BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini masyarakat, khususnya para pengusaha telah dikejutkan dengan adanya krisis global yang melanda dunia. Walaupun pemerintah telah mengatakan untuk tidak terlalu khawatir tentang terjadinya krisis global yang sedang terjadi, tetapi tidak dapat dipungkiri Indonesia menjadi salah satu dari sekian banyak negara yang terkena imbasnya Salah satu dampak dari krisis global yang melanda Indonesia di sekitar pengujung abad 20 ini sejumlah industri rokok mengalami kondisi yang cukup dilematis, khususnya Indonesia. Pemerintah memperketat peraturan-peraturan tentang rokok, seperti pembatasan dalam beriklan, adanya peringatan kesehatan pada setiap kemasan, pencatuman kadar nikotin dan tar, serta kebijakan harga jual eceran. Banyaknya perusahaan rokok yang berdiri di Indonesia telah menciptakan persaingan yang sangat ketat dalam industri rokok (baik yang legal dengan cukai maupun tidak). Hal ini menjadi suatu tantangan tersendiri bagi industri rokok legal yang sudah mempunyai nama besar seperti Gudang Garam, Djarum, Sampoerna dan lain-lain. Jika diperhatikan masyarakat pedesaan sekarang ini lebih cenderung memilih rokok yang murah harganya dibandingkan dengan rokok yang bermerek. Hal ini dikarenakan himpitan ekonomi yang semakin menjepit keungan mereka untuk membeli rokok bermerek yang lebih mahal. Selain faktor tersebut masyarakat sudah 1
2 mulai memahami arti pentingnya kesehatan bagi dirinya dan sudah banyak pula masyarakat yang mengurangi kebiasaan merokok. Hal lainnya yang bisa menjadi penghambat bagi perkembangan industri rokok adalah besarnya cukai rokok yang diberikan oleh pemerintah. Tarif cukai yang ditetapkan pemerintah yang terus mengalami peningkatan akan berpotensi menekan laba bersih dari perusahaan. Peraturan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah awal tahun 2015 menetapkan tarif cukai rokok rata-rata 8,72%. Dengan adanya peraturan pemerintah tentang tarif cukai banyak perusahaan rokok seperti PT Gudang Garam,Tbk melakukan PHK terhadap 2.088 karyawan. Selain itu PT HM Mandala Sampoerna,Tbk juga melakukan PHK terhadap 4.900 karyawan pada Mei 2014 dan menutup dua dari tujuh pabrik. Sedangkan PT Bentoel International Investama,Tbk melakukan PHK terhadap 970 karyawan dan menutup delapan dari 11 pabrik di Kediri, Jawa Timur. (www.cnnindonesia.com) Sejak tanggal 18 Mei 2005 oleh PT Philip Morris Indonesia mengakuisisi mayoritas kepemilikan PT HM Sampoerna. Sekarang PT HM Sampoerna Tbk menjadi bagian dari salah satu perusahaan rokok terbesar di dunia. Pada tahun 2007 PT HM Sampoerna Tbk memiliki pangsa pasar sebesar 28,0% di pasar rokok Indonesia. Berdasarkan Audit Ritel AC Nielsen, PT HM Sampoerna memiliki lebih dari 30.000 karyawan di Indonesia. Dengan dibelinya saham Sampoerna oleh Philip Morris ini dapat memberikan sinyalemen negative bagi perushaan rokok di Indonesia yang dulu sempat berkibar. Ada beberapa pendapat negative yang mengatakan bahwa dengan dibelinya saham Sampoerna dan peraturan pemerintah daerah dapat menyebabkan berkurangnya
3 jumlah perokok di Indonesia, sehingga dapat menggangu pendapatan perusahaan rokok di Indonesia (www.kompas.com). Semua perusahaan rokok itu mengaku kondisi industri kedepan semakin sulit dan harus melakukan efisiensi agar bisa melanjutkan kegiatan bisnis ditengah persaingan yang kian ketat. Pangsa pasar rokok juga kian menyusut seiring kuatnya kampanye anti rokok di Indonesia dan seluruh dunia. Hal-hal diatas diatas merupakan beberapa penyebab mulai menurunnya kinerja perusahaan rokok di Indonesia. Penurun kinerja perusahaan akan berdampak negatif terhadap para investor dalam menanamkan sahamnya pada perusahaan serta berkurangnya aktivitas perdagangan saham, hal itu yang akan mengakibatkan penurunan harga saham. Fenomena-fenomena yang terjadi mengharuskan perusahaan rokok di Indonesia untuk memiliki kinerja keuangan yang baik, sehingga mampu bertahan dan mencapai tujuan perusahaan. Untuk menjaga stabilitas kondisi ekonomi perusahaan, diperlukan berbagai cara untuk menjaga atau meningkatkan kinerjanya terutama di bagian keuangan, karena faktor terpenting untuk dapat melihat perkembangan suatu perusahaan terletak dalam unsur keuangan. Selain itu juga dengan mengevaluasi apakah kebijakan yang ditempuh suatu perusahaan sudah tepat atau belum. Manajemen yang tidak baik akan mempengaruhi kinerja sebuah perusahaan yang berujung kepada kebangkurtan pada perusahaan itu sendiri. Untuk meminimalisasi resiko kebangkuratan tersebut maka manajer harus selalu memperhatikan dan
4 mengadakan evaluasi kinerja terhadap perkembangan perusahaan dari tahun ke tahun. Ada beberapa cara untuk menilai kinerja keuangan dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan. Beberapa cara tersebut adalah analisis rasio dan analisis du pont. Analisis rasio merupakan hal yang sangat umum digunakan, yang menghubungkan dua data keuangan (neraca atau laporan laba rugi). Untuk melakukan analisis ini dapat dengan cara membandingkan prestasi suatu periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan selama periode tertentu. Hasil rasio keuangan digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan. Kemudian juga dapat dinilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif. Dari kinerja yang dihasilkan juga dapat dijadikan sebagai evaluasi halhal yang perlu dilakukan kedepan agar kinerja manajemen dapat ditingkatkan atau dipertahankan sesuai target perusahaan. Penelitian ini juga menggunakan analisis Du Pont untuk menganalisa laporan keuangan tersebut. Analisis Du Pont ini bersifat menyeluruh karena mencakup tingkat efisiensi perusahaan dalam penggunaan aktivanya dan dapat mengukur tingkat keuntungan atas penjualan produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Dengan menggunakan analisis Du Pont System, kesehatan keuangan perusahaan dapat ditentukan dengan bertumpu pada nilai ROA yang dihasilkan. Analisis Du
5 Pont merupakan suatu cara yang paling efektif dan banyak digunakan dikalangan industri guna mengukur kesehatan keuangan perusahaan. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Analisis Rasio Keuangan Dan Analisis Du Pont (Studi Kasus Pada Perusahaan Industri Rokok Periode Tahun 2010-2013). B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah, maka dirumuskanlah permasalahan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kinerja keuangan di perusahaan industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 jika menggunakan analisis Rasio Keuangan? 2. Bagaimana kinerja keuangan di perusahaan industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 jika menggunakan analisis Du Pont? C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas maka tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti yaitu :
6 a. Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan rokok yang terdaftar di BEI periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 dengan menggunakan analisis rasio keuangan. b. Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan rokok yang terdaftar di BEI periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 dengan menggunakan analisis du pont. 2. Kontribusi Penelitian 1) Kontribusi praktik a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah data dan informasi serta gambaran kepada pengelola mengenai analisis kinerja keuangan perusahaan ditinjau dari rasio keuangan dan analisis du pont pada perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. b. Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan langsung dalam penelitian ini. 2) Kontribusi akademik Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan atau bahan pembanding bagi peneliti lain yang melakukan penelitian sejenis atau penelitian yang lebih luas.