BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perencanaan Pajak (Tax Planning) Pada PT. Yusonda

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

Oleh Iwan Sidharta, MM.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan

PAJAK PERUSAHAAN Pajak penghasilan perusahaan Pajak pihak ketiga PPN dan PPnBM Pajak Lain-lain 2

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4. PPh TERUTANG (Pilih salah satu sesuai dengan kriteria Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, lihat Buku Petunjuk Pengisian SPT) 10a. 10b.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Laba/Rugi Komersial PT Persada Aman Sentosa. sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

III/$ 2 0 A A KREDIT PAJAK DALAM NEGERI N P W P : NAMA WAJIB PAJAK : PERIODE PEMBUKUAN : s.d.

BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

BAB IV PEMBAHASAN. maksud agar perkembangan usaha pada akhir periode tertentu dapat diketahui.

SPT TAHUNAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA "X" PADA

LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL DAN FISKAL. Amanita Novi Yushita

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN

NOMOR :. TANGGAL : MULAI TAHUN PAJAK :

RUGI LABA BIAYA FISKAL

MODUL V REKONSILIASI FISKAL

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT PRIMA SINDO

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PERUM DAMRI. Rekonsiliasi Laporan Fiskal pada PERUM DAMRI

Mentoring Perpajakan 1. PT ABC memiliki rincian aset tetap pada tahun 2014 sebagai berikut: Biaya Perolehan

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Ketentuan Formal Perpajakan PT Cipta Sukma Mandiri Nomor Pokok Wajib Pajak

bambang kesit, 2010 halaman 1 dari 10 perpajakan, prodi akuntansi-feuii MODUL : TEKNIK REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PPh Badan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Tax Planning pada Rumah Sakit Pondok Indah

SPT TAHUNAN PPH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

Neraca 1. Perhitungan Hasil Usaha 2. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI

RSU Muhammadiyah Ponorogo LAPORAN LABA/(RUGI) KOMERSIAL. Per 31 Desember 2014

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN 1771

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT.

Rekonsiliasi LK Komersial ke LK Fiskal

Nama : Farah Fadhilah NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Budi Prijanto, SE., MM

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan. Umum dann Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Evaluasi atas Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT.Cipta Dermato.

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Penghitungan Pajak yang Dilakukan oleh PT Semar Jaya Indah Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Setiap entitas memiliki kewajiban untuk membayar pajak kepada negara sesuai

BAB 4 EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DALAM MEMINIMALISASIKAN BEBAN PAJAK UNTUK MENGOPTIMALISASIKAN LABA

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari

Pendahuluan. Definisi Pajak Kini dan Pajak Tangguhan

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

1. Pengertian Penghasilan Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan. Pengertian penghasilan menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Keuangan Fiskal Sebagai Dasar Penghitungan Penghasilan

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

kini dan pajak tangguhan yang sajikan telah benar sesuai dengan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Alasan Perusahaan dalam Strategi tax planning PPh 21 Lebih. Memilih Menggunakan Natura dan kenikmatan.

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PADA PT ADIS

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Agar tujuan perusahaan dapat tercapai, maka semua faktor-faktor

BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dalam negeri sangatlah penting serta mempunyai kedudukan yang

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT XYZ tahun 2009 :

I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2

BAB II LANDASAN TEORI. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada Negara

Modul ke: PERPAJAKAN II BUNGA PINJAMAN. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi.

UNIVERSITAS INDONESIA PT ELEKTRINDO MAKALAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pajak (tax planning) merupakan proses pengorganisasian yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang dengan

By Afifudin PSP FE Unisma 2

BAB IV ANALISIS PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA PT. TS INDONESIA. Analisis Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI 2 0 6

ANALISIS KOREKSI FISKAL ATAS LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL PADA CV. REVIANA

BAB II URAIAN TEORITIS. dilakukannya proses rekonsiliasi fiskal ini, maka Wajib Pajak tidak perlu

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan. beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG

BAB I PENDAHULUAN. pajak, baik pajak pusat maupun pajak daerah, ini terbukti pada tahun 2014

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk

Transkripsi:

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant Management dimana wajib pajak badan ini bergerak di bidang kesehatan berupa rumah sakit yang berada di wilayah Klaten. PT. Klinik Sejahtera memperoleh pendapatannya dari pasien-pasien yang berada di rumah sakit baik rawat inap maupun rawat jalan. 4.2 Laporan Laba Rugi Secara Komersial PT.Klinik Sejahtera dalam menyusun laporan keuangan sebagai proses akhir akuntansi ini merupakan cermin kondisi dimana perusahaan secara komersial nantinya akan disesuaikan dengan UU perpajakan yang kemudian terbentuk laporan keuangan secara fiskal, saat ini laporan disusun secara komersial dengan tujuan menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan dan kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang nantinya bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. 32

Berikut adalah laporan laba rugi PT.Klinik Sejahtera sebelum melakukan Rekonsiliasi Fiskal : Tabel 4 PT. Klinik Sejahtera INTISARI RUGI LABA PERIODE 01 JANUARI s/d DESEMBER 2015 I. PENDAPATAN 1. Pendapatan Umum : A. Pendapatan Obat & Alkes Rajal 904.737.538 B. Pendapatan Obat & Alkes Ranap 8.243.911.384 C. Pendapatan Business Unit Utama 8.324.905.486 D. Pendapatan Business Unit Dukungan 834.461.635 E. Pendapatan Administratif 725.638.395 F. Discount / Potongan (24.613.635) TOTAL PENDAPATAN 19.009.040.802 II. HPP 1. Harga Pokok Penjualan 9.296.394.019 LABA KOTOR 9.712.646.783 III. Biaya Operasional & Non Operasional Biaya Gaji, Lembur, THR, Jamsostek & Honorer 5.920.491.535 Biaya Transportasi - Biaya Penyusutan & Amortisasi 876.693.782 Biaya Sewa - Biaya Bunga Pinjaman - Biaya dengan sehubungan Jasa / Ijini 7.666.134 Biaya Piutang Tak Tertagih - Biaya Royalti - Biaya Promosi & Marketing 145.069.954 Biaya lainnya 514.621.648 TOTAL BIAYA OPERASIONAL & NON OPERASIONAL : 7.464.543.053 7.464.543.053 LABA USAHA 2.248.103.729 33

IV. PENDAPATAN & BIAYA LUAR USAHA : 1. Pendapatan Bunga Bank 37.208.497 2. Pendapatan Sewa Optik 4.219.870 3. Pendapatan Lain-lain 119.618.924 4. Biaya Administrasi (441.789.311) 5. Biaya Sosial (67.141.051) 6. Biaya Pajak - 7. Biaya Lain-lain (Beban Non Operasional lainnya) (77.426.715) TOTAL PENDAPATAN & BIAYA LUAR USAHA : (425.309.786) (425.309.786) LABA BERSIH 1.822.793.943 Sumber : KKP Adiyanto Consultant Management (data diolah) diketahui : Dari laporan laba rugi di atas,berikut rincian dan catatan yang perlu A. Pendapatan Business Unit Utama & Business Unit Dukungan Pendapatan Business Unit Utama & Business Unit Dukungan PT. Klinik Sejahtera diperoleh sebagian besar dari pendapatan Bussines Unit Utama (dari pendapatan radiologi, rontgen, USG, CT-Scan, serta dari pendapatan laboratorium), Pendapatan Bussines Unit Dukungan (dari pendapatan parkir, Laundry, pendapatan food and nutrition ), serta pendapatan Administratif (pendapatan dari Institusi rujukan dan administrasi resume). B. HPP Perhitungan HPP yang digunakan oleh PT. Klinik Sejahtera untuk memperoleh laba bersih adalah dengan metode FIFO, dimana metode tersebut diakui secara pajak. Berikut perhitungannya : 34

HPP: Persediaan awal : Rp 531.906.523 Pembelian : Rp 9.343.887.953 + Jumlah barang tersedia : Rp 9.875.794.476 Persediaan akhir : Rp 579.400.456 - Harga Pokok Penjualan : Rp 9.296.394.019 Laporan laba rugi di atas masih menyajikan laporan keuangannya ke dalam bentuk laporan komersial (menurut Standart Akuntansi), sehingga didapat Laba bersih perusahaan adalah sebesar Rp1.822.793.943. Laba ini tidak dapat dijadikan penentu besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi wajib pajak karena tidak diakui secara fiskal, maka dalam pembuatan laba/rugi secara fiskal baik biayabiaya/beban serta pendapatan final atau penghasilan yang masih menurut Standart Akuntansi tersebut maka harus dilakukan Koreksi Positif dan Koreksi Negatif. 35

4.3 Analisa Penentuan Koreksi Positif dan Koreksi Negatif Didalam laporan laba rugi PT.Klinik Sejahtera, adapun biaya-biaya dan pendapatan yang tidak diakui secara fiskal maka akan dikoreksikan baik secara positif maupun dikoreksi negatif, sebagai berikut : A. Koreksi Positif Beban Sosial Rp 67.141.051 Beban Pakaian Seragam Rp 10.046.000 Beban Non Operasional Lainnya Rp 77.426.715 Total Koreksi Positif Rp 154.613.766 Adapun penjelasan dari akun di atas sebagai berikut: a. Untuk Beban Sosial Beban sosial di sini adalah beban sumbangan dimana harus dikoreksikan karena transaksi tersebut bagi pihak yang menerima bukan lah merupakan objek pajak sepanjang diterima tidak dalam rangka hubungan kerja, hubungan usaha, hubungan kepemilikan, atau hubungan di antara pihakpihak yang bekepentingan sesuai dalam pasal 4 ayat 3 huruf a UU PPh No 36 Tahun 2008. b. Untuk Beban Pakaian Seragam Sesuai dengan UU Perpajakan yang tercantum ke dalam UU No. 7 Thn.1983 sebagaimana diubah menjadi UU No. 36 Thn.2008 Pasal 4 ayat 3 tentang yang dikecualikan dari objek pajak, yang menyatakan bahwa penggantian atau imbalan dalam bentuk natura atau kenikmatan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa merupakan tambahan kemampuan ekonomis 36

yang diterima dalam bentuk uang. Penggantian atau imbalan dalam bentuk kenikmatan seperti beban pakaian seragam tersebut. c. Untuk Beban Non Operasional Lainnya Biaya yang bukan menjadi pengurang penghasilan bruto selain yang tercantum dalam Pasal 9 ayat 1 UU PPh, yaitu didasarkan PP 138 Tahun 2000 adalah Biaya untuk menagih, mendapat, dan memelihara penghasilan yang bukan merupakan Objek pajak. B. Koreksi Negatif Pendapatan Bunga Bank Rp 37.208.497 Pendapatan Sewa Rp 4.219.870 Pendapatan Lain-lain Rp 119.618.924 Total Koreksi Negatif Rp 161.047.291 Adapun penjelasan dari akun di atas sebagai berikut: a. Untuk Pendapatan Bunga Bank Sesuai dengan UU Perpajakan yaitu UU No. 7 Tahun 1983 sebagaimana diubah menjadi UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 4 huruf (f) Pendapatan Bunga Bank harus dikoreksi karena pendapatan yang bersifat final sehingga tidak diakui sebagai penghasilan menurut fiskal. b. Untuk Pendapatan Sewa Pendapatan sewa di sini harus dikoreksikan dalam perhitungan penghasilan kena pajak yaitu pendapatan Optik yang merupakan objek PPh Pasal 4 ayat 2 yang bersifal final sehingga tidak diakui sebagai penghasilan menurut fiskal. 37

c. Untuk Pendapatan Lain-lain Pendapatan lain-lain diperoleh dari penghasilan yang bersifat final yaitu berupa tabungan lainnya, bunga deposito, serta bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi untuk anggota koperasi dari perusahaan. Karena pendapatan ini bersifat final berdasarkan pasal 4 ayat (2) huruf a UU PPh No.36 Tahun 2008 maka harus dikoreksi negatif yang nantinya akan mengurangi penghasilan kena pajak dari PT. Klinik Sejahtera. C. Penyusutan Fiskal Tabel berikut menggambarkan penyusutan yang telah dilakukan PT. Klinik Sejahtera setelah dilakukan penyesuaian menurut ketentuan UU Perpajakan. Tabel 5 Daftar Penyusutan Aktiva (Fiskal) PT. Klinik Sejahtera Tahun 2015 Jenis Aktiva Kelompok Tarif Harga Perolehan Penyusutan Kendaraan II 12,5% Rp 630.614.000 Rp 78.826.750 Alat/Mesin Kantor II 12,5% Rp 3.379.331.598Rp 422.416.450 Alat Kesehatan III 6,25% Rp 5.455.243.374 Rp 340.952.710 Bangunan Permanen 5% Rp 2.040.582.735 Rp 102.029.136 Total Penyusutan Rp 944.261.046 Sumber : KKP Adiyanto Consultant Management (data diolah) Diketahui dari data penyusutan di atas adalah: - Penyusutan kendaraan yang digunakan untuk operasional PT. Klinik Sejahtera serta direktur dari PT. Klinik Sejahtera adalah penyusutan Bukan Bangunan kelompok II. Sesuai dengan surat edaran Dirjen Pajak No.154/PJ.42/2003, kendaraan yang termasuk dalam inventaris perusahaan yang juga digunakan oleh direksi, pengakuan penyusutan dapat diakui sebagai biaya dalam 38

perhitungan penghasilan kena pajak hanya 50%, sehingga yang dapat diakui sebagai biaya dalam perhitungan penghasilan kena pajak adalah senilai Rp 78.826.750. - Penyusutan terhadap Alat/Mesin Kantor berupa komputer dan lainnya, terdapat perbedaan akibat perlakuan perpajakan dengan akuntansi yang memiliki sifat temporer. Artinya secara keseluruhan bahwa beban atau pendapatan yang diperoleh baik menurut perpajakan maupun akuntansi sebenarnya sama, namun yang berbeda adalah alokasi penyusutan setiap tahunnya. - Penyusutan terhadap Alat Kesehatan berupa alat-alat operasi dan lainnya adalah penyusutan Bukan Bangunan yang termasuk kelompok III, hal ini dilihat dari masa manfaat dari alat kesehatan tersebut. Terdapat perbedaan akibat perlakuan secara akuntansi dengan perpajakan yang memiliki sifat temporer juga. Artinya secara keseluruhan bahwa beban atau pendapatan yang diperoleh baik itu menurut akuntansi maupun perpajakan sebenarnya sama, namun yang menjadi pembeda adalah alokasi penyusutan setiap tahunnya. - Penyusutan yang termasuk Bangunan Permanen dan juga tanah dari PT. Klinik Sejahtera senilai Rp 102.029.136,- diakui sebagai pengurang untuk menentukan penghasilan kena pajak, karena sesuai dengan UU PPh Pasal 6 ayat 1 huruf b, bahwa penyusutan atas pengeluaran untuk harta berwujud yang masa manfaatnya lebih dari 20 tahun dapat diakui sebagai pengurang dalam perhitungan penghasilan kena pajak dalam metode penyusutan yang digunakan sesuai dengan UU PPh Pasal 11 ayat 6. 39

Tabel 6 KOREKSI FISKAL PERIODE JANUARI S/D JDESEMBER 2015 PT. KLINIK SEJAHTERA Laba (Rugi) Komersial 1.822.793.943 KOREKSI POSITIF 1. Beban Sosial 67.141.051 2. Beban Pakaian Seragam 10.046.000 3. Beban Non Operasional Lainnya 77.426.715 TOTAL KOREKSI POSITIF 154.613.766 KOREKSI NEGATIF 1. Pendapatan Bunga Bank 37.208.497 2. Pendapatan Sewa 4.219.870 3. Pendapatan Lain-lain 119.618.924 TOTAL KOREKSI NEGATIF (161.047.291) PENYUSUTAN DAN AMORTISASI 1. Penyusutan Komersial 876.693.782 2. Penyusutan Fiskal 944.261.046 TOTAL PENYUSUTAN (67.567.264) 1. Amortisasi Komersial - 2. Amortisasi Fiskal - TOTAL AMORTISASI - AKTIVA JUAL DAN MUSNAH 1. Laba/Rugi Penjualan at Komersial - 2. Laba/Rugi Penjualan at Fiskal - TOTAL JUAL - 1. Aktiva Tetap Musnah Komersial - 2. Aktiva Tetap Musnah Fiskal - TOTAL MUSNAH - BIAYA SURAT TAGIHAN PAJAK (STP) & SKP 1. Biaya STP - 2. Biaya SKP - Total Biaya Surat Tagihan Pajak (STP) & - 40

SKP Penghasilan Kena Pajak 1.748.793.154 Sumber : KKP Adiyanto Consultant Management (data diolah) Dari laporan keuangan di atas, PT.Klinik Sejahtera telah melakukan koreksi fiskal terhadap beberapa akun transaksi baik koreksi positif maupun koreksi negatif sehingga didapat penghasilan kena pajak adalah sebesar Rp 1.748.793.154. 4.4 Perhitungan Pajak Terutang Berdasarkan dari uraian di atas, maka Perhitungan Pajak setelah dilakukan koreksi terhadap laporan keuangan PT. Klinik Sejahtera sebagai berikut: Tabel 7 PERHITUNGAN PAJAK TAHUN 2015 ANGSURAN MASA PPH 25 TAHUN 2016 PT. KLINIK SEJAHTERA 1. Peredaran Usaha 19.009.040.802 2. Penghasilan Kena Pajak A. Penghasilan Kena 1.748.793.154 Pajak B. Kompensasi 0 kerugian Th.2014 C. Penghasilan Tidak 0 Kena Pajak D. Penghasilan Kena (154) Pajak (Pembulatan) TOTAL PENGHASILAN KENA PAJAK 1.748.793.000 3. Hutang Pajak A. PKP yang mendapatkan fasilitas (4.800.000.000/19.009.040.802)X 1.748.793.000 441.590.214 TARIF PAJAK (50% X 25%)X 441.590.214 55.198.776 41

B. PKP yang tidak mendapatkan fasilitas 1.748.793.154-441.590.214 1.307.202.940 TARIF PAJAK 25% X 1.307.202.940 326.800.735 PAJAK TERUTANG 381.999.511 4. Prepaid Tax A. PPH 23 - B. PPH 25 276.816.944 TOTAL (276.816.944) TOTAL PAJAK TERUTANG 5. ANGSURAN MASA PPH 25 TAHUN 2016 (381.999.511 / 12) 31.833.293 105.182.567 Sumber : KKP Adiyanto Consultant Management (data diolah) Dari perhitungan di atas, peredaran usaha yang dimiliki oleh PT. Klinik Sejahtera dalam periode tahun pajak 2015 saat itu adalah sebesar Rp 19.009.040.802. Maka dengan hasil koreksi terhadap laporan laba rugi yang telah dilakukan, total penghasilan kena pajak PT. Klinik Sejahtera adalah sebesar Rp 1.748.793.154. Jumlah tersebut menjadi hutang pajak yaitu (4.800.000.000/19.009.040.802) X 1.748.793.154 = 441.590.214 dengan dikenakan tarif 50% x 25% sesuai dengan tarif penghasilan kena pajak yang mendapat fasilitas. Kemudian penghasilan kena pajak yang tidak mendapat fasilitas yaitu 1.748.793.154-441.590.214 = 1.307.202.940 dengan tarif 25% x 1.307.202.940 = 326.800.735 maka total pajak terutang PT. Klinik Sejahtera menjadi Rp 381.999.511. PPh pasal 25 yang juga menjadi pengurang pajak terutang tersebut yaitu sebesar Rp 276.816.944 diperoleh dari rekapitulasi perpaid selama tahun pajak 2015 pada lampiran. Sehingga diperoleh Total Pajak 42

terutang PT. Klinik Sejahtera adalah Rp 105.182.567 dengan angsuran masa PPh 25 Tahun 2016 adalah sebesar Rp 31.833.293. 43