Adelya Desi Kurniawati STP., MP., M.Sc.

dokumen-dokumen yang mirip
V. HASIL DAN PEMBAHASAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR PENGUJIAN BAHAN PANGAN

Berikut adalah beberapa istilah dan definisi yang digunakan dalam Pedoman ini.

PENDAHULUAN & NUTRITION LABELING

Mencermati Label dan Iklan Pangan. Purwiyatno Hariyadi

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG ACUAN LABEL GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR:HK TENTANG

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

Pedoman Pencantuman Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nurfahmia Azizah, 2015

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN FORMULA PERTUMBUHAN

SPESIFIKASI PENGADAAN BARANG PROYEK PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT TAHUN 2011 UNTUK BALITA KURANG GIZI

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan

PENGARUH KONSENTRASI KALSIUM KARBONAT TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SUSU BERAS MERAH-KEDELAI PROPOSAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Sekitar anak-anak di negara berkembang menjadi buta setiap

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 224/Menkes/SK/II/2007 TENTANG SPESIFIKASI TEKNIS MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI)

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizinya belum sesuai dengan kebutuhan balita. zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan.

2016, No Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

Advertisement of Nutrition Message in Food Product. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari

Grup I- Label Pangan

2013, No.710 6

Lampiran 1. Decision tree kelompok pelanggaran umum. A. Larangan Iklan Pangan Berkaitan dengan Penggunaan Kata-Kata atau Ilustrasi yang Berlebihan

Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami?

The First Food Technology Undergraduate Program Outside of North America Approved by the Institute of Food Technologists (IFT)

BAB I PENDAHULUAN. di pasar saat ini adalah berbentuk flake. Sereal dalam bentuk flake dianggap

TINJAUAN PUSTAKA Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI )

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

PENGARUH KONSENTRASI STABILIZED CALCIUM CARBONATE 140 TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SUSU BERAS MERAH-KEDELAI SKRIPSI

2011, No BAB 9 FORMAT

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Peneltian.

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG

GIZI SEIMBANG BAGI ANAK REMAJA. CICA YULIA, S.Pd, M.Si

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

8.9 VITAMIN, MINERAL DAN ZAT GIZI LAIN

PENDAHULUAN. Bidang teknologi pangan terus mengalami perkembangan dari tahun ke

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat

UJI DAYA TERIMA DAN KANDUNGAN GIZI NASI DENGAN PENAMBAHAN LABU KUNING DAN JAGUNG MANIS

BAB I PENDAHULUAN. akan zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein, dan

Eko Winarti, SST.,M.Kes

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

I. PENDAHULUAN. disebabkan oleh berbagai macam masalah. Menurut McCarl et al., (2001),

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

LOGO VITAMIN DAN MINERAL

PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang,

KLAIM PENURUNAN RISIKO PENYAKIT

4. PEMBAHASAN 4.1. Analisa Kimia

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi selama Kehamilan dan Menyusui

Keterangan mengenai takaran saji merupakan informasi pertama yang tercantum dalam format Informasi Nilai Gizi.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan bahan utama dalam pembuatan tempe. Tempe. karbohidrat dan mineral (Cahyadi, 2006).

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

I. PENDAHULUAN. sekaligus dapat memberdayakan ekonomi rakyat terutama di pedesaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan. penduduk yang mempunyai angka pertumbuhan yang tinggi sekitar 1.

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PANGAN LOKAL SEBAGAI SUMBER KARBOHIDRAT

- Beri tanda (X) pada pilihan jawaban yang anda anggap paling tepat. - Pertanyaan berupa isian, harap dijawab dengan singkat dan jelas

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. berlanjut hingga dewasa bila tidak diatasi sedari dini.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2013 TENTANG ANGKA KECUKUPAN GIZI YANG DIANJURKAN BAGI BANGSA INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Peran ASI Bagi Tumbuh Kembang Anak

I PENDAHULUAN. perubahan pola makan yang ternyata berdampak negatif pada meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. pada sekelompok masyarakat disuatu tempat. Hal ini berkaitan erat dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

Peluang Aplikasi Mikroenkapsulat Vitamin A dan Zat Besi sebagai. Chance of Microencapsulat Application of Vitamin A and Iron as

4. PEMBAHASAN. (Depkes RI, 2014).

HASIL DAN PEMBAHASAN

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan golongan antioksidan. Pigmen betalain sangat jarang digunakan

for Kids dalam Eat Breakfast Daily FOOD FOR KIDS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pisang ( Musa paradisiaca L) adalah salah satu buah yang digemari oleh

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PRODUK SUPLEMENTASI GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Calcium Softgel Cegah Osteoporosis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan bahwa belum makan kalau belum mengkonsumsi nasi. Adanya kebiasaan ini

Transkripsi:

Adelya Desi Kurniawati STP., MP., M.Sc.

Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti materi ini: Mahasiswa memahami tujuan dari suplementasi bahan pangan Mahasiswa memahami berbagai macam metode suplementasi beserta contohnya Mahasiswa memahami teknik yang digunakan untuk suplementasi bahan pangan.

Nutrifikasi = Suplementasi Penambahan satu atau lebih nutrisi atau zat gizi ke dalam produk pangan untuk menjaga atau meningkatkan nilai gizi suatu produk pangan

Pentingnya Nutrifikasi Pangan

Nutrient Deficiency

Tujuan Nutrifikasi Biasanya dilakukan sebagai upaya untuk menghambat/ mengatasi masalah kekurangan gizi (nutritional disorder) Selain itu juga untuk meningkatkan status gizi masyarakat atau populasi. Sebagai kelebihan produk

Types of Nutrification 1. Restorasi 2. Fortifikas 3. Pengkayaan 4. Standarisasi 5. Substitusi

Types of Nutrification 1. Restorasi 2. Fortifikas Penambahan zat gizi ke dalam produk pangan untuk mengembalikan suatu gizi tertentu ke jumlah/ konsentrasi semula (sebelum terjadi penurunan) 3. Pengkayaan 4. Standarisasi 5. Substitusi

Restorasi Biasanya dilakukan untuk menggatikan zat gizi yang hilang/ rusak selama proses pengolahan. Menambahkan nutrisi hingga kadar yang setara dalam bahan asal Namun, tidak semua zat gizi perlu ditambahkan, hanya merupakan zat gizi yang menjadi ciri khas utama, seperti : Vitamin C untuk Jus jeruk Vitamin B dan Fe untuk terigu Dll.

Types of Nutrification 1. Restorasi 2. Fortifikas 3. Pengkayaan 4. Standarisasi Penambahan satu atau lebih nutrisi atau zat gizi ke dalam produk pangan sehingga produk tersebut menjadi sumber yang baik bagi zat gizi yang ditambahkan (umumnya target telah ditentukan) 5. Substitusi

Fortifikasi Umumnya menyebabkan produk pangan menjadi kaya akan nutrisi tertentu yang ditambahkan. Merupakan cara paling praktis untuk menurunkan resiko defisiensi Penambahan iodine pada garam (penyakit gondok) Memiliki target pasar yang jelas sebagai kelebihan produk Penambahan asam folat pada susu ibu hamil Untuk tujuan teknis Penambahan vitamin C sebagai antioksidan sehingga memperpanjang umur simpan

Types of Nutrification 1. Restorasi 2. Fortifikas 3. Pengkayaan 4. Standarisasi Penambahan zat gizi tertentu ke dalam produk pangan untuk memenuhi standar identitas produk sesuai peraturan perundang-undangan (FDA di Amerika dan BPOM di Indonesia) 5. Substitusi

Pengkayaan Standar yang ditentukan pemerintah merupakan standar baku yang menjadi identitas suatu produk bersifat WAJIB dipenuhi Susu pertumbuhan 1-3 tahun, harus memenuhi energi 1000 kkal, protein 25 gram, vitamin A 400 RE, zat besi 8 mg, dan yodium 90 mcg.

Types of Nutrification 1. Restorasi 2. Fortifikas 3. Pengkayaan 4. Standarisasi 5. Substitusi Penambahan zat gizi tertentu ke dalam produk pangan untuk menurangi variasi komposisi gizi bahan baku (umumnya untuk memenuhi standar/ label yang ditentukan)

Standarisasi Perbedaan kandungan gizi bahan baku akibat varisai musim sehingga tidak menghasilkan kualitas produk yang sama/ standart Untuk memenuhi janji yang tertera pada kemasan produk dilakukan penambahan nutrisi hingga standar yang telah ditentukan

Types of Nutrification 1. Restorasi 2. Fortifikas 3. Pengkayaan 4. Standarisasi 5. Substitusi Penambahan zat gizi tertentu ke dalam produk pangan yang dibuat menyerupai atau pengganti produk pangan yang asli

Substitusi Merupakan produk pangan alternatif Zat gizi yang ditambahkan biasanya merupakan zat penciri dari produk yang ditiru Susu kedelai sebagai subsitusi susu sapi Susu sapi tinggi kalsium susu kedelai diberi penambahan kalsium sehingga kadar kalsiumnya mirip dengan susu sapi Margarin merupakan substitusi mentega Beras analog substitusi beras (padi)

Principal of Nutrification Aman Efektif Menguntungkan Dapat memperbaiki status gizi Regulasi pangan yang berlaku (BPOM)

Pricipal of Nutrification by Codex (1994) 1. Dalam jumlah yang cukup tidak lebih tidak kurang penambahannya harus sesuai dengan tujuan nutrifikasi 2. Tidak menyebabkan efek merugikan terhadap metabolisme nutrisi yang lain 3. Nutrisi yang ditambahkan harus cukup stabil 4. Nutrisi yang ditambahkan memiliki ketersediaan yang tinggi 5. Tidak merubah karakteristik produk 6. Fasilitas nutrifikasi tersedia menjadi pertimbangan pada biaya produksi 7. Metode untuk mengontrol nutrisi yang ditambahkan 8. Tidak menyebabkan kesalahpahaman konsumen

Nutrification guidelines 1. Nutrisi yang ditambahkan adalah zat gizi yang tidak cukup dikonsumsi oleh sebagian populasi masyarakat 2. Produk yang difortifikasi dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat 3. Kelebihan asupan zat gizi tersebut tidak menyebabkan dampak negatif 4. Mempertimbangkan biaya produksi harga produk tetap terjangkau

Nutritions Added 1. Vitamin 2. Mineral 3. Asam amino 4. Serat pangan dan prebiotik 5. Asam lemak 6. Kholin 7. L- karnitin

Nutrition Needed Referensi Kebutuhan Gizi suatu metode yang digunakan untuk mengukur dampak komposisi makanan terhadap status gizi individu dan masyarakat RDA (Rekommended Daily Allowances) AKG (Angka Kecukupan Gizi) Dengan adanya referensi kebutuha gizi maka industri pangan dapat melakukan perhitungan %AKG bagi produknya.

Nutrition Needed RDA untuk vitamin dan mineral essensial

Nutrition Stability Zat gizi yang ditambahkan pada proses nutrifikasi harus bersifat STABIL dengan tujuan penambahan yang dilakukan tidak berbeda jauh dengan kadar yang diinginkan pada produk akhir Beberapa kondisi yang dapat merusak nutrifikan, seperti Panas Cahaya Oksidasi Perubahan ph Berinteraksi dengan komponen lain

Nutrition Stability Vitamins can be affected by oxygen, humidity, heat, acids, redox agents, and light. Furthermore, other components of foods, such as heavy metals, can interfere with the stability of some vitamins. The technology exists to prevent losses, but losses cannot be totally avoided, to ensure that the food contains the declared vitamin levels when it is ingested, The food industry adds extra nutrients to compensate for losses during processing and over the shelf life of the finished product

Microencapsulation Teknik ini memungkinakan nutrifikan (vitamin, mineral, dll.) terlindung dari kerusakan kimiawi karena tersalut oleh enkapsulan yang berukuran mikron

Microencapsulation

Microencapsulation

Liposom Nutrifikan dibuat dalam bentuk emulsi Cocok untuk produk yang bersifat cait karena liposom juga cair, sehingga mampu terdispersi dengan baik Contoh penambahan Vitamin A dan D ke dalam susu.

Liposom

Codex Allimentarius Commision menetapkan panduan klaim pada kemasan produk pangan tidak boleh menyatakan mencegah atau mengobati sehingga yang biasa digunakan adalah klaim kadar Rendah (low, light, lite, reduced, less) Sumber yang baik (good source) Lebih (more) Tinggi (high)

Persyaratan Klaim Klaim Good source Provide Contain High Rich in Excellent source of More Added Extra Plus Persyaratan 10% dari kebutuhan harian, untuk protein, vitamin, mineral, serat pangan, kalium, per takaran saji. Tidak digunakan untuk total karbohidrat 20% dari kebutuhan harian, untuk protein, vitamin, mineral, serat pangan, kalium, per takaran saji. Tidak digunakan untuk total karbohidrat 10% dari kebutuhan harian per takaran saji.

Nutrition Claim Klaim kadar menjelaskan kadar nutrisi dalam produk pangan Mengacu pada sumber kalsium, kaya serat, rendah lemak Klaim Perbandingan klaim yang membandingkan kadar nutrisi dengan dua atau lebih produk Less than, lower than, more than, dll. Klaim fungsi nutrisi menjelaskan peran fisiologis nutrisi Kalsium membantu perkembangan tulang dan gigi Asam folat berkontribusi terhadap perkembangan janin

Is this true?

Health Claim Tidak diperkenankan menyatakan bahwa produk tersebut berkhasiat mencegah atau mengobati...dapat mencegah penyakit jantung Namun diperkenankan menyatakan bahwa produk mempunyai keuntungan bagi kesehatan...membantu menjaga kesehatan jantung

Nutrition Facts

Food Label

Materi dapat diunduh di adelyadesi.lecture.ub.ac.id