Standard Operating Procedure STANDAR KENDARAAN SARANA (LIGHT VEHICLE)

dokumen-dokumen yang mirip
STANDAR USAHA ANGKUTAN JALAN WISATA. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. I PRODUK A. Mobil Bus Wisata

MANAJEMEN LALU LINTAS (TRAFFIC MANAGEMENT)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI

Mengenal Undang Undang Lalu Lintas

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : SK.523/AJ.402/DRJPD/2015 Tanggal : 25 Februarai 2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG KENDARAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG KENDARAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Tanggung Jawab Dasar Pengemudi

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN

CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1993 TENTANG KENDARAAN DAN PENGEMUDI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1993 TENTANG PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

227, No Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek; Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angku

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.2574/AJ.403/DRJD/2017

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN. (Kepala keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit)

KUEISONER PENELITIAN PENERAPAN SAFETY RIDING PENGGUNA SEPEDA MOTOR PADA MAHASISWA UNIVERSITAS ESA UNGGUL TAHUN 2016

PERSYARATAN BANGUNAN UNTUK PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. PT DHL Supply Chain Indonesia adalah salah satu perusahaan layanan jasa

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA

KODE UNIT : O JUDUL UNIT

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 2009/96, TLN 5025]

BUPATI BULUNGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 08 TAHUN 2013 TENTANG PERLENGKAPAN ANGKUTAN UMUM ORANG

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG SURAT IZIN MENGEMUDI DAFTAR LAMPIRAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

2 Peraturan Menteri Perhubungan tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 98 Tahun 2013 Tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan

OPERASIONAL JEMBATAN TIMBANG DAN RAMPCHECK KENDARAAN BERMOTOR DALAM RANGKA ANGKUTAN LEBARAN 2017

MENGEMUDI PADA JALAN LOGGING

Smart Driving - Pedoman Mengemudi Aman dan Efisien

2. DETONATOR 1. DEFINISI BAHAN PELEDAK

SISTEM ID KIMPER (ID KIMPER SYSTEM)

Gambar Lampu kepala

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN OBJEK

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG KENDARAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODE PENELITIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1993 Tentang : Kendaraan Dan Pengemudi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Aircraft stand number designation. Gambar :

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Standar Keselamatan Sepeda Motor Roda Dua

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Standar Keselamatan Sepeda Motor Roda Tiga

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA. (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor 2 Tahun 2001 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Kelayakan kendaraan angkutan barang dalam pelaksanaan pengangkutan di

TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

Lampiran 1 DENAH INSTALASI ICU. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Electronic brake force distribution

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN. NOMOR : 14 TAHUN 2007 KM. 74 Tahun 1990 TENTANG KENDARAAN PENGANGKUT PETI KEMAS DI JALAN

BAB VI PENUTUP 6.1 KESIMPULAN

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

KRONOLOGI DOKUMEN Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun 2012 DAFTAR ISI

Detail denda lalu lintas berserta pasal ( tilang ),

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN

SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN I

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam

STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) ANGKUTAN PEMADU MODA TRAYEK BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU BANGKINANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN

2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5422); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 34

Page 1 of 5 KODE ETIK AKSES JIS

CRITICAL CARE UNIT. Berfikir kritis bagaimana tanda-tanda shock yang selalu kita hadapi dalam kegawatdaruratan medis di Unit Gawat Darurat

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

128 Universitas Indonesia

P E N J E L A S A N ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN UMUM PERSYARATAN

Contoh marka dan pencahayaan struktur tinggi 8-65

KONDISI GEDUNG WET PAINT PRODUCTION

KAJIAN KINERJA PELAYANAN BUS AKDP PATAS DAN EKONOMI PADA TRAYEK SURABAYA - MALANG

Tujuan penggunaan ambulance

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pelaksanaan Pengujian Berkala Kendaran Bermotor

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 13

STANDAR USAHA TAMAN REKREASI. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Tempat dan Ruang

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

MODIFIKASI SISTEM HEADLAMP LIVINA DENGAN PERGERAKAN ADAPTIVE

DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TENGAH KEGAGALAN SISTEM PENGEREMAN KENDARAAN BERMOTOR ANGKUTAN UMUM BIDANG LALU LINTAS JALAN

PERANCANGAN SISTEM PEMADAM TERINTEGRASI DAN ANALISA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LISTRIK PADA ELECTRICITY BUILDING PLANT DAN SERVER ROOM (PT

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB VIII PENUTUP. bahan bakar berasal dari gas berupa: LPG. generator, boiler dan peralatan masak di dapur.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas

Perpustakaan Unika SKALA DISIPLIN

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya jumlah dan kualitas dari udara yang dikondisikan tersebut dikontrol.

KAJIAN KINERJA OPERASIONAL DAN PELAYANAN ANGKUTAN KARYAWAN DI KAWASAN INDUSTRI JABABEKA I CIKARANG

TEKNIK LALU LINTAS EKONOMI KEGIATAN PERPINDAHAN/PERGERAKAN ORANG DAN ATAU BARANG POL KAM KEBUTUHAN AKAN ANGKUTAN PERGERAKAN + RUANG GERAK

Transkripsi:

KAPAN DIGUNAKAN Prosedur ini digunakan pada saat akan memasukkan atau menggunakan kendaraan sarana (light vehicle) di seluruh area kerja PT ABB TUJUAN Tujuan dari prosedur ini adalah untuk menjelaskan kebijakan perusahaan dan prosedur yang berkaitan dengan standar keselamatan kendaraan sarana (Light Vehicle). Prosedur ini juga menggariskan syarat minimum untuk kendaraan sarana yang digunakan diseluruh area proyek PT ABB. Persyaratan ini didasarkan pada aspek keselamatan kerja untuk pengoperasian kendaraan sarana oleh PT ABB. Halhal yang digariskan di bawah ini merupakan persyaratan minimum yang harus dilaksanakan baik untuk kendaraan yang dimiliki atau disewa. Jika ada persyaratan lain yang diminta pada suatu site tertentu, maka pelaksanaannya harus lebih tinggi dari standar yang telah digariskan pada prosedur ini DEFINISI Kendaraan Sarana Kendaraan dengan daya angkut sampai maksimum 4 ton termasuk penumpang. Disebut juga sebagai LV (Light Vehicle) Persyaratan Eksternal Segala sesuatunya yang terpasang diluar kendaraan Persyaratan Internal Kendaraan Site Harus / Wajib Dianjurkan /Seharusnya Segala sesuatunya yang terpasang dalam kendaraan Kendaraan yang dibeli khusus untuk penggunaan di suatu proyek Dimana suatu persyaratan harus/wajib dilakukan Dimana suatu persyaratan mempunyai pilihan Page 2 of 7

TANGGUNG JAWAB Pengemudi segala kendaraan (yang dimiliki atau disewa oleh ABB) bertanggungjawab agar kendaraannya sudah terdaftar, dan semua servis dilakukan secara rutin, tekanan udara ban dan kondisi ban serta cairan oli/pendingin sudah diperiksa, dan semua kerusakan mekanis telah diperbaiki segera. Semua pengendara wajib memiliki SIM yang masih berlaku dan sesuai untuk jenis kendaraan yang dioperasikannya. Pengemudi wajib melakukan pre start check setiap hari pada waktu pagi hari untuk memastikan kondisi kendaraan aman digunakan. Pengemudi dilarang mengoperasikan kendaraan yang mempunyai kerusakan sistem pengereman, sistem steering dan seat belt. PERSYARATAN LUAR WARNA Semua warna kendaraan yand ada di site dianjurkan menggunakan warna putih (bila tersedia) Jika warna putih tidak tersedia maka warna terang berikutnya akan dipilih, yaitu silver muda. NOMOR IDENTIFIKASI Semua kendaraan milik ABB yang ada di site diberikan sebuah nomor yang unik untuk pengidentifikasian unit. Tempelan yang digunakan untuk penomoran ini mempunyai tinggi 12,5 cm dan panjang 30 cm yang dapat diperoleh dari HSE. Nomor identifikasi harus ditempel pada pintu depan kendaraan pada sisi kanan dan kiri yang dekat dengan batas kaca jendela dan dua di masing-masing nomor polisi depan belakang. Page 3 of 7

GARIS REFLEKTIF Semua kendaraan site harus dipasang garis reflektif (Reflective tape schotlite) di setiap sisi sampai pada bagian depan dan belakang kendaraan. Warna garis reflektif adalah warna putih atau silver BENDERA (BUGGY WHIP) Semua kendaraan site harus memiliki bendera yang dipasang pada bemper depan atau roof bar seperti yang terdapat bawah ini. Ketinggian bendera minimum harus 3,5 meter diukur dari permukaan tanah LAMPU STROBE/ROTARY Lampu Strobe warna KUNING harus dipasang pada setiap kendaraan site. Lampu ini dipasang pada roof bar atau head board seperti pada tambahan lampu belakang. Lokasi penempatan lampu ini dipasang diantara lampu tambahan tersebut. Lampu strobe harus memiliki saklar on-off yang terletak didalam kabin dan mudah dijangkau oleh pengemudi dalam standar situasi pengoperasian yang normal. ALARM MUNDUR (REVERSE ALARM) Kendaraan site harus dilengkapi dengan alarm mundur yang mengeluarkan suara. Alarm mundur yang dianjurkan adalah yang bertipe automatic variable. Alarm ini akan menyesuaikan kekuatan suara sebesar 5 db diatas suara disekitarnya, atau tipe constant level yang berkekuatan suara 97 db atau lebih. Alarm mundur ini harus dipasang pada roof bar diatas kendaraan site atau pada tempat yang aman. ROLL OVER PROTECTION SYSTEM (ROPS) Seluruh kendaraan utilitas proyek terutama yang digunakan untuk operasional proyek di dalam pit yang tidak terdapat ROPS dari pabrikan harus dilengkapi dengan Roll Bar. Roll Bar tersebut harus dirancang secara khusus untuk keselamatan penumpang pada waktu kendaraan terguling. Untuk kendaraan non PIT tidak diwajibkan menggunakan roll bar. Page 4 of 7

BAN Semua kendaraan yang dibeli harus dipasang dengan ban standar off road. Semua kendaraan yang disewa harus memiliki tread yang cukup dan merupakan persyaratan legal pada waktu penyewaan. Batas minimum 5mm yang diukur dengan alat wear block. Semua ban pada kendaraan ABB atau yang disewa harus diganti apabila ketinggian tread sudah mencapai 3 mm (sebesar satu pentul korek). PERSYARATAN INTERNAL KACA FILM Kaca film yang dipasang pada kendaraan di site kadarnya tidak boleh lebih dari peraturan di Indonesia yaitu 40%. Nilai ini mengindikasikan bahwa 40% dari sinar cahaya yang masuk akan diserap (difilter) dan 60% selebihnya diteruskan kedalam kendaraan. Kaca film bukan dari tipe yang reflektif (seperti kaca). Kendaraan kantor yang dipasangi kaca film, kadarnya tidak boleh melebihi batas 60% level. Ini untuk meningkatkan keamanan berkendaraan di daerah yang padat populasinya. Kaca depan hanya dapat dipasang kaca film setinggi maximum 200mm dari sisi atas kaca. Kaca film tidak boleh dipasang ditempat lainnya pada kaca depan. RADIO KOMUNIKASI Semua kendaraan harus dilengkapi dengan radio komunikasi dua arah dan menggunakan jalur frekuensi yang telah ditentukan oleh Perusahaan. Penggunaan radio akan diatur dalam prosedur tersendiri ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR) Semua kendaraan harus dilengkapi dengan APAR minimal ukuran 1 kg yang ditempatkan didalam kabin. Penempatan APAR ini harus dapat dijangkau dengan mudah. APAR harus selalu diperiksa dan diuji secara berkala sesuai dengan peraturan yang berlaku di site. Kendaraan tidak dibatasi hanya dengan satu APAR, jika perlu lebih dari satu APAR dapat dipasang pada kendaraan, tergantung dari besar kecilnya resiko kebakaran Page 5 of 7

KOTAK P3K (FIRST AID) Semua kendaraan harus dilengkapi dengan kotak P3K yang memadai AIR CONDITIONING Semua kendaraan site dianjurkan untuk dilengkapi dengan Air Conditioner (AC). Semua kendaraan kantor harus dilengkapi dengan Air Conditioner (AC) SABUK PENGAMAN (SEAT BELT) Semua kendaraan yang dioperasikan oleh PT ABB harus dilengkapi dengan sabuk pengaman (Safety Belt). Semua orang yang menggunakan atau menumpang kendaraan yang dioperasikan PT ABB wajib menggunakan sabuk pengaman. Jika sabuk pengaman yang memadai tidak dapat dipasang pada sebuah tempat duduk, maka tempat duduk tersebut harus dilepas dan tidak diperbolehkan untuk digunakan atau dilengkapi dengan sabuk pengaman. Sabuk Pengaman (Seat Belt) SEGITIGA KESELAMATAN & TRAFIC CONE Seluruh kendaraan harus dilengkapi satu set segitiga keselamatan atau traffic cone untuk digunakan pada saat kondisi kerusakan darurat diperjalanan. Pada kondisi lapangan khususnya di area pit, maka kendaraan harus dilengkapi dengan traffic cone 2 buah agar mudah terlihat oleh pengguna lain Segitiga Keselamatan Traffic cone Page 6 of 7

Lampiran I DAFTAR REGISTRASI NOMOR KENDARAAN Departemen Ka. Departemen Seksi Sub Seksi Project Management AB - 1 - - Kepala Cabang AB - 2 AB 21...dst AB 211...dst Engineering AB 3 AB 31...dst AB 311...dst Operation AB 4 AB 41...dst AB 411...dst Eksplorasi AB 5 AB 51...dst AB 511...dst HSE AB 6 AB 61...dst AB 611...dst Adm / GA AB 7 AB 71...dst AB 711...dst Page 7 of 7