ANALISIS KARAKTERISTIK LAPISAN CAMPURAN ASPAL BETON DITINJAU DARI ASPEK PROPERTIES MARSHALL TUGAS AKHIR

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA BAHAN TAMBAHAN SERAT POLYPROPYLENE ( FIBER PLASTIC BENESER ) PADA CAMPURAN ASPAL BETON TUGAS AKHIR

ANALISA UJI KUAT TEKAN AGREGAT HALUS PASIR BESI TULUNGAGUNG PADA CAMPURAN ASPAL DENGAN MENGGUNAKAN MARSHALL TEST TUGAS AKHIR

TUGAS AKHIR KARAKTERISTIK CAMPURAN HOT MIX ASPAL UNTUK LAPISAN PERMUKAAN AC-WC DENGAN STANDAR KEPADATAN MUTLAK

PENGARUH KOMBINASI SEKAM PADI DAN SEMEN SEBAGAI FILLER TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang telah menjadi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. diperkirakan km. Pembangunan tersebut dilakukan dengan kerja paksa

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Kegiatan

HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI PENGGUNAAN PASIR SERUYAN KABUPATEN SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEBAGAI CAMPURAN ASPAL BETON AC WC

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH SERBUK BESI TERHADAP CAMPURAN ASPAL PANAS JENIS AC-WC

BAB 1. PENDAHULUAN. Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara

OPTIMASI KADAR ASPAL BETON AC 60/70 TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL PADA LALU LINTAS BERAT MENGGUNAKAN MATERIAL LOKAL BANTAK PROYEK AKHIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, sampai ditemukannya kendaraan bermotor oleh Gofflieb Daimler dan

ANALISIS KARAKTERISTIK LAPISAN CAMPURAN BETON ASPAL DITINJAU DARI ASPEK PROPERTIES MARSHALL. Tugas Akhir

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

ANTHONY FERNANDUS WIJAYA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk

STUDI PENGARUH WAKTU CURING TERHADAP PARAMETER MARSHALL CAMPURAN AC - WC FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. terjadi berlebihan (overload) atau disebabkan oleh Physical Damage Factor (P.D.F.)

ANALISIS STABILITAS CAMPURAN BERASPAL PANAS MENGGUNAKAN SPESIFIKASI AC-WC

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati 1 ), Sukarman 2 )

Agus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan Nikson Liem 2, Koilal Alokabel 3, Fanny Toelle 4

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Agregat dari AMP Sinar Karya Cahaya (Laboratorium Transportasi FT-UNG, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN LIMBAH ABU SERBUK KAYU SEBAGAI MATERIAL PENGISI CAMPURAN LATASTON TIPE B

DAFTAR ISI UNIVERSITAS MEDAN AREA

PENGARUH PENGGUNAAN KAPUR TOHOR SEBAGAI FILLER TERHADAP MARSHALL PROPERTIS PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRETE-WEARING COURSE (AC-WC)

PENGARUH PENGGUNAAN BATU KAPUR SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN ASPAL BETON (AC-BC)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.12 Desember 2015 ( ) ISSN:

TINGKAT KEMUDAHAN MEMENUHI SPESIFIKASI PADA BERBAGAI JENIS CAMPURAN PANAS ASPAL AGREGAT.

ANALISIS KARAKTERISTIK LAPISAN TIPIS ASPAL PASIR (LATASIR) KELAS A YANG SELURUHNYA MEMPERGUNAKAN AGREGAT BEKAS

PENGARUH PENGGUNAAN ABU TERBANG BATUBARA SEBAGAI BAHAN PENGISI TERHADAP MODULUS RESILIEN BETON ASPAL LAPIS AUS

PENGARUH LIMBAH BAJA ( STEEL SLAG ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR NO. ½ DAN NO.8 PADA CAMPURAN HRS-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL 1

BAB III LANDASAN TEORI

Kamidjo Rahardjo Dosen Teknik Sipil FTSP ITN Malang ABSTRAKSI

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.4 April 2015 ( ) ISSN:

3.1 Lataston atau Hot Rolled Sheet

PENGGUNAAN SPEN KATALIS PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRTE-WEARING COURSE ABSTRAK

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH JUMLAH TUMBUKAN PEMADATAN BENDA UJI TERHADAP BESARAN MARSHALL CAMPURAN BERASPAL PANAS BERGRADASI MENERUS JENIS ASPHALT CONCRETE (AC)

PENGARUH PENGGUNAAN STEEL SLAG

BAB III LANDASAN TEORI

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Operasi Teknik Kimia Fakultas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk menunjang dan menggerakkan bidang bidang kehidupan

PERBANDINGAN PENGARUH PENGGANTIAN AGREGAT KASAR No. 1/2 dan No. 3/8 TERHADAP PARAMETER MARSHALL PADA CAMPURAN HRS-WC 1 Farid Yusuf Setyawan 2

PENGARUH PENAMBAHAN LATEKS PEKAT PADA CAMPURAN ASPAL BETON

STUDI EVALUASI RUANG TUNGGU KEBERANGKATAN DAN KEDATANGAN DOMESTIK BANDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat. Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1.

PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT HALUS (PASIR BESI) PASUR BLITAR TERHADAP KINERJA HOT ROLLED SHEET (HRS) Rifan Yuniartanto, S.T.

BAB I PENDAHULUAN. agregat, dan agregat berperan sebagai tulangan. Sifat-sifat mekanis aspal dalam

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik

BATU KAPUR BATURAJA SEBAGAI FILLER PADA LAPIS ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) CAMPURAN PANAS. Hamdi Arfan Hasan Sudarmadji

Studi Alternatif Campuran Aspal Beton AC WC dengan Menggunaan Pasir Seruyan Kabupaten Seruyan Kalimantan Tengah

PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH PLASTIK SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA BETON ASPAL AC-WC DENGAN FILLER GYPSUM

NASKAH SEMINAR INTISARI

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

TUGAS AKHIR NOMOR : 930/WM/F.TS/SKR/2015

PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH STEEL SLAG DALAM CAMPURAN AC-WC SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR No. ½ DAN No. 8 TERHADAP PARAMETER MARSHALL

TINJAUAN VOID CAMPURAN ASPAL YANG DIPADATKAN MENGGUNAKAN ALAT PEMADAT ROLLER SLAB (APRS) DAN STAMPER

PENGARUH KEPADATAN MUTLAK TERHADAP KEKUATAN CAMPURAN ASPAL PADA LAPISAN PERMUKAAN HRS-WC

STUDI PARAMETER MARSHALL CAMPURAN LASTON BERGRADASI AC-WC MENGGUNAKAN PASIR SUNGAI CIKAPUNDUNG Disusun oleh: Th. Jimmy Christian NRP:

KAJIAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS ASPAL BETON SEBAGAI LAPIS AUS BERGRADASI KASAR DAN HALUS

(Data Hasil Pengujian Agregat Dan Aspal)

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.7 Juli 2016 ( ) ISSN:

BAB III LANDASAN TEORI

INVESTIGASI KARAKTERISTIK AC (ASPHALT CONCRETE) CAMPURAN ASPAL PANAS DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN RAP ARTIFISIAL

TUGAS AKHIR KARAKTERISTIK LABORATORIUM CAMPURAN AC-BC METODA WARM MIX DENGAN ASBUTON DAN FILLER ZEOLIT

METODOLOGI PENELITIAN. untuk campuran lapis aspal beton Asphalt Concrete Binder Course (AC-

PENGGUNAAN SPEN KATALIS PADA CAMPURAN LAPISAN TIPIS ASPAL BETON (HOT ROLLED SHEET-WEARING COURSE)

PEMANFAATAN BONGKARAN LAPISAN PERMUKAAN PERKERASAN ASPAL SEBAGAI CAMPURAN HRS

ANALISIS ITS (INDIRECT TENSILE STRENGTH) CAMPURAN AC (ASPHALT CONCRETE) YANG DIPADATKAN DENGAN APRS (ALAT PEMADAT ROLLER SLAB) Naskah Publikasi

Sumber: Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 (Revisi 3)

PENGARUH SAMPAH PLASTIK SEBAGAI BAHAN TAMBAH TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat

KARAKTERISTIK MARSHALL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

DAFTAR PUSTAKA. Departemen Pekerjaan Umum Spesifikasi Umum Divisi VI. Jakarta.

Gambar 4.1 Bagan alir penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO)

PENGARUH PENAMBAHAN FILLER GRANIT DAN KERAMIK PADA CAMPURAN LASTON AC-WC TERHADAP KARAKTERISTIK UJI MARSHALL

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. aspal keras produksi Pertamina. Hasil Pengujian aspal dapat dilihat pada Tabel 4.1

TUGAS AKHIR. PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH KARET BAN DALAM TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL PADA LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) (Studi Penelitian)

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung.

Kata kunci: HRS-Base, Pengendalian Mutu, Benda Uji, Uji Marshall, Uji Ekstraksi

Alik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang

BAB I PENDAHULUAN. disektor ekonomi, sosial budaya, politik, industri, pertahanan dan keamanan.

ANALISA LENDUTAN DAN MODEL RETAK LAPIS PERKERASAN AC- WC DAUR ULANG YANG DIPERKUAT GEOGRID PRA-TEGANG. Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN ABU VULKANIK GUNUNG KELUD SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN ASPAL BETON

BAB I PENDAHULUAN. penduduk di Yogyakarta. Pembangunan hotel, apartemen, perumahan dan mall

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Inti Jalan

PENGARUH VARIASI KADAR AGREGAT HALUS TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK CAMPURAN PANAS ASPAL AGREGAT (AC-BC) DENGAN PENGUJIAN MARSHALL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

KARAKTERISTIK MARSHALL DENGAN BAHAN TAMBAHAN LIMBAH PLASTIK PADA CAMPURAN SPLIT MASTIC ASPHALT (SMA)

I. PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan. Ketersediaan jalan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL ANALISA DAN DATA Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar

Transkripsi:

ANALISIS KARAKTERISTIK LAPISAN CAMPURAN ASPAL BETON DITINJAU DARI ASPEK PROPERTIES MARSHALL TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S1) Disusun Oleh : RONA ARINING RUBITYA AGUSTIKA NPM. 0853010084 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2012

ABSTRAK ANALISIS KARAKTERISTIK LAPISAN CAMPURAN ASPAL BETON DITINJAU DARI ASPEK PROPERTIS MARSHALL Oleh : RONA ARINING RUBITYA AGUSTIKA Npm : 0853010084 Pada tahun 1999 Departemen Permukiman dan Pengembangan Wilayah mengeluarkan spesifikasi baru tentang Pedoman Perencanaan Campuran Beraspal Panas dengan Pendekatan Mutlak. Salah satu spesifikasi baru yang dikeluarkan adalah asphalt concrete wearing course (AC WC) sebagai lapis aus kedua dalam lapisan jenis aspal beton merupakan lapisan yang paling atas dalam perkerasan lentur. Pada campuran AC WC yang biasanya menggunakan filler abu batu dalam penelitian ini akan dicampur dengan menggunakan filler semen portland. Semen portland yang digunakan adalah semen Portland tipe-i yang biasa digunakan sebagai bahan campuran pada konstruksi beton dan banyak dijumpai di pasaran. Karakteristik Marshall ditentukan oleh proses pemadatannya. Proses pengujian Marshall untuk mencari karakteristik Marshall menggunakan sampel utuh sesuai prosedur. Selanjutnya dilihat perbedaan distribusi void dan orientasi agregat pada sampel utuh. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan variasi kadar aspal 4,5%, 5%, 5,5%, 6% dan 6,5% terhadap total berat agregat. Karakteristik Marshall yang dicari adalah VIM, VFWA, stabilitas, flow dan Marshall Quotient (MQ) pada sampel utuh diperoleh dari hasil Marshall Test. Distribusi void dan orientasi agregat ditinjau berdasarkan sampel utuh. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut : 1. VIM dengan kadar aspal 4,5% = 4,1%, 5% = 3,2%, 5,5% = 4,7%, 6% = 3,8%, 6,5% = 3,4%. 2. VFMA dengan kadar aspal 4,5% = 49,84%, 5% = 59,90%, 5,5% = 69,12%, 6% = 75,79%, 6,5% = 79,24%. 3. Stabilitas dengan kadar aspal 4,5% = 1829,59 kg, 5% = 1893,21 kg, 5,5% = 1927,10 kg, 6% = 1958,92 kg, 6,5% = 1811,76 kg. 4. Flow dengan kadar aspal 4,5% = 3,1 mm, 5% = 3,33 mm, 5,5% = 3,38 mm, 6% = 3,48 mm, 6,5% = 3,53 mm. 5. MQ dengan kadar aspal 4,5% = 590,85 kg/mm, 5% = 576,27 kg/mm, 5,5% = 575,22 kg/mm, 6% = 569,73 kg/mm, 6,5% = 516,10kg/mm Kata kunci : AC- WC (Asphalt Concrete Wearing Course), Distibusi Void, Karakteristik Marshall, Orientasi Agregat i

KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb Segala puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT dan Rasullah Muhammad SAW karena atas berkah dan rahmat-nya saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul ANALISIS KARAKTERISTIK LAPISAN CAMPURAN ASPAL BETON DITINJAU DARI ASPEK PROPERTIES MARSHALL. Sebagai kelengkapan tugas akademik dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Strata 1 (S-1) di Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Dalam menyelesaikan tugas akhir ini saya berusaha semaksimal mungkin menerapkan ilmu yang didapatkan pada perkuliahan dan ditunjang dengan literatur yang sesuai. Selain itu, saya menyadari tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang membangun dari setiap pembaca akan saya terima demi kesempurnaan tugas akhir ini. Dalam tugas akhir ini, saya banyak mendapatkan bimbingan dan dorongan hingga terselesainya tugas akhir ini. Untuk itu saya ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada : 1. Alm. Ayah Bambang Kintjoko, ST, Ibu Sulistiyawati dan adik adik saya (dek Rizqa dan dek Anky) atas curahan kasih sayang, doa dan dorongan baik moril maupun materil dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 2. Ibu Ir. Naniek Ratni JAR., M.Kes, selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. ii

3. Bapak Ibnu Sholichin, ST, MT, selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur, dan Dosen Pembimbing Utama yang senantiasa meluangkan waktunya untuk asistensi, sehingga selesai dalam mengerjakan tugas akhir ini dengan baik. 4. Bapak Sumaidi Wijaya, ST, selaku dosen wali yang telah banyak membimbing selama kuliah di Program Studi Teknik Sipil hingga selesai mengerjakan tugas akhir ini dengan baik. 5. Bapak Nugroho Utomo, ST, selaku Dosen Pembimbing Pendamping, Program Studi Teknik Sipil Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur, yang senantiasa meluangkan waktunya untuk asistensi, sehingga selesai dalam mengerjakan tugas akhir ini dengan baik. 6. Segenap Dosen dan Staf Program Studi Teknik Sipil Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur atas segala pelayanan yang diberikan. 7. Ibu Masliyah, ST., MT., Bapak Iwan Wahjidijanto, ST, MT. dan Bapak Ir. Hendrata Wibisana, MT, selaku dosen penguji Tugas Akhir. 8. Bapak Sudarman dan seluruh staf dan karyawan Laboratorium Bahan Jalan PT. Merakindo Mix Driyorejo Gresik atas segala pelayanan yang diberikan dan banyak membantu membimbing dalam penelitian untuk menyelesaikan tugas akhir ini. 9. My Beloved mas Sanggra Umar Dani yang banyak membantu menyemangati dalam mengerjakan tugas akhir ini. 10. Seluruh teman-teman program studi Teknik Sipil khususnya angkatan 2008, mas Febri Ary, Andik, dek Metha, dek Arum, dek Ambar, Rani, Wenny, Maria iii

dan Nova yang selalu mendorong saya untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini. 11. Rekan-rekan BEM FTSP, Hima (Sipil, Arsitektur, DKV dan Lingkungan) dan kelompok KKN 32 UPN veteran Jawa Timur, terima kasih atas segala dukungannya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. 12. Mas Albat dan Om Yunus atas bimbingannya dan memberi materi yang bermanfaat dalam penelitian sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. 13. Keluarga besar dari ayah dan ibu saya atas curahan kasih sayang, doa dan dorongan baik moril maupun materil dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 14. Semua pihak yang mustahil saya sebutkan satu per satu, yang telah berjasa kepada saya. Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan karunia-nya dan membalas segala amal budi serta kebaikan pihak-pihak yang telah membantu saya dalam penyusunan laporan ini dan semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Surabaya, Juni 2012 Penyusun iv

DAFTAR ISI Abstrak... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... v Daftar Gambar... ix Daftar Tabel... xii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan Penelitian... 3 1.4 Batasan Masalah... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6 2.1 Umum... 6 2.2 Jenis Jenis Aspal Beton... 7 2.3 Karakteristik Aspal Beton... 8 2.4 AC WC (Asphalt Concrete Wearing Course)... 11 2.5 Agregat... 14 2.5.1 Agregat Kasar... 15 2.5.2 Agregat Halus... 18 2.5.3 Bahan Pengisi (Filler)... 20 2.6 Semen Portland... 21 2.7 Penggunaan dan Sifat Aspal Beton... 22 2.7.1 Lapis Perkerasan Aspal Beton... 22 v

2.7.2 Gradasi Agregat... 23 2.7.3 Kekuatan Agregat... 24 2.7.4 Kepadatan Agregat... 24 2.7.5 Kestabilan Lapisan Perkerasan... 24 2.7.6 Rongga Kosong... 25 2.8 Perencanaan Campuran Aspal Beton... 25 2.9 Marshall Test... 26 2.10 Persamaan persamaan Marshall... 27 2.11 Karakteristik Campuran... 29 2.11.1 Stabilitas... 29 2.11.2 Flow... 30 2.11.3 Marshall Quotient... 31 2.11.4 Skid Resistance... 31 2.11.5 Densitas... 31 2.11.6 Specific Gravity Campuran... 32 2.11.7 Porositas (Void In Mix)... 33 2.11.8 Durabilitas... 33 2.11.9 Workability... 34 2.11.10 Fleksibelitas... 34 2.11.11 Kuat Tekan... 34 2.12 Pencampuran dan Pengujian Benda Uji... 35 2.13 Penelitian Yang Pernah Dilakukan... 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 43 3.1 Umum... 43 vi

3.2 Studi Literatur... 44 3.3 Bahan Penelitian... 44 3.4 Peralatan Penelitian... 44 3.5 Identifikasi Benda Uji... 45 3.6 Flow Chart... 47 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN... 49 4.1 Hasil Perencanaan Gradasi Agregat... 49 4.2 Hasil Pengujian Material... 53 4.2.1 Agregat Kasar... 53 4.2.2 Agregat Halus... 54 4.2.3 Filler... 56 4.2.4 Aspal... 57 4.3 Penentuan Berat Jenis, Penyerapan Aspal Dan Perkiraan Kadar Aspal Rencana... 58 4.4 Hasil Analisa Marshall Pada Kadar Aspal Rencana... 59 4.5 Hasil Analisa Marshall Pada Kondisi Kadar Optimum Dengan 2x75 Tumbukan... 70 4.6 Hasil Analisa Marshall pada Kondisi Kadar Optimum Dengan 2x400 Tumbukan... 80 4.7 Hubungan Antara Sifat Sifat Marshall dengan Pemelihan Material... 89 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 92 5.1 Kesimpulan... 92 5.2 Saram... 98 vii

Daftar Pustaka... 99 Lampiran viii

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Alat Marshall... 27 Gambar 2.2 Benda Uji Aspal Beton... 36 Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian... 48 Gambar 4.1 Kurva Gradasi Agregat Campuran... 52 Gambar 4.2 Grafik Hubungan Parameter Kepadatan (Gmb) dengan Kadar Aspal Rencana dengan Tumbukan 2x75 Tumbukan... 62 Gambar 4.3 Grafik Hubungan Parameter Stabilitas dengan Kadar Aspal Rencana dengan Tumbukan 2x75 Tumbukan... 63 Gambar 4.4 Grafik Hubungan Parameter Kelelehan dengan Kadar Aspal Rencana dengan Tumbukan 2x75 Tumbukan... 64 Gambar 4.5 Grafik Hubungan Parameter Hasil Bagi Marshall (MQ) dengan Kadar Aspal Rencana dengan Tumbukan 2x75 Tumbukan... 65 Gambar 4.6 Grafik Hubungan Parameter Rongga Antara Mineral Agregat (VMA) dengan Kadar Aspal Rencana dengan Tumbukan 2x75 Tumbukan... 66 Gambar 4.7 Grafik Hubungan Parameter Rongga Dalam Campuran (VIM) dengan Kadar Aspal Rencana dengan Tumbukan 2x75 Tumbukan... 67 Gambar 4.8 Grafik Hubungan Parameter Rongga Terisi Aspal (VFA) dengan Kadar Aspal Rencana dengan Tumbukan 2x75 Tumbukan... 68 ix

Gambar 4.9 Pemilihan Kadar Aspal Optimum pada 2x75 Tumbukan... 69 Gambar 4.10 Grafik Hubungan Parameter Kepadatan (Gmb) dengan Lama Perendaman pada Kadar Aspal Optimum pada 2x75 Tumbukan... 72 Gambar 4.11 Grafik Hubungan Parameter Stabilitas dengan Lama Perendaman pada Kadar Aspal Optimum pada 2x75 Tumbukan... 73 Gambar 4.12 Grafik Hubungan Parameter Kelelehan dengan Lama Perendaman pada Kadar Aspal Optimum pada 2x75 Tumbukan... 74 Gambar 4.13 Grafik Hubungan Parameter Hasil Bagi Marshall (MQ) dengan Lama Perendaman pada Kadar Aspal Optimum pada 2x75 Tumbukan... 75 Gambar 4.14 Grafik Hubungan Parameter Rongga Antara Mineral Agregat (VMA) dengan Lama Perendaman pada Kadar Aspal Optimum pada 2x75 Tumbukan... 76 Gambar 4.15 Grafik Hubungan Parameter Rongga Dalam Campuran (VIM) dengan Lama Perendaman pada Kadar Aspal Optimum pada 2x75 Tumbukan... 77 Gambar 4.16 Grafik Hubungan Parameter Rongga Terisi Aspal (VFA) dengan Lama Perendaman pada Kadar Aspal Optimum pada 2x75 Tumbukan... 78 x

Gambar 4.17 Grafik Hubungan Parameter Kepadatan (Gmb) dengan Lama Perendaman pada Kadar Aspal Optimum pada 2x400 Tumbukan... 82 Gambar 4.18 Grafik Hubungan Parameter Stabilitas dengan Lama Perendaman pada Kadar Aspal Optimum pada 2x400 Tumbukan... 83 Gambar 4.19 Grafik Hubungan Parameter Kelelehan dengan Lama Perendaman pada Kadar Aspal Optimum pada 2x400 Tumbukan... 84 Gambar 4.20 Grafik Hubungan Parameter Hasil Bagi Marshall (MQ) dengan Lama Perendaman pada Kadar Aspal Optimum pada 2x400 Tumbukan... 85 Gambar 4.21 Grafik Hubungan Parameter Rongga Antara Mineral Agregat (VMA) dengan Lama Perendaman pada Kadar Aspal Optimum pada 2x400 Tumbukan... 86 Gambar 4.22 Grafik Hubungan Parameter Rongga Dalam Campuran (VIM) dengan Lama Perendaman pada Kadar Aspal Optimum pada 2x400 Tumbukan... 87 Gambar 4.23 Grafik Hubungan Parameter Rongga Terisi Aspal (VFA) dengan Lama Perendaman pada Kadar Aspal Optimum pada 2x400 Tumbukan... 88 xi

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Gradasi Agregat Untuk Campuran Lapisan Aspal Beton... 13 Tabel 2.2 Ketentuan Sifat Sifat Campuran... 14 Tabel 2.3 Berat dan Gradasi Benda Uji... 16 Tabel 2.4 Pengujian Persyaratan Agregat dan Filler... 21 Tabel 2.5 Viscositas Penentu Suhu Titik Lembek... 38 Tabel 3.1 Identifikasi Benda Uji... 46 Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Penyesuaian Proporsi Agregat Campuran 51 Tabel 4.2 Hasil Pengujian Agregat Kasar... 54 Tabel 4.3 Hasil Pengujian Agregat Halus... 55 Tabel 4.4 Hasil Pengujian Filler... 56 Tabel 4.5 Hasil Pengujian Aspal... 57 Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Berat Jenis dan Penyerapan Aspal... 58 Tabel 4.7 Hasil Pengujian Marshall Kadar Aspal Rencana dengan Tumbukan 2x75 Tumbukan... 61 Tabel 4.8 Hasil Pengujian Marshall pada Kadar Aspal Optimum dengan 2x75 Tumbukan dan Masa Perendaman... 71 Tabel 4.9 Hasil Perendaman pada 2x75 Tumbukan... 79 Tabel 4.10 Hasil Pengujian Marshall pada Kadar Aspal Optimum dengan 2x400 Tumbukan dan Masa Perendaman... 81 Tabel 4.11 Hasil Perendaman pada 2x400 Tumbukan... 89 xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prasarana transportasi berupa jalan merupakan salah satu unsur pengembangan wilayah yang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Guna menghasilkan kondisi jalan yang seperti yang diharapkan, maka diperlukan bahan bahan pembentuk jalan yang mempunyai mutu yang baik. Masalah transportasi saat ini merupakan masalah yang sering dihadapi oleh berbagai negara, baik negara yang sudah maju maupun negara berkembang seperti Indonesia, maka setiap negara ingin menciptakan transportasi yang dapat menjamin pergerakan manusia atau barang secara lancar, aman, teratur, mudah, cepat dan nyaman. Proses pembuatan perkerasan juga dipengaruhi dan didukung dari berbagai aspek. Perkerasan jalan sudah sangat mudah dibuat karena didukung oleh media, bahan material dan sumber daya alat yang memadai. Dalam perkerasan jalan ada tahapan untuk proses pemadatan.proses pemadatan aspal beton (asphalt concrete) menggunakan peralatan pemadatan berupa tandem roller dan pneumatictire roller, setelah proses penghamparan material. Kedua alat di atas pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam pemadatannya, karena hanya digunakan dalam area atau lahan yang luas, tetapi dalam pengujian ini untuk mengetahuinya dilakukan di laboratorium. 1

Karakteristik dari Marshall test ditentukan oleh proses pemadatannya. Dimana alat pemadat juga sangat mendukung untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Proses pengujian Marshall untuk mencari karakteristik Marshall menggunakan sampel utuh sesuai prosedur yang telah ada. Selanjutnya dilihat perbedaan distribusi void dan orientasi agregat pada sampel utuh. Pengujian ini dilakukan dengan maksud mengetahui seberapa besar kekuatan daya dukung benda uji terhadap deformasi atau tekanan jika diaplikasi ke lapangan. Karena bila dirunut, banyak kondisi jalan yang rusak diakibatkan rapuhnya konstruksi jalan akibat tidak sesuai standar yang ditentukan. Oleh karena itu dengan adanya penelitian ini, dengan menggunakan pengujian Marshall akan dapat mengetahui karakteristik Marshall pada sampel utuh, mengetahui perbedaan void dan orientasi agregat pada sampel utuh. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana karakteristik Marshall pada sampel utuh untuk variasi kadar aspal optimum antara 4,5%, 5%, 5,5%, 6% dan 6,5% bila dibandingkan 2 x 75 tumbukan dengan 2 x 400 tumbukan dengan lama perendaman 0, 24, 48, 72 dan 96 jam? 2. Bagaimana besar nilai density, VIM, VFMA, jika dipadatkan dengan Marshall Hammer pada sampel utuh untuk variasi kadar aspal optimum antara 4,5%, 5%, 5,5%, 6% dan 6,5% bila dibandingkan 2 x75 tumbukan 2

dengan 2 x 400 tumbukan dengan lama perendaman 0, 24, 48, 72 dan 96 jam? 3. Bagaimana distribusi void dan orientasi agregat jika dipadatkan dengan Marshall Hammer pada sampel utuh untuk variasi kadar aspal optimum antara 4,5%, 5%, 5,5%, 6% dan 6,5% bila dibandingkan 2 x 75 tumbukan dengan 2 x 400 tumbukan dengan lama perendaman 0, 24, 48, 72 dan 96 jam? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari diadakan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui karakteristik Marshall pada sampel utuh untuk variasi kadar aspal optimum antara 4,5%, 5%, 5,5%, 6% dan 6,5% bila dibandingkan 2 x 75 tumbukan dengan 2 x 400 tumbukan dengan lama perendaman 0, 24, 48, 72 dan 96 jam. 2. Mengetahui besarnya nilai density, VIM, VFMA, pada campuran asphalt concrete bila dipadatkan dengan Marshall Hammer pada sampel utuh untuk variasi kadar aspal optimum antara 4,5%, 5%, 5,5%, 6% dan 6,5% bila dibandingkan 2 x 75 tumbukan dengan 2 x 400 tumbukan dengan lama perendaman 0, 24, 48, 72 dan 96 jam. 3. Mengetahui bagaimana distribusi void dan orientasi agregat pada campuran asphalt concrete bila dipadatkan dengan marshall hammer pada sampel utuh untuk variasi kadar aspal optimum antara 4,5%, 5%, 5,5%, 6% dan 6,5% bila dibandingkan 2 x 75 tumbukan dengan 2 x 400 tumbukan dengan lama perendaman 0, 24, 48, 72 dan 96 jam. 3

1.4. Batasan Masalah Supaya tidak terjadi perluasan dalam pembahasan, maka diberikan batasan batasan secara teknis sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan di Laboratorium Bahan Jalan PT. MERAKINDO MIX, Driyorejo - Gresik. 2. Perkerasan lentur yang digunakan adalah Asphalt Concrete Wearing Course (AC - WC). 3. Aspal yang digunakan adalah aspal SHELL dengan penetrasi 60/70 dengan suhu pencampuran aspal terendah adalah 150 ºC. 4. Variasi untuk menentukan kadar aspal optimum yaitu antara 4,5%, 5%, 5,5%, 6% dan 6,5% terhadap total berat agregat pada masing-masing sampel. 5. Gradasi yang digunakan dari Standar Nasional Indonesia (SNI03-1737- 1989). 6. Pengujian menggunakan metode Marshall. 7. Distribusi void dan orientasi agregat pada sampel utuh. 8. Agregat kasar, diperoleh dari hasil pemecahan batu (stone crusher) dari AMP PT. MERAKINDO MIX, Driyorejo - Gresik. 9. Bahan pengisi campuran (filler) yang digunakan adalah abu batu sebesar 32% dari setiap sampel yang diuji, diperoleh dari hasil pemecahan batu (stone crusher) dari AMP PT. MERAKINDO MIX, Driyorejo - Gresik. 10. Agregat halus, diperoleh dari hasil pemecahan batu (stone crusher) dari AMP PT. MERAKINDO MIX, Driyorejo - Gresik. 4

11. Filler lain adalah semen portland sebesar 2% dari setiap sampel yang diuji, yang biasa digunakan untuk berbagai macam konstruksi bangunan dan terdapat di pasaran. 12. Uji Marshall standar dengan 2x75 kali tumbukan. 13. Uji Marshall dengan kepadatan mutlak dengan 2x400 kali tumbukan. 14. Uji durabilitas modifikasi dengan lama perendaman 0, 24, 48, 72 dan 96 pada kadar aspal optimum (KAO). 15. Pembuatan sampel uji coba masing masing variasi kadar aspal optimum yaitu 3 buah. 5