioetanol yang dihasilkan Tabel 13. Data Volume Bioetanol yang Dihasilkan

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumber energi alternatif saat ini terus digiatkan dengan tujuan

Oleh : ENDAH DAHYANINGSIH RAHMASARI IBRAHIM DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ir. Achmad Roesyadi, DEA NIP

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2014 sampai Mei 2015,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah senyawa zeolit dari abu sekam padi.

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan selama 3 bulan yaitu dari bulan Mei hingga Agustus 2014, bertempat di Laboratorium Polimer Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Lampung. Sedangkan analisis produk transesterifikasi dilakukan di Laboratorium Biomassa Universitas Lampung. Analisis SEM-EDX, XRD, dan BET dilakukan di Institut Teknologi Bandung, Bandung dan GC-MS di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. B. Alat dan Bahan 1. Alat-alat yang digunakan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain, Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (SEM-EDX) MA10-14-37 ZEI SS EVO, X-Ray Diffraction (XRD), Brunauer-Emmett-Teller (BET) NOVA-1000 versi 2.2, Gas Chromathography -Mass Spectroscopy (GC-MS), viskometer, perangkat elektrokimia, penangas, magnetic stirrer, oven, alat vakum, thermometer, dan peralatan gelas.

34 2. Bahan-bahan yang digunakan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : sekam padi, larutan HNO 3 10 %, akuades, indikator universal, kertas saring, metanol, larutan NaOH 1,5 %, batangan aluminium dan minyak kelapa. C. Prosedur Penelitian 1. Preparasi Sekam Padi Langkah awal dalam penelitian ini adalah preparasi sampel sekam padi. Sebanyak 100 gram sekam padi direndam dalam air panas selama 2 jam untuk mengekstrak bahan organik larut air yang merupakan bahan pengotor dalam proses ekstraksi silika. Sekam padi kemudian disaring dan dicuci lagi secara berulang dengan cara disiram dengan air panas untuk menghilangkan pengotor bahan organik larut air yang masih diperkirakan menempel pada permukaan sekam padi. Kemudian, sekam padi yang telah bebas dari pengotor dikeringanginkan dan selanjutnya sekam padi siap digunakan untuk ekstraksi silika. 2. Ekstraksi Silika dengan Metode Presipitasi Metode ekstraksi silika dalam penelitian ini mengadopsi metode ekstraksi yang telah digunakan sebelumnya oleh Daifullah dkk (2003) dan Pandiangan dkk (2008). Sebanyak 50 gram sekam padi yang telah bebas dari pengotor bahan organik larut air direndam dalam 500 ml larutan NaOH dengan konsentrasi 1,5% kemudian

35 dipanaskan sampai mendidih selama 30 menit. Selanjutnya, sampel disaring dan filtrat yang mengandung silika terlarut ditampung. Untuk mengendapkan silika, filtrat kemudian ditambahkan larutan asam HNO 3 10% secara bertahap hingga terbentuk endapan silika dalam bentuk gel dan ph pengendapan silika mencapai 7,0. Gel silika kemudian didiamkan (dituakan) selama 24 jam pada suhu kamar. Selanjutnya gel silika disaring dan dicuci dengan akuades panas di dalam pompa vakum hingga air cucian bersifat netral. Silika yang diperoleh kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 110 C selama 24 jam dan dihaluskan. 3. Pembuatan Sol Silika Sekam Padi Sebanyak 20 gram silika sekam padi hasil ekstraksi dimasukkan ke dalam 600 ml larutan NaOH 1,5% kemudian dipanaskan sambil diaduk menggunakan hotplate stirer hingga larut. 4. Pembuatan Zeolit dengan Metode Elektrolisis dan Sol-Gel Sebanyak 600 ml sol silika yang telah dibuat, diasamkan dengan larutan HNO 3 10% secara bertahap hingga ph yang telah ditentukan. Selanjutnya dimasukkan ke dalam tabung elektrolisis untuk dielektrolisis dengan menggunakan alumunium sebagai elektroda. Proses elektrolisis dilakukan dengan potensial 8 volt dalam variasi waktu 15, 30, 45, dan 60 menit serta variasi ph 4, 5, 6, 8, dan 10. Sol zeolit yang terbentuk selanjutnya dikeringkan pada suhu 110 o C selama 24 jam untuk menghilangkan air. Zeolit yang diperoleh selanjutnya digerus hingga menjadi bubuk.

36 5. Kalsinasi Katalis Proses kalsinasi dilakukan dengan menggunakan furnace Lento 3508 yang dapat disesuaikan dengan perlakuan yang diinginkan. Kalsinasi katalis zeolit yang berbentuk serbuk dilakukan dengan suhu 300 o C dan ditahan selama 2 jam untuk dapat memastikan apakah silika masih dalam fasa amorf dan katalis bersifat kristalin. Berikut ini adalah langkah-langkah pengunaan furnace : 1. Sampel disiapkan. 2. Sampel dimasukkan ke dalam tungku pemanas (furnace). 3. Alat tungku dihubungkan dengan sumber tegangan, kemudian setting alat dalam keadaan hidup atau "ON". 4. Tungku diatur (setting) sesuai dengan perlakuan pada sampel. 5. Tungku pemanas dimatikan ketika proses telah selesai. 6. Sampel dikeluarkan dari tungku pemanas. Sampel dipanaskan dari suhu 25 o C hingga mencapai suhu 300 o C dengan kenaikan suhu 5 o C/menit. Setelah mencapai suhu yang diinginkan (300 o C) suhu ditahan selama 2 jam (120 menit). Selanjutnya alat furnace akan menghentikan pemicu kenaikan dan penahanan suhu, kemudian secara otomatis suhu di dalam furnace akan turun kembali secara perlahan hingga mencapai suhu kamar (25 o C).

37 6. Uji Reaksi Transesterifikasi Untuk mengevaluasi aktivitas katalitik zeolit, dilakukan serangkaian percobaan transesterifikasi menggunakan metode yang telah digunakan sebelumnya (Darnoko et al., 2000; Ogawa et al., 2004; Abreua et al., 2004; Kusmiyati, 1999). a. Pengaruh Nisbah Katalis Terhadap Minyak Kelapa Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan jumlah katalis sebesar 5% yang ditambahkan ke dalam minyak kelapa dan metanol dengan perbandingan mol 1:4 dan dilakukan pengadukan sambil direfluks dengan suhu 70 o C selama 120 menit. Parameter keberhasilan reaksi adalah rendemen produk yang dihasilkan. b. Pengaruh Waktu Percobaan ini dilakukan dengan waktu yang berbeda, yakni selama 30, 60, 90 dan 120 menit, untuk mendapatkan waktu terbaik. c. Analisis Biodiesel Untuk menguji kelayakan biodiesel sebagai bahan bakar aplikasi, sampel yang sama juga dianalisis untuk menentukan parameter teknis meliputi flash point, cetane number, viskositas dan massa jenis berdasarkan SNI 04-7182-2006.

38 1. Analisis Flash Point Biodiesel Langkah-langkah untuk analisis flash point biodiesel adalah sebagai berikut : 1. Sampel dimasukkan ke dalam mangkok uji hingga garis batas pengujian 2. Suhu sampel dan mangkok uji diatur sekitar 18 0 C di bawah kisaran perkiraan suhu flash point sampel 3. Mangkok uji ditutup 4. Cahaya nyala dihidupkan dan diatur intensitasnya (kenaikan suhu diatur sebesar 5-6 o C/menit dan sampel diaduk dengan menggunakan alat pengaduk pada kecepatan 90 120 rpm) 5. Pengadukan dihentikan dan gas pembakar ditambahkan dengan mengoperasikan penutup mangkok uji. 2. Analisis Viskositas Biodiesel Viskositas diukur dengan menggunakan viskometer Oswald di bawah pengaruh gravitasi pada suhu yang telah ditentukan. Langkah-langkah untuk analisis viskositas biodiesel adalah sebagai berikut : 1. Sampel disaring dengan filter berukuran 75 μm 2. Viskometer diisi dengan contoh lalu diletakkan di dalam bak (suhu bak viskometer dinaikkan pada 15-100 o C hingga diperoleh kisaran waktu 30 menit)

39 3. Pada kondisi viskometer telah mencapai kondisi yang diinginkan maka ketinggian sampel dengan kapiler disesuaikan dengan menggunakan pompa hisap hingga melebihi sedikit garis batas (m) 4. Sampel dibiarkan turun serta dihitung waktu sampai tanda batas (n) (waktu yang diukur adalah waktu miniskus untuk melewati waktu dari sasaran pertama (m) menuju waktu sasaran kedua (n). Gambar 8. Viskometer Ostwald (alat untuk mengukur viskositas)

40 Pengukuran dilakukan dua kali. Nilai viskositas kemudian dihitung dengan rumus : μ = C x t Keterangan : μ : viskositas kinematik (mm 2 /s) C : konstanta kalibrasi viskometer (mm 2 /s 2 ) t : waktu alir sampel dari batas atas ke batas bawah (s) 3. Analisis Densitas Biodiesel Prinsip kerja dari penentuan densitas adalah perbandingan massa contoh tanpa udara pada suhu dan volume tertentu dengan massa air pada suhu dan volume yang sama. Langkah-langkah untuk analisis densitas biodiesel adalah sebagai berikut : 1. Piknometer kosong dikeringkan di dalam oven kemudian ditimbang terlebih dahulu 2. Lalu piknometer diisi dengan aquadest suhu 20 o C kemudian disimpan dalam water bath pada suhu 25 o C selama 30 menit 3. Piknometer kemudian diangkat, dikeringkan, dan ditimbang (berat akuades diperoleh dari selisih berat piknometer berisi akuades dan berat piknometer kosong) 4. Pada tahap selanjutnya sampel minyak didinginkan sampai suhu 20 o C

41 5. Kemudian minyak dimasukkan ke dalam piknometer yang sebelumnya telah dibersihkan dan dikeringkan hingga meluap dan tidak terbentuk gelembung udara 6. Bagian luar piknometer dikeringkan dan piknometer ditempatkan di dalam water bath pada suhu konstan 25 o C selama 30 menit 7. Piknometer diangkat dari water bath lalu dikeringkan, dan ditimbang (berat sampel diperoleh dengan menghitung selisih berat piknometer berisi sampel dan berat piknometer kosong) Densitas dihitung dengan rumus : Densitas = x ρ air Keterangan : W 1 : berat sampel (g) W 2 : berat aquadest (g) ρ air : densitas air (g/ml) 4. Analisis Gas Chromathography-Mass Spectroscopy (GC-MS) Produk yang dihasilkan dari kondisi optimum reaksi transesterifikasi minyak kelapa dianalisis dengan menggunakan Gas Chromathography-Mass Spectroscopy (GC- MS). Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi komponen dalam produk, dan secara khusus untuk melihat apakah semua trigliserida yang terdapat dalam minyak

42 nabati mampu diubah menjadi mono ester. Adapun langkah-langkah penggunaan GC-MS sebagai berikut: 1. Transformator/power supply dinyalakan, kemudian tombol on ditekan pada alat GC-MS, berturut-turut untuk power pada Ion Gauge (I.G.), MS, dan GC. Gas He dialirkan, dan dihidupkan pula komputer, monitor, dan printer. 2. dipilih menu Class-5000, klik vacuum control, dan auto start up dijalankan. 3. GC-MS monitor diaktifkan, set temperatur injector, kolom, dan detector. Kemudian ditunggu hingga tekanan vakum di bawah 5 kpa 4. Tuning diaktifkan, diklik auto tune, load method yang akan digunakan, kemudian diklik start dan ditunggu beberapa saat sampai hasilnya diprint-out, setelah selesai diklik close tuning 5. Method development diaktifkan, set GC parameter, set MS parameter, save method yang telah dideskripsikan, kemudian diklik exit. 6. Real Time Analysis diaktifkan, dipilih single sample parameter, kemudian diisi dengan deskripsi yang diinginkan 7. Dilakukan Send Parameter. ditunggu sampai GC dan MS ready, kemudian dilakukan injeksi sampel. 8. ditunggu sampai analisa selesai 9. Post Run Analysis diaktifkan, kemudian dipilih Browser untuk analisis sampel secara kualitatif. 10. Dilakukan pengaturan peak top comment (peak label), dan reintegrasi Load file yang dianalisa. Kemudian dipilih display spectrum search pada peak tertentu dan dilakukan report pada bagian yang diinginkan.

43 Untuk mengakhiri, temperatur injector, kolom, dan detector pada GC-MS monitor didinginkan sampai temperatur ruangan (30 o C). Bila sudah tercapai, vacum control diklik dan dilakukan auto shut down. Perangkat alat dimatikan dengan urutan : komputer, GC, MS, IG, dan gas He. 7. Karakterisasi Katalis a. Karakterisasi dengan XRD (X-Ray Diffraction) Karakterisasi dengan XRD dilakukan untuk menganalisis pengaruh suhu kalsinasi terhadap struktur kristalografi sampel zeolit, apakah sampel bersifat amorf atau kristalin. Sumber sinar radiasi menggunakan K α dari Cu. Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis menggunakan XRD adalah sebagai berikut: 1. Sampel yang akan dianalisis disiapkan dan direkatkan pada kaca, kemudian dipasang pada tempatnya yang berupa lempeng tipis berbentuk persegi panjang (sampel holder) dengan bantuan malam (lilin perekat). 2. Sampel yang disimpan dipasang pada sampel holder kemudian dilekatkan pada sampel stand dibagian goniometer. 3. Parameter pengukuran dimasukkan pada software pengukuran melalui komputer pengontrol, yaitu meliputi penentuan scan mode, penentuan rentang sudut, kecepatan scan cuplikan, memberi nama cuplikan dan memberi nomor urut file data.

44 4. Alat difraktometer dioperasikan dengan perintah Start pada menu komputer, dimana sinar-x akan meradiasi sampel yang terpancar dari target Cu dengan panjang gelombang 1,5406 Å. 5. Hasil difraksi dapat dilihat pada komputer dan intensitas difraksi pada sudut 2 tertentu dapat dicetak oleh mesin printer. 6. Sampel dari sampel holder diambil setelah pengukuran cuplikan selesai. b. Karakterisasi dengan SEM-EDX (Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive X-ray Spektrometer) Analisis menggunakan SEM dilakukan untuk mengetahui morfologi permukaan sampel dan ukuran partikel. Analisis menggunakan SEM-EDX ini dilakukan pada semua sampel zeolit yang dihasilkan. Adapun langkah-langkah dalam uji SEM-EDX ini adalah sebagai berikut: 1. Sampel yang akan dianalisis disiapkan dan direkatkan pada spesimen holder (Dolite, double sticy tape). 2. Sampel yang telah dipasang pada holder kemudian dibersihkan dengan Hand Blower. 3. Sampel dimasukkan dalam mesin couting untuk diberi lapisan tipis yang berupa gold-poladium selama 4 menit sehingga menghasilkan lapisan dengan ketebalan 200-400 Å. 4. Sampel dimasukkan ke dalam Specimen Chamber.

45 5. Pengamatan dan pengambilan gambar pada layer SEM-EDX dengan mengatur pembesaran yang diinginkan. 6. Penentuan spot untuk analisis pada layer SEM-EDX. 7. Pemotretan gambar SEM-EDX. c. Karakterisasi dengan BET (Brunauer-Emmett-Teller) Untuk mengetahui luas permukaan spesifik, volume total pori, dan rata-rata jari-jari pori sampel silika (kontrol) dan sampel katalis logam-silika yang mempunyai aktivitas terbaik dalam reaksi esterifikasi maka dilakukan analisis menggunakan BET. Langkah-langkah kerjanya adalah sebagai berikut : 1. Tombol pemilih adsorbat dipastikan pada arah tank. 2. Gas nitrogen dari tabung dialirkan dengan memutar (berlawanan arah jarum jam) kran tabung gas. 3. Listrik dihidupkan dengan menghidupkan stabilizer. 4. Pompa vakum dihidupkan dengan menekan tombol merah pada magnetik kontaktor. 5. Power alat (NOVA-1000) dihidupkan, kemudian ditunggu sampai muncul menu utama pada layar LCD. 6. Pengukuran yang diinginkan dilakukan dengan mengikuti menu program pada layar LCD.