TUGAS SD MODEL SLEMAN

dokumen-dokumen yang mirip
APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA TK - SD MODEL SLEMAN YOGYAKARTA? (Elisabet Sri Widayanti NIM dan Antonius Pitang NIM )

Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

KATA PENGANTAR. menengah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia seutuhnya baik secara jasmani maupun rohani seperti yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2. Keadaan Fisik Sekolah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 1 Gorontalo

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Komponen kelembagaan sekolah; kurikulum, proses dan hasil belajar, administrasi dan manajemen satuan pendidikan, organisasi kelembagaan satuan

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

DIRI YANG MENYATU DENGAN LINGKUNGAN: LOKAL NASIONAL GLOBAL

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. School, yaitu Kelompok Bermain, Taman Kanak-kanak, dan juga Sekolah Dasar

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 TRAGAH BANGKALAN. A. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Tragah Bangkalan.

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN

Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

TERWUJUDNYA LAYANAN PENDIDIKAN YANG PRIMA, UNTUK MEMBENTUK INSAN LAMANDAU CERDAS KOMPREHENSIF, MANDIRI, BERIMANDAN BERTAQWA SERTA BERBUDAYA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

BUKU KEBIJAKAN MUTU SPMI UMN AW BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

BEST PRACTICE MBS TENTANG BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH SDN SN PASAR LAMA 1 BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 1 ayat

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KABUPATEN WONOSOBO

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

IV. GAMBARAN UMUM. A. Sejarah Umum Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Metro

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KOTA TERNATE NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara.

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta

BAHAN-BAHAN YANG HARUS DIPERSIAPKAN SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

STIE CENDEKIA KARYA UTAMA

BAB II. Deskripsi SMA N 1 Temon Kulon Progo. dan Kampanye Program Kawasan Tanpa Rokok

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pasal 28 menyatakan bahwa: (1) Pendidikan Anak Usia Dini

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

KTSP TK Dra. Masitoh, M.Pd

PENDAHULUAN. seperti dirumuskan dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang

BUPATI BANGKALAN PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

KULIAH PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA Negeri 2 Wates

Berdasarkan UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional (sisdiknas), disebutkan dalam pasal 1 ayat (14), Pendidikan

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG

RUMUSAN VISI DAN MISI SMP NEGERI 1 PAYUNG. Pengambilan keputusan dalam perumusan visi-misi dan tujuan satuan

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

Standar Nasional Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 08 TH PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 08 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkembang dengan pesat. Perkembangan itu bukan hanya dalam hitungan tahun,

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting bagi manusia untuk menunjang dalam

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS ABULYATAMA

PROFIL / KEADAAN SEKOLAH UPTD SMAN 1 KARANGREJO - TULUNGAGUNG. 1. Nama Sekolah : UPTD SMA Negeri 1 Karangrejo

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, ini berarti bahwa setiap

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

MODEL LEADER CLASS SMA MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI KABUPATEN CILACAP. Oleh : Duki Iskandar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

INSTRUMEN PENELITIAN QUESIONER (ANGKET) PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PILKADA BUPATI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

Transkripsi:

TUGAS SD MODEL SLEMAN Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Manajemen Dosen Pengampu: Dr. A. Siswanto, M.SEM. Disusun Oleh: LAMBERTUS PRAMUDYA WARDHANA 2016081061 LIA WARDHANI 2016081062 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN DIREKTORAT PASCASARJANA PENDIDIKAN UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA 2017

Sistem pendidikan nasional yang didefinisikan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia. Setiap satuan pendidikan pada jalur formal dan nonformal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan sebagaimana diamanatkan di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005. Penjaminan mutu pendidikan ini bertujuan untuk memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan (SNP). Setiap satuan pendidikan beserta seluruh komponen didalamnya memiliki tanggungjawab dalam peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan. Peningkatan mutu di satuan pendidikan tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya budaya mutu pada seluruh komponen satuan pendidikan. Untuk peningkatan mutu sekolah secara utuh dibutuhkan pendekatan yang melibatkan seluruh komponen satuan pendidikan (whole school approach) untuk bersama-sama memiliki budaya mutu. Agar penjaminan mutu dapat berjalan dengan baik di segala lapisan pengelolaan pendidikan telah dikembangkan sistem penjaminan mutu pendidikan yang terdiri dari Sistem Penjaminan Mutu Internal (SMPI) dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SMPE). Sistem penjaminan mutu yang berjalan di dalam satuan pendidikan dan dijalankan oleh seluruh komponen dalam satuan pendidikan disebut sebagai SPMI. SPMI mencakup seluruh aspek penyelenggaraan pendidikan dengan memanfaatkan berbagai sumberdaya untuk mencapai SNP. Sistem penjaminan mutu ini dievaluasi dan dikembangkan secara berkelanjutan oleh satuan pendidikan dan juga ditetapkan oleh satuan pendidikan untuk dituangkan dalam pedoman pengelolaan satuan pendidikan serta disosialisasikan kepada pemangku kepentingan satuan pendidikan. Agar pelaksanaan SPMI dapat dilakukan oleh seluruh satuan pendidikan dengan optimal, perlu dikembangkan satuan pendidikan yang akan menjadi model penerapan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri, yang selanjutnya disebut sekolah model, sebagai gambaran langsung kepada satuan pendidikan lain yang akan menerapkan penjaminan mutu pendidikan sehingga terjadi pola pengimbasan pelaksanaan penjaminan mutu hingga ke seluruh satuan pendidikan di Indonesia. Tentang Kami Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman merupakan salah satu Sekolah unggulan di Kabupaten Sleman.. Disamping itu sekolah ini adalah sekolah percontohan dalam hal manajemen dan lain-lain, Dengan demikian keberadaan TK dan SD Model Kabupaten Sleman mampu menjawab kebutuhan masyarakat indonesia yang semakin tinggi terhadap pendidikan yang bermutu. Sekilas TK dan SD Model Kabupaten Sleman

Tahun 2008-2009 Sekolah TK dan SD Model Kabupaten Sleman terletak di wilayah padukuhan Blotan Kelurahan Wedomartani Ngemplak Sleman Yogyakarta. Sekolah ini menempati area seluas 5 Ha, yang terdiri atas bangunan gedung, taman, playground, lapangan. Sekolah TK dan SD Model Kabupaten Sleman diadakan dalam kerangka Sistem Pendidikan Nasional dengan tujuan sebagai sebuah rintisan TK-SD di Sleman dengan orientasi mutu yang berwawasan global, serta sebagai pusat pengembangan mutu yang mampu memberikan imbas ke sekolah dan masyarakat di lingkungan Sleman dan Yogyakarta pada umumnya. Idealisme sekolah model ini adalah dari Sleman Yogyakarta membangun TK dan SD berwawasan global dalam Sistem Pendidikan Nasional. Sekolah TK dan SD Model Kabupaten Sleman adalah sekolah percontohan dibawah naungan Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman. Sebagai sekolah model/percontohan, secara konseptual dikandung harapan bahwa hasil perintisannya akan mengimbas ke sekolah lain, secara alami dan ataupun dengan rencana perekayasaan khusus.secara spesifik, sesuai dengan Keputusan Bupati Sleman Nomor 185/ Kep.KDH/A/2008 Tentang Pendirian Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar Model, bahwa Sekolah ini didirikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini dan pendidikan dasar yang berlandaskan budaya bangsa dan wawasan global. Pendidikan di TK dan SD Model diselenggarakan secara terpadu untuk mendekatkan pola pembelajaran dan fasilitasi proses transisi pendidikan anak usia dini dan pendidikan dasar. SARANA DAN FASILITAS Ruang Belajar 1. Ruang Kelas Ada 2. Ruang Observasi Ada 3. Ruang Perpustakaan Ada 4. Ruang Bermain Bebas di Dalam Ada 5. Ruang Kesenian Ada Ruang Kantor 1. Ruang Kepala TK Ada 2. Ruang Guru Ada 3. Ruang Tamu Ada 4. Ruang Rapat Ada

5. Ruang Tata Usaha Ada 6. Hall/Lobi Ada Ruang Penunjang 1. Ruang UKS Ada 2. KM/WC anak Ada 3. KM/WC Tamu Ada 4. KM/WC Kantor Ada 5. Gudang Ada 6. Ruang Penjemput Ada 7. Kantin/Ruang Makan Ada 8. Ruang Istirahat Anak Ada Ruang Terbuka Diluar 1. Halaman Sekolah/Tempat Upacara Ada 2. Area Bermain di Luar/Playground Ada Ruang Belajar 1. Ruang Kelas Ada 2. Ruang Observasi Ada 3. Ruang Perpustakaan Ada 4. Laboratorium (Bahasa, Matematika, Komputer) Ada 5. Ruang Keterampilan (Teknologi, Kerajinan) Ada 6. Ruang Kesenian (Tari, Musik, Seni Rupa) Ada Fasilitas dan Olahraga

1. Lapangan Sepak Bola Ada 2. Gedung Olahraga/Indoor Stadium Ada 3. Lapangan Bulutangkis Ada INDIKATOR VISI SEKOLAH DASAR MODEL a. Penyelenggaraan pendidikan yang akuntabel, sustainabel, partisipasi warga sekolah dan stakeholder, b.semua warga sekolah mengamalkan ajaran agama yang dianutnya dan berakhlak mulia, c. Memiliki kondisi tubuh yang prima dan bersemangat tinggi, d.memiliki prestasi akademik dan non akademik, e. Peka terhadap segala bentuk perubahan, f. Mampu mengatasi masalah secara efektif, g.mampu mengembangkan potensi untuk meraih prestasi dan berdaya saing tinggi. MISI SEKOLAH DASAR MODEL a. Melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. b.melaksanakan pembelajaran berbasis teknologi informasi. c. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. d.melaksanakan pembelajaran agama secara efektif e. Melaksanakan manajemen sekolah secara akuntabel dan sustainabel. f. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan kondusif. g.memfasilitasi pengembangan potensi diri. h.menumbuhkan jiwa yang kompetetitif. i. Mengaplikasikan nilai-nilai budaya jawa dalam kehidupan sehari-hari. j. Menggunakan bahasa internasional dalam pembelajaran math, science, bahasa inggris dan teknologi informasi TUJUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR MODEL

a. Mewujudkan sistem pendidikan yang berdasarkan nilai-nilai kehidupan dan berwawasan lingkungan. b.siswa memilki keimanan, ketaqwaan dan budi pekerti luhur. c. Siswa memiliki kessehatan jasmani dan rohani yang prima. d.siswa cerdas, kreatif dan inovatif. e. Siswa menguasai teknologi infornasi dan komunikasi. f. Siswa memiliki kemandirian dan jiwa sosial yang tinggi. Menerapkan prinsip fleksibel dan diversifikasi, yaitu memadukan antara muatan kurikulum nasional dengan materi-materi pembelajaran berskala internasional. Metode pembelajaran yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar adalah metode pembelajaran konvensional dan non konvensional, berbasis CTL dan TI, dengan konsep pendidikan yang mengembangkan kemampuan anak untuk membangun antusiasme anak dalam belajar, ditantang berfikir kreatif dan inovatif. Para siswa dilatih sejak dini untuk melakukan penelitian sederhana. Untuk mengoptimalkan pelayanan kepada siswa, TK dan SD Model menerapkan sistem pembelajaran dengan dua guru (team teaching), moving class dan moving teacher. Pengantar bahasa Jawa untuk pelajaran muatan lokal : Budaya dan Bahasa Jawa Pengantar bahasa Inggris untuk pelajaran Mathematics, Science, English. Menerapkan Kurikulum yang mengacu pada Permendiknas No 22,23, dan 24 Tahun 2006 dan Kurikulum Sekolah Bertaraf Internasional (Mathematics, Science, English, ICT) untuk Sekolah Dasar (SD) Menerapkan Kurikulum Standar Kompetensi TK/RA Tahun 2004 dan ICT, Bahasa Inggris untuk Taman Kanak-kanak (TK).

STRUKTUR KURIKULUM TK DAN SD MODEL KABUPATEN SLEMAN JENJANG SEKOLAH DASAR A. Kurikulum Nasional 1. Pendidikan Agama 2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 4. Matematika 5. Ilmu Pengetahuan Alam 6. Ilmu Pengetahuan Sosial 7. Seni Budaya dan Keterampilan. KOMPONEN 8. Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olah Raga B. Kurikulum Muatan Lokal 9. Bahasa Jawa 10. Bahasa Inggris 11. Teknologi Informasi dan Komunikasi C. Pengembangan Diri 1. TPA / Pengembangan IMTAQ 2. Qiroah 3. Seni Tari 4. Seni Lukis 5. Bulu Tangkis 6. Catur 7. Modelling 8. Gitar 9. Biola 10. Batik 11. Robotic 13. Renang

14. English Cub 15. Science Club 16. Pramuka Sekolah Model ini telah memiliki keunggulan yang susah di tiru oleh sekolah yang lain yaitu fasilitas dan luas sekolah, namun ini juga dapat menjadi masalah ketika pembiyaan disamakan dengan sekolah negeri yang hanya mengandalkan BOS. Jumlah ruangan yang harus dirawat, besarnya komplek sekolah, biaya listrik, air, internet yang pasti diatas sekolah-sekolah yang lain. Tahun ini sekolah model baru mengalami kesulitan pendanaan karena mereka di anggap sama dengan sekolah negeri yang lain dan tidak diperkenankan ada dana partisipasi dari masyarakat, yang masih berjalan hanya bantuan makan dari orang tua yang kembali lagi ke siswa. Pembiasaan makan bersama di sekolah menjadi keunggulan sekolah ini karena, sekolah dapat mengajarkan banyak hal kepada siswanya, yang pertama siswa diajarkan untuk antri, mengajarkan siswa untuk menghargai makanan, mengajarkan siswa untuk belajar memakan buah dan sayur, makan karena kebutuhan bukan makan karena keinginan. Ada yang menarik juga yaitu ada ruang observasi di belakang ruang kelas, dimana ruangan ini dapat digunakan untuk melihat aktifitas siswa dan guru di dalam kelas.

Team teaching sudah tidak dilakukan lagi di sekolah ini karena sudah tidak sesuai dengan aturan pemerintah, serta jumlah peserta didik yang idealnya 24 sesuai peraturan terbaru harus 28 dan ini juga menjadi beban tambahan bagi para guru karena beban guru harus mengawasi siswa dalam pembelajaran dan kegiatan di luar pembelajaran. Nilai akreditasi sekolah sudah baik yaitu 91, namun masih dapat ditingkatkan lagi di standar pembiayaan, standar penilaian dan standar pengelolaan. Anak-anak sudah dibekali dengan kemampuan IT namun sekolah belum secara maksimal memanfaatkan IT, dalam proses dan penilaian masih dapat meningkatkan peran IT.