BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem kampanye Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi Ahok) Dalam Memenangi Pemilihan Gubernur DKI 2012 menarik untuk di kaji, karena sistem kampanye itu terbukti berhasil membawanya sebagai pemenang. Kemenangan Jokowi Ahok menjadi fenomena, karena dalam kampanyenya, pemasangan iklan tidak dilakukan secara berlebihan sebagaimana beberapa kandidat kepala daerah lainnya ketika menjalani kampanye. Sehubungan dengan hal itu, peneliti berusaha untuk mengkaji lebih dalam tentang sistem kampanye atau mesin politik yang di lakukan oleh Jokowi Ahok dalam memenangi Pemilihan Gubernur DKI 2012. Sistem dalam penelitian ini lebih di artikan sebagai bentuk dan cara atau metode. Anwar Arifin menyatakan, istilah sistem di serap dari kata system dalam bahasa inggris yang artinya cara atau metode. 1 Sistem juga di artikan sebagai satu kesatuan, terdiri dari unsur-unsur yang saling bergantung satu dengan lainnya. Unsurunsur itu juga dinamakan bagian-bagian atau subsistem-subsistem. Setiap bagian atau subsistem memiliki fungsi tertentu, yang mungkin berbeda dengan lainnya. Setiap bagian atau subsistem memiliki fungsi tertentu, yang mungkin berbeda dengan lainnya. Meskipun berbeda, namun satu bagian dengan bagian lainnya tidak dapat di pisahkan, karena bagian-bagian itu saling berkaitan dan saling melengkapi satu sama lainnya. Mekanisme itulah yang di sebut sistem dalam penelitian ini. 2 Dalam teori sistem terdapat tiga level sistem, yaitu suprasistem, struktur dan fungsi. Suprasitem disini diartikan sebagai aturan yang dijadikan acuan untuk 1 Anwar Arifin, Sistem Komunikasi Indonesia. Simbiosa Rekatama Media. Hal.26 2 Ibid 1
menyelenggarakan pemilu, 3 dan pemilukada 4. Sedangkan struktur adalah susunan dari personel yang di tempatkan dalam sistem, dan fungsi (fungsional) ialah yang berkaitan dengan tindakan atau perilaku. 5 Hubungan suprasistem dan struktural dalam suatu organisasi pada umumnya bersifat vertikal, sedangkan hubungan fungsional menunjukkan hubungan yang bersifat horizontal. Mengenai kampanye, pengertiannya pun cukup banyak dan luas. Namun dalam penelitian ini secara umum dijelaskan bahwa kampanye yang dimaksud adalah Kampanye Pemilihan Umum Kepala Daerah. Kampanye itu bertujuan untuk mengubah atau memperkuat perilaku rakyat dalam memilih kandidat. 6 Pada hakikatnya kampanye adalah tindakan komunikasi yang bersifat goal oriented atau berorientasi pada hasil. Dalam kegiatan kampanye selalu ada tujuan yang hendak di capai. Pencapaian tujuan tersebut tentu saja tidak dapat dilakukan melalui tindakan sekenanya, melainkan harus di dasari pengorganisasian tindakan secara sistematis dan strategis. 7 Dalam kampanye juga dilakukan fungsi Public Relations. Fungsi Public Relations yang dimaksud disini ialah suatu hubungan (komunikasi) timbal balik atau komunikasi dua arah. 8 Adapun penjelasan lain mengenai kampanye adalah kampanye politik. Kampanye politik disini di artikan sebagai sebuah bentuk komunikasi politik yang terorganisasi dalam waktu tertentu. Kampanye politik dapat dilakukan oleh perseorangan atau sekelompok orang ataupun organisasi politik untuk memperoleh dukungan politik dari rakyat. Kampanye politik merupakan salah satu agenda dalam keseluruhan proses pemilu, pemilukada dan pilpres yang memiliki peraturan tersendiri 3 Undang-undang No.15 Tahun 2011, tentang penyelenggara pemilihan umum. 4 Peraturan KPU No.14 Tahun 2010 Tentang Kampanye Pemilukada 5 Anwar Arifin, lebih lanjut baca Sistem Komunikasi Indonesia. Hal.27 6 Antar Venus. Manajemen Kampanye. Simbiosa rekatama media. hal.9 7 Logjid.26 8 Anwar Arifin, Public Relations.Pustaka Indonesia.2007. Hal.6 2
yang didalamnya terdapat jadwal, tata caranya, pengawasan dan sanksi-sanksi jika terjadi pelanggaran. 9 Merujuk pada pengertian sistem dan kampanye yang telah diterangkan sebelumnya, maka sistem kampanye yang dimaksud dalam penelitian ini adalah serangkaian tindakan yang terencana, terorganisasi, sistematis dan mengacu pada peraturan yang bersumber pada Undang-Undang Penyelenggaraan Pemilu dan Peraturan KPU tentang Pemilukada. Jokowi Basuki menjadi fenomena baru di DKI, karena pasangan itu adalah pasangan yang berasal dari luar DKI, dan pasangan yang tidak memahami betul seluk beluk keadaan DKI secara luas, dan pasangan itu bukan merupakan mantan birokrat yang lama berkarir di lingkup DKI sebagaimana beberapa pasangan lainnya. Jokowi Basuki adalah pasangan yang juga tidak diunggulkan sebelumnya oleh beberapa Lembaga Survei besar di Indonesia, namun fakta empiris membuktikan pasangan itu berhasil mengungguli empat pasangan Calon lain di putaran pertama, kemudian lolos masuk ke putaran kedua bersama pasangan lain yakni petahana. Namun di putaran kedua Jokowi Basuki berhasil menyingkirkan petahana, sehingga Jokowi Basuki berhasil memenangi Pemilukada tersebut. Berdasarkan latar belakang itu sehingga peneliti merasa tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang sistem kampanye yang di gunakan oleh Jokowi Basuki pada Pemilukada DKI tahun 2012. Peneliti menjadikan DKI sebagai tempat penelitian di dasari alasan karena wilayah DKI merupakan daerah pusat pemerintahan. Selain sebagai pusat pemerintahan kota, wilayah DKI juga terdapat pusat pemerintahan atau lebih dikenal dengan sebutan Pemerintah Pusat. Hal itu pula merupakan suatu keunikan yang 9 Anwar Arifin, Komunikasi Politik. Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia.Graha Ilmu, Yogyakarta. Hal.153 3
dimiliki DKI, yang mana di Provinsi lain tidak terdapat hal yang sama. Oleh karenanya, perhatian publik juga lebih banyak tertuju di wilayah DKI. 1.2 Fokus Penelitian Keberhasilan Jokowi Basuki unggul pada putaran pertama bersama petahana sekaligus mengalahkan empat pasangan lainnya, menyebabkan pasangan Jokowi Basuki berhak untuk masuk pada putaran kedua. Pada putaran kedua Jokowi Basuki berhasil unggul dan mengalahkan petahana. Kalahnya petahana di putaran kedua sekaligus menjadikan Jokowi Basuki sebagai Pemenang pada Pemilukada DKI 2012. Keberhasilan itu menandakan bahwa sistem kampanye yang di gunakan Jokowi Basuki terbukti berhasil, sehingga yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini, Mengapa sistem kampanye yang di gunakan Jokowi Basuki berhasil memenangi Pemilukada DKI 2012, serta bagaimana bentuk dan metode kampanyenya?. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui sistem kampanye Jokowi Basuki Dalam Memenangi Pemilukada DKI 2012. Pengambilan fokus tersebut dilatari kenyataan empiris bahwa kampanye yang dilakukan Jokowi Basuki berhasil memenangi Pemilukada DKI, sehingga Jokowi Basuki berhasil menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI periode 2012-2017. 1.3.2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan sistem kampanye Jokowi Basuki Dalam Memenangi Pemilukada DKI 2012, karena bentuk dan metode kampanye yang digunakan terbukti berhasil memenangi Pemilukada DKI yang berlangsung hingga dua putaran. Dimana pada putaran pertama Jokowi Basuki dan Petahana unggul 4
bersamaan, sehingga keduanya berhak masuk ke putaran kedua. Namun pada putaran kedua, petahana berhasil di singkirkan dan Jokowi Basuki unggul sebagai pemenang. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Aspek Akademis Secara akademis diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi ilmiah dan memperkaya ilmu komunikasi, khususnya mengenai sistem kampanye pada Pemilukada tingkat provinsi yang penyelenggaraannya setiap lima tahun sekali berlangsung di semua provinsi yang ada di negeri ini. 1.4.2 Aspek Praktis Adapun mengenai aspek praktis diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangsih terkait sistem kampanye yang digunakan dalam rangka memenangi kontestasi Pemilukada di tingkat provinsi. Di harapkan juga dapat menambah pengetahuan khususnya terkait bentuk dan metode kampanye yang digunakan untuk memenangi kontestasi Pemilukada, mulai dari tingkat kabupaten/kota maupun tingkat Provinsi sebagaimana yang di ikuti oleh Jokowi Basuki pada Pemilukada DKI 2012. Sumbangsih lain yang diharapkan dalam penelitian ini adalah, diharapkan penelitian ini dapat menjadi contoh atau rujukan bagi calon-calon kepala daerah di provinsi lain yang ingin bersaing pada Pemilukada jika di perlukan. 5