Atas Nama Dewa, Black Americano, aku mulai beranjak, dan segera menghampiri meja kasir. Ketika aku memegang kopi ku, tiba-tiba dari arah berlawanan seseorang pun sigap merebut kopiku. Maaf, itu kopi saya, dan laki-laki itupun mulai membuat masalah denganku.... akupun hanya tersenyum kecut dan terus berlalu. Hey, anda dengar, itu kopi atas nama saya, dan dia terus saja mengejarku sambil merebut kopi yang aku bawa. Ya ya ya, maaf saya sedang tidak ingin meladeni orang-orang seperti anda, kataku kesal sambil berjalan menuju pintu keluar, karena rasanya aku sudah tidak tahan ingin menampar orang gila ini. Maaf saya ga ngerti apa yang ada dipikiran anda, tapi yang jelas kopi yang anda bawa itu atas nama saya dan dengan wajah geram dia menarik tanganku dengan kasar ke meja counter. Baiklah, orang ini memang sangat keterlaluan. Selang beberapa menit.
Atas nama Dewa, Black Americano, kami pun berhenti, saling memandang, dan dia sontak melepaskan tangannya. Aku segera meninggalkan tempat itu sambil menyusuri jalan menuju apartemen. Rasanya melelahkan sekali hari ini, tumpukan deadline pekerjaan yang terus saja menggunung, omelan atasan, dan setelah itu pun masih saja diuji dengan sore ini. What a day! * Sore ini terlihat mendung, benar saja hujan deras dan angin menghalangiku untuk pulang. Dua jam sudah aku menunggu, sampai kantor benar-benar sepi. Ya, akhirnya aku putuskan untuk berlari menyeberangi jalan menuju coffee shop, karena lebih baik aku menunggu hujan reda di sana. Toraja coffee ya, kataku sambil sibuk menepuknepuk kepalaku yang lumayan basah. Atas nama siapa kakak? Dewa, Sedikit basah kuyup memang. Sambil menunggu kopi aku pun membenahi semua rambutku yang basah 2
kuyup. Dan tiba-tiba datang seorang laki-laki menghampiriku. Aku pun tidak begitu menghiraukannya, aku sudah terlalu sibuk membenahi rambut dan bajuku sambil membenahi isi tasku yang hampir basah. Boleh gabung di meja ini, kayaknya udah ga ada seat lain, Oh, oke, jawabku singkat sambil terus menunduk. Beberapa menit kemudian. Atas nama Dewa Toraja coffee, aku pun segera menghampiri counter barista. Dan setelah kembali ke meja aku pun heran ada laki-laki duduk di mejaku. Tepatnya, aku baru menyadari keberadaannya. Maaf, tapi ini meja saya, kataku. Bukannya tadi kamu ga keberatan kalo saya duduk di sini? Cuma masih ada 1 seat disini, is it ok? tanyanya sambil menyeringai kan dahinya. Oh, Sorry, kayaknya tadi gue terlalu sibuk, Its oke, 3
30 menit berlalu. Hmmm, rasanya aneh kalo di meja yang sama kita ga kenal satu sama lain, gue Dewa, katanya sambil menyodorkan tangannya. Oh, gue Dewa, jawabku singkat sambil terus memainkan gadget ku. You look quite busy, gue ganggu? Oh, ga kok, just doing some stupid games buat ngilangin stress. That sounds interesting, gue rasa kita pernah ketemu sebelumnya, Oh ya? Ya, beberapa hari yang lalu, mungkin ingat kejadian kopi sama dengan nama yang sama? Oh, yaa, hehehe, sorry, jadi itu lo? Perhaps, waktu itu gue coba buat ngejar lo, tapi kayaknya lo buru-buru, is it yours? kemudian dia mengeluarkan sebuah cincin. 4
Oh God, ya, thats mine, thanks alot, diapun memberikan cincin yang berharga ini kepadaku. Bahkan aku tidak menyadarinya selama beberapa hari, mungkin aku sudah terlalu sibuk menghadapi hari-hari yang berat di kantor. Ya, waktu kita berebut kopi dan lo jatuhin cincinnya, tapi lo tiba-tiba ilang, Hehehe, iya, sorry kalo waktu itu gue sedikit jutek, yaah, I wasn t in a goodmood waktu itu. By the way, we have the same taste of coffee, kataku. Ya, dark coffee, any story behind this? Alot, haha, I dont know, I feel like this darkness remain me about my life, jawabku sambil menghela nafas. Oke, I think your life is not really good, hehehe.. Ya, sometimes bad, sometimes worst, sometimes not good, but sometimes not really good, hahaha.. kataku dengan penuh tawa. Dan lo kerja di kantor seberang? How do you know? tanyaku sedikit curiga. Sorry, gue ga bermaksud sedikit psyco, tapi gue di sini hampir setiap sore dan gue selalu duduk di sini, then, gue 5
sering lihat seorang gadis dari kantor seberang yang tidak jarang kesini, itu kebetulan, trust it, hehehe.. Ya ya ya, gue percaya kali ini, tapi jangan harap buat kebetulan selanjutnya, hehehe.. Oke, gue ngerasa diancam, dan diapun tersenyum. Rasanya melegakan bertemu orang baru yang menyenangkan, yah setidaknya ada senyum untuk hari ini. Kemudian kamipun membicarakan banyak hal dan akhirnya orang asing itu mengantarku pulang ke apartemen. Terima kasih udah jadi orang asing yang baik, kataku. Hmmm, anytime, balasnya dengan senyuman. Gapapa kan gue manggil lo dengan sebutan orang asing, karena kalo gue manggil lo dengan nama yang sama, aneh aja, Senyaman lo, by the way, boleh gue minta nomor lo? Hmmm, stranger rule, dilarang memberikan kontak, hehehe, jawabku dengan genit. Hmmm, Oke, have a nice sleep, bye, Bye, 6
Orang asing itu membuatku begitu nyaman dengan sosok seorang laki-laki. Baru kali ini setelah kejadian masa lalu aku merasakan nyaman yang seperti ini. Semoga besok di tempat yang sama aku bisa menemuinya lagi. Huhft, rasanya udah ga sabar buat melalui sore sore berikutnya. 7