BAB II : KAJIAN TEORITIK. mengajar di tingkat universitas memberikan khusus sosiologi pertama kali di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II SOLIDARITAS SOSIAL DALAM PERSPEKTIF EMILE DURKHEIM. dengan pihak-pihak terkait. Peneliti memilih teori Solidaritas Emile Durkhei, teori ini

BAB II KAJIAN TEORI. solidaritas dan sosial. Solidaritaas sosial merupakan perasaan atau

BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL DAN TEORI SOLIDARITAS. Solidaritas Dan Stratifikasi Antar Petani Tambak Di Dusun Dukuan Desa

BAB II SOLIDARITAS SOSIAL-EMILE DURKHEIM. objek penelitian.sebagai alat, teori tersebut dipilih yang paling memadai, paling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sosial (termasuk religi), ekonomi dan ekologi sehingga hubungan hutan dan

BAB II TEORI SOLIDARITAS EMILE DURKHEIM. ataupun kelompok sosial karena pada dasarnya setiap masyarakat membutuhkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TEORI KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. individu dan sebagai makhluk sosial. Manusia memiliki kebutuhan dan

YENI KURNIAWAN Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB II PERSELINGKUHAN DAN KONTROL SOSIAL - DURKHEIM

BAB II PENDEKATAN TEORITIS. Asumsi umum yang paling fundamental yang mendasari pendekatan Durkheim

BAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat,

BAB II KERANGKA TEORI. dan bangsa, dalam semua tempat dan waktu, yang dibuat oleh sang pencipta alam

Facebook :

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok

BAB II SOLIDARITAS EMILE DURKHEIM DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT GERSIK PUTIH. paradigma fakta sosial yang di dalamnya memuat teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUHAN. membutuhkan orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa. hidupnya di tengah masyarakat yang majemuk.

BAB II PERUBAHAN SOSIAL TALCOT PARSONS. Perubahan dapat berupa yang tidak menarik atau dalam arti

SOSIOLOGI PENDIDIKAN

SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN

STRUKTUR MAJEMUK MASYARAKAT INDONESIA MASYARAKAT MAJEMUK MEMILIKI SUB STRUKTUR DENGAN CIRI YANG SANGAT BERAGAM SEHINGGA DISEBUT MAJEMUK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus umum Indonesia, kata etos berasal dari bahasa Yunani

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, bahasa maupun sikap dan perasaan (Kamanto Sunarto, 2000:149).

Masyarakat Indonesia. Pengelana (Penjajah) Budaya, Agama. Sistem Ekonomi, Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. karena hubungan-hubungan serupa itu mengandaikan sekurang-kurangnya satu

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Kehidupan berbangsa dan bernegara mempengaruhi pembentukan pola

PERSPEKTIF SOSIOLOGI-MAKRO (MACROSOCIOLOGICAL) TENTANG PENYIMPANGAN SOSIAL

BAB VI KOMUNITAS DIBO-DIBO SEBAGAI JARINGAN YANG HIDUP

BAB II TEORI KONFLIK DAN KONSENSUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nanik Utarini (2003) dengan judul Hubungan antara Peer Group dan

4/9/2014. Kuliah ke-6 Amika Wardana, Ph.D Teori Sosiologi Kontemporer

BAB II TALCOTT PARSONS: TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL. A. Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons

BAB II BONEK DAN SOLIDARITAS SOSIAL - EMILE DURKHEIM. pada komunitas suporter Persebaya Surabaya, salah satu klub

Persoalan Ekonomi dan Sosiologi

Kuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi

1) MERUMUSKAN SOSIOLOGI (1840) SBG ILMU EMPIRIK ( BAPAK SOSIOLOGI)

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB V PENUTUP. sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB II KAJIAN TEORI. karena didalam masyarakat terdapat unsur-unsur sistem sosial. Secara

Pengertian/Definisi Politik Terkait dengan masalah Kekuasaan/Pengaruh Terkait pula dengan negara Menentukan tujuan, pengambilan keputusan, dan impleme

BAB I PENDAHULUAN. demikian merupakan salah satu bentuk dari solidaritas sosial. 1

PENDAHULUAN. suatu negara dapat dilihat dari kualitas kaum mudanya. Generasi muda harus

KONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sebuah kelompok yang dibentuk oleh kepentingan bersama. Durkheim membagi

BAB II LANDASAN TEORI. sejarah konvensional, paparan yang analitis harus digunakan untuk. memberikan nilai lebih bagi penulisan sejarah modern.

Persoalan Ekonomi dan Sosiologi

Matakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi Tahun : Pertemuan 14

BAB II KAJIAN TEORITIK. pendapat dan tafsiran yang cukup melelahkan. 1 Apa sesungguhanya fakta

INTERAKSI SOSIAL PADA AKTIVIS IMM DAN KAMMI. Skripsi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Komunitas dapat diartikan sebagai masyarakat community atau masyarakat

BAB II TEORI PILIHAN RASIONAL DALAM PERSPEKTIF JAMES S. COLEMAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II KAJIAN TEORI. maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN. Berdasarkan uraian pada Bab Latar Belakang dan Landasan Teori, maka masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. juga dengan komunitas. Komunitas merupakan sekumpulan individu yang

BAB II SOLIDARITAS SOSIAL PADA TIM FUTSAL META. mampu melihat letak penelitiannya dibandingkan dengan penelitian yang

5. STRUKTUR SOSIAL PERDESAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar 4.2 Sistem Sosial

BAB I PENGERTIAN FILSAFAT INDONESIA PRA MODERN

Komunikasi dan Sistem Kemasyarakatan

BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL-MAX WEBER. Setiap manusia mempunyai naluri untuk berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama.

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN. 1. Solidaritas Sosial sebagai Kekuatan dalam Hubungan Kekerabatan dan

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

Memahami Akar dan Ragam Teori Konflik

MASYARAKAT MADANI. Hatiningrum, SH.M Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen

BAB II KAJIAN TEORI. dalam masyarakat yang ditandai dengan solidaritas. 33. kehidupan, dua kata yang saling berkesinambungan dan memiliki arti kata

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERKAWINAN

Matakuliah : O0042 Pengantar Sosiologi Tahun : Ganjil 2007/2008 PERUBAHAN SOSIAL DAN MODERNITAS PERTEMUAN 09

BAB II KAJIAN PUSTAKA. samping terutama untuk tempat tinggal, juga untuk semacam itu yakni yang

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan negara berkembang lainnya, yaitu terdiri dari banyak. suku, adat, kebiasaan, dan budaya yang sangat beragam.

MASALAH SOSIAL BUDAYA DITINJAU DALAM BERBAGAI NUR ENDAH JANUARTI, MA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi, disfungsi, fungsi laten, fungsi manifest dan keseimbangan (equilibreum).

BAB I PENDHULUAN. keseluruhan aspek budaya tersebut, melainkan mencoba. bagaimana sebuah budaya asli dapat mengekspresikan nilai-nilai bagi

B A B I P E N D A H U L U A N

KAWIN TANGKAP PENGENDALIAN PERILAKU REMAJA DI NAGARI AIR BANGIS KABUPATEN PASAMAN BARAT

MANUSIA dan AGAMA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI. Pertemuan III FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014

KELOMPOK SOSIAL GUMGUM GUMILAR, S.SOS., M.SI

BAB IV METODE PENULISAN SEJARAH YANG DIGUNAKAN OLEH DELIAR NOER. A. Sumber-sumber yang Digunakan Deliar Noer

SOSIOLOGI. Oleh: Anton Budiarto, S.H., M.H.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kemampuan komunitas untuk mengatur individunya merupakan modal sosial

FAKTOR PENDORONG PERUBAHAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB II LANDASAN TEORITIS. lama, sehingga menghasilkan kebudayaan. Masyarakat merupakan suatu system sosial, yang

2016 PERANAN POLA ASUH PENGURUS PANTI ASUHAN DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS SOSIAL ANTAR ANAK

BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Seorang individu

Pembangunan di pedesaan adalah bagian dari proses pembangunan. nasional yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian

KONSEPSI KEWARGANEGARAAN. By : Amaliatulwalidain

BAB I PENDAHULUAN. spiritual, dan etika di berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat. Berbicara soal mistik,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Hal

LAPORAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN DASAR NEGARA

BAB VI KESIMPULAN. Mohamad (GM), sebagai salah seorang pendiri dan mantan pemimpin Majalah

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan pemahaman pada Bab I-IV, maka pada bagian akhir tesis ini terdapat

BAB IV ANALISIS DATA OPINI MAHASISWA TENTANG EMOTICON LGBT (LESBIAN, GAY, BISEKSUAL, TRANGENDER) PADA MEDIA SOSIAL LINE

TEORI-TEORI PERUBAHAN SOSIAL

Transkripsi:

BAB II : KAJIAN TEORITIK a. Solidaritas Sosial Durkheim dilahirkan di Perancis dan merupakan anak seorang laki-laki dari keluarga Yahudi. Dia mahir dalam ilmu hukum filsafat positif. Dia terakhir mengajar di tingkat universitas memberikan khusus sosiologi pertama kali di Perancis pada tahun 1986. Durkheim dididik dalam tradisi pencerahan dan dia memberikan reaksi terhadap revolusi politik sosial yang terjadi pada masanya kemudian menghubungkan dengan pemikiran the general will ( kehendak bersama ) dan solidaritas sosial. Akibatnya, dia mengkonseptualisasikan masyarakat dalam hal norma-normanya atau jenis-jenis integrasi sosial ( yaitu cara individu secara sosiologis berhubungan dengan struktur sosial melalui faktafakta sosial ). Salah satu kajian utamanya adalah semacam sifat-sifat solidaritas sosial dari masyarakat tertentu. 27 The Division of Labor in Society telah disebut sebagai karya klasik pertama sosiologi. Di dalam karya tersebut, Durkheim melacak perkembangan relasi modern di antara para individu dan masyarakat. Secara khusus, Durkheim ingin menggunakan ilmu sosiologinya yang baru untuk memeriksa apa yang oleh banyak orang pada masa itu telah dilihat sebagai krisis moralitas modern. Tesis The Division of Labour ialah bahwa masyarakat modern tidak disatukan oleh kemiripan-kemiripan di antara orang-orang yang melakukan hal-hal yang pada 27 Graham c. Kinloch, Perkembangan Paradigma Utama Teori Sosiologi, ( Bandung : cv. Pustaka Setia, 2005 ), 88 29

30 dasarnya sama. Pembagian kerja itu sendirilah yang menarik orang-orang bersama dengan memaksa mereka saling tergantung satu sama lain. Mungkin tampak pembagian kerja adalah suatu kebutuhan ekonomis yang merusak perasaan solidaritas, akan tetapi Durkheim beragumen bahwa layanan-layanan ekonomis yang dapat ia berikan tidak begitu penting dibandingkan dengan efek moral yang ia hasilkan dan fungsinya yang sebenarnya ialah untuk menciptakan perasaan solidaritas antar dua orang atau lebih. Perubahan dalam pembagian kerja mempunyai implikasi-implikasi yang sangat besar bagi struktur masyarakat. Durkheim paling tertarik pada cara yang berubah yang menghasilkan solidaritas sosial, dengan kata lain, cara yang berubah yang mempersatukan masyarakat dan bagaimana para anggotanya melihat dirinya sebagai bagian dari suatu keseluruhan. Untuk menangkap perbedaan tersebut, Durkheim mengacu kepada dua tipe solidaritas mekanik dan organik. Suatu masyarakat yang dicirikan oleh solidaritas mekanik bersatu karena semua orang adalah generalis. Ikatan di antara orang-orang itu ialah karena mereka semua terlibat di dalam kegiatan-kegiatan yang mirip dan mempunyai tanggung jawabtanggung jawab yang mirip. Sebaliknya, suatu masyarakat yang dicirikan oleh solidaritas organik dipersatukan oleh perbedaan-perbedaan di antara orang-orang, oleh fakta bahwa semuanya mempunyai tugas-tugas dan tanggung jawab yang berbeda. 28 Durkheim melihat solidaritas sosial sebagai suatu gejala moral. Hal ini terutama dapat dilihat dari ikatan kelompok di desa. Adanya tertib sosial yang 28 George Ritzer, Teori Sosiologi, ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012 ), 143-145

31 sedikit di kota dibandingkan dengan gangguan ketertiban di desa, menurut Durkheim disebabkan karena faktor pengikat di desa ditingkatkan menjadi moralitas masyarakat. Faktor itu terutama ialah : a. Kontrol sosial oleh masyarakat desa b. Stabilitas keluarga c. Sifat heterogenitas lebih kecil daripada sifat kolektivitas. 29 Solidaritas sosial menurut Durkheim harus menjadi objek utama dalam menjelaskan realitas sosial. Sama seperti Spencer, Durkheim juga melihat masyarakat sebagai sebuah organism biologis. Pemikiran Durkheim didasari pada gejala sosial yang terjadi pada masa Revolusi Industri di Inggris, ia mengamati perubahan sosial dari masyarakat primitif ( tradisional ) menuju masyarakat industry. Aspek yang menjadi perhatian Durkheim adalah pada pembagian kerja dalam kedua tipe masyarakat tersebut. Menurutnya, pembagian kerja pada masyarakat primitif ( masyarakat tradisional ) masih sangat sedikit, sedangkan pada masyarakat industri, pembagian kerjanya sangat kompleks. Faktor utama yang menyebabkan perubahan bentuk pembagian kerja tersebut menurut Durkheim adalah pertambahan jumlah penduduk. Menurut Durkheim, pembagian kerja dalam masyarakat berhubungan langsung dengan kepadatan moral atau dinamika suatu masyarakat. Kepadatan moral merupakan tingkat kepadatan interaksi antar anggota masyarakat. Pertambahan jumlah penduduk meningkatkan kepadatan moral yang kemudian diikuti semakin rapatnya hubungan di antara 1983 ), 114 29 Astrid S. Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, ( Bandung : Binacipta,

32 anggota masyarakat. Begitu pula dengan hubungan antar kelompok, berbagai bentuk interaksi sosial baru bermunculan. Hal ini akan meningkatkan kerja sama dan munculnya gagasan baru dalam masyarakat terkait dengan peningkatan pembagian kerja. 30 b. Jenis-Jenis Solidaritas Sosial Durkheim mengamati bahwa peningkatan sistem pembagian kerja tersebut berimplikasi pada perubahan tipe solidaritas sosialnya. Ia menjelaskan adanya dua tipe solidaritas sosial yang dikaitkan dengan tingkat pembagian kerja dalam masyarakat. Pada masyarakat dengan system pembagian kerja yang rendah, akan menghasilkan tipe solidaritas mekanik, sedangkan pada masyarakat dengan pembagian kerja yang kompleks akan menghasilkan tipe solidaritas organik. Secara singkat, solidaritas mekanik berbentuk karena adanya saling kesamaan antaranggota masyarakat, yang dimaksud dengan kesamaan antar anggota masyarakat bisa dilihat dari tujuan masyarakat itu sendiri dan adat yang mereka biasa lakukan sehingga dapat tercipta solidaritas sedangkan solidaritas organik lebih terbentuk karena adanya perbedaan antaranggota masyarakat. Perbedaan jenis pekerjaan, pemikiran dan gaya hidup orang kota menyebabkan terciptanya solidaritas organik sehingga dengan adanya perbedaan tersebut menyebabkan setiap anggota masyarakat saling bergantung sama lain. 2012 ), 42-43 30 Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,

33 Kedua tipe solidaritas ini memiliki beberapa ciri sebagaimana dijelaskan Durkheim. 1. Anggota masyarakat dengan tingkat pembagian kerja yang rendah ( solidaritas mekanik ), masih terikat satu sama lain atas dasar kesamaan emosional dan kepercayaan, serta adanya komitmen moral. Perbedaan adalah sesuatu yang harus dihindari. Pada masyarakat dengan tingkat pembagian kerja yang tinggi ( solidaritas organik ), sangat memungkinkan terjadi perbedaan, dan masyarakat disatukan oleh saling ketergantungan fungsional. 2. Solidaritas mekanik didasarkan pada kesadaran kolektif yang kuat, anggota masyarakat diharapkan mampu mempertahankan kesamaan, sedangkan solidaritas organik, otonomi individu sangat dihargai mengingat setiap individu menjalankan fungsi yang berbeda-beda. 3. Dari segi kontrol sosial, dalam solidaritas mekanik, nilai dan norma bersifat umum dan abstrak, hukum yang berlaku lebih bersifat represif. Hukuman diberlakukan hanya semata-mata agar pelanggar hukum jera dan mendapat hukuman yang sebanding dengan pelanggarannya. Pada solidaritas organik, hukum lebih bersifat restitutif, maksudnya hukum diberlakukan hanya semata-mata untuk mengembalikan masyarakat pada

34 kondisi semula. Hukuman diberikan oleh individu yang memang diberi tugas untuk melakukan kontrol sosial. 31 Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tipologi Durkheim didasarkan pada bentuk solidaritas sosial yang utama dalam masyarakat. Solidaritas mekanik di sisi lain terdiri atas pembagian kerja yang rendah, budaya tradisional yang homogen, agama berhala, hubungan-hubungan kontraktif. Sebagaimana telah terangkum dalam bagan. Tabel 2.1 Tipologi Durkheim Tipe Solidaritas Sosial No. Faktor Faktor Solidaritas Mekanik Solidaritas Organik 1. Perilaku Didominasi oleh tradisi Meningkatkan 2. Hukum moral dan kontrol sosial Hukum yang menekan individualistik spesialisasi. 3. Struktur politik Pertemuan publik Pembagian pekerjaan 4. Ekonomi Kerjasama kekayaan masyarakat yang menyebabkan 5. Agama Berhala, suku, dan individualis, patriatis lokal penekanan pada hokum yang berlaku. Hubungan kontrak antara pemerintah dan masyarakat hubungan kontrak dan milik pribadi monoteisme, egois, dan anomik. 32 Solidaritas mekanik berakar dalam peran dan pekerjaan yang sangat beragam, kerjasama, saling melengkapi, saling memerlukan, oleh karenanya tipe masyarakat yang memiliki ciri solidaritas organik akan tetap mempertahankan 31 Ibid., 43-44. 32 Graham c. Kinloch, Perkembangan Paradigma Utama Teori Sosiologi, ( Bandung : cv. Pustaka Setia, 2005 ), 91-92

35 kesamaan yang dimiliki. Adapun berbedaan kedua dari solidaritas sosial menurut Durkheim yaitu seperti yang dijelaskan dalam tabel berikut ini. Tabel 2.2 Perbedaan Solidaritas Mekanik dan Organik Menurut Durkheim No. Ciri Solidaritas Mekanik Solidaritas Organik 1. Ciri aktivitas kesatuan sosial utama Serupa keseragaman konsensus moral dan agama Sangat terdiferensisasi, saling tergantung dan saling melengkapi 2. Posisi individu Kolektivisme, menekankan pada kelompok, komunitas 3. Struktur ekonomi Kelompok-kelompok terisolasi, autarki, mencukupi kebutuhan 4. Kontrol sosial Hukum yang menindas ( hukum kriminal ) Individualisme, menekankan otonomi individu Pembagian kerja saling ketergantungan dan pertukaran antar kelompok Hukum bersifat pemulihan, memelihara kontrak ( hukum sipil ) Bangunan solidaritas dalam suatu masyarakat sangat penting diperbarui oleh pembagian kerja yang lahir atas kepentingan dimana membangun karakteristik yang ada yaitu paguyuban dimana nilai-nilai dari dua karakteristik ini sangat meperbarui dalam proses sosial yang terjadi di dalam masyarakat itu sendiri. 33 Jadi, solidaritas yang terbangun dalam suatu masyarakat akan mempengaruhi proses sosial dalam bermasyarakat, bahwa seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa perkembangan solidaritas dalam suatu masyarakat dapat dibangun oleh pembagian kerja yang bermula atas dasar kepentingan. 33 Yayuk Retnasari, Solidaritas Antar Strata Sosial, ( Surabaya, Prodi Sosiologi, Skripsi Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2012 ), 24-25

36 a. Solidaritas Mekanik Suatu masyarakat yang memiliki solidaritas mekanik adalah masyarakat dimana individu-individu terikat secara homogen kedalam kesatuan-kesatuan sosial dan conscience collective di dalam masyarakat sedemikian itu adalah bersifat represif dimana setiap pelanggaran terhadap peraturan-peraturan yang ada selalu dikaitkan dengan sanksi-sanksi hukuman. Masyarakat dengan solidaritas mekanik adalah suatu masyarakat yang relative homogen, khususnya dalam hal pembagian pekerjaan. 34 Masyarakat yang relative homogen disini dijelaskan yaitu tipe masyarakat yang memiliki kesamaan tujuan, adat dan jenis pekerjaan. Solidaritas mekanik ini, terjadi dalam masyarakat yang memiliki ciri khas keseragaman pola-pola relasi sosial, memiliki latar belakang pekerjaan yang sama dan kedudukan semua anggota. Apabila nilai-nilai budaya yang melandasi relasi mereka, dapat menyatukan mereka secara menyeluruh. Maka akan memunculkan ikatan sosial yang kuat dan ditandai dengan munculnya identitas sosial yang kuat pula. Individu yang menyatukan diri dalam kebersamaan, sehingga tidak ada aspek kehidupan yang tidak diseragamkan oleh relasi-relasi sosial yang sama. Individu melibatkan diri secara penuh dalam kebersamaan pada masyarakat. Karena itu, tidak terbayangkan bahwa hidup mereka masih dapat berlangsung apabila salah satu aspek kehidupan dipisahkan dari kebersamaan. 34 Departemen Sosiologi, FISIP, Universitas Airlangga Pergeseran Nilai dalam Hubungan Antar Generasi Serta Dampak Terhadap Lansia, Jurnal Ilmu Sosial dan Politik, http://alhadafisip11.web.unair.ac.id/

37 Solidaritas mekanik menunjukkan berbagai komponen atau indikator penting, contohnya yaitu, adanya kesadaran kolektif yang di dasarkan pada sifat ketergantungan individu yang memiliki kepercayaan dan pola normatif yang sama. Individualitas tidak berkembang karena dihilangkan oleh tekanan aturan atau hukum yang bersifat represif. Sifat hukuman cenderung mencerminkan dan menyatakan kemarahan kolektif yang muncul atas penyimpangan atau pelanggaran kesadaran kolektif dalam kelompok sosialnya. Singkatnya, solidaritas mekanik didasarkan pada suatu kesadaran kolektif yang dilakukan masyarakat. Individu dalam masyarakat seperti ini cenderung homogeny dalam banyak hal. Keseragaman tersebut berlangsung terjadi dalam seluruh aspek kehidupan, baik sosial, politik bahkan kepercayaan atau agama. Dari gambaran mengenai solidaritas organik bisa dilihat dengan keadaan kehidupan yang ada di Desa, dapat di lihat bahwa kehidupan orang desa identik dengan gotong royong, saling membantu dan tidak adanya rasa gengsi satu sama lain. Karena masyarakat desa cenderung memiliki pola pikir yang sama yaitu tradisional bahkan gaya hidup mereka pun juga tradisional, di lihat dari segi pekerjaan pun mereka memiliki pekerjaan yang homogen yaitu bercocok tanam. Doyle Paul Johnson, secara terperinci menegaskan indikator sifat kelompok sosial atau masyarakat yang didasarkan pada solidaritas mekanik, yakni: a) Pembagian kerja rendah b) Kesadaran kolektif kuat

38 c) Individualitas rendah d) Konsensus terhadap normative penting e) Adanya keterlibatan komunitas dalam menghukum orang yang menyimpan f) Secara relative sifat ketergantungan rendah g) Bersifat primitive atau pedesaan. 35 b. Solidaritas Organik Pada masyarakat solidaritas organik kebanyakan masyarakatnya lebih cenderung individual karena adanya pembagian pekerjaan sosial. Solidaritas organik biasanya terdapat di daerah perkotaan yang masyarakatnya cenderung memiliki kesibukan yang sangat padat dan budaya yang ada di perkotaan sudah banyak yang mulai luntur, bahkan nilai-nilai dalam keluarga juga mulai luntur. 36 Nilai-nilai yang luntur di akibatkan karena masyarakat kota yang memiliki gaya hidup moderm yang mengikuti gaya kebarat-baratan, sehingga banyak nilai-nilai moral yang ada mulai ditinggalkan. Solidaritas organik terjadi di masyarakat yang relative kompleks dalam kehidupan sosialnya namun terdapat kepentingan bersama atas dasar tertentu. 35 Fani Julia Putri, Sosiologi Klasik : Solidaritas Sosial- Emile Durkheim, (2013), inifanfan.blogspot. co.id/2013/09/sosiologi-klasik-solidaritas-sosial_3514.html 36 Departemen Sosiologi, FISIP, Universitas Airlangga Pergeseran Nilai dalam Hubungan Antar Generasi Serta Dampak Terhadap Lansia, Jurnal Ilmu Sosial dan Politik, http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/

39 Pada kelompok sosialnya, terdapat kepentingan bersama atas dasar tertentu. Pada kelompok sosialnya, terdapat ciri-ciri tertentu, yaitu : a) Adanya pola antar relasi yang parsial dan fungsional b) Terdapat pembagian kerja yang spesifik c) Adanya perbedaan kepentingan, status, pemikiran dan sebagainya. Perbedaan pola relasi-relasi dapat membentuk ikatan sosial dan persatuan melalui pemikiran yang membutuhkan kebersamaan serta diikat dengan kaidah moral, norma, undang-undang, atau seperangkat nilai yang bersifat universal. Karena itu, ikatan solidaritas tidak lagi menyeluruh, melainkan terbatas pada kepentingan bersama yang bersifat parsial. Solidaritas organik muncul karena pembagian kerja bertambah besar. Solidaritas ini didasarkan pada tingkat saling ketergantungan yang tinggi. Ketergantungan ini di akibatkan karena spesialisasi yang tinggi di antara keahlian individu. Spesialisasi ini juga sekaligus mengurangi kesadaran kolektif yang ada dalam masyarakat mekanis. Akibatnya, kesadaran dan homogenitas dalam kehidupan sosial tergeser. Keahlian yang berbeda dan spesialisasi itu, munculah ketergantungan fungsional yang bertambah antara individu-individu yang memiliki spesialisasi dan secara relative lebih otonom sifatnya. Menurut Durkheim itulah pembagian kerja yang mengambil alih peran yang semula di dasarkan olek kesadaran kolektif. Karl Manheim lebih mencermati pandangan Durkheim, dimana dalam solidaritas organik diciptakan pembagian kerja dalam kelompok sosial.

40 Permbagian kerja tersebut membagi aktivitas yang mulanya hanya dilaksanakan oleh satu individu menjadi lebih besar dengan bagian-bagian yang saling melengkapi satu sama lain. Pembagian kerja akan menimbulkan sebuah integrasi sosial yang kuat, secara fungsional dibutuhkan untuk saling melengkapi. Karena itu untuk memunculkan suatu solidaritas sosial dalam kelompok berdasarkan kepentingan bersama sifatnya tertentu. Nampak bahwa pada solidaritas organik menekankan tingkat saling ketergantungan yang tinggi, akibat dari spesialisasi pembagian pekerjaan dan perbedaan di kalangan individu. Perbedaan individu akan mengurangi kesadaran kolektif, yang tidak penting lagi sebagai dasar untuk keteraturan sosial. Kuatnya solidaritas organik menurut Durkheim di tandai dengan eksistensi hokum yang bersifat restitutif atau memulihkan, melindungi pola ketergantungan yang kompleks antara berbagai individu yang terspesialisasi atau kelompok-kelompok dalam masyarakat. Doyle Paul Johnson pun secara terperinci menegaskan indikator sifat kelompok sosial atau masyarakat pada solidaritas organik, yakni : a) Pembagia kerja tinggi b) Kesadaran kolektif lemah c) Hukum restitutif / memulihkan dominan d) Individualitas tinggi e) Konsensus pada nilai abstrak dan umum penting f) Badan-badan kontrol sosial menghukum orang yang menyimpang

41 g) Saling ketergantungan tinggi h) Bersifat industrial perkotaan Agar lebih jelasnya lagi berikut adalah perbedaan solidaritas mekanik dan solidaritas organik : Tabel 2.3 Perbedaan Solidaritas Mekanik dan Solidaritas Organik Solidaritas Mekanik a. Relatif berdiri sendiri ( tidak bergantung pada orang lain ) dalam keefisienan kerja. b. Terjadi di masyarakat sederhana c. Ciri-ciri masyarakat tradisional ( pedesaan ) d. Kerja tidak terorganisir e. Beban lebih berat f. Tidak bergantung pada orang lain Solidaritas Organik a. Saling keterkaitan dan mempengaruhi dalam keefisiensienan kerja. b. Dilangsungkan oleh masyarakat yang kompleks c. Ciri dari masyarakat modern ( perkotaan ) d. Kerja terorganisir dengan baik e. Beban ringan. f. Banyak saling bergantung dengan yang lain. Dapat disimpulkan bahwa solidaritas mekanik dibentuk oleh masyarakat yang masih memiliki kesadaran kolektif yang sangat tinggi, kepercayaan yang sama, cita-cita dan komitmen moral. Masyarakat yang menggunakan solidaritas mekanik, mereka melakukan aktifitas yang sama dan memiliki tanggung jawa yang sama. Sebaliknya, solidaritas organik dibentuk karena semakin banyak dan beragamnya pembagian kerja. Sehingga pembagian kerja tersebut membuat spesialisasi pekerjaan di dalam masyarakat yang menyebabkan kesadaran kolektif menjadi menurun. Semua kegiatan spesialisasi mereka berhubungan dan saling

42 tergantung satu sama lain, sehingga sistem tersebut membentuk solidaritas menyeluruh yang berfungsi didasarkan pada saling ketergantungan. 37 Teori solidaritas sosial dalam penelitian ini menjelaskan mengenai apa yang ada pada fokus masalah dalam penelitian ini yaitu mengenai solidaritas dan fanatisme anggota komunitas Reggae Pantura. Menurut Emile Durkheim solidaritas dibedakan menjadi dua, yaitu solidaritas organik dan solidaritas mekanik. Telah dijelaskan juga sebelumnya mengenai perbedaan dan karakteristik kedua solidaritas tersebut. Jadi, dengan teori ini digunakan untuk mengetahui bentuk solidaritas yang manakah yang ada pada anggota komunitas Reggae apakah termasuk jenis solidaritas organik ataupun jenis solidaritas mekanik. Sedangkan bahasan mengenai fanatisme, akan dikaitkan dengan solidaritas. Karena disini fanatisme merupakan bagian dari solidaritas itu sendiri. Gambaran teori di atas merupakan paparan mengenai solidaritas sosial menurut Emile Durkheim yang akan digunakan peneliti untuk menganalisis data yang terdapat di lapangan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori solidaritas sosial oleh Emile Durkheim dengan alasan teori solidaritas sosial oleh Emile Durkeim relevan dengan tema penelitian yaitu tentang solidaritas dan fanatisme. Dipandang dari segi fanatismenya, sebuah kelompok yang memiliki sikap fanatik pada hal yang sama akan menciptakan rasa solidaritas atau kesetiakawanan pada anggota komunitas. Dari sikap fanatik tersebut hingga akhirnya menimbulkan solidaritas antar anggota komunitas sehingga menciptakan 37 Fani Julia Putri, Sosiologi Klasik : Solidaritas Sosial- Emile Durkheim, (2013), inifanfan.blogspot. co.id/2013/09/sosiologi-klasik-solidaritas-sosial_3514.html

43 suasana harmonis dan memberikan kenyamanan bagi anggota kelompok komunitas. Dalam hal ini fanatisme menjadi bagian dari solidaritas. Sehingga peneliti tidak menggunakan dua teori, dengan teori solidaritas dari Emile Durkheim telah memberikan gambaran yang sesuai dari tema penelitian.