PEMANFAATAN DAUN KERSEN (Muntingia calabura) SEBAGAI PERMEN JELLY TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN TUGAS AKHIR. PEMBUATAN PERMEN JELLY DARI EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium Guajava L.)

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (6) Hipotesa dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

Metode penelitian Rancangan penelitian (reseach Design) Rancangan Percobaan

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi buah ini dalam keadaan segar. Harga jual buah belimbing

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

BAB III METODE PENELITIAN. (treatment) terhadap objek penelitian serta adanya kontrol penelitian.

I. PENDAHULUAN. satunya adalah buah kersen atau biasa disebut talok. Menurut Verdayanti (2009),

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2016-Januari 2017.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. Buah kersen merupakan buah yang keberadaannya sering kita jumpai

NASKAH PUBLIKASI RISA DHALIA A

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO menunjukkan proporsi kematian di negara berkembang dengan. sebanyak (39%), kanker (27%), dan PTM lainnya (30%).

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

UJI ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN VITAMIN C PADA PEMBUATAN SELAI BELIMBING WULUH DENGAN PENAMBAHAN BUAH KERSEN DAN BUNGA ROSELA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin

I. PENDAHULUAN. bermanfaat jika diolah, misalnya dibuat marmalade (Sarwono, 1991). Bagian

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

ABSTRACT

KAJIAN PENGOLAHAN PERMEN RUMPUT LAUT (Glacilaria Sp) DENGAN KONSENTRASI GULA YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada waluh. Secara umum waluh kaya akan kandungan serat, vitamin, dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan.

PEMANFAATAN Gracilaria sp. DALAM PEMBUATAN PERMEN JELLY

I. PENDAHULUAN. makanan selingan berbentuk padat dari gula atau pemanis lainnya atau. makanan lain yang lazim dan bahan makanan yang diijinkan.

KAJIAN PENGOLAHAN PERMEN RUMPUT LAUT (Glacilaria Sp) DENGAN KONSENTRASI GULA YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. 2000, dimana dalam satu tanaman biasanya menghasilkan 1 Kg buah. Dalam satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, teh berasal dari tanaman teh (Camellia sinensis). Teh Camellia

BAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2016 Mei 2017 di

BAB III METODE PENELITIAN. Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi Gorontalo dan analisis

I PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan kue tradisional, salah satu jenis kue tradisional di

I. PENDAHULUAN. mencegah rabun senja dan sariawan (Sunarjono, 2003). Jeruk bali bisa dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal, contohnya adalah tanaman Muntingia calabura L atau talok.

SIFAT KIMIA DAN TINGKAT KESUKAAN PERMEN KERAS (Hard Candy) SARI BUAH PALA (Myristica fragrans houtt famili myristicaseae)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Permen Jelly Dari Karagenan dan Konjak BAB III METODOLOGI

III. METODE PENELITIAN. waktu penelitian ini dimulai pada bulan April 2016 sampai Desember 2016.

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB I PENDAHULUAN. ditambahkan dengan starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

I. PENDAHULUAN. mengkonsumsi buah pare (Widayanti dkk., 2013).

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam kadar protein kecap manis air kelapa menunjukkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd PEMANFAATAN LIMBAH BUAH MENJADI JELLY KERING

SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE UNTUK PEMBUATAN KUE LUMPUR COKLAT DENGAN PENAMBAHAN VARIASI GULA PASIR JURNAL PUBLIKASI

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2016 hingga Februari tahun

METODE. Bahan dan Alat

BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH

BAB I PENDAHULUAN. beberapa daerah ada yang menyebutnya Cery ada juga yang menyebutnya

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu untuk segera dilakukan diversifikasi pangan. Upaya ini dilakukan

PEMBUATAN JELLY RUMPUT LAUT

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu penyebab meningkatnya penderita penyakit degeneratif di

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN PERMEN JELLY DARI KARAGENAN DAN KONJAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi pangan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Berbagai inovasi pangan dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. proses produksi baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SOSIS AYAM

BAB I PENDAHULUAN. makanan sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan September Desember 2016 di

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN PERMEN JELLY DARI KARAGENAN DAN KONJAK

BIN I G N G WU W LUH SEBAGAI KOAGULAN DAN PENGAW

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

Pemanfaatan Limbah buah menjadi Jelly Kering. Purwanti Widhy H, M.Pd

SKRIPSI. KUALITAS DAN UMUR SIMPAN PERMEN JELI YANG DIBUAT DARI VARIASI TALOK (Muntingia calabura Linn.) DAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn.

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

PENGARUH PEMAKAIAN KULIT BUAH NAGA MERAH TERHADAP KUALITAS KUE KU

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

4. PEMBAHASAN 4.1. Analisa Kimia

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

Transkripsi:

PEMANFAATAN DAUN KERSEN (Muntingia calabura) SEBAGAI PERMEN JELLY TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN Samsul Huda 1), Arif Sahputra 1), Wike Adhi Anggono 1) Rekna Wahyuni 2 ) 1) Mahasiswa Program Studi ITP, Fakultas Pertanian, Universitas Yudharta Pasuruan 2) Dosen Program Studi ITP, Fakultas Pertanian, Universitas Yudharta Pasuruan Abstrak Kersen atau talok adalah nama sejenis pohon dan buahnya yang kecil dan manis. Daun kersen atau talok menurut mengandung kelompok senyawa atau lignan antara lain flavonoid, tannin, triterpene, saponin, dan polifenol yang menunjukkan aktivitas antioksidatif. Selama ini daun karsen hanya dikonsumsi dalam bentuk direbus saja sehingga kurang diminati walaupun mempunyai banyak manfaat. Oleh karena itu perlu adanya pengolah daun kersen untuk menciptakan produk alternatif baru yang dapat menarik daya terima konsumen. Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui berapa proporsi ekstrak daun kersen terbaik pada pembuatan permen jelly daun kersen dilihat dari kandungan nutrisinya dan Mengetahui berapa proporsi ekstrak daun kersen terbaik pada pembuatan permen jelly daun kersen yang layak diproduksi dilihat dari daya terima konsumen. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan Rancangan Acak Tunggal dengan 5 perlakukan yaitu penambahan ekstrak daun kersen sebanyak 20%, 40%, 60%, 80% dan 100% b/v, masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Pengamatan dilakukan meliputi analisa fisik, kimiawi dan organoleptik yaitu analisa fisik: kecerahan dan tekstur, kimiawi: uji protein, uji kadar abu, gula reduksi, uji kadar air, dan organoleptik: rasa, aroma, warna dan tekstur. Hasil dari penelitian menunjukkan perlakuan terbaik adalah A5 dengan perlakuan Ekstrak daun kersen 100 gram : 100 ml Air dengan ketentuan kadar air 22.63% ; Gula reduksi 3.8173 %; Kadar abu 2.43% ; Tekstur (fisik) 15.52 %; Kecerahan 17.60% ; Protein 8.796 % ; Rasa 4.30% ; Aroma 4.15% ; Warna 4.75% ; Tekstur 4.75%. Kata kunci : Ekstrak, Daun Kersen, Permen Jelly, Konsumen PENDAHULUAN Kersen atau talok adalah nama sejenis pohon dan buahnya yang kecil dan manis. Pohon kersen ini mudah dijumpai di Indonesia. Nama ilmiahnya adalah Muntingia calabura. (Anonymous, 2013). Selain buahnya, ternyata daun buah kersen juga memiliki khasiat. Daun kersen atau talok menurut Priharyanti, 2007; Zakaria, 2007 mengandung kelompok senyawa atau lignan antara lain flavonoid, tannin, triterpene, saponin, dan polifenol yangm menunjukkan aktivitas antioksidatif (Priharyanti, 2007; Zakaria, 2007). 12 Antioksidan tersebut diduga mampu melindungi sel hatidari kerusakan yang diakibatkan radikal bebas. Pengambilan zat kimia dalam daun talok dilakukan dengan ekstraksi prinsip maserasi dengan pelarut aqua distillated (Zakaria et al, 2007). Kandungan flavonoid dalam buah kerses juga diduga dapat menghambat pertumbuhan sel kanker secara laboratoris. (Wulandari, 2013). Selama ini daun karsen hanya dikonsumsi dalam bentuk direbus saja sehingga kurang diminati walaupun mempunyai banyak manfaat. Oleh karena itu perlu adanya pengolah daun

kersen untuk menciptakan produk alternatif baru yang dapat menarik daya terima konsumen. Permen jelly merupakan salah satu jenis permen yang banyak disukai anak- anak. Selain karena rasanya yang kenyal, permen jelly juga bisa dibentuk sesuai dengan keinginan kita. Aneka rasa dan bentuk permen jelly yang banyak beredar di pasaran saat ini biasanya disebut dengan istilah soft jelly candy. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang pemanfaatan daun kersen sebagai permen jelly tehadap daya terima konsumen. Dari latar belakang di atas maka, dirumuskan masalah sebagai berikut: Berapakah proporsi ekstrak daun kersen terbaik untuk mendapaatkan permen jelly daun kersen terbaik dan dapat diterima konsumen dari segi organoleptiknya? Tujuan dalam penelitian ini adalah 1) Mengetahui berapa proporsi ekstrak daun kersen terbaik pada pembuatan permen jelly daun kersen dilihat dari kandungan nutrisinya. 2) Mengetahui berapa proporsi ekstrak daun kersen terbaik pada pembuatan permen jelly daun kersen yang layak diproduksi dilihat dari daya terima konsumen. METODE PENELITIAN Metode yang dipergunakan dalam penelitian Pemanfaatan Daun Kersen Sebagai Permen Jelly Tehadap Daya Terima Konsumen, adalah dengan Rancangan Acak Tungal (RAT) dengan 5 perlakuan dan masing masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Secara lengkap perlakuan yang diberikan adalah sebagai berikut : A1: Penambahan ekstrak daun kersen sebanyak 20 % (b/v) A2: Penambahan ekstrak daun kersen sebanyak 40 % (b/v) A3: Penambahan ekstrak daun kersen sebanyak 60 % (b/v) A4: Penambahan ekstrak daun kersen sebanyak 80 % (b/v) A5: Penambahan ekstrak daun kersen sebanyak 100 % (b/v) Pengamatan Pengamatan dilakukan meliputi analisa fisik, kimiawi dan organoleptik yaitu analisa fisik: kecerahan dan tekstu, kimiawi: uji protein, uji kadar abu, gula reduksi, uji kadar air, dan organoleptik: rasa, aroma, warna dan tekstur. Sedangkan sifat organoleptik diperoleh dari uji organoleptik kesukaan (hedonic) skor menggunaan 20 orang panelis. Analisa Data Analisa data dilakukan secara ANOVA dengan selang kepercayaan 5% dan 1%. Apabila ditemukan pengaruh terhadap salah satu variebel maka dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT). Untuk uji organoleptik menggunakan uji Friedman. Perlakuan terbaik menggunakan metode metode indeks efektifitas de Garmo et al., (1984) yang dimodifikasi oleh Susrini (2005). Tahapan Pelaksanaan/Jadwal Faktual Pelaksanaan 1. Persiapan alat dan bahan Menyiapkan semua peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan praktek serta menyiapkan bahan-bahan untuk membuat permen jelly Percobaan pembuatan formula untuk bahan pembuat permen jelly yang sesuai diperoleh Gelatin 50 gr, Air untuk campuran Gelatin 100 ml, Air Ekstrak daun Kersen sesuai perlakuan, Glukosa (gula Cair)100 gr, 13

Gula Pasir (Sukrosa) 200 gr, Asam Sitrat 5 gr, Pengering Jelly (TPC) 10 gr, Pengenyal Jelly (STTP) 10 gr, Agaragar putih (tawar) 5 gr, Pewarna makanan 1 tetes 2. Pengolahan a.ekstraksi Ekstrak daun kersen dilakukan dengan cara merajang daun kersen secara tipis kemudian di timbang sesuai dengan perlakuan. Lalu dicampur dengan 100 ml Air. Remasremas campuran daun kersen dan air yang dicincang tadi kemudian di saring. b.pemasakan Permen Jelly Masukkan gelatin, agar-agar putih, dan air 100 ml dan biarkan selama 10 menit. Siapkan adonan Glukosa, Gula Pasir, asam citrat, pengering jelly, pengenyal jelly, perwarna makanan kemudian masak dengan api kecil. Tambahkan dengan adonan gelatin yang telah didiamkan tadi serta tambakan ektrak daun kersen sesuai dengan perlakuan. Selama pemasakan aduk adonan tadi secara terus menerus sampai tercampur rata. Setelah selesai pemasakan, cetaklah sesuai dengan selera. Biarkan didalam cetakan hingga 24 jam. c Pengemasan Setalah 24 jam keluarkan permen dari cetakannya dan taburi dengan gula halus supaya tidak lengkat. Kemas ke dalam plastik pembungkus dan hiasi sesuai dengan selera. 3. Pengamatan Pengamatan dilakukan meliputi analisa fisik, kimiawi dan organoleptik yaitu analisa fisik: kecerahan dan tekstu, kimiawi: uji protein, uji kadar abu, gula reduksi, uji kadar air, dan organoleptik: rasa, aroma, warna dan tekstur. Sedangkan sifat organoleptik diperoleh dari uji organoleptik kesukaan skor menggunaan 20 orang panelis. HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar Air air yang dilakukan pada permen jelly daun kersen (Muntingia calabura) diperoleh rata-rata kadar air antara 18.80 % sampai dengan 22.63 %. Hal ini menunjukkan perlakuan penambahan daun kersen dalam pembuatan permen jelly mempunyai pengaruh berbeda nyata (BNT 5%). Rata-Rata Kadar Air (%) Permen Jelly Daun Kersen menunjukkan bahwa kadar air semakin meningkat bila ekstrak daun kersen ditambahkan dalam 100 ml air dalam setiap perlakuan. Kadar air tertinggi diperoleh pada perlakuan A5 (100 gr ektrak daun kersen : 100 ml air) sebesar 22.63 % dan kadar air terkecil diperoleh pada perlakuan A0 (0 gr ektrak daun kresen : 100 ml air) sebesar 18.80 %. Semakin banyak penambahan ekstrak daun kersen pada permen jelly maka kadar air juga akan semakin meningkat. Hal ini di karenakan daun kersen juga mengandung kadar air, sehingga setiap penambahan ekstrak daun kersen ke dalam 100 ml air maka kadar airpun juga akan meningkat. Analisa Gula Reduksi gula reduksi yang dilakukan pada permen jelly daun kersen (Muntingia calabura) diperoleh rata-rata kadar Gula reduksi antara 3.813% sampai dengan 3.817 %. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan penambahan daun kersen dalam pembuatan permen jelly 14

mempunyai pengaruh berbeda nyata (BNT 5%). Rata-Rata Kadar Gula Reduksi (%) Permen Jelly Daun Kersen menunjukkan bahwa kadar Gula reduksi semakin meningkat bila ektrak daun kersen ditambahkan dalam setiap perlakuan. Kadar gula Reduksi tertinggi diperoleh pada perlakuan A5 sebesar 3.817 % dan kadar gula terkecil diperoleh pada perlakuan A0 sebesar 3.813 %. Semakin banyak penambahan ekstrak daun kersen pada permen jelly maka gula reduksi juga akan semakin meningkat. Hal ini dikarenakan dalam daun kersen juga mengandung karbohidrat dan serat walaupun dalam jumlah yang sedikit. Kadar Abu abu yang dilakukan pada permen jelly daun kersen (Muntingia calabura) diperoleh rata-rata kadar abu antara 2.26 % sampai dengan 2.43 %. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan penambahan daun kersen dalam pembuatan permen jelly mempunyai pengaruh sangat berbeda nyata (BNT 5%). Rerata kadar abu semakin meningkat bila ekstrak daun kersen ditambahkan dalam setiap perlakuan. Kadar abu tertinggi diperoleh pada perlakuan A5 sebesar 2.43% dan kadar abu terkecil diperoleh pada perlakuan A0 sebesar 2.26 %. Semakin banyak penambahan ekstrak daun kersen pada permen jelly maka kadar abu juga akan semakin meningkat. Hal ini dikarenakan pada daun kersen juga mengandung mineral. Tekstur (Fisik) Berdasarkan hasil analisa tekstur yang dilakukan pada permen jelly daun kersen (Muntingia calabura) diperoleh rata-rata tekstur antara 9.33 % sampai dengan 15.52 %. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan penambahan daun kersen dalam pembuatan permen jelly mempunyai pengaruh sangat berbeda nyata (BNT 5%). Nilai tekstur semakin meningkat bila ektrak daun kersen ditambahkan dalam setiap perlakuan. Nilai tekstur tertinggi diperoleh pada perlakuan A5 sebesar 15.52 % dan nilai tekstur terkecil diperoleh pada perlakuan A0 sebesar 9.33 %. Semakin banyak penambahan ekstrak daun kersen pada permen jelly maka nilai tekstur juga akan semakin meningkat. Hal ini dikarenakan adanya penambahan disetiap perlakuan yang mana akan membuat ekstrak daun kersen semakin pekat. Warna Berdasarkan hasil analisa kecerahan yang dilakukan pada permen jelly daun kersen (Muntingia calabura) diperoleh rata-rata kecerahan antara 5.20 % sampai dengan 17.60 %. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan penambahan daun kersen dalam pembuatan permen jelly mempunyai pengaruh sangat berbeda nyata (BNT 5%). Nilai kecerahan semakin meningkat bila ektrak daun kersen ditambahkan dalam setiap perlakuan. Nilai kecerahan tertinggi diperoleh pada perlakuan A5 sebesar 17.60 % dan nilai kecerahan terkecil diperoleh pada perlakuan A0 sebesar 5.20 %. Semakin banyak penambahan ekstrak daun kersen pada permen jelly maka nilai rata-rata kecerahan juga akan semakin meningkat. Hal ini dikarenakan pada daun kersen mempunyai zat warna alami berupa klorofil, sehingga penambahan ektrak daun kersen akan menambah nilai warna pada permen Jelly. Protein protein yang dilakukan pada permen jelly daun kersen (Muntingia calabura) 15

diperoleh rata-rata protein antara 8.782 % sampai dengan 8.796 %. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan penambahan daun kersen dalam pembuatan permen jelly mempunyai pengaruh berbeda nyata (BNT 5%). Nilai kadar protein semakin meningkat bila ektrak daun kersen ditambahkan dalam setiap perlakuan. Nilai kadar protein tertinggi diperoleh pada perlakuan A5 sebesar 8.796 % dan nilai kadar protein terkecil diperoleh pada perlakuan A0 sebesar 8.792 %. Semakin banyak penambahan ekstrak daun kersen pada permen jelly maka nilai kadar protein juga akan semakin meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kandungan protein dalam ekstrak daun kersen walaupun dalam jumlah yang sedikit. Hal ini Menurut Indra, 2013 bahwa kandungan protein pada daun kersen dalam 100 gram yaitu 0.03 g. Organoletik Rasa pada uji rasa terdapat pada perlakuan A5 (penambahan 100% b/v) yaitu ekstrak 100 gr daun karsen dalam 100 ml air dengan rata-rata nilai (N) 4,3 dan rata-rata skor (S) 4.58. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa semakin banyak penambahan ekstrak daun kersen maka penelis semakin menyukainya. Organoleptik Aroma pada uji aroma terdapat pada perlakuan A4 (penambahan 80% b/v) yaitu ekstrak 80 gr daun karsen dalam 100 ml air dengan rata-rata nilai (N) 4,35 dan rata-rata skor (S) 4.63. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa semakin banyak penambahan ekstrak daun kersen maka penelis semakin menyukainya pada batas perlakuan A4 dan pada perlakuan A5 mengalami penurunan minat panelis. Organoleptik Warna pada uji warna terdapat pada perlakuan A5 dengan rata-rata nilai (N) 4,75 dan rata-rata skor (S) 4,58. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa semakin banyak penambahan ekstrak daun kersen maka penelis semakin menyukainya. Organoleptik Tekstur pada uji tekstur terdapat pada perlakuan A5 dengan rata-rata nilai (N) 4,75 dan rata-rata skor (S) 4,48. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa semakin banyak penambahan daun ekstrak daun kersen maka penelis semakin menyukainya. Pemilihan Alternative Terbaik Penelitian Dengan Indeks Efektifitas Penentuan pelaksanaan terbaik permen jelly ekstrak daun kersen dilakukan dengan menggunakan metode indeks efektivitas. Metode ini dilakukan pada hasil analisa yang telah diperoleh secara kimiawi dan secara organoleptik. Adapun bobot parameter Indeks Efektifitas dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah ini : 16

Gambar1. Histogram Bobot Parameter Uji Indeks Efektifitas Tabel 1. Penilaian Perlakuan Terbaik Terhadap Parameter KODE PERLAKUAN NILAI A0 0.000 A1 0.197 A2 0.414 A3 0.617 A4 0.888 A5 0.976 Hasil perhitungan menunjukkan perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan A5 dengan perlakuan Ekstrak daun kersen 100 gram : 100 ml Air dengan ketentuan kadar air 22.63% ; Gula reduksi 3.8173 %; Kadar abu 2.43% ; Tekstur (fisik) 15.52 %; Kecerahan 17.60% ; Protein 8.796 % ; Rasa 4.30% ; Aroma 4.15% ; Warna 4.75% ; Tekstur 4.75%. KESIMPULAN Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa perlakuan terbaik pada penelitian pembuatan permen jelly ekstrak daun kersen diperoleh perlakuan terbaik yaitu perlakuan A5 Ekstrak daun kersen 100 gram : 100 ml Air dengan ketentuan kadar air 22.63% ; Gula reduksi 3.8173 %; Kadar abu 2.43% ; Tekstur (fisik) 15.52 %; Kecerahan 17.60% ; Protein 8.796 % ; Rasa 4.30% ; Aroma 4.15% ; Warna 4.75% ; Tekstur 4.75%. 17

DAFTAR PUSTAKA Anonymous. 2013a. Kersen. wikipedia.org/wiki/kersen De Garmo, E. D, W. G. Sullivan and J. R. Canada. 1984. Engineering Economis. Mc Millan Publishing Company. New York. Indra. 2013. Daun Kersen. https://indrakurniawan334.wordp ress.com/2013/09/27/. Diakses pada 27 Maret 2015. Priharyanti, Dwi. 2007. Muntingia calabura. http://florabase.calm.wa.gov.au / browse/flora?f=220&level=f&id =220 (15 Juli 2013). Steenis, Van C. G. G. J.2006. Flora Pegunungan Jawa. Bogor: Pusat Penelitian Biologi LIPI Susrini, 2005. Indeks Efektivitas. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang Wiwied, Ekasari. 2009. Tanaman Obat Berkhasiat Besar.http://www.pandjihomepag e.com (15 Juli 2013). Wulandari. Erlin Tri, 2013. Buah Kersen: Kecil Buahnya, Besar Khasiatnya. http://kesehatan.kompasiana.com /alternatif/2013/09/20/buahkersen kecil-buahnya-besarkhasiatnya-594257.html Zakaria Zainul Amiruddin. 2007. Free radical scavenging activity of some plants availablein malaysia. IJPT.6: 87-91. 18