ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA SPBU GEDOG. Yogaswara Dewa Siti Sunrowiyati

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA. Abstrak

ABSTRAK : Tujuan penelitian, ialah untuk mengetahui pada perusahaan semen yang terdaftar di

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL,Tbk (PERIODE )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. RAKABU SEJAHTRA DI SRAGEN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN (Studi Kasus PT Astra International Tbk)

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN AKTIVITAS PADA PT KERSA GUNUNG WASADA SAMARINDA. Endah Septiana Michael Hadjaat

c. Berdasarkan Rasio Aktivitas d. Berdasarkan Rasio Profitabilitas DAFTAR PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

ANALISA LAPORAN KEUANGAN CV. DUNIA WARNA KARANGANYAR TAHUN ELLISA dan SUPRIHATI STIE AAS Surakarta

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARUS KAS DAN KESESUAIAN LAPORAN ARUS KAS BERDASARKAN PSAK NO 2 PADA PT PETROSINDO KALBAR

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN ROKOK (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode )

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. suatu proses untuk menghasilkan sesuatu (output) atau pencapaian suatu tujuan

ANALISIS KINERJA BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BANK SUL-SELBAR CABANG PALOPO

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

ANALISIS RASIO RLS (RENTABILITAS, LIKUIDITAS, DAN SOLVABILITAS) PADA KUD DWI TUNGGAL KECAMATAN BULUS PESANTREN KABUPATEN KEBUMEN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG

Eka Puji Purnama Sari, Nurul Qomari, Widya Susanti Progam Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Bhayangkara Surabaya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Volume 1 No 1 Juli 2017

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS GUNA MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PT. VEPO INDAH PRATAMA GRESIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 KINERJA KEUANGAN PADA KANTOR PUSAT CREDIT UNION KELING KUMANG BERDASARKAN RASIO SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS

BAB I PENDAHULUAN. yang masih belum stabil mempengaruhi kondisi perusahaan-perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

III. METODE PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB IV KESIMPULAN. Tabel 4.1 PT XL AXIATA TBK DAN ENTITAS ANAK. Rasio Profitabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas.

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

Kinerja Keuangan Organisasi Laba ( Studi Kasus PT. Garuda Multi Valasindo Jakarta )

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Profitabilitas menurut Wiagustini (2010) adalah kemampuan perusahaan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT KALBE FARMA TBK. : DWI PRATIWI NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Rino Rinaldo, SE.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Profitabilitas menurut Wiagustini (2010) adalah kemampuan perusahaan

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PADA PT ZEBRA NUSANTARA, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA KPRI IKHLAS KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI

Arbaniah 1. Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Rasio Keuangan, Pertambangan. Universitas Mulawarman.

EVALUASI KINERJA KEUANGAN PT IS TAHUN MENGGUNAKAN ANALISIS RASIO KEUANGAN

Oleh Deddy Kurniawan Sugeng Rianto Fakultas Ekonomi Universitas Semarang

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI DASAR DALAM PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PT. BUDI SATRIA WAHANA MOTOR

KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI TIM PENGGERAK PKK KECAMATAN SEKOLAQ DARAT

BAB 5 PENUTUP. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

Transkripsi:

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA SPBU GEDOG Yogaswara Dewa Siti Sunrowiyati STIE Kesuma Negara Blitar Abstrak : Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan. Untuk mengetahui kinerja keuangan diperlukan analisis laporan keuangan dengan menggunakan analisis rasio keuangan yang meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio profitablitas Analisis rasio digunakan untuk menilai kinerja perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan yang kemudian laporan keuangan tersebut dievaluasi dan dari hasil evaluasi tersebut akan didapatkan suatu informasi mengenai kondisi dan kinerja keuangan perusahaan pada masa lalu, saat ini, dan kemungkinan pada masa yang akan datang. Rasio-rasio keuangan memberikan indikasi tentang kekuatan keuangan suatu perusahaan. Oleh sebab itu penulis mengambil judul penelitian Analisis Rasio Keuangan Sebagai Alat Penilaian Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan Pada CV. Artika. Untuk mengatasi masalah di CV. Artika diperlukan penganalisisan laporan keuangan yang meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktifitas, rasio profitabilitas. Dengan menggunakan rasio rasio tersebut maka diharapkan dapat mengetahui tingkat presentase kinerja perusahaan pada periode 2010-2014. Kata Kunci : Rasio Keuangan, Kinerja Keuangan PENDAHULUAN Laporan keuangan perusahaan merupakan hasil dari suatu proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk komunikasi dengan pengguna laporan keuangan dan juga digunakan sebagai alat pengukur kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan. Untuk mengetahui kinerja keuangan diperlukan analisis laporan keuangan dengan menggunakan analisis rasio keuangan yang meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio profitablitas. Data utama sebagai input dalam analisis rasio ini adalah laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan (neraca) perusahaan. Dengan kedua laporan ini akan dapat ditentukan sejumlah rasio dan selanjutnya rasio ini dapat digunakan untuk menilai beberapa aspek tertentu dari operasi perusahaan. 185

Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 3, No. 2 (2016) Rasio-rasio keuangan memberikan indikasi tentang kekuatan keuangan suatu perusahaan. Keterbatasan analisis rasio timbul dari kenyataan bahwa setiap rasio diujisecara terpisah. Hasil analisis laporan keuangan akan membantu dalam berbagai hubungan serta kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai prediksi masa depan perusahaan apakah dapat bertahan atau tidak. Dalam rangka untuk mengetahui apakah telah melakukan proses pemaksimalan kinerja keuangannya, maka diperlukan penganalisisan laporan keuangan untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan pada periode 2010-2014.. Mengingat tajamnya kompetisi dan banyaknya pesaing SPBU-SPBU lain perusahaan perlu mengolah keuangannya agar mampu bersaing dan mengimbanginya. Masalah yang dihadapi perusahaan, perusahaan perlu memperhitungkan jumlah karyawan yang dimiliki, dan perbaikan perbaikan sarana yang dimilikinya, karena yang terjadi perusahaan masih mempunyai kendala yaitu dalam mengatur pengeluaran pengeluaran yang belum efisien. Karena dari hal tersebut akan berpengaruh terhadap kinerja atau penghasilan laba perusahaan. Sesuai dengan latar belakang diatas permasalahan yang dihadapi perusahaan adalah perusahaan perlu mengolah keuangannya agar mampu bersaing dan mengimbanginya. Maka untuk mengetahui atau memecahkan masalah tersebut diperlukan penganalisisan laporan keuangan yang meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktifitas, rasio profitabilitas. Dengan menggunakan rasio rasio tersebut maka diharapkan dapat mengetahui tingkat presentase kinerja perusahaan pada periode 2010-2014. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana analisis rasio keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan pada? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui analisis rasio keuangan dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan pada Kegunaan Penelitian 1. Bagi mahasiswa: a. Sebagai dorongan untuk lebih meningkatkan penguasaan terhadap fungsi laporan keuangan. b. Untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam menyelesaikan laporan keuangan. 2. Bagi perusahaan : a. Yang bersangkutan sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan atau membenahi sistem keuangan perusahaan. b. Dapat mengoptimalkan kinerja perusahaan untuk ke depannya. 3. Bagi akademisi: a. Sebagai sarana untuk menambah wawasan, khususnya mengenai kinerja keuangan perusahaan. b. Sebagai refrensi untuk penelitian berikutnya. 186

LANDASAN TEORI Penelitian Terdahulu 1. Jamaluddin MD, dengan judul Analisis Laporan Keuangan Dalam Menilai Kinerja Keuangan Pada Pt Serba Mulia Auto Yamaha 3S Di Balikpapan tahun 2011. Dalam penelitiannya penulis menganalisis kinerja keuangan PT Mulia Serba Auto 3S Yamaha ditinjaudari likuiditas, solvabilitas rasio aktivitas, dan profitabilitas pada tahun 2010 dan 2011. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, di mana penulis menggunakan data yang diperoleh dalam bentuk laporan keuangan langsung dari PT Serba Mulia Auto 3S Yamaha di Balikpapan. Dari hasil analisis ini maka disarankan agar pihak manajemen PT Serba Mulia Auto 3S Yamaha harus mulai melakukan analisis laporan keuangan setiap periode. 2. Nana Rubianti, dengan judul Analisa Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada PT. Admiral Lines Cabang Tanjungpinang tahun 2013. Dalam penelitian ini menerangkan bahwa PT. Admiral Lines cabang Tanjungpinang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pelayaran. Dari hasil analisa terhadap data-data dalam laporan keuangan PT. Admiral Lines Cabang Tanjungpinang, rasio likuiditas perusahaan diatas 200%. Sedangkan pada rasio aktivitas, kinerja perusahaan kurang baik karena menurun setiap tahunnya. Kinerja perusahaan dalam hal penagihan piutang masih kurang baik, dilihat dari hasil analisa menurun dari tahun 2009 sampai 2011. Rasio profitabilitas tetap setiap tahunnya, kinerja perusahaan tetap harus ditingkatkan apabila perusahaan ingin terus bertahan dan meningkatkan keuntungan usaha perusahaan. Hal yang mesti dilakukan perusahaan adalah dengan meningkatkan keuntungan dan diimbangi dengan efisiensi biaya yang harus dikeluarkan, sehingga selain keuntungan meningkat, maka penghematan terhadap biaya operasional akan memberikan dampak meningkatkan keuntungan itu sendiri. Teori Penelitian 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Sutrisno (2008: 9), Laporan Keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang meliputi dua laporan utama yakni (1) Neraca dan (2) Laporan Laba-Rugi. Menurut Weygandt, et al. (2008: 58), FASB menyimpulkan bahwa tujuantujuan dari pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang: a. Berguna bagi mereka yang membuat keputusan investasi dan kredit. b. Membantu dalam memperkirakan arus kas di masa depan. c. Mengidentifikasi sumber daya ekonomis (aset), klaim atas sumber daya tersebut(kewajiban) serta perubahan pada sumber daya dan klaim tersebut. 2. Komponen Laporan Keuangan Tanjung (2007: 149) mengemukakan pengertian neraca yang dikutipnya daripernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan 01 Paragraf 38, menjelaskan bahwa neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Weygandt, et al. (2007: 29) mengemukakan bahwa laporan laba rugi menyajikanpendapatan dan beban serta laba atau rugi bersih yang dihasilkan selama suatu periode waktu tertentu. Darsono, et al. (2005: 24) 187

Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 3, No. 2 (2016) mengungkapkan bahwa laporan perubahan modalmenggambarkan saldo dan perubahan hak si pemilik yang melekat pada perusahaan. 3. Rasio Pada Analisa Laporan Keuangan Menganalisis laporan keuangan berarti mengevaluasi tiga karakteristik dari perusahaan, yaitu likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas, yang menjadi faktor penting yang harus diperhatikan oleh penganalisa. a. Likuiditas menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban pada saat ditagih. b. Profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. c. Solvabilitas menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Secara umum, rasio keuangan dibagi menjadi 4 jenis, antara lain: rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas dari ke empat rasio tersebut dapat disampaikan sebagai berikut : Rasio Likuiditas Rasio likuiditas dibagi menjadi dua macam, antara lain sebagai berikut: 1. Rasio Lancar / Current Ratio Menurut Sofyan syafri Harapan (2004:301), untuk menghitung Current ratio atau Rasio Lancar menggunakan rumus sebagai berikut: Current Ratio = Aktiva lancar Hutang lancar 2. Rasio Cepat / Quick Ratio Menurut Sofyan syafri Harapan ( 2004 : 302 ), untuk menghitung Quick ratio atau Rasio Cepat menggunakan rumus sebagai berikut : Quick Ratio = Aktiva lancar- Persediaan Hutang lancar 3. Cash Ratio Menurut Mamduh M.Hanafi dan Abdul Halim, untuk menghitung Cash Ratio atau Rasio kas menggunakan rumus sebagai berikut: Cash Ratio = Kas + Setara Kas Hutang Lancar Rasio Solvabilitas 1. Debt To Assets Ratio Menurut Munawir (2002:304), untuk menghitung Debt To Assets Ratio atau Rasio Hutang Atas Aktiva menggunakan rumus sebagai berikut: Debt To Assets Ratio = Total Hutang Total Aktiva 188

2. Debt To Equity Ratio Adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman jangka panjang yang diberikan oleh kreditur dengan jumlah modal sendiri, semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar dana yang dipinjam dari kreditur. Debt To Equity Ratio = Total Hutang Total Ekuitas Rasio Profitabilitas Astuti (2004: 36) mengemukakan bahwa profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba dan satu-satunya ukuran profitabilitas yang paling penting adalah laba bersih. ROA ( Return On Assets ) Menurut Mamduh dan Halim(2005:86), untuk menhitung ROA atau Imbalan modal perusahaan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Return On Assets = Laba Setelah Pajak Total aktiva 1. ROE ( Return On Equity ) Menurut Agus Sartono ( 2001;104 ), untuk menghitung ROE atau Rentabilitas Modal Sendiri menggunakan rumus sebagai berikut: Return On Equity = Laba Bersih Modal Sendiri Rasio Aktifitas Menurut Harahap (2006: 308) rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukanperusahaan dalam menjalankan operasinya, baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. Rasio yang sering digunakan yaitu : 1. Rata rata Umur Piutang Rata rata umur piutang menunjukkkan kemampuan perusahaan dalam merubah piutang menjadi kas, atau dengn kata lain umur piutang menunjukan beberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk penagihan piutang. Rata-rata umur piutang dihitung dengan formula sebagai berikut: Rata rata Umur Piutang = Piutang Penjualan / 365 2. Perputaran Persediaan Perputaran Persediaan menunjukan berapa cepat persediaan berputar dalam siklus produksi normal. Perputaran persediaan dihitung dengan rumus sebagai berikut : Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan Persediaan 189

Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 3, No. 2 (2016) 3. Perputaran Aktiva Tetap Dengan kata lain rasio ini menunjukan efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva tetapnya. Perputaran aktiva tetap dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan Total Aktiva Tetap 4. Perputaran Total Aktiva Perputan total aktiva menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan total aktiva yang dimiliki. Perputaran total aktiva dihitung dengan rumus sebagai berikut : Perputaran Total Aktiva = Penjualan Total Aktiva Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Menurut Dwi Prastowo dan Julianty (2005:7) karakteristik kuanlitatif laporan keuangan merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangna tersebut berguna bagi para pemakai dalam mengambil keputusan ekonom. 1. Dapat dipahami 2. Relevan 3. Keandalan 4. Dapat dibandingkan Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau mempunyai makna antara satu sama lain, baik antara data kuantitatif maupun data nonkuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan yang lebih dalam yang lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan lain.(harapan,2004:190). Analisa laporan keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat dan teknik analisis pada laporan dan data keuangan dalam rangka untuk memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan yang berarti dan berguna dalam pengambilan keputusan. Tujuan Analisis Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2008:67), tujuan analisa laporan keuangan secara umum adalah 1. Untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu, baik harta,kewajiban, modal maupun hasil utama yang telah dicapai untuk beberapa periode. 2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan. 3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki 4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan kedepan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini 190

5. Melakukan penelian kinerja manejemen kedepan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal 6. Dapat juga digunakan sebagai perbandingan dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai. ( Kasmir,2008:67). Pengertian Kinerja Pengertian kinerja adalah tingkat prestasi atau kerja hasil yang dipakai dan kadang- kadang digunakan untuk tercapainya suatu hasil dari banyak keputusan yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efesien. (Djarwanto,2004:19) Jadi yang dimaksud kinerja adalah perusahaan adalah suatu ukuran efektifitas dan efisiensi dari aktivitas operasional organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebagaiman ayang diharapkan oleh pemilik dengan memanfaatkan asset-asset produktif yang dimiliki. Hubungan Rasio Keuangan Dengan Kinerja Perusahaan Laporan keuangan merupakan salah satu informasi yang membantu pihak perusahaan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan perusahaan, termasuk untuk menilai kondisi keuangan perusahaan. Yang dapat dilihat atau dinilai melalui neraca dan laporan laba/rugi dimana kedua laporan tersebut sudah tertera pada laporan keuangan. Untuk membantu menilai dan menganalisis laporan tersebut, di perlukan alat bantu berupa rasio-rasio keuangan, dimana dari hasil pengukurannya dapat diketahui bagaimana kinerja keuangan perusahaan dari tiap-tiap periode. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa analisis laporan keuangan merupakan media informasi yang penting dalam menilai kinerja keuangan perusahaan. METODOLOGI PENELITIAN Definisi Operasional Variabel Variabel - variabel tersebut diantaranya meliputi : 1. Rasio keuangan yang meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktfitas, rasio profitabiltas a. Rasio Likuiditas (liquidity ratios), yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek b. Rasio Solvabilitas (leverage atau solvency ratios), yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. c. Rasio aktivitas adalah rasio keuangan yang mengukur bagaimana perusahaan secara efektif mengelola aktiva-aktivanya. Rasio aktivitas diukur dengan perputaran total aktiva (total assets turnover). d. Rasio profitabilitas adalah rasio keuangan yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Rasio profitabilitas diukur dengan margin bersih atas penjualan (net profit margin). 2. Kinerja Perusahaan Kinerja adalah perusahaan adalah suatu ukuran efektifitas dan efisiensi dari aktivitas operasional organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebagaiman ayang diharapkan oleh pemilik dengan memanfaatkan asset-asset produktif yang dimiliki. 191

Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 3, No. 2 (2016) Populasi Penelitian dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan pada SPBU Gedog. Sedangkan sampel ada bagian dari populasi dan pada penelitian ini sebagai sampel adalah laporan keuangan selama 5 tahun. 1. Populasi yang di ambil dalam penelitian ini adalah laporan keuangan SPBU GEDOG. 2. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah laporan keuangan periode 2010-2014. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu data dalam bentuk angka - angka dan dapatdinyatakan dalam satuan hitung, yaitu berasal laporan keuangan pada SPBU GEDOG Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tinjauan Kepustakaan (Library Research) 2. Penelitian lapangan (Field Research) 3. Dokumentasi 4. Wawancara Teknik Analisa Data Teknik analisa data yang dipakai pada penelitian ini adalah: 1. Rasio Likuiditas AktivaLancar a. Current ratio = ------------ x 100 %. HutangLancar Kas + Efek b. Cash ratio = -------------------- x 100 %. Hutang Lancar Aktiva Lancar - Persediaan c. Quick Ratio = -------------------------------------- x 100 %. Hutang Lancar 2. Rasio Solvabilitas Total Debt to Equity Ratio = Total Hutang Total Ekuitas Total Hutang Total Ekuitas Waktu dan Tempat Penelitian Waktu yang diperlukan dalam penelitian ini dimulai sejak tanggal 25 Juni 2015 sampai dengan tanggal 28 September 2015. Sedangkan tempat yang diteliti adalah SPBU GEDOG yang beralamat di Jalan S.Supriadi no 135 Gedog, Blitar. 192

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Data Perusahaan SPBU GEDOG merupakan sebuah perusahaan jasa yang bergerak dibidang pelayanan jasa. SPBU GEDOG didirikan oleh Bapak sejak tahun 1986 di Jl. S.Supriadi Kota Blitar hingga sekarang. Dalam pengoperasiannya perusahaanini menyediakan beberapa pelayanan jasa yang meliputi : 1. Pelayanan BBM/ Bensin 2. Pelayanan BIO SOLAR/ Solar 3. Pelayanan BBM PLUS/ PERTAMAX SPBU GEDOG merupakan sebuah perushaan yang didirikan pada tahun 1986, Serta didasari dengan Visi dan Misi sebagai berikut : Visi : 1. Menjadi perusahaan yang handal dalam pekerjaan dan primadalam pelayanan. 2. Menjadi SPBU yang berkualitas. Misi : 1. Membuka Lapangan Pekerjaan baru 2. Memberi Kemudahan Kepada Masyarakat Untuk mengisibbm. 3. Memberikan Kenyamanan Pelayanan Kepada Konsumen 4. Dalam Membeli BBM dengan slogan Pasti Pas. Hasil Analisa Data Dalam menganalisis data yang ada, penulis akan menghitung dan menginterpretasi laporan keuangan dari SPBU GEDOG mulai dari tahun 2010 sampai tahun 2014 dengan mengikuti prosedur analisis sebagai berikut : 1. Review Data Laporan 2. Menghitung 3. Membandingkan atau Mengukur 4. Menginterpretasi 5. Solusi Sebelum masuk dalam prosedur penghitungan Rasio Keuangan, berikut ini adalah Review Data Laporan Keuangan SPBU GEDOG yang meliputi Neraca dan Laporan Laba Rugi pada periode akuntansi tahun 2010 sampai tahun 2014 yang akan disajikan dalam bentuk tabel. Tabel 1. Neraca (Dalam Juataan Rupiah ) 31 Desember Pos-Pos Neraca 2010 2011 2012 2013 2014 Aktiva Lancar - Kas - Rekening Bank - Piutang Usaha - Perlengkapan Kantor - Persediaan 200 300 150 230 190 TOTAL AKTIVA LANCAR 410 512 335 455 425 Aktiva Tetap 60 50 60 40 60 77 40 35 65 30 50 40 75 50 60 40 55 60 70 50 193

Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 3, No. 2 (2016) - Peralatan Kantor - Akm. Peny. Perl. Kantor - Tanah 550 550 550 550 550 Total Aktiva Tetap 1.285 1.250 1.215 1.180 1.145 Total Aktiva 1.695 1.762 1.550 1.635 1.570 Pasiva Hutang Jangka Pendek 200 175 195 185 185 Hutang Jangka Panjang 100 75 35 125 100 Total Kewajiban 300 250 230 310 285 Modal Usaha 1.395 1.512 1.320 1.325 1.285 Total Pasiva 1.695 1.762 1.550 1.635 1.570 Sumber Data : SPBU Gedog Pos-Pos Lap. Laba Rugi PENDAPATAN : 700 35 665 35 630 35 595 35 560 35 Tabel 2. Laporan Laba Rugi (Dalam Jutaan Rupiah) 31 Desember 2010 2011 2012 2013 2014 Pendapatan 370 310 340,250 290,600 283,130 JUMLAH PENDAPATAN 370 310 340,250 290,600 283,130 BIAYA USAHA : Biaya Gaji 118 118 118 118 118 Biaya Peny. Peralatan 35 35 35 35 35 Biaya Listrik 36 28 26,80 22,30 23,50 Biaya telepon 24 24 21 25,15 21,15 Biaya Lain-Lain 70 65 73 75,70 73,275 JUMLAH BIAYA 283 270 273 276,15 270,925 LABA BERSIH 87 40 67,25 14,45 12,205 Sumber Data : SPBU Gedog Dari tabel neraca dan laporan laba rugi di atas maka dapat dinilai atau dihitung menggunakan analisis rasio keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas dan Aktivitas) dengan memperhatikan pos-pos yang sudah ditentukan. 1. Rasio Likuiditas Tabel 3. Current Ratio Tahun Aktiva Hutang Lancar Lancar % 2010 410.000.000 200.000.000 205 % 2011 512.000.000 175.000.000 292 % 194

2012 335.000.000 195.000.000 172 % 2013 455.000.000 185.000.000 246% 2014 425.000.000 185.000.000 230 % a. Perhitungan Quick Ratio padatahun 2010 sampai 2014 Rumus : QuickRatio= Tabel4. Quick Ratio Tahun Aktiva Hutang Persediaan Lancar Lancar % 2010 410.000.000 200.000.000 200.000.000 105% 2011 512.000.000 300.000.000 175.000.000 121% 2012 335.000.000 150.000.000 195.000.000 95% 2013 455.000.000 230.000.000 185.000.000 122% 2014 425.000.000 190.000.000 185.000.000 127% Dari perolehan semua quick rasio masih dalam kondisi baik karena perusahaan masih bisa menjamin setiap Rp 1,00 hutang lancar dengan setidaknya Rp 1,00 aktiva lancar. Kecuali pada tahun 2012 perusahaan memperoleh porsentase di bawah 100% yaitu 95%. b. Perhitungan Cash Ratio pada tahun 2010 sampai tahun 2014 Rumus : CashRatio= Tabel 5. Cash Ratio Tahun Kas Hutang Lancar % 2010 60.000.000 200.000.000 3% 2011 60.000.000 175.000.000 3,5% 2012 65.000.000 195.000.000 3,3% 2013 75.000.000 185.000.000 4% 2014 55.000.000 185.000.000 2,9% Nilai yang didapat dari 2010-2014 masih menunjukkan ketidakmampuan perusahaan menjamin hutang lancar dengan kas yang dimiliki. 195

Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 3, No. 2 (2016) 2. Rasio Solvabilitas Berikut adalah penilaian rasio solvabilitas pada periode tahun 2010 sampai tahun 2014: a. Pengukuran Total Dept Ratio pada tahun 2010 sampai 2014 Rumus : Total Dept Ratio = Tabel 6. Total Dept Ratio Tahun Total hutang Total Aktiva % 2010 300.000.000 1.695.000.000 18% 2011 250.000.000 1.762.000.000 14% 2012 230.000.000 1.550.000.000 15% 2013 310.000.000 1.635.000.000 19% 2014 285.000.000 1.570.000.000 18% Dari hasil perhitungan total dept ratio yang telah dilakukandiataas, menunjukkan hasil sebagai berikut : Total dept ratio pada tahun 2010 menunjukkan nilai sebesar 18% dan dapat diartikan bahwa Rp 0,18 dari setiap RP 1,00 total aktiva merupakan pendanaan dari hutang. Total dept ratio pada tahun 2011 menunjukkan nilai sebesar 14% dan dapat diartikan bahwa Rp 0,14 dari setiap RP 1,00 total aktiva merupakan pendanaan dari hutang. Total dept ratio pada tahun 2012 menunjukkan nilai sebesar 15% dan dapat diartikan bahwa Rp 0,15 dari setiap RP 1,00 total aktiva merupakan pendanaan dari hutang. Total dept ratio pada tahun 2013 menunjukkan nilai sebesar 19% dan dapat diartikan bahwa Rp 0,19 dari setiap RP 1,00 total aktiva merupakan pendanaan dari hutang. Total dept ratio pada tahun 2014 menunjukkan nilai sebesar 18% dan dapat diartikan bahwa Rp 0,18 dari setiap RP 1,00 total aktiva merupakan pendanaan dari hutang. b. Pengukuran Hutang Terhadap Modal pada tahun 2010 sampai 2014 Rumus : Hutang terhadap modal = Tabel 7. Hutang Terhadap Modal Tahun Total hutang Modal % 2010 300.000.000 1.395.000.000 21% 2011 250.000.000 1.512.000.000 16% 2012 230.000.000 1.320.000.000 17% 2013 310.000.000 1.325.000.000 23% 2014 285.000.000 1.285.000.000 22% 196

Dari hasil perhitungan hutang terhadap modal yang telah dilakukan diatas, menunjukkan hasil sebagai berikut : Hasil dari perhitungan diatas menunjukkan bahwa nilai hutang terhadap modal berkisar antara 16% hingga 23% hal ini menunjukkan tingginya hutang yang dibelanjai dengan modal sendiri. 3. Rasio Aktivitas Berikut adalah penilaian RasioAktivitas pada periode tahun 2010 sampai tahun 2014: a. Pengukuran Perputaran Total Aktiva pada tahun 2010 sampai 2014 Rumus : Perputaran total aktiva = Tabel 8. Perputaran Total Aktiva Tahun Penjualan Total Aktiva % 2010 370.000.000 1.695.000.000 21% 2011 310.000.000 1.762.000.000 17% 2012 340.250.000 1.550.000.000 22% 2013 290.600.000 1.635.000.000 17% 2014 283.130.000 1.570.000.000 18% Dari hasil perhitungan hutang terhadap modal yang telah dilakukan diatas, menunjukkan hasil sebagai berikut : Nilai-nilai tersebut terbilang sedikit karena hasil dari penjualan yang tinggi dan juga aktiva lancar yang tinggi pula tetapi hutang yang harus ditanggung terbilang rendah. b. Pengukuran Perputaran Aktiva Tetap pada tahun 2010 sampai 2014 Rumus : Perputaran Aktiva Tetap = Tabel 9. Perputaran Aktiva Tetap Tahun Penjualan Aktiva Tetap % 2010 370.000.000 1.285.000.000 29% 2011 310.000.000 1.250.000.000 25% 2012 340.250.000 1..215.000.000 28% 2013 290.600.000 1.180.000.000 24% 2014 283.130.000 1.285.000.000 22% Dari hasil perhitungan hutang terhadap modal yang telah dilakukan diatas, menunjukkan hasil sebagai berikut : Pada tahun 2010 nilai yang diperoleh adalah 29 kali, tahun 2011 sebesar 25 kali, tahun 2012 sebesar 28 kali, tahun 2013 sebesar 24 kali dan tahun 2012 sebesar 22 kali. Di sini dapat dilihat pada tahun 2010, 2011, 2012 menunjukkan nilai yang sama dan nilai 197

Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 3, No. 2 (2016) ini tergolong lumayan baik meskipun perputarannya sedikit lambat. Dan pada tahun 2013 dan 2014 menunjukkan nilai yang sedikit hal tersebut berarti ada penurunan pada tingkat ke efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap.hh 4. Rasio Profitabilitas Berikut adalah penilaian rasio Profitabilitas pada periode tahun 2010 sampai tahun 2014: a. Pengukuran Net Profid Margin pada tahun 2010 sampai 2014 Rumus : Net profid margin = Tabel 10. Net Profit Margin Tahun LabaBersih Penjualan % 2010 87.000.000 370.000.000 23% 2011 40.000.000 310.000.000 13% 2012 67.250.000 340.250.000 19% 2013 14.450.000 290.600.000 20% 2014 12.250.000 12.205.000 4% Dari hasil perhitungan hutang terhadap modal yang telah dilakukan diatas, menunjukkan hasil sebagai berikut : Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih lalu dibandingkan dengan volume penjualan. Kemampuan dalam menghasilkan labar bersih yang flutuatif yang paling rendah di tunjukan kemampuan menghasilkan laba bersih pada tahun 2014. Paling kecil di bandingkan dengan tahun tahun sebelumnya. b. Pengukuran Return On Equity pada tahun 2010 sampai 2014 Rumus : Return on equity = Tabel 11. Return On Equity Tahun LabaBersih Modal Sendiri % 2010 87.000.000 1.395.000.000 6% 2011 40.000.000 1.512.000.000 2% 2012 67.250.000 1.320.000.000 5% 2013 14.450.000 1.325.000.000 1% 2014 12.205.000 1.285.000.000 0,9% 198

Dari hasil perhitungan hutang terhadap modal yang telah dilakukandiatas, menunjukkan hasil sebagai berikut : Pada tahun 2010, menunjukkan bahwa nilai yang dihasilkan tergolong kecil yaitu sebesar 6% dan tahun tahun berikutnya tepatnya sampai tahun 2014 perolehan juga masih tergolong kecil dan selalu mengalami penurunan setiap tahunnya, dimana pada tahun 2011 sebesar 2%, namun pada tahun 2012 terjadi kenaikan sebesar 5%. Untuk tahun 2013 turun lagi menjadi 1% dan untuk tahun 2014 berada pada titik terendah yaitu selalu dibawah 0,9%. berarti tingkat penghasilan yang diperoleh pemilik perusahaan masih belum signifikan. Untuk lebih jelasnya bisa diinterpresikan dengan tabel dibawah ini. Yang menunjukkan semua perolehan dari masing-masing rasio. Tabel 12. Hasil Keseluruhan Perhitungan Rasio RASIO 2010 2011 2012 2013 2014 Rasio Likuiditas Current Ratio 205 292 172 246 230 Quick Ratio 105 121 95 122 127 Cash Ratio 3 3,5 3,3 4 2,9 Rasio Solvabilitas - Total Dept Ratio 18 14 15 19 18 - Hutang Terhadap Modal 21 16 17 23 22 Rasio Profitabilitas - Net Profid Margin 23 13 19 20 4 - Return On Equity 6 2 5 1 0,9 Rasio Aktivitas - Perputaran Total Aktiva 21 17 22 17 18 - Perputaran Aktiva Tetap 29 25 28 24 22 Analisa Pembahasan Di bawah ini adalah pembahasan dari semua rasio yang telah dihitung oleh penulis, mulai dari rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas : 1. Rasio Likuiditas Dari hasil yang telah didapatkan rasio likuiditas menunjukkan situasi yang masih aman. Karena perusahaan masih bisa menanggung semua kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimiliki, kecuali untuk perhitungan cash rasio menunjukkan nilai yang kurang baik dikarenakan nilai yang di dapat masih dibawah 100% atau tidak 1:1. Tetapi secara keseluruhan untuk rasio likuiditas bisa dibilang sudah likuid meskipun nilai cash ratio tergolong kecil, hal tersebut masih bisa dibilang likuid karena untuk memenuhi semua kewajiban jangka pendeknya masih bisa ditanggung oleh current ratio dan quick ratio. 2. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas menunjukkan nilai yang tergolong masih rendah tetapi meskipun demikian perusahaan masih sanggup menjamin setiap Rp 0,18 dari setiap RP 1,00 total aktiva merupakan pendanaan dari hutang, hal itu bisa dilihat dari perolehan pada tahun 2010. Tetapi lebih baiknya perusahaan 199

Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 3, No. 2 (2016) menaikan perolehan dari rasio solvabilitas, karena meskipun masih aman perolehan nilainya masih sedikit rendah. 3. Rasio Profitabilitas Rasio ini dalam perhitungannya didapatkan hasil yang kurang menguntungkan atau porsentase yang didapat masih sangat kecil jika dibanding dengan seluruh aktiva yang dimiliki. Katakan saja pada tahun 2010 menunjukkan pada pos net profit margin menunjukkan nilaihanya sebesar 23 % dan hal tersebut masih mengalami penurunan tiap tahunya. Jadi hal ini mesti diperhatikan oleh perusahaan karena profitabilitas perusahaan sangat berpengaruh bagi keberlangsungan sebuah perusahaan itu sendiri. 4. Rasio Aktivitas Untuk pos rasio aktivitas juga menunjukkan keadaan yang kurang baik. Disini perolehan yang diperoleh perusahaan bisa dibilang tidaksesuai dengan semua sumber daya yang dimiliki. Dengan semua sumber daya baik itu peralatan, modal,dan sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan seharusnya perusahaan bisa memanfaatkannya sebaik dan seefesien mungkin. Perolehan aktivitas sangat berpengaruh terhadap nilai profitabilitas. Jadi sebelum membenahi nilai-nilai profitabilitas, perusahaan terlebih dahulu memperhatikan tingkat perolehan aktivitas. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil analisis laporan keuangan yang telah penulis lakukan pada periode 2010 sampai 2014, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaansebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas Perhitungan rasio likuiditas dari tahun 2010 sampai 2014 menunjukkan bahwakinerja likuiditas perusahaan dapat dibilang sudah memuaskan. Karena dari tahun 2010 sampai 2014 perusahaan mampu menjamin seluruh kewajiban lancar atau kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. 2. Rasio Solvabilitas Perhitungan rasio solvabilitas dari tahun 2010 sampai 2014 menunjukkan bahwa rasio ini masih dalam keadaan baik meskipun perolehan rasio ini sedikit mengkhawatirkan, dimana perolehan persentase yang tergolong tidak tinggi. Tetapi dalam hal ini perusahaan masih mampu menjamin hutang jangka panjangnya dengan aktiva lancar yang dimiliki. 3. Rasio Profitabilitas Perhitungan rasio profitabilitas dari tahun 2010 sampai 2014 menunjukkan bahwakinerja profitabilitas masih belum terlalu memuaskan, karena perolehan rasio ini tergolong rendah dan dapat disimpulkan bahwa perolehan laba dari perusahaan masih belum maksimal. 4. Rasio Aktivitas Perhitungan rasio aktivitas dari tahun 2010 sampai 2014 menunjukkan bahwadari perhitungan rasio aktivitas selama lima tahun ini masihtergolong lambat, hal ini dapat dilihat dari modal dan aktiva yang dimiliki perusahaan tidak mampu untuk mendongkrak perolehan profitabilitas atau perolehan laba perusahaan. 200

Saran Berikut ini adalah saran-saran yang penulis uraikan, sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi perusahaan : 1. Perusahaan perlu meningkatkan kinerja profitabilitas, salah satu cara yang bisa dilakukan perusahaan adalah dengan meminimalisir pengeluaran perusahaan, karena mengingat perusahaan ini merupakan SPBU dan mesin pompa bensin yang hanya 8 jadi tidak membutuhkan terlalu banyak SDM. Sebaiknya perusahaan mengurangi jumlah karyawan yang dimiliki, sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Dengan demikian masalah yang dihadapi perusahaan yaitu kinerja profitabilitas dan aktivitas akan bisa diatasi. 2. Arus kas dari perusahaan juga perlu terus ditingkatkan untuk menjaga likuiditas perusahaan, sehingga keuangan perusahaan akan tetap berjalan dengan baik, hal ini terkait dengan kelangsungan usaha dari perusahaan itu sendiri, dengan terus menjaga arus kas terus stabil bahkan meningkat. DAFTAR PUSTAKA Agus Sartono, 2001, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi Empat, BPFE; Yogyakarta. Astuti, Dewi. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan Pertama, Ghalia Indonesia, Jakarta. Baiq Wahyu Febriani, 2008. Analisis Laporan Arus Kas Untuk Menilai Kinerja Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdapat di BEI), Skripsi. Darsono dan Ashari. 2005, Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, Andi Offset Yogyakarta Harahap, Sofyan Syafri. 2006. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Jamaluddin. MD, 2011. Analisis Laporan Keuangan Dalam Menilai Kinerja Keuangan Pada PT. Serba Mulia Auto Yamaha 3S di Balikpapan, Skripsi Kieso, Weygandt dan Warfield. 2007. Intermediate Accounting, Edisi Kesepuluh, Jilid I, Penerbit Erlangga, Jakarta. Munawir, 2004. Analisa Laporan Keuangan, Cetakan Pertama, Edisi Keempat, Liberty Yogyakarta. Nana Rubianti, 2013. Anlisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada PT. Admiral Lines Cabang Tanjungpinang, Skripsi Raharjaputra, Hendra S. 2009. Buku Panduan Praktis Manajemen Keuangan dan Akuntansi untuk Eksekutif Perusahaan, Salemba Empat, Jakarta. Sutrisno. 2008. Manajemen Keuangan: Teori, Konsep dan Aplikasi, Edisi Pertama, Cetakan Keenam, Ekonisia, Yogyakarta. 21 Tanjung, Abdul Hafiz. 2007. Akuntansi Pemerintahan Daerah: Konsep dan Aplikasi, Cetakan Kesatu, Alfabeta, Bandung. Weygandt, Jerry J, Donald E. Kieso dan Paul D. Kimmel. 2008. Accounting Principles, Edisi Ketujuh, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta. 201