4 METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
6 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGUKURAN KINERJA PENGELOLAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN BOJONGSALAWE, PANGANDARAN, JAWA BARAT DEWI OCTARIA ANGGRAINI

PENDEKATAN VALUE FOR MONEY UNTUK PENILAIAN KINERJA TEMPAT PELELANGAN IKAN MUARA ANGKE

3 METODOLOGI PENELITIAN

PETA LOKASI PENELITIAN 105

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.3 Metode Penelitian

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

3 KERANGKA PENDEKATAN STUDI

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2009 di PPN Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat.

METODE PENELITIAN. hal ini adalah produk makanan dan minuman. Kepuasan merupakan suatu respon positif seseorang dimana hasil kinerja

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menurut keadaan yang ditemukan di lapangan (facts finding) (Nawawi, 1998:73).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

6 KEMAMPUAN PELELANGAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

BAB 3 METODOLOGI Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di wilayah Malang Raya. Waktu dilaksanakan

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Martadinata No. 81, Malang. Adapun dasar dari pemilihan Bank Rakyat Indonesia

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

BAB IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian

6 KEBUTUHAN FASILITAS TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

PERSEPSI PENUMPANG KERETA API TERHADAP TINGKAT PELAYANAN STASIUN TUGU YOGYAKARTA

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode

DAFTAR ISI. Halaman. DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvii

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian Metode pengumpulan data

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode

6 EFISIENSI PENDARATAN DAN PENDITRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS KINERJA SATKER PSDKP PEKALONGAN DILIHAT DARI ASPEK PERIKANAN TANGKAP DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) PEKALONGAN

BAB V KESIMPULAN Kesimpulan Keterbatasan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN...105

III. METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2009 di PPN Palabuhanratu, Sukabumi.

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles), empati (empathy),

6. KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA

BAB III LANDASAN TEORI

PENGUKURAN KINERJA PENGELOLAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DI PPI MUARA ANGKE FIFI DEWI RESTI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yaitu dengan cara survei untuk

BAB III METODE PENELITIAN. pengisian. Sampel apotek ditentukan berdasarkan metode purposive sampling,

III. METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI. dirasakan dengan kinerja yang diharapkan. Kepuasan penumpang atau konsumen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Membaiknya kondisi perekonomian Indonesia belakangan ini tentunya

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

5 PELELANGAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

BAB 3 METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sehingga dapat memenuhi tujuan yang akan dicapai.

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data B. Metode Analisis

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, bidang pariwisata pantai merupakan salah satu kegiatan atau hal yang mempunyai

3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

gerak yang ada, keselamatan, kenyamanan, dan lain-lain.

PERSEPSI PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PADA RUMAH SAKIT ISLAM YARSI PONTIANAK Nurmalasari 1, Latifah 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di CV. Duta Luwak Brother s Link Jln. Raden Intan Gg.

III. METODE PENELITIAN. membuat prediksi atau pun mencari implikasi.

VII ANALISIS KEPUASAN PETANI MITRA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN

5 KONDISI AKTUAL FASILITAS DAN PELAYANAN KEPELABUHANAN TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN (STUDI PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM YARSI PONTIANAK)

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan

BAB III METODE PENELITIAN. diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau

Penentuan Prioritas Pengembangan KAPET DAS KAKAB Di Kabupaten Barito Selatan

Analisa Kepuasan Penumpang Angkutan Kota terhadap Sistem Pelayanan Angkutan Kota di Kota Sidoarjo ABSTRAK

Sumber: Anonim (2011) Gambar 2. Peta Lokasi Ocean Ecopark Ancol

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH ATAS KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS PADA BANK SWASTA DI RIAU) Fenny Trisnawati & Lukman

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

24 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2011. Adapun tempat pelaksanaan penelitian yaitu Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Muara Angke. 4.1 Alat Alat yang digunakan yaitu kuisioner, komputer/laptop, kamera, serta peralatan lainnya yang digunakan dalam membantu pengumpulan data dan pengolahan data. 4.2 Metode Penelitian dan Pengumpulan Data Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus terhadap kinerja tempat pelelangan ikan di PPI Muara Angke. Batasan yang akan diteliti adalah kinerja pengelolaan aktivitas tempat pelelangan ikan (TPI) dan kepuasan pengguna jasa TPI, untuk itu maka akan diteliti: 1) Ketersediaan fasilitas pelelangan ikan (sarana dan prasarana) untuk mendukung berlangsungnya pelelangan; 2) Aktivitas pelelangan (ketika ikan di letakkan di TPI, ditimbang, kegiatan jual beli, serta distribusi); 3) Kebersihan tempat pelelangan ikan; 4) Pendapatan dari kegiatan pelelangan untuk mengetahui besarnya keuntungan yang didapatkan oleh pihak penyelenggara pelelangan yang kemudian berdampak pada anggaran dari pusat ke pihak TPI Muara Angke; dan 5) Kepuasan pengguna jasa pelelangan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Metode sampling ini dilakukan dengan cara mengambil sampel sebanyak 5 orang secara sengaja yang dapat mewakili populasi sehingga tujuan yang diinginkan tercapai. Populasi yang diteliti merupakan agen, pedagang, pihak TPI PPI Muara Angke dan anggota koperasi yang menjalankan pelelangan di PPI Muara Angke.

25 Tabel 1 dan 2 menjelaskan tentang pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan dan wawancara. 1) Pengamatan Pengamatan dilakukan dengan cara melihat kondisi fisik TPI maupun aktivitas yang terdapat di TPI tersebut. Berikut merupakan Tabel 1 Objek pengamatan: Tabel 1 Objek pengamatan No Objek pengamatan Hal yang diamati 1. Tempat pelelangan ikan Kondisi fasilitas yang digunakan dalam proses penanganan dan pelelangan ikan meliputi kebersihan peralatan dan lantai TPI, penggunaan air bersih, tersedianya sarana penunjang kegiatan pelelangan (speaker, trolly, kursi petugas lelang, tempat cuci tangan, lampu, timbangan, keranjang (trays), tanda dilarang merokok, dan tempat sampah). 2. Aktivitas pelelangan ikan Kegiatan selama pelelangan (frekuensi dan waktu pelelangan), penimbang, pendataan dan distribusi. 2) Wawancara Wawancara dilakukan disertai dengan pengisian daftar pertanyaan (kuesioner) terhadap responden. Berikut Tabel 2 wawancara berdasarkan narasumber dan materi wawancara. Tabel 2 Objek wawancara No Narasumber Materi wawancara 1. Pengelola TPI Peran pihak TPI dalam proses pelelangan ikan; Ketersediaan fasilitas untuk menunjang aktivitas pelelangan; Anggaran untuk fasilitas pelelangan dan aktivitas pelelangan dari pemerintah daerah; Pemahaman pengelola TPI terhadap ikan/hasil tangkapan; Pemahaman tentang sanitasi di TPI; Pemahaman tentang fasilitas yang dibutuhkan untuk pelelangan ikan;

26 Tabel 2 Lanjutan No Narasumber Materi wawancara 2. Koperasi Peran koperasi dalam proses pelelangan ikan; Sistem pengelolaan penjualan ikan; Sistem bagi hasil kepada pihak TPI atau pemerintah daerah; dan Kebersihan tempat pelelangan ikan dan biaya operasional gedung tempat pelelangan ikan. 3 Agen Jenis dan jumlah ikan yang diperjualbelikan Harga ikan per Kg untuk tiap jenisnya Pemahaman terhadap pelelangan Pemahaman terhadap kualitas ikan yang dijual Keuntungan-kerugian pelelangan; Persepsi nelayan/agen terhadap aktivitas pelelangan; Retribusi yang harus dibayarkan dalam setiap kali proses lelang; dan Kepuasan nelayan terhadap kegiatan pelelangan, fasilitas TPI, dan pelayanan pihak TPI. 4. Pedagang/bakul Persepsi pedagang terhadap kegiatan pelelangan; Persepsi pedagang terhadap fasilitas TPI; Persepsi pedagang terhadap kebersihan TPI dan kualitas ikan yang dilelang; Keuntungan-kerugian pelelangan; Kepuasan pedagang terhadap kegiatan pelelangan dan fasilitas TPI; dan Retribusi yang harus dibayarkan dalam setiap kali proses lelang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung kondisi TPI, hasil wawancara dengan pihak pengelola TPI, pihak koperasi yang mengurusi pelelangan, nelayan/agen yang melakukan pelelangan, serta pedagang yang membeli ikan yang dilelang (kuesioner oleh responden yang digunakan sebagai sampel). Adapun data sekunder diperoleh dari data hasil pelelangan oleh pihak TPI dan koperasi PPI Muara Angke serta studi pustaka dan internet. Berikut ini

27 adalah data utama dan data tambahan yang masing-masing berisi data primer pada Tabel 3 dan data sekunder pada Tabel 4: 1) Data utama Tabel 3 Data utama Data Primer Data Sekunder Kondisi aktivitas tempat pelelangan ikan; Produksi dan nilai produksi hasil Kondisi kebersihan di TPI ; tangkapan yang dilelang; Kondisi fasilitas TPI; Jenis dan jumlah fasilitas yang berada Kinerja pengelolaan TPI dilihat dari segi di TPI; ekonomi dan efisiensi; dan Data pendapatan yang diterima pihak Kepuasan pengguna tempat pelelangan ikan; koperasi dan TPI dari hasil retribusi; Data pendapatan Pemda dari hasil retribusi; dan Jumlah nelayan, alat tangkap dan kapal bongkar 2) Data tambahan Tabel 4 Data tambahan Data Primer Gambar/foto-foto proses pelelangan hasil tangkapan ; dan Gambar/foto-foto fasilitas TPI; Data Sekunder Kondisi umum PPI Muara Angke; Kondisi umum TPI PPI Muara Angke; Letak geografis dan luas wilayah; dan Layout PPI Muara Angke. 4.3 Analisis Data 4.3.1 Analisis deskriptif Kegiatan pelelangan ikan dan TPI dinilai dengan menggunakan analisis deskriptif terhadap aktivitas tempat pelelangan ikan (TPI) di PPI Muara Angke. Analisis deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Selain itu, metode ini menjawab pertanyaan yang menyangkut sesuatu pada saat berlangsungnya proses penelitian (Nazir, 1988). Metode analisis deskriptif digunakan untuk melihat karateristik umum responden terhadap kegiatan di tempat pelelangan ikan (TPI). Adapun data yang digunakan untuk

28 melakukan analisis aktivitas TPI PPI Muara Angke adalah data primer dan sekunder yang berhubungan dengan kegiatan TPI PPI Muara Angke pada tahun 2010. Data-data tersebut berupa hasil pengamatan di lapangan, tabel dan grafik yang kemudian dideskripsikan. Adapun pada penelitian ini, terdapat beberapa aktivitas yang akan diamati antara lain: 1) Keadaan umum dari sarana dan prasarana yang dimiliki oleh TPI; 2) Pelayanan-pelayanan yang diberikan oleh pihak pengelolatpl; dan 3) Kegiatan pelelangan (ketika ikan diletakkan di TPI, ditimbang, kegiatan jual beli dan kegiatan distribusi). 4.3.2 Kinerja pengelolaan tempat pelelangan ikan (TPI) Kinerja pengelolaan tempat pelelangan ikan (TPI) diukur dengan pengukuran terhadap ekonomi dan efisiensi TPI, tetapi sebelum melakukan pengukuran kinerja terlebih dahulu mengetahui tujuan pembangunan TPI, penentuan parameter input dan output, mengetahui tingkat kepuasan pengguna TPI, pembobotan serta pengukuran kinerja menurut input dan output TPI. 1) Tujuan pembangunan TPI Menurut Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pertanian dan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor: 139 Tahun 1997 Pasal 3 tentang Penyelenggaraan Pelelangan Ikan maka tujuan pembangunan TPI PPI Muara Angke dalam hal ini adalah: (1) Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan nelayan; (2) Mendapatkan kepastian pasar dan harga ikan yang layak bagi nelayan maupun konsumen; (3) Meningkatkan pendapatan daerah; (4) Memberdayakan koperasi nelayan; dan (5) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan nelayan. 2) Penentuan parameter input dan output Penentuan parameter input dan output dilakukan agar dapat mengetahui variabel apa yang akan diukur dalam penghitungan kinerja. Parameter tersebut berdasarkan hasil diskusi bersama kelompok hibah pasca (2007) vide widayati (2008). Berikut Tabel 5 dasar penentuan parameter input dan output:

29 Tabel 5 Dasar penentuan parameter input dan output No Kriteria Parameter Subparameter Dasar penentuan parameter 1 Input SDM Personil TPI Peraturan daerah di Jakarta tidak ada untuk jumlah kuantitatif personil TPI dan KUD sehingga memakai perbandingan dengan Perda Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor 1 Tahun 1984 (Widayati, 2008) Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 71 Tahun 2006 mengenai petugas Koperasi secara kualitatif Fasilitas TPI Timbangan Peraturan Daerah di Jakarta tidak ada sehingga memakai perbandingan dengan Perda Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor 1 Tahun 1984 (Widayati,2008) Lori Perhitungan dengan menggunakan rumus JK= JHT/Kebutuhan (Aulia, 2010) untuk jumlah Trays trays dan troli Luas lantai lelang Luas lantai lelang (m 2 ) Hasil Diskusi bersama Kelompok Hibah Pasca, 2007 vide Widayati, 2008) dan perhitungan luas lantai lelang. Volume produksi ikan hasil tangkapan yang dilelang Volume produksi ikan hasil tangkapan yang dilelang (ton) 2 Output Pendapatan Nelayan Pendapatan nelayan (Rupiah) Pemasukan daerah Pemasukan daerah dari retribusi (Rupiah) Hasil Diskusi bersama Kelompok Hibah Pasca, 2007 vide Widayati, 2008) dan Laporan tahunan UPT PKPP PPI Muara Angke 2008. Hasil Diskusi bersama Kelompok Hibah Pasca, 2007 vide Widayati, 2008). Hasil Diskusi bersama Kelompok Hibah Pasca, 2007 vide Widayati, 2008). Kepuasan pengguna pelelangan Fasilitas TPI Aktivitas TPI Pelayanan TPI Pelayanan koperasi Analisis Tingkat Kepuasan Peserta Lelang dan Perceived Quality Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Muara Angke, Jakarta (Nurhayati,. et al). Penghitungan kepuasan untuk kinerja berdasarkan Gigentika (2010) 29

30 3) Pengukuran tingkat kepuasan pengguna jasa pelelangan Tingkat kepuasan nelayan terhadap jasa pelelangan dapat diketahui dengan menggunakan metode penilaian kepentingan dan kepuasan pengguna TPI (Importance and Performance Analysis). Metode Importance and Performance Analysis merupakan metode yang melihat tingkat kinerja dan kepentingan suatu pelayanan jasa. Berikut ini merupakan metode penghitungan kepuasan pengguna pelelangan: (1) Importance and Performance Analysis (IPA) Metode tingkat kepentingan dan kinerja dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang tingkat kepuasan pengguna jasa pelelangan terhadap pelayanan dengan cara mengukur tingkat kepentingan dan pelaksanaannya, sehingga dapat diketahui tingkat kesesuaian antara kebutuhan pemberi dan penerima jasa. Penilaian pelanggan terhadap tingkat kepentingan dan pelaksanaan atribut-atribut kepuasan pelanggan yang diperoleh dari hasil wawancara dan pengisian kuesioner dikonversikan ke dalam skala 5 tingkat (skala likert) (Shanticka, 2008). Tingkat kepentingan pengguna jasa pelelangan diukur berdasarkan apa yang seharusnya dikerjakan oleh pihak TPI agar menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas tinggi. Untuk penentuan bobot tingkat kepentingan, responden diminta menilai seberapa penting atribut pelayanan menurut penilaian mereka dengan cara memberi penilaian dengan rentang 1-5. Kelima penilaian tersebut diberi bobot sebagaimana disajikan pada Tabel 6 (Nurhayati, 2007). Tabel 6 Tingkat kepentingan pelayanan aktivitas pelelangan Jawaban Nilai A Tidak penting 1 B Kurang penting 2 C Cukup penting 3 D Penting 4 E Sangat penting 5 Tingkat kinerja diukur berdasarkan kinerja aktual dari pelayanan yang diberikan pihak TPI yang dirasakan pengguna jasa TPI untuk menentukan bobot tingkat pelaksanaan digunakan skala likert (rentang 1-5) dalam memberi penilaian

31 terhadap jawaban pengguna jasa TPI. Kelima penilaian tersebut diberi bobot sebagaimana terdapat pada Tabel 7 (Nurhayati, 2007). Tabel 7 Tingkat kinerja aktivitas tempat pelelangan ikan (TPI) Jawaban Nilai A Tidak puas 1 B Kurang puas 2 C Cukup puas 3 D Puas 4 E Sangat puas 5 Oleh karena itu, untuk mendapatkan gambaran lebih komprehensif mengenai Importance and Performance Analysis, digunakan diagram kartesius. Diagram ini merupakan suatu bangunan yang dibagi atas empat bagian yang dibatasi dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik (X,Y), adapun tahapan yang dilakukan adalah (Nurhayati, 2007) : 1) Menghitung jumlah skor kinerja (X) dan jumlah skor kepentingan (Y) pada masing-masing atribut pelayanan. Berikut penilaian kinerja dan kepentingan pengguna pelayanan aktivitas TPI pada Tabel 8: Tabel 8 Penilaian kinerja dan kepentingan pengguna pelayanan aktivitas TPI No Atribut Jumlah Skor Kinerja (X) Jumlah Skor Kepentingan (Y) 1 2. I 2) Mengisi sumbu X pada diagram dengan tingkat kinerja dan sumbu Y dengan skor tingkat kepentingan. Setiap faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna jasa aktivitas TPI dihitung dengan (Nurhayati, 2007):

32 Keterangan: X : Skor rata-rata tingkat kinerja Y : Skor rata-rata tingkat kepentingan N : Jumlah responden Tabel 9 Penilaian responden terhadap atribut tingkat kinerja dan kepentingan Responden Atribut tingkat kinerja (X) Total 1 2 3 4 5. I ( ) 1. N Xi N N N N N. N Responden Atribut tingkat kepentingan (Y) Total 1 2 3 4 5. I ( ) 1. N Yi N N N N N. N 3) Menghitung letak batas dua garis berpotongan dengan rumus (Nurhayati, 2007): Keterangan: χ : Rata-rata dari rata-rata skor tingkat kinerja γ : Rata-rata dari rata-rata skor tingkat kepentingan i : Banyak atribut yang memepengaruhi kepuasan pengguna

33 Diagram kartesius seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 2. Kepentingan (Y) X=χ γ A Prioritas utama C Prioritas rendah B Pertahankan prestasi D Berlebihan Y=γ Kinerja (X) Gambar 2 Diagram kartesius kepuasan. 4) Didapat titik-titik (X,Y) yang menggambarkan letak atribut pada diagram. Posisi masing-masing atribut pada keempat kuadran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) Kuadran A (Prioritas utama): Menunjukkan faktor atau atribut yang dianggap mempengaruhi kepuasan pengguna, termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap sangat penting, namun manajemen belum melaksanakan sesuai keinginan pengguna sehingga mengecewakan atau tidak puas. (2) Kuadran B (Pertahankan prestasi): Menunjukkan unsur jasa pokok yang telah berhasil dilaksanakan perusahaan, sehingga wajib untuk dipertahankan. (3) Kuadran C (Prioritas rendah): Menunjukkan faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi pengguna, pelaksanaanya oleh perusahaan biasa-biasa saja. (4) Kuadran D (Berlebihan): Menunjukkan faktor yang mempengaruhi pengguna kurang penting, akan tetapi pelaksanaannya berlebihan.

34 (2) Analisis gap Gap atau kesenjangan merupakan nilai selisih yang terjadi antara nilai selisih yang terjadi antara nilai yang diberikan oleh produk, melalui atributnya dengan harapan yang diinginkan. Nilai kesenjangan ini akan memberikan informasi mengenai seberapa besar suatu atribut produk atau jasa memenuhi harapan konsumen. Informasi ini akan dimanfaatkan oleh produsen sebagai bahan masukan untuk memperbaiki kinerja produk atau jasanya (Panggabean, 2008). Tingkat kepuasan akan semakin tinggi apabila nilai gap tersebut semakin kecil. Bila nilai kinerja suatu atribut lebih besar dari harapan, maka berarti konsumen puas terhadap atribut tersebut. Sebaliknya, jika nilai harapan lebih besar dari nilai kinerjanya, maka konsumen kecewa terhadap atribut tersebut. Nilai gap dihitung pada masing-masing atribut dengan rumus berikut (Panggabean, 2008): Nilai gap = Rata-rata tingkat kinerja rata-rata tingkat kepentingan Dalam menentukan kriteria kepuasan harus dibuat selang frekuensi/kelas berdasarkan tingkat kesesuaian, selisih nilai kinerja dan kepentingan yang telah diolah. Pembuatan selang frekuensi/kelas bagi sekumpulan data yang besar dapat dilakukan dengan cara pengolahan statistik yaitu dengan menentukan banyaknya frekuensi dimana dalam perhitungan ini menggunakan 5 selang frekuensi (Walpole, 1995). 4) Penghitungan pembobotan Pembobotan ini dilakukan dengan menggunakan metode Saaty. Pembobotan tersebut diukur, karena saat ini belum terdapat standar bobot untuk pengelolaan aktivitas berdasarkan input dan output tempat pelelangan ikan. Adapun standar bobot yang sudah diketahui yaitu pada operasional pelabuhan (Gigentika, 2010). Oleh sebab itu, untuk mengukur kinerja yang memakai pembobotan harus dilakukan pengambilan kuisioner. Pengambilan kuisioner ini dilakukan terhadap 5 orang pakar pelabuhan perikanan. Metode Saaty ini dimisalkan jika dalam suatu sub sistem operasi terdapat n elemen operasi, yaitu elemen-elemen A1, A2, A3...An, maka hasil perbandingan

35 secara berpasangan elemen elemen operasi akan membentuk matrik perbandingan. Skala nilai perbandingan berpasangan menurut Saaty dapat dilihat pada Tabel 10 berikut (Saaty, 1991): Tabel 10 Skala penilaian perbandingan berpasangan Intensitas Keterangan Penjelasan kepentingan 1 Kedua elemen sama pentingnya Dua elemen memiliki pengaruh yang sama besar terhadap tujuan 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen dibandingkan elemen lainnya 5 Elemen yang satu lebih penting dari elemen yang lainnya 7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya 9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya 2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua pertimbangan nilai yang berdekatan Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen dibanding elemen yang satunya Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen yang lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan Nilai ini diberikan jika ada kompromi antara dua pilihan Kebalikan Jika untuk aktivitas I mendapatkan satu angka dibanding dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya dibanding i Model matematika yang digunakan untuk membandingkan tiap pasangan adalah model matriks bujur sangkar yang resiprokal. Misalnya dalam suatu subsistem operasi terdapat n unsur operasi, yaitu A1, A2,, An maka hasil perbandingan dari unsur-unsur operasi tersebut akan membentuk matriks perbandingan berukuran n x n. Matriks perbandingan tersebut dapat disajikan sebagai berikut (Saaty, 1991): A1 A2. An A1 1 a12. a1n A2 a21 1. a2n......... An an1 an2. 1

36 Matriks An x n merupakan matriks resiprokal. Diasumsikan terdapat n unsur yaitu a11, a12, a1n yang akan dinilai secara perbandingan. Aturan untuk memasukkan aij adalah sebagai berikut (Saaty, 1991): 1. Jika aij= a, maka aji=1/a, untuk aij 0; dan 2. Pada diagonal matriks, di mana unsur yang sama diperbandingkan, maka nilainya 1. Setelah nilai intensitas kepentingan telah masuk didalam matriks maka selanjutnya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut (Saaty, 1991): 1. Menjumlahkan nilai-nilai setiap kolom dalam matriks perbandingan berpasangan; 2. Membagi nilai aij pada setiap kolom dengan jumlah pada kolom bersangkutan sehingga didapat matriks yang dinormalisasi; dan 3. Menjumlahkan semua nilai setiap baris dari matriks yang dinormalisasi tersebut dan membaginya dengan jumlah unsur tiap baris. Hasil pembagian tersebut menunjukkan nilai prioritas menyeluruh untuk masing-masing unsur. 5) Penilaian kinerja input dan output Metode yang digunakan adalah value for money. Metode tersebut memiliki keunggulan berupa bentuk pengukuran kinerja yang spesifik serta unik pada sektor publik dan mengukur kinerja dari segi ekonomi dan efisiensi. Pengukuran kinerja lain selain value for money adalah DEA, tetapi pengukuran kinerja dengan menggunakan metode DEA ini merupakan pengukuran kinerja yang hanya mengukur efisiensi bersifat teknis, bukan ekonomis. DEA hanya menghitung nilai absolut dari suatu variabel (Sudaryanto, 2006). Oleh karenanya dalam penelitian ini menggunakan konsep value for money karena aspek yang dikajinya lebih banyak yaitu diukur dari segi ekonomi dan efisiensi. Berikut merupakan kinerja penilaian pembobotan pada Tabel 11.

37 Tabel 11 Kertas kerja penilaian pembobotan Indikator Kinerja Satuan Target Kinerja (rencana) Capaian kinerja (realisasi) Bobot Nilai kinerja Nilai akhir Keterangan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Input Output Jumlah : Total: 1) Nilai kinerja input dan output dihitung dengan rumus berikut (Mahmudi, 2010): 2) Penilaian Kinerja (ekonomi dan efisiensi) Pengukuran Kinerja dari segi ekonomi (Mahmudi, 2010): Ekonomi = Input capaian x 100% Input rencana Keterangan: >100% = ekonomis 85-100% = cukup ekonomis 65-84% = kurang ekonomis <65% = Tidak ekonomis Pengukuran kinerja dari segi efisiensi (Mahmudi, 2010): Keterangan: <90% = sangat efisien 90-99% = efisien 100% = cukup efisien >100% = tidak efisien.