BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan sebagai organisasi yang bergerak

BAB 1 : PENDAHULUAN. sehat. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya sebagai fasilitas sarana kesehatan

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan

BAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah

BAB I PENDAHULUAN. nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya rumah

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,

LAPORAN KINERJA TRIWULANAN RSUD LAWANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya (Hasibuan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber: diakses pada 25/04/2014 pukul WIB)

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi tempat kerja merupakan wadah dimana para pegawai melakukan interaksi

BAB I PENDAHULUAN. profesional sesuai kebutuhan masyarakat (Wuryanto, 2010). swaktu diperlukan untuk berangkat dan pulang kerja.

Penampilan rumah sakit dapat diketahui dari beberapa indikator antara lain : a. Cakupan dan mutu pelayanan dilihat melalui indikator :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat pakar, dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB I PENDAHULUAN. kelima Pancasila serta Undang-Undang Dasar Negara Republik. kebutuhan dasar hidup yang layak dan memberikan kepastian

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam suatu satuan waktu (Kep. Menpan No.75/2004). Sementara menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB I PENDAHULUAN. adalah sumber daya manusia (Depkes, 2002). penunjang lainnya. Diantara tenaga tersebut, 40% diantaranya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan pada dasarnya bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan non profit, yaitu unit usaha yang bertujuan tidak untuk mencari

PENETAPAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

PENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif, rumah sakit juga

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu profesi yang mempunyai peran penting di rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan upaya kesehatan rujukan dan upaya kesehatan penunjang. Dari 22 RSU di

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Penilaian pelayanan di RSUD AM Parikesit menggunakan indikator pelayanan kesehatan, adapun data indikator pelayanan dari tahun yaitu :

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga medis dan nonmedis.

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nursalam, Manajemen Keperawatan, Ed 3, Salemba Medika, Jakarta, Hal : 295

BAB I PENDAHULUAN. upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perangkat keilmuannya masing-masing berinteraksi satu sama lain (Undang-

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI. Dokumentasi berupa data harian, bulanan, dan tahunan yang dilakukan di Rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. ancaman yang akan datang. Rumah Sakit yang memiliki perencanaan strategis akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepemimpinan organisasi rumah sakit memainkan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka tuntutan

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. 4.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan a.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan (1, 2)

BAB 1 PENDAHULUAN. rawat jalan dan gawat darurat (Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 menyatakan bahwa rumah sakit. merupakan pelayanan kesehatan yang paripurna (UU No.44, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN

RSUD DATU SANGGUL RANTAU KABUPATEN TAPIN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. kesehatan yang di kembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan

2 Sumber daya manusia medis dan non medis merupakan kunci keberhasilan rumah sakit, karena rumah sakit adalah suatu bentuk organisasi yang berfungsi s

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Obyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Graha Husada

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan. penelitian dan manfaat penelitian.

memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. yang profit maupun yang non profit, mempunyai tujuan yang ingin dicapai melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Kesehatan Nasional menyebutkan bahwa salah satu bentuk dari

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mengakibatkan ketertarikan masyarakat umum semakin berlomba

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat baik kuratif. bersifat rahasia. Dokumen tersebut dinamakan sebagai rekam medis.

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009). Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Caring merupakan unsur sentral dalam keperawatan. Menurut Potter & Perry (2005),

BAB 1 : PENDAHULUAN (1, 2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, masyarakat. Dalam rangka memberikan pelayanan yang bermutu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas, dengan memperbaiki sumber daya manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawat memegang peran utama dalam menjalankan roda kehidupan pada

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI : BERKUALITAS DI SEMUA LINI PELAYANAN MISI TUJUAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

dasar yang paling penting dalam prinsip manajemen mutu (Hidayat dkk, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dari cost center menjadi profit oriented membutuhkan suatu peraturan

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan

BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Keperawatan menurut Virginia Henderson (1966) dapat didefenisikan

BAB I PENDAHULUAN. yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan. mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat.

I. PENDAHULUAN. rendahnya standar hidup seseorang (Todaro,2002). Oleh karena itu, status. baik tersebut dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas atau mutu pelayanan yang ada di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diteliti, masalah yang dirumuskan, tujuan serta manfaat penelitian dilakukan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang kompleks dengan padat karya dan padat modal. Untuk melaksanakan fungsi yang demikian kompleks, rumah sakit harus memiliki sumber daya manusia yang profesional baik di bidang teknis maupun administrasi kesehatan. Salah satu tenaga di rumah sakit adalah perawat dengan pelayanan keperawatan (Depkes RI, 2000). Pelayanan perawat dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan salah satu faktor penentu citra dan mutu rumah sakit, di samping itu tuntutan masyarakat terhadap pelayanan perawat yang bermutu semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran akan hak dan kewajiban dari masyarakat. Kualitas pelayanan perawat harus terus ditingkatkan sehingga upaya pelayanan kesehatan dapat mencapai hasil yang optimal (Nursalam, 2002). Perawat menangani masalah penyakit secara fisik sekaligus memenuhi kebutuhan psikologis pasien seperti keyakinan untuk sembuh, menumbuhkan rasa optimis dan percaya diri serta perasaan dihargai (Sri, 2006). Sesuai dengan visi Indonesia Sehat 2010, maka Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dalam perencanaan kinerja jangka panjangnya juga menetapkan visi yang sejalan dengan visi Indonesia Sehat 2010, yaitu Menjadi pusat unggulan pelayanan kesehatan dan pendidikan serta pusat rujukan kesehatan wilayah

Sumatera bagian Utara dan Tengah pada tahun 2010 yang bertumpu pada kemandirian. Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dalam melaksanakan visi dan misi memiliki tanggung jawab yang besar, hal ini disebabkan karena rumah sakit ini merupakan rumah sakit umum pemerintah terlengkap serta merupakan rumah sakit rujukan di kawasan Indonesia bagian Utara dan Tengah, selain juga menjadi rumah sakit pendidikan bagi Fakultas Kedokteran. Dalam orientasinya pada pelayanan sosial dengan kategori Kelas A wajib memberikan bantuan pada pasien untuk mengatasi masalah kesehatan melalui pelayanan bermutu (Profil Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, 2010). Tata nilai yang dikembangkan oleh RSUP Haji Adam Malik Medan, untuk menciptakan budaya organisasi yang mendukung terciptanya visi dan misi rumah sakit mencakup: proactivity (proaktif), excellence (unggul), team work (kerjasama tim), innovation (inovasi) dan responsibility (bertanggung jawab). Pada perkembangannya, proses pelayanan yang dilaksanakan di samping pelayanan medis, pelayanan di unit fungsional penunjang medis masih dijumpai kendala dalam pelayanan seperti di unit Patologi Klinik dan Patologi Anatomi adalah sering lambatnya hasil-hasil pemeriksaan. Dari unit-unit tersebut diperoleh data bahwa hampir semua bagian sudah memiliki sumber daya manusia sesuai dengan yang ada dalam kompetensi dasar (pelaksanaan tugas disesuaikan dengan pendidikan staf). Namun dalam kenyataan bahwa kompetensi dasar yang dimiliki masih menunjukkan tingkat kegagalan kerja yang cukup tinggi seperti pada unit Radiolologi

ditemukan jumlah kegagalan pada lembar film dari berbagai jenis ukuran dengan rata-rata 100 film perbulan. Kelemahan internal tersebut menyebabkan turunnya motivasi yang dapat mempengaruhi kinerja perawat. Kenyataan rendahnya kinerja perawat secara tidak langsung menunjukkan bahwa pendidikan yang tinggi berpengaruh pada tingkat pengetahuan perawat itu sendiri. Data yang dikumpulkan pada survei pendahuluan menunjukkan bahwa perawat pelaksana yang memiliki tingkat pendidikan Diploma sebanyak 61 orang dan yang memiliki pendidikan sarjana sebanyak 23 orang, Namun rendahnya kinerja menunjukkan bahwa banyaknya perawat yang sudah memiliki pendidikan di tingkat kesarjanaan belum mampu menunjukkan kinerja yang tinggi. Adapun yang mendasari dasar pemikiran peneliti akan hal ini adalah dikarenakan pengetahuan perawat pelaksana yang belum diikuti dengan berbagai macam pengetahuan yang sifatnya teknis dari berbagai pelatihan atau pendidikan yang sesuai dengan tugasnya. Wawancara yang dilakukan pada survei pendahuluan terhadap beberapa perawat menyebutkan bahwa banyaknya kendala dalam pelayanan di rumah sakit dikarenakan kekurangan jumlah perawat. Saling tuding mengenai kendala tugas dari masing-masing unit yang dapat mempengaruhi tugas bagian lainnya menjadi permasalahan yang terus menerus. Satu bagian menganggap bagian lainnya kurang menguasai tugas yang diberikan padanya sehingga dapat menghambat pekerjaan lainnya jika tidak dilaksanakan dengan segera.

Hasil lain dari survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti dengan cara mengobservasi jam masuk dan pulang perawat menunjukkan bahwa masih terdapat perawat yang kurang disiplin pada jam kerja. Wawancara yang dilakukan pada beberapa perawat menyebutkan bahwa mereka kurang termotivasi untuk melakukan kerja dengan baik karena perhatian yang kurang diberikan oleh organisasi padanya. Di samping itu kurangnya penghargaan serta imbalan yang kurang memuaskan juga disebutkan menjadi salah satu faktor penyebab kurangnya motivasi perawat untuk melaksanakan tugas dengan maksimal. Penyebab lain yang diungkapkan perawat mengenai rendahnya kinerja juga menyangkut kesesuaian kerja. Beberapa perawat menyebutkan banyak perawat yang dipekerjakan tidak sesuai dengan tugas yang diembannya, sehingga perawat bekerja sesuai apa yang mereka tahu dan tidak memiliki inisiatif untuk mencapai kerja yang diharapkan. Ungkapan lain yang disebutkan perawat adalah bahwa beberapa perawat yang dianggap mampu oleh atasan diberi tugas secara ganda, artinya perawat tidak hanya melakukan satu tugas sesuai dengan uraian tugasnya tetapi harus merangkap tugas lain yang seharusnya dapat dikerjakan perawat lainnya. Mengingat kondisi ini sebenarnya dampak kesalahan yang terjadi pada kerja beresiko lebih besar. Di lain pihak hal ini dapat menimbulkan kecemburuan perawat lain yang menganggap pekerjaan itu mampu dilaksanakan jika pekerjaan itu diberikan padanya. Untuk mengetahui seberapa besar kinerja perawat akibat dari dampak masalah tersebut dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 1.1. Kinerja RSUP Haji Adam Malik Medan Rindu A Periode 2007-2009 Tahun BOR LOS BTO TOI NDR GDR ( % ) (HARI) (KALI) ( HARI ) ( % ) ( % ) 2007 90% 10.6 30.8 1.2 73.8 111.4 2008 82.5 10 30 2 77.1 117.6 2009 70.5 8 34 3 68.1 105.9 Sumber: Bagian Data Informasi RSUP Haji Adam Malik Medan, 2009. Beberapa indikator pelayanan di rumah sakit antar lain adalah: 1. Bed Occupancy Rate (BOR): angka penggunaan tempat tidur 2. Length of Stay (LOS): lamanya dirawat 3. Bed Turn Over (BTO): frekuensi penggunaan tempat tidur 4. Turn Over Interval (TOI): interval penggunaan tempat tidur 5. Net Death Rate (NDR): angka kematian netto 6. Gross Death Rate (GDR): angka kematian bruto Berdasarkan Tabel 1.1 diketahui bahwa pada tahun 2007, BOR mencapai 89.5% melebihi nilai ideal (60-85%). Tahun 2008 hingga 2009 BOR menurun ke angka 70.5%. Nilai BOR yang melebihi nilai ideal juga tidak efektif. Angka kematian 48 jam (NDR) dan Angka kematian umum (GDR) masih melebihi batas yang dapat ditolerir (NDR 25% dan GDR 45%). Untuk mengatasi masalah kinerja ini sebenarnya berbagai upaya telah dilakukan oleh pihak manajemen RSUP Haji Adam Malik. Upaya yang dilakukan antara lain berupa peningkatan jumlah insentif para staf, penambahan jumlah perwat, pengiriman perawat untuk dilakukan pendidikan dan pelatihan, melakukan studi banding keluar rumah sakit, dan supervisi serta pembinaan yang ketat oleh direksi.

Penurunan motivasi kerja terlihat dari meningkatnya keluhan pasien. Terdapat bahwa masih banyak keluhan ketidakpuasan dari pasien maupun keluarga pasien atas sikap dan perilaku kerja dari para pegawai terutama tenaga keperawatan yang bertugas di instalasi rawat inap. Pernyataan ini juga didukung oleh fenomena mengenai pelayanan keperawatan yang dijelaskan dalam Tabel 1.2 berikut ini: Tabel 1.2. Data hasil penilaian kinerja pelayanan keperawatan RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2009 Penilaian Pelayanan Keperawatan Selalu Tidak Pernah/Jarang Humanistik altruistik 88% 12% Menanamkan sikap penuh pengharapan 47% 53% Peka terhadap diri sendiri dan orang lain 49% 51% Meningkatkan proses belajar mengajar 15% 85% Memenuhi kebutuhan dasar manusia dengan penuh penghargaan 29% 71% Sumber: Pelaksanaan Caratif Caring oleh Perawat RSUP H. Adam Malik Medan, Arlinda (2009). Hasil penelitian ini menunjukkan masih rendahnya pelayanan keperawatan terhadap pasien terutama aspek meningkatkan proses belajar mengajar dan memenuhi kebutuhan dasar manusia dengan penghargaan. Aspek proses belajar mengajar salah satunya adalah memberikan pendidikan kesehatan terhadap pasien. Hal ini terjadi karena nilai, norma dan aturan yang menjadi pedoman bagi anggota organisasi dalam bersikap dan berperilaku saat bekerja, belum dapat memberikan suatu keyakinan akan terpenuhinya berbagai harapan dan kepentingan anggota pada saat tercapainya tujuan organisasi. Oleh karena itu, maka berdasarkan uraian permasalahan tersebut peneliti sangat berkeinginan untuk melihat lebih jauh pengaruh motivasi intrinsik (prestasi,

pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, kemajuan) terhadap kinerja perawat pelaksana di RSUP Haji Adam Malik Medan. 1.2 Perumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh motivasi intrinsik (prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, kemajuan) terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSUP Haji Adam Malik Medan? 2. Bagaimana pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja perawat di Instalasi Rawat Inap RSUP Haji Adam Malik Medan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi intrinsik terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSU Pusat Haji Adam Malik Medan. 2. Mengetahui dan menganalisis kepuasan kerja terhadap kinerja perawat di Instalasi Rawat Inap RSU Pusat Haji Adam Malik Medan. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai: 1. Bagi Manajemen Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan khususnya bidang keperawatan diharapkan dapat memberikan masukan mengenai

pentingnya menumbuhkan motivasi intrinsik dalam upaya meningkatkan kinerja perawat guna meningkatkan pelayanan terhadap pasien di Instalasi Rawat Inap. 2. Pengembangan khasanah kepustakaan khususnya mengenai penciptaan motivasi intrinsik guna meningkatkan kinerja perawat dan sebagai bahan referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya. 3. Pembelajaran bagi peneliti untuk meningkatkan wawasan akademis di bidang sumber daya manusia khususnya masalah motivasi dan kinerja.