Analisis Modal Kerja Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Perusahaan STUDI KASUS PADA PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, TBK.

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Perusahaan Studi Kasus Pada PT. GOODYEAR Indonesia Tbk. dan PT. Gajah Tunggal Tbk.

JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 9 No. 1, April 2009 : ABSTRACT PENDAHULUAN METODOLOGI PENELITIAN. Oleh: *Nusa Muktiadji dan Ronald Kamage

PENGARUH SIKLUS OPERASI TERHADAP LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA (Studi Kasus PT Semen Gresik Tbk dan PT Holcim Indonesia Tbk)

DAFTAR PUSTAKA. Abdul, Halim Analisis Investasi. Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat :

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN PERUSAHAAN DALAM MEMBIAYAI AKTIVITAS PERUSAHAAN Studi Kasus Pada PDAM Tirta Pakuan, Bogor

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG VS PERPUTARAN HUTANG LANCAR DALAM RANGKA MENINGKATKAN TINGKAT LIKUIDITAS PT UNILEVER INDONESIA DAN PT MAYORA INDAH

MENINGKATKAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN MELALUI MANAJEMEN ASSET

ANALISIS MODAL KERJA TERHADAP SIKLUS OPERASIONAL PERUSAHAAN Studi kasus pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor

c. Berdasarkan Rasio Aktivitas d. Berdasarkan Rasio Profitabilitas DAFTAR PUSTAKA

BAB V PENUTUP. dalam indeks saham LQ45 dan menguji pengaruh variabel profitabilitas, bersama-sama maupun individu terhadap kebijakan dividen.

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARUS KAS DAN KESESUAIAN LAPORAN ARUS KAS BERDASARKAN PSAK NO 2 PADA PT PETROSINDO KALBAR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PERTUMBUHAN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Studi Kasus Pada PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR, Tbk dan PT MAYORA INDAH, Tbk

PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA TERHADAP RENTABILITAS PERUSAHAAN PADA PT SEPATU BATA, TBK

ANALISIS MODAL KERJA DAN LIKUIDITAS UNTUK MENINGKATKAN RENTABILITAS PADA PT LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT GAJAH TUNGGAL, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Laba Bersih Setelah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap laporan keuangan PT Kimia Farma

DAFTAR PUSTAKA. Agnes Sawir. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Cetakan Ketiga. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Indah Pratiwi dan Yoyon Supriadi Program Studi Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor, Indonesia

DAFTAR PUSTAKA. Jakarta: Penerbit Salemba Infotek. Almilia, Luciana Spica dan Meliza Silvy Analisis Kebijakan Dividen dan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN Studi Kasus Pada PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk dan PT. Aneka Tambang, Tbk.

Oleh Robert Pius Pardede*, Triandi* dan Egi Febriani. Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor ABSTRACT

ANALISIS LOGIT PADA CV ALBIRUNI

DAFTAR PUSTAKA. Al Haryono. Y. (2002). Dasar-dasar Akuntansi. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Peningkatan Kemampulabaan dan Pertumbuhan Perusahaan STUDI KASUS PADA PT. HOLCIM INDONESIA, TBK.

DAFTAR PUSTAKA. Agus Sartono. (2000). Manajemen Keuangan Edisi 3. Yogyakarta: BPFE.

ANALISIS MODAL KERJA DALAM PENGENDALIAN LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS Studi kasus pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk

Oleh Rachmat Indratjahaja 1), Siti Maimunah 1) dan Nurul Qadariyanti 2) ABSTRAK

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analis yang telah dilakukan sebelumnya dapat

PENGARUH ARUS KAS OPERASI TERHADAP KEMAMPULABAAN PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada PT SMCB Tbk dan PT INTP Tbk)

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS RASIO LAPORAN KEUANGAN (Studi Kasus Pada BMT Nurul Barokah Sambi Boyolali)

ANALISIS PERTUMBUHAN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

ANALISA RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Terhadap Likuiditas Pada PT. Bank OCBC NISP, Tbk Oleh: M. Zakie Hanifan dan Berliane Rangga Bunga

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA SPBU TABATOKI KABUPATEN POSO NI KADEK SRIWATI *) ABSTRAK

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN MODAL KERJA KOPERASI DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS DAN MENJAGA TINGKAT LIKUIDITAS

JIMKES. Composition of. capital Structure.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri manufaktur setiap tahun semakin berkembang

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS (Studi Kasus pada PT Timah, Tbk. dan PT Antam, Tbk.)

BAB V PENUTUP. diantaranya berada pada posisi tidak bangkrut. dan 2 diantaranya dinyatakan berada dalam posisi Grey Area.

BAB V PENUTUP. Sampoerna, Tbk periode tahun 2012 sampai 2014, maka dapat ditarik kesimpulan

Disusun Oleh: Feryal Agizha. Dosen Pembimbing: Atim Djazuli ABSTRAK

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENYAJIAN LAPORAN ARUS KAS MENURUT PSAK 2 GUNA MENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PT PAN BROTHERS TBK

Prosiding Manajemen ISSN:

ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA, PERPUTARAN AKTIVA TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN MODAL

DAFTAR PUSTAKA. Bambang Riyanto. (2008). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: GPFE.

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PENJUALAN DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN PADA PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) dari

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. perusahaan. Ada dua pengertian modal kerja, yang pertama gross working

ANALISIS RASIO RLS (RENTABILITAS, LIKUIDITAS, DAN SOLVABILITAS) PADA KUD DWI TUNGGAL KECAMATAN BULUS PESANTREN KABUPATEN KEBUMEN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN ( STUDI KASUS PADA PT. KHARISMA PRIMA ABADI YOGYAKARTA) Leonardo Yongki Ari Wibowo

DAFTAR PUSTAKA. Bambang Riyanto. (2004). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Cetakan Kedelapan. BPFE: Yogyakarta.

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA DAN PERPUTARAN AKTIVA TETAP TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT MAYORA INDAH TBK

DAFTAR PUSTAKA. Alwi, Z. Iskandar Pasar Modal Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. Jakarta : Yayasan Pancur Siwah.

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERCATAT DI BEI PERIODE

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DARI TAHUN PADA KOPERASI KARTIKA D-10/GABUNGAN AJEN KOREM 074/WARASTRATAMA SURAKARTA

ANALISIS STRUKTUR MODAL PADA PT. MUSTIKA RATU TBK DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS UNTUK MENILAIKINERJA PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PT. ENSEVAL PUTERA MEGATRADING, TBK CABANG TEGAL)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. 1. Inventory Conversion Period (ICP), Receivable Conversion Period (RCP)

BAB V PENUTUP. 1. Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan, antara sebelum dan sesudah

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Kode : SKS : 3 SKS Dosen : Maya Sari, SE MM Jumlah TM : 16 Pertemuan

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Investasi Aktiva Tetap STUDI KASUS PADA PT UNILEVER INDONESIA TBK DAN PT MANDOM INDONESIA TBK

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. skripsi ini, mengggunakan buku acuan Manajemen Keuangan: Prinsip

Analisis Dividen Tunai dan Earning Per Share Terhadap Tingkat Imbal Hasil Investor Pada PT Kimia Farma, Tbk dan PT Kalbe Farma Tbk

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ( Studi pada PT. Semen Indonesia ( Persero), Tbk periode )

Kata Kunci : Rasio Keuangan, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR PUSTAKA. Algifari Analisis Regresi, Teori, Kasus dan Solusi. BPFE UGM, Yogyakarta.

PERANAN ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. MUSTIKA RATU Tbk. TAHUN

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

MEDIA BISNIS ISSN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 KINERJA KEUANGAN PADA PT ASTRA AGRO LESTARI, Tbk.

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 KINERJA KEUANGAN PADA PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA, Tbk.

EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. DUTA ENERGI MANDIRI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Pengaruh Tingkat Perputaran Modal Kerja, Struktur Modal Dan Skala Perusahaan Terhadap Profitabilitas. Oleh :

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

Peranan Modal Kerja Dan Pengaruhnya Terhadap Peningkatan Profitabilitas Pada PT. Hagabaya Sejati Palembang

PENERAPAN DU PONT SYSTEM UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (STUDI KASUS : PT. METRODATA ELEKTRONICS, TBK PERIODE )

BAB V PENUTUP. Solvabilitas, Pemanfaatan Aktiva, Days Sales Outstanding (DSO), Days Inventory

ANALISIS EFISIENSI PERSEDIAAN DAN MODAL KERJA PADA CV. ZAKIAH DI SANGATTA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

Bisma, Vol 1, No. 7, Nopember 2016 RASIO KEUANGAN UNTUK EVALUASI KENERJA KEUANGAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. RAKABU SEJAHTRA DI SRAGEN

S I L A B U S (SYLLABUS)

Prodi S1 Fakultas Manajemen Bisnis dan Telekomunikasi Universitas Telkom 1, 2

Transkripsi:

Analisis Modal Kerja Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Perusahaan STUDI KASUS PADA PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, TBK. Nusa Muktiadji dan Heri Sastra Program Studi Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor, Indonesia E-Mail: nusamuktiadji@stiekesatuan.ac.id Working Capital- 229 Submitted: SEPTEMBER 2013 Accepted: DESEMBER 2013 ABSTRACT Working capital is one of important factors in a company. It s current asset which easy to be cashed and utilized for daily operational activities of the company. The amount of reasonable working capital in a company is the amount of working capital which is enough or in mutual accord with the fund needed to finance the operational activities. The purpose of this research is to find out the correlation and impact of working capital on the company s growth. The analysis is done to know whether the amount of working capital has correlation and impact towards the company s growth. The research was conducted at PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk, the national companies running in cement. The result of the research shows that PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk has been efficient in managing their working capital. It s proven by the more increase of working capital of the the companies. PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk has been able to make profit with the result that there is growth in the company. Yet, at PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk, the profit yielded cannot make the growth increases. Keywords : Working capital; growth. PENDAHULUAN Bagi perusahaan modal kerja sangat penting sebagai motor pengerak dalam sistem operasional dan sistem keuangan perusahaan. Mengingat pentingnya modal kerja, manajemen perusahaan harus memiliki kemampuan dalam mengelola modal kerja dengan sebaik-baiknya demi perkembangan dan kelangsungan hidup perusahaan. Pengelolaan modal kerja yang tepat secara efektif dan efisien dapat meningkatkan laba perusahaan, karena semakin besar jumlah modal kerja dan semakin tinggi perputaran modal kerja maka akan semakin tinggi pula laba yang diperoleh perusahaan. Selain itu manajemen perusahaan harus mampu menetapkan kebijakan modal kerja yang akan digunakan untuk menentukan besarnya proporsi aktiva lancar yang dibiayai oleh sumber dana jangka pendek dan jangka panjang sehingga terdapat keseimbangan antara jumlah modal kerja yang digunakan dalam melancarkan kegiatan operasional dengan tingkat laba yang diperoleh perusahaan. Kebijakan modal kerja yang akan digunakan oleh perusahaan tergantung dari seberapa besar manajer berani mengambil resiko. Suatu perusahaan dapat dikatakan sukses keuangannya apabila perusahaan tersebut selama menjalankan fungsi operasionalnya tidak menghadapi gangguan-gangguan keuangan, karena adanya keseimbangan antara uang yang masuk (pendapatan) dengan uang yang keluar (pengeluaran). Modal kerja memiliki peranan yang penting dalam kegiatan operasional perusahaan karena dengan tersedianya modal kerja yang cukup dapat membantu perusahaan untuk melancarkan kegiatan operasionalnya sehingga tujuan utama perusahaan tercapai dan dapat terus meningkat. Sumber-sumber modal kerja yang ada pada perusahaan dapat diperoleh melalui modal sendiri, keuntungan (laba) yang diperoleh, hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. JIMKES Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan Vol. 1 No. 3, 2013 pp. 229 236 STIE Kesatuan ISSN 2337 7860

Working Capital & 230 Perusahaan memilih menggunakan hutang sebagai sumber dana karena pada umumnya bunga yang dibayarkan oleh perusahaan dapat digunakan mengurangi pembayaran pajak penghasilan. Perusahaan harus bijak dalam penggunaan hutangnya agar likuiditas perusahaan dapat terpenuhi dengan baik. Laba dapat menjadi salah satu sumber untuk menambah jumlah modal kerja yang ada pada perusahaan. Karena dengan jumlah modal kerja yang semakin meningkat, likuiditas pun terpenuhi dengan baik maka profitabilitas pun dapat meningkat. Hal ini didorong karena adanya jumlah modal kerja yang bertambah sehingga tingkat produksi atas barang jadi dan tingkat penjualan perusahaan meningkat. Dengan mengelola modal kerja secara efektif dan efisien serta tingkat likuiditas yang dapat terpenuhi dengan baik maka laba yang diperoleh perusahaan dapat meningkat. Untuk itu, perusahaan harus memperhatikan jumlah modal kerja yang ada agar dapat mencukupi kebutuhan perusahaan dalam melancarkan kegiatan operasional dan likuiditas perusahaan sehingga tujuan utama perusahaan dalam mencapai laba yang maksimal tercapai dan pertumbuhan perusahaan meningkat. TINJAUAN PUSTAKA Beberapa teori yang mendasari penelitian ini adalah Modal kerja yaitu keseluruhan aktiva lancar yang dimilki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Menurut J. Fred Weaton dan Eugene Brigham (2004), Modal kerja adalah investasi perusahaan di dalam aktiva jangka pendek seperti kas, sekuritas (surat-surat berharga), piutang dagang dan persediaan. Definisi yang dikemukakan oleh Burton A. Kolb tidak jauh berbeda dari definisi di atas. Modal kerja adalah investasi perusahaan dalam aktiva jangka pendek atau lancar, termasuk di dalamnya kas, sekuritas, piutang, persediaan, dan dalam beberapa perusahaanbiaya dibayar dimuka. Kedua definisi di atas, menunjukan bahwa modal kerja adalah jumlah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan seperti piutang, persediaan, hutang dagang dan kredit modal kerja yang memiliki pengaruh sangat besar dalam menjalankan usaha. Menurut peneliti Gaver dalam penelitiannya yang berjudul Additional Evidence on the association between the investment opportunity and corporate financing dividen and compensation polices (1993) mengatakan bahwa : Perusahaan yang tumbuh mempunyai debt to equity rasio yang lebih daripada perusahaan yang tidak tumbuh dan pertumbuhan perusahaan mempengaruhi kebijakan yang dibuat oleh perusahaan. Menurut peneliti Kallapur dan Trombly dalam penelitiannya yang berjudul The Association between investement opportunity set proxies and realized growth (2001) mengatakan bahwa Potensi pertumbuhan suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan yang dibuat oleh perusahaan. Menurut Risanty dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan Investment Opprtunity Set Dengan Kebijaksanaan Dividen dan Struktur Modal Perusahaan (2004) mengatakan bahwa Perusahaan yang tumbuh mempunyai kebijaksanaan pendanaan eksternal yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang tidak tumbuh. METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif komparatif, yaitu suatu metode yang dilakukan dengan cara mencari data yang dapat memberikan gambaran yang jelas tentang PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk dan PT. Semen Gresik, Tbk. Kemudian penulis bermaksud untuk membandingkan perkembangan peningkatan kemampulabaan dan pertumbuhan perusahaan tiap triwulan dalam periode 6 tahun terakhir. Untuk dapat lebih membuktikan bagaimana modal kerja mempengaruhi pertumbuhan perusahaan, maka penulis menggunakan metode analisis rasio sehingga penulis dapat membandingkan seberapa besar perbandingan antar proksi dalam variabel yang dapat menggambarkan ada tidaknya risiko dari sebuah transaksi yang dilakukan. Adapun formula-formula yang digunakan untuk analisis rasio adalah sebagai berikut : Net Working

Capital (Modal Kerja Bersih), Rasio Modal Kerja/Working Capital Turn Over (WCTO) dan Ratio (g). Working Capital & HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Modal Kerja Terhadap Pertumbuhan Perusahaan Manajemen modal kerja memiliki peranan penting bagi suatu perusahaan karena jumlah dan besarnya penggunaan modal kerja dalam kegiatan operasional sangat perlu untuk dikelola agar besarnya penggunaan modal kerja seimbang dengan laba yang diperoleh perusahaan dalam periode waktu tertentu. Semakin besar jumlah modal kerja yang digunakan perusahaan maka laba yang diperoleh pun harus semakin besar sehingga pertumbuhan perusahaan semakin meningkat. Tetapi sebaliknya jika jumlah modal kerja yang digunakan perusahaan kecil maka laba yang diperoleh pun akan kecil dan perusahaan tidak mengalami pertumbuhan. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan mengenai hubungan antara pengelolaan modal kerja dengan pertumbuhan yang dihasilkan perusahaan dari tahun 2005 sampai dengan 2009. Modal Kerja Bersih (Net Working Capital) PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk Tahun 2005 : 2.155.764.743.807 855.844.362.864 = 1.299.920.380.943 Tahun 2006 : 1.741.702.404.144 812.180.007.701 = 929.522.396.443 Tahun 2007 : 2.248.589.496.820 759.612.975.138 = 1.488.976.521.682 Tahun 2008 : 3.471.276.001.333 1.943.884.694.003 = 1.527.391.307.330 Tahun 2009 : 5.322.916.291.443 1.771.030.703.811 = 3.551.885.587.632 Pertumbuhan Perusahaan : Tahun 2005 = 0,13 X 1 = 0,13 Tahun 2006 = 0,69 X 0,10 = 0,07 Tahun 2007 = 0,89 X 0,14 = 0,13 Tahun 2008 = 0,92 X 0,21 = 0,19 Tahun 2009 = 0,98 X 0,26 = 0,25 Tabel 1 Analisis Modal Kerja Bersih PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk Tahun Modal kerja Bersih 2005 1,299,920,380,943 0.13 2006 929,522,396,443 0.07 2007 1,488,976,521,682 0.13 2008 1,527,391,307,330 0.19 2009 3,551,885,587,632 0.25 Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat perbandingan antara modal kerja bersih dengan pertumbuhan perusahaan PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk selama periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 cenderung meningkat dan searah. Pada tahun 2005 penggunaan modal kerja bersih PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk sebesar 1.299.920.380.943 yang digunakan untuk mendanai kegiatan operasional perusahaan dalam menghasilkan laba mampu menghasilkan pertumbuhan perusahaan sebesar 13%. Ini menunjukkan bahwa kinerja manajemen dalam melakukan efisiensi biaya dan mengelola modal kerja dapat dikatakan optimal. Tahun 2006 penggunaan modal kerja bersih mengalami penurunan menjadi 929.522.396.443 dibanding tahun 2005 sehingga pertumbuhan perusahaan ikut mengalami penurunan. yaitu sebesar 0,07 atau 7%. 231

Working Capital & 232 Di tahun 2007 manajemen mulai melakukan efisiensi biaya pada kegiatan operasionalnya dan mulai mengelola modal kerja secara optimal sehingga hasil yang didapat maksimal. Hal tersebut ditunjukkan dengan jumlah modal kerja bersih yang mengalami peningkatan menjadi 1.488.976.521.682 dan pertumbuhan perusahaan menjadi 0,13 atau 13%. Pada tahun 2008, manajemen perusahaan meningkatkan modal kerja bersih menjadi 1.527.391.307.330 dan pertumbuhan perusahaan pun mengalami peningkatan menjadi 0,19 atau 19%. Di tahun 2009 penggunaan modal kerja bersih kembali mengalami peningkatan menjadi 3.551.885.587.632 yang juga diiringi dengan peningkatan pertumbuhan perusahaan menjadi 0,25 atau 25%. Dengan demikian dapat dilihat bahwa dengan semakin meningkatnya jumlah modal kerja yang digunakan oleh perusahaan maka laba yang diperoleh pun ikut meningkat sehingga pertumbuhan mengalami peningkatan. Tetapi sebaliknya jika penggunaan jumlah modal kerja menurun maka laba yang diperoleh pun akan ikut menurun sehingga berdampak terhadap pertumbuhan perusahaan yang juga akan menurun. Analisis Rasio Perputaran Modal Kerja Terhadap Pertumbuhan Perusahaan Working Capital Turnover (WCTO) PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk: 1.299.920.380.943 Tahun 2005 = = 4,30 5.592.353.968.132 929.522.396.443 Tahun 2006 = = 6,80 6.325.329.027.717 1.488.976.521.682 Tahun 2007 = = 4,92 7.323.643.805.514 1.527.391.307.330 Tahun 2008 = = 6,40 9.780.498.326.080 3.551.885.587.632 Tahun 2009 = = 2,98 10.576.456.344.583 Pertumbuhan Perusahaan : Tahun 2005 = 0,13 X 1 = 0,13 Tahun 2006 = 0,69 X 0,10 = 0,07 Tahun 2007 = 0,89 X 0,14 = 0,13 Tahun 2008 = 0,92 X 0,21 = 0,19 Tahun 2009 = 0,98 X 0,26 = 0,25 Tabel 2 Rasio Modal Kerja dan Pertumbuhan PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk Tahun WCTO 2005 4.30 0.13 2006 6.80 0.07 2007 4.92 0.13 2008 6.40 0.19 2009 2.98 0.25 Sumber: data diolah

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui perputaran modal kerja dengan pertumbuhan perusahaan yang terjadi di PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk selama 5 tahun dari tahun 2005 sampai tahun 2009. Dengan penggunaan jumlah modal kerja bersih yang semakin meningkat maka volume penjualan pun dapat lebih ditingkatkan lagi tetapi perusahaan tidak efisien dalam biaya sehingga peningkatan modal kerja kurang maksimal dalam meraih penjualan karena hal ini dapat mempengaruhi tinggi rendahnya Harga Pokok Penjualan. Dari table tersebut terlihat bahwa semakin cepat perputaran modal kerja yang dilakukan oleh PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk maka pertumbuhan perusahaan akan semakin tinggi. Pada tahun 2005 PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk melakukan perputaran modal kerja sebanyak 4,30 kali dan pertumbuhan perusahaan yang dihasilkan oleh PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk sebesar 0,13 atau 13% dari laba yang dihasilkan. Ini menunjukkan bahwa pada saat pengelolaan modal kerja dan terjadi perputaran modal kerja, laba perusahaan mengalami pertumbuhan yang berarti perusahaan melakukan optimalisasi terhadap pengelolaan dan perputaran modal kerja. Tahun 2006 perputaran modal kerja yang terjadi pada PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk sebanyak 6,80 kali dengan pertumbuhan perusahaan hanya 0,07 atau 7% dari tahun 2005. Pada tahun ini manajemen kurang melakukan efisiensi biaya, dimana pada tahun ini laba bersih perusahaan mengalami penurunan dibanding tahun 2005 sehingga pertumbuhan perusahaan menjadi menurun sedangkan perputaran modal kerjanya yang ditunjukkan dengan WCTO semakin meningkat. Kemudian pada tahun 2007 perputaran modal kerja (WCTO) mengalami penurunan sebesar 27,72% menjadi 4,92 namun pertumbuhan perusahaan mengalami peningkatan menjadi 0,13 atau 13%. Hal tersebut menunjukkan bahwa walaupun jumlah modal kerja bersih yang digunakan semakin meningkat tetapi peningkatan ini tidak maksimal dalam meraih penjualan karena biaya tidak efisien. Tahun 2008 WCTO mengalami peningkatan menjadi 6,4 dan pertumbuhan meningkat menjadi sebesar 0,19 atau 19%. Ditahun 2009 WCTO mengalami penurunan menjadi 2,98 namun pertumbuhan mengalami peningkatan sebesar 34,02% menjadi 0,25 atau 25%. Hal tersebut menunjukkan bahwa porsi modal kerja bersih lebih tinggi dibandingkan peningkatan penjualan meskipun laba yang dihasilkan juga tinggi sehingga WCTO menjadi rendah dan pertumbuhan menjadi tinggi. Berdasarkan hasil perhitungan, jumlah modal kerja bersih yang digunakan PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk selama 5 tahun cenderung mengalami peningkatan meskipun pada tahun 2006 mengalami penurunan. Namun dengan semakin meningkatnya jumlah modal kerja bersih maka biaya pun akan semakin tinggi sehingga dapat menurunkan perputaran modal kerja pada perusahaan. Dengan penggunaan jumlah modal kerja bersih yang semakin meningkat maka volume penjualan pun dapat lebih ditingkatkan lagi tetapi perusahaan tidak efisien dalam biaya sehingga peningkatan modal kerja kurang maksimal dalam meraih penjualan karena hal ini dapat mempengaruhi tinggi rendahnya Harga Pokok Penjualan. Nilai WCTO pada PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk selama 5 tahun cenderung mengalami peningkatan walaupun pada tahun 2007 mengalami penurunan. Hal tersebut menunjukkan jumlah modal kerja bersih yang digunakan semakin meningkat tetapi peningkatan ini tidak maksimal dalam meraih penjualan karena biaya tidak efisien. Dengan semakin meningkatnya volume penjualan maka secara otomatis perusahaan akan menambah persediaan barangnya agar kegiatan penjualan dapat berjalan dengan lancar dan pemintaan konsumen dapat terpenuhi. Semakin tinggi perputaran modal kerja (WCTO) maka semakin tinggi pula pertumbuhan perusahaan. Tetapi sebailknya jika nilai WCTO semakin menurun maka pertumbuhan perusahaan pun akan menurun. Pada penjelasan di atas menunjukkan bahwa besarnya perputaran modal kerja pada perusahaan cenderung meningkat sehingga hal ini membuat pertumbuhan perusahaan pun meningkat. Dengan jumlah modal kerja yang semakin meningkat maka laba yang diperoleh perusahaan dan pertumbuhan perusahaan pun selama 5 tahun cenderung meningkat yang mana peningkatan jumlah modal kerja ini pun maksimal dalam meraih volume penjualan sehingga meningkatkan tingkat perputaran modal kerja PT. Indocement Working Capital & 233

Working Capital & 234 Tunggal Prakasa, Tbk meskipun pada tahun 2006 mengalami penurunan. Nilai G pada perusahaan cenderung mengalami peningkatan karena peningkatan yang terjadi antara ROE dan laba ditahan seimbang. Artinya jumlah modal sangat maksimal dalam meraih laba perusahaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa selama 5 tahun antara modal kerja terutama perputaran modal kerja memilki pengaruh dan hubungan yang negatif terhadap pertumbuhan perusahaan. Hal ini terbukti dengan semakin meningkatnya nilai perputaran modal kerja/working Capital Turnover (WCTO) maka pertumbuhan perusahaan pun semakin meningkat kecuali tahun 2006 dan tahun 2007 serta tahun 2009. Tabel 3 Rasio Modal Kerja dan Pertumbuhan PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Modal kerja Bersih % Perubahan 2005 2,155,764,743,807 855,844,362,864 1,299,920,380,943 2006 1,741,702,404,144 812,180,007,701 929,522,396,443-28.49% 2007 2,248,589,496,820 759,612,975,138 1,488,976,521,682 60.19% 2008 3,471,276,001,333 1,943,884,694,003 1,527,391,307,330 2.58% 2009 5,322,916,291,443 1,771,030,703,811 3,551,885,587,632 132.55% Sumber: Data Diolah Berdasarkan Tabel 3 di atas diketahui bahwa selama 5 tahun modal kerja bersih yang dihasilkan oleh PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk. bahwa jumlah modal kerja bersih akan besar jika jumlah aktiva lancarnya lebih besar dibandingkan hutang lancarnya. Namun sebaliknya, jika aktiva lancar lebih kecil dari hutang lancarnya berarti perusahaan tersebut kekurangan modal kerja dalam membiayai kegiatan operasionalnya sehari-hari. Tetapi jika semakin besar jumlah modal kerja maka biaya pun akan semakin besar dan ini berarti perusahaan tidak efisien dalam hal biaya. Dari tahun 2005 sampai tahun 2009 jumlah modal kerja bersih pada PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk cenderung mengalami peningkatan dan hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan memiliki modal kerja yang cukup untuk membiayai kegiatan operasionalnya sehari-hari meskipun pada tahun 2006 terjadi penurunan. Tahun 2005 modal kerja bersih PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk sebesar 1.299.920.380.943 yang dihasilkan oleh aktiva lancar sebesar 2.155.764.743.807 dan hutang lancar sebesar 855.844.362.864 pada tahun 2005. Pada tahun 2005 ke tahun 2006, modal kerja bersih mengalami penurunan sebesar 28,49% dimana jumlah modal kerja bersih pada tahun 2006 sebesar 929.522.396.443. Penurunan tersebut disebabkan oleh adanya penurunan aktiva pada tahun 2006 menjadi 1.741.702.404.144 dan juga penurunan hutang lancar menjadi 812.180.007.701. Penurunan aktiva diakibatkan adanya penurunan kas dan setara kas menjadi 43.386.264.747 yang menunjukkan bahwa banyaknya atau meningkatnya piutang dan persediaan. Hal tersebut menunjukkan modal kerjanya yang dimiliki oleh perusahaan dalam membiayai kegiatan operasionalnya kurang optimal. Tahun 2006 ke tahun 2007, modal kerja bersih mengalami peningkatan sebesar 60,19% sehingga menjadi 1.488.976.521.682 pada tahun 2007. Hal ini menunjukkan kinerja manajemen sangat baik karena modal kerja yang digunakan sudah optimal untuk membiayai kegiatan operasionalnya. Pada tahun 2007, nilai aktiva lancar mengalami peningkatan menjadi 2.248.589.496.820 sedangkan nilai hutang lancar mengalami penurunan menjadi 759.612.975.138. Penurunan ini disebabkan adanya pelunasan hutang jangka pendek, kewajiban derivatif dan bagian hutang bank dan lembaga keuangan jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun di tahun 2007. Modal kerja bersih yang dihasilkan oleh PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk dari tahun 2007 ke tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 2,85% menjadi 1.527.391.307.330 di tahun 2008. Peningkatan modal kerja tersebut diikuti dengan peningkatan aktiva lancar pada tahun 2008 menjadi 3.471.276.001.333 dan peningkatan hutang lancar menjadi 1.943.884.694.003 pada tahun 2008.

Pada tahun 2008 ke tahun 2009, modal kerja bersih yang dihasilkan oleh PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk mengalami peningkatan sebesar 132,55% menjadi 3.551.885.587.632 yang disebabkan oleh peningkatan jumlah aktiva lancar pada tahun 2009 menjadi 5.322.916.291.443 dan peningkatan pada hutang lancar menjadi 1.771.030.703.811 pada tahun 2009. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan memiliki modal kerja bersih yang tinggi sehingga perusahaan dapat mendanai kegiatan operasionalnya sehingga dapat mencapai dan meningkatkan laba serta pertumbuhan perusahaan secara optimal. SIMPULAN 1. PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk sudah efisien dalam mengelola modal kerjanya. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya jumlah modal kerja pada perusahaan maka pertumbuhan pun ikut mengalami kenaikan. Namun pada PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk peningkatan jumlah modal kerja pada perusahaan tidak diikuti dengan peningkatan pertumbuhan yang terlihat pada tahun 2006. Hal tersebut disebabkan pada tahun 2006, manajemen tidak melakukan efisiensi biaya sehingga laba mengalami penurunan. 2. PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk sudah dapat menciptakan laba sehingga terjadi pertumbuhan perusahaan tetapi pada PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk laba yang dihasilkan tidak membuat pertumbuhan menjadi meningkat. DAFTAR PUSTAKA Agnes Sawir. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Edisi 5, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, BPFE, Yogyakarta. Brealey, Richard A., Stewart C. Myers and Alan J. Marcus. 2001. Fundamentals Of Corporate Finance, 2 th edition: Irwin McGraw-Hill, Inc. Brigham, Eugene F. and Philip R. Daves. 2001. Intermediate Financial Management. 8 th edition. Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi 10, Salemba Empat. Jakarta. Bambang Riyanto. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan, Gajah Mada, Yogyakarta. Dewi Astuti. 2002. Manajemen Keuangan Perusahaan, Ghalia Indonesia, Jakarta. Dewi Astuti. 2004. manajemen keuangan perusahaan.cetakan pertama, Ghalia Indonesia. Dermawan, Sjahrial. MM. 2008. Manajemen. Edisi Kedua. Penerbit Mitrawacana Media. Jakarta. G. Sugiarso, dan F. Winarni. 2005. Manajemen Keuangan, Media Pressindo: Yogyakarta. Garrison Ray. H ; Norren Erick W. 2000. Manajerial Accounting, Nine Edition. American Mc Graw_Hill Companies, Inc. J. Fred Weston dan Eugene F. 2004. Perbandingan Jangka Panjang dan Jangka Pendek. Brigham. J. Keown Arthur dan John D Martin. 2004. Manajemen Keuangan. Jilid Pertama. Edisi Kesembilan. Penerbit Indeks. Jakarta. James C. Van Horne, dan John M. Wachowicz, JR. 2005. Prinsip-prinsip Akuntansi, Edisi 12, Salemba Empat: Jakarta. Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 4, PT. Bumi Aksara, Jakarta. Munawir. 2004. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 4, Liberty Yogyakarta, Jakarta. Raharjo, Budi.2001. Akuntansi dan Keuangan untuk Manajemen Non Keuangan. Penerbit Abdi Yogyakarta. Yogyakarta Ridwan S. Sundjaja, dan Inge Barlian. 2001. Manajemen Keuangan Satu, Edisi 3, Prenhallindo, Jakarta. Ridwan S. Sundjaja, dan Inge Barlian. 2003. Manajemen Keuangan, Edisi 5, Literata Lintas Media: Jakarta Working Capital & 235

Working Capital & 236 Ross, Stephen A., and Randolph W. Westerfield. 1999. Corporate Finance. 5 th edition, Singapore: Mc Graw Hill. Simangunsong. A. O. 2004. Dasar Dasar Akuntansi Keuangan. Edisi Pertama. Penerbit FEUI. Jakarta. Simamora, Henry. 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Salemba Empat, Jakarta. Soemarso SR. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi 4, Rineka Cipta, Jakarta. Sofyan Syafri Harahap. 2006. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. PT. RajaGrafindo, Jakarta. Stephen H. Penman. 2007. Financial Statement Analysis and Security Valuation. 3 rd edition, McGraw-Hill International, Inc. Suad Husnan., dan Enny Pudjiastuti. 2004. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi 4, Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Sutrisno. 2001. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Ekonisia, Yogyakarta. Sutrisno. 2005. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Edisi Keempat Mei 2005. Penerbit Ekonisia. Yogyakarta. Skousen, K. Fred, Earl K. Stice and James D. Stice. 2000. Intermediate Accounting. 14 th edition, Thomson: South Western. Tampubolon, Manahan P. 2005. Manajemen Keuangan Konseptual, Problem, dan Studi Kasus. Edisi 12, Ghalia Indonesia, Jakarta Weygandt, Jerry J., Donald E. Kieso and Paul D. Kimmel. 2000. Accounting Principles. 5 th edition: John Wiley & Sons, Inc.