REALISASI PRINSIP KESOPANAN TUTURAN PENGAMEN PANTURA DAN PENGAMEN PASUNDAN

dokumen-dokumen yang mirip
PRINSIP KESOPANAN DAN PARAMETER PRAGMATIK CERITA BERSAMBUNG ARA-ARA CENGKAR TANPA PINGGIR DALAM MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2010

BAB II LANDASAN TEORI

Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

ANALISIS KESANTUNAN BAHASA DALAM KONTEKS PEMBELAJARAN TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

KAJIAN KESOPANAN DALAM TUTURAN TRANSAKSI PEMBIAYAAN DI PT BFI FINANCE TBK. CABANG SOLO NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik memiliki berbagai cabang disiplin ilmu. Cabang-cabang

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 31

ABSTRACT: Kata kunci: kesantunan, tuturan, imperatif. maksim penghargaan, maksim kesederhanaan,

REALISASI KESANTUNAN TINDAK TUTUR KOMISIF BERJANJI DALAM BAHASA BANJAR

III. METODE PENELITIAN. kesantunan berbahasa dalam percakapan. Penelitian kualitatif adalah prosedur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesopanan merupakan adat sopan santun, tingkah laku (tutur kata) yang baik

ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA PADA LAPORAN WAWANCARA YANG DITULIS SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 TERAS. Diajukan Oleh: Ana Maria A

BAB 2 IHWAL PRAGMATIK: PRINSIP KERJA SAMA, KESOPANAN DAN TINDAK TUTUR. Berbicara mengenai maksud tuturan dalam melakukan tugas dari petugas

ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA DI LINGKUNGAN TERMINAL SEKITAR WILAYAH BOJONEGORO DENGAN PRINSIP KESANTUNAN LEECH

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga pada pemilihan kata-kata dan kalimat-kalimat yang digunakan,

ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA BERITA ON-LINE: PEMBERITAAN TENTANG MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, SUSI PUDJIASTUTI.

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA GURU DAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 SUNGAI PINYUH

BAB V PENUTUP. Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian ini bagi pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya.

PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNANLEECH DALAM DIALOG FILM MY STUPID BOSSKARYA UPI AVIANTODAN RELEVANSINYATERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN. pada penelitian ini yang bertopik Warna Warni Percintaan dan Gelar Pendidikan.

ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA SISWA/I DI LINGKUNGAN SEKOLAH SMP NEGERI 5 BINJAI

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

ANALISIS PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DAN IMPLIKATUR DALAM KEGIATAN DISKUSI SISWA SMA NEGERI 1 SUMBAWA BESAR. Oleh. Sri Astiani 1) Sri Sugiarto 2)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial diharuskan saling berkomunikasi dan

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB IV PENUTUP. Skripsi ini membahas tentang pematuhan dan pelanggaran maksim-maksim

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian kesantunan bertutur dialog tokoh dalam film Sang

Oleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

KESANTUNAN BERBAHASA MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAANGKATAN DENGAN KARYAWAN UNESA. Pembimbing Dra.

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Tesis ini membahas tentang pelanggaran maksim-maksim prinsip

ANALISIS PENYIMPANGAN MAKSIM KERJASAMA DAN AKSIM KESOPANAN DALAM WACANA KARTUN PADA URAT KABAR KOMPAS (TINJAUAN PRAGMATIK)

I. PENDAHULUAN. Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM BUKU AJAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNTUK SMK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial, di dalam dirinya

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. dan sifat masalahnya, maka penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif,

KESANTUNAN BERBAHASA GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMA NEGERI 2 LINTAU BUO

KESANTUNAN BERTUTUR DI KALANGAN AWAK KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA BOYOLALI: TINJAUAN PRAGMATIK

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM INTERAKSI JUAL BELI DI PASAR PEKAN SUNGGAL KECAMATAN MEDAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG (Kajian Pragmatik)

BAB I PENDAHULUAN. sedang mengalami perubahan menuju era globalisasi. Setiap perubahan

III. METODE PENELITIAN. Dalam metode penelitian ini akan dipaparkan rancangan penelitian, sumber data

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA. Oleh: Tatang Suparman

ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA PADA KEGIATAN PEMBELAJARAN KELAS VIII E SMPN 2 KOTA BENGKULU TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial yang

KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. kuantitatif. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa berperan penting bagi kehidupan manusia sebagai alat komunikasi, untuk

KESANTUNAN BERBAHASA INDONESIA DALAM BERKOMUNIKASI DOSEN DAN MAHASISWA IAIN RADEN INTAN LAMPUNG. MARDIYAH

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. kebencian. Benci (a) ialah sangat tidak suka dan kebencian (n) ialah sifat-sifat benci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

ANALISIS PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA PADA KEGIATAN DISKUSI KELAS SISWA KELAS XI SMA N 1 SLEMAN SKRIPSI

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN

PRINSIP KESANTUNAN DALAM TUTURAN PENUTUR PADA ACARA TALKSHOW INDONESIA LAWYERS CLUB; SUATU TINJAUAN PRAGMATIK.

REALISASI TINDAK KESANTUNAN BERBAHASA TENAGA KEPENDIDIKAN FKIP TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA DENGAN GURU DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

REALISASI TINDAK KESANTUNAN KOMISIF DI KALANGAN MASYARAKAT PEDAGANG PASAR TRADISIONAL NASKAH PUBLIKASI

KESANTUNAN DAN FUNGSI PRAGMATIK WACANA TANYA JAWAB KONSULTASI REMAJA RUBRIK DEAR MBAK PIPIET KORAN SUARA MERDEKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. perasaannya melalui tindak bahasa (baik verbal maupun non verbal).

ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI. Show Campur-Campur di Stasiun Televisi ANTV memiliki dua penelitian yang

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB SEBAGAI BAHAN AJAR

PENERAPAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PERCAKAPAN FILM SANG PEMIMPI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

Prinsip Kerjasama Dan Kesantunan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Pendekatan Saintifik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

ANALISIS PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN PADA BUKU HUMOR SEHAT KARYA PUJO RAHARJO SKRIPSI

PERBANDINGAN KESANTUNAN DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN (Sebuah Strategi Kesantunan antara Penjual kepada Pembeli)

BAB III METODE PENELITIAN. mengadakan akumulasi data dasar. Metode penelitian deskriptif kualitatif

BAB I PENDAHULUAN. dalam pikiran kita. Dengan demikian bahasa yang kita sampaikan harus jelas dan

SEMINAR NASIONAL PRASASTI (Pragmatik: Sastra dan Linguistik)

BAB I PENDAHULUAN. bus merupakan simpul utama dalam jaringan yang dalam jaringan ini

BAB I PENDAHULUAN. Selatan, bahasa yang paling sering disebut Hangungmal ( 한국말 ; 韩国말 ), atau

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA PADA SINETRON PREMAN PENSIUN. Veria Septianingtias STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi dan penghubung antar masyarakat sebagai

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

PRINSIP KERJA SAMA DAN KESANTUNAN TUTURAN PERAWAT DALAM MENGHADAPI PASIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT JIWA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Diajukan oleh: RIZKA RAHMA PRADANA A

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

PELAKSANAAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN DALAM ACARA BIG BROTHER INDONESIA DI TRANS TV Ifriani Syahwinda 1 dan Zakiah Agus Kusasi 2

PRINSIP KERJA SAMA DALAM BERINTERAKSI DI LINGKUNGAN SMPN 11 KOTA JAMBI Hendri Ristiawan* SMPN 11 Kota Jambi

II. LANDASAN TEORI. bahasa dari aspek pemakaian aktualnya. Adapun hal-hal yang akan dibahas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

KESANTUNAN DALAM DEBAT INDONESIA LAWYERS CLUB DI TV ONE 2015 SEMESTER PERTAMA. Moh Zahid Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem setoran pada angkutan umum transportasi massa seperti

Transkripsi:

REALISASI PRINSIP KESOPANAN TUTURAN PENGAMEN PANTURA DAN PENGAMEN PASUNDAN Dewi Anggia Huzniawati Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, UPI gigie_kaka@yahoo.com Abstrak Penelitian ini dilatar belakangi oleh tuturan pengamen dalam bus yang dipandang mempunyai nilai kesopanan sangat rendah. Pengamen sejatinya telah mendapat penilaian yang buruk oleh sebagian masyarakat. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan yang bersifat deskriptif kualitatif yang hasil data berdasarkan pengamatan dan hasil interpretasi yang ada. Data yang diteliti adalah tuturan pengamen yang direkam dalam bus yang melewati daerah Indramyu untuk data tuturan pengamen Pantura dan bus yang berada di Bandung untuk data tuturan pengamen Pasundan. Setelah direkam data tersebut ditranskrip dan dikelompokan berdasarkan jenis penuturnya. Setelah itu data akan dianalisis pematuhan dan pelanggaran prinsip kesopannannya menurut teori Leech. Realisasi kesopanan pengamen Pantura yang paling dominan melanggar maksim, khususnya pengamen Pantura berkelompok, sedangkan realisasi pengamen Pasundan lebih dominan pada pematuhan maksim prinsip kesopanannya dibandingkan dengan pelanggaranya. Hal tersebut bisa dikatakan bahwa pengamen Pasundan lebih cenderung sopan dibandingkan dengan pengamen Pantura. PENDAHULUAN Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tuturan pengamen dalam bus yang dipandang mempunyai nilai kesopanan sangat rendah. Pengamen sejatinya telah mendapat penilaian yang buruk oleh sebagian masyarakat. Penilaian tersebut muncul karena sebagian dari pengamen bersifat seperti preman yang meminta imbalan berupa uang dengan paksa. Oleh sebab itu, peneliti tertarik dengan topik penelitian tingkat kesopanan pengamen yang sumber kajiannya adalah pragmatik. Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: nilai kesopanan di daerah Pantura dipandang rendah sehingga kondisi ini berpotensi memicu timbulnya konflik sosial; nilai kesopanan di daerah Pasundan cenderung lebih sopan dari daerah Pantura: tuturan pengamen Pantura terdapat pelanggaran dan pematuhan maksim menurut teori prinsip kesopanan dalam setiap aktivitasnya; tuturan pengamen Pasundan terdapat pelanggaran dan pematuhan maksim menurut teori prinsip kesopanan dalam setiap aktivitasnya; tuturan pengamen Pantura Berkelompok lebih cenderung kasar dibandingkan dengan pengamen Pantura individual. Pembatasan masalah dalam penelitian ini meliputi hal-hal sebagai berikut: penelitian hanya dibatasi pada tuturan pembuka-penutup pengamen Pantura dan pengamen Pasundan saat mengamen dalam bus; penelitian ini dibatasi pada lokasi daerah untuk setiap pengamenya; pengamen Pantura di batasi dari daerah Indramayu sampai Pamanukan, Subang; pengamen Pasundan dibatasi hanya di

daerah Bandung saja; penelitian ini dilakukan dalam bus trayek Cirebon Jakarta, Kuningan Jakarta, Kuningan Merak untuk pengamen Pantura, sedangkan untuk pengamen Pasundan dilakukan dalam bus damri yang ada di daerah Bandung, yaitu trayek Ledeng Leuwipanjang, Dipati Ukur Jatinangor; penelitian ini menggunakan kajian pragmatik, yang berkonsentrasi pada prinsip kesopanan. Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) bagaimana realisasi prinsip kesopanan pengamen Pantura kepada penumpang di dalam bus rute daerah Pantura? ; 2) bagaimana realisasi prinsip kesopanan pengamen Pasundan kepada penumpang di dalam bus rute Bandung? ; 3) bagaimana perbandingan realisasi prinsip kesopanan antara pengamen Pantura dan pengamen Pasundan kepada penumpang di dalam bus rute Pantura dan Bandung?. Berdasarkan masalah yang dibahas, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai hal-hal berikut: memberikan suatu kajian baru tentang kajian pragmatik; lebih khusus pada konsentrasi prinsip kesopanan untuk menjadi pustaka bagi para peneliti mendatang; menambah pengetahuan tentang ilmu yang mengkaji prinsip kesopanan bahasa penutur dan lawan tuturnya. LANDASAN TEORETIS Leech (2011:206) menyatakan bahwa sopan santun berkenaan dengan hubungan antara dua pemeran serta yang boleh kita namakan diri dan lain. Prinsip kesopanan Leech memiliki enam macam maksim di antaranya sebagai berikut: 1) maksim kebijaksanaan adalah bahwa para peserta pertuturan hendaknya berpegang pada prinsip untuk selalu mengurangi keuntungan dirinya sendiri dan memaksimalkan keuntungan pihak lain dalam kegiatan bertutur. Apabila di dalam bertutur orang berpegang teguh pada maksim kebijaksanaan, ia akan dapat menghindarkan sikap dengki, iri hati, dan sikap-sikap lain yang kurang santun; 2) maksim kedermawanan adalah bahwa para peserta pertuturan diharapkan dapat menghormati orang lain. Penghormatan terhadap orang lain akan terjadi apabila orang dapat mengurangi keuntungan bagi dirinya sendiri dan memaksimalkan keuntungan bagi pihak lain; 3) maksim penghargaan, dengan maksim ini, diharapkan agar para peserta pertuturan tidak saling mengejek, saling mencaci, atau saling merendahakan pihak yang lain. Peserta tutur yang sering mngejek peserta tutur lain di dalam kegiatan bertutur akan dikatakn sebagai orang yang tidak sopan. Dikatakan demikian, karena tindakan mengejek merupakan tindakan tidak menghargai orang lain; 4) maksim kesederhanaan, dalam maksim kesederhanaan atau maksim kerendahan hati, peserta tutur diharapkan dapat bersikap rendah hati dengan cara mengurangi pujian terhadap dirinya sendiri. Orang akan dikatakan sombong dan congkak hati apabila di dalam kegiatan bertutur selalu memuji dan mengunggulkan dirinya sendiri; 5) maksim pemufakatan, didalam maksim ini, ditekankan agar para peserta tutur dapat saling membina kecocokan atau kemufakatan di dalam kegiatan bertutur. Apabila terdapat kemufakatan atau kecocokan antara diri penutur dan mitra tutur dalam kegiatan bertutur, masing-masing dari mereka akan dapat bersikap santun; 6) maksim simpati, di dalam maksim kesimpatisan, diharapkan agar para peserta tutur dapat memaksimalkan sikap simpati antara pihak yang satu dengan pihak lainya. Sikap antipati terdapat salah seorang peserta tutur akan dianggap sebagai

tindakan tidak santun. Orang yang bersikap antipati terhadap orang lain, apalagi sampai bersikap sinis terhadap pihak lain, akan dianggap sebagai orang yang tidak tahu sopan santun di dalam masyarakat. Kesimpatisan terhadap pihak lain sering ditunjukan dengan senyuman, anggukan, gandengan tangan, dan sebagainya. (Rahardi, 2002:60-65). METODE PENELITIAN Penelitian ini berlokasi di dalam bus, yaitu bus yang melewati daerah Pantura khususnya melewati daerah Indramayu seperti bus trayek Cirebon Jakarta, Kuningan Jakarta, Kuningan Merak. Penelitian ini juga akan dilakukan di dalam bus rute daerah Pasundan khususnya daerah Bandung, seperti bus damri yang ada di daerah Bandung, yaitu trayek Ledeng Leuwi Panjang, Dipati Ukur Jatinangor. Lokasi penelitian ini sengaja dipilih karena di dalam bus sering terdapat pengamen dari Pantura dan Pasundan. Dari segi bahasa yang digunakan oleh pengamen tersebut, terdapat perbedaan mengenai tingkat kesopanan antarpengamen. Sumber data dalam penelitian ini adalah berupa tuturan pembuka dan penutup pengamen Pantura serta pengamen Pasundan saat mengamen dalam bus. Sumber data tuturan tersebut dikelompokan kedalam beberapa kelompok yaitu: tuturan pengamen Pantura individu; tuturan pengamen Pantura berkelompok; tuturan pengamen Pasundan individu; tuturan pengamen Pasundan berkelompok. Peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif karena data penelitian berupa bentuk-bentuk verbal bahasa, yaitu berupa tuturan Pengamen Pantura dan pengamen Pasundan. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik rekam, simak, catat. Analisis data merupakan proses pengaluran secara sistematis atau data-data yang telah terkumpul untuk memudahkan pemahaman dan penyusunan laporan. Analisis data yang pertama adalah klasifikasi data. Tuturan yang pertama diklasifikasi adalah tuturan dari pengamen Pantura. Cara pengklasifikasiannya adalah menentukan apakah tuturan tersebut merupakan tuturan yang mematuhi prinsip kesopanan atau melanggar prinsip kesopanan. Begitu pula dengan tuturan pengamen Pasundan. Setelah diklasifikasi tuturan tersebut dianalisis seperti cara pengklasifikasian pematuhan dan pelanggaran pada lima macam maksim yang terdapat dalam prinsip kesopanan, contohnya seperti, tuturan tersebut mematuhi maksim kebijaksanaan atau melanggar maksim kebijaksanaan. Analisis data yang kedua adalah menganalisis tuturan pengamen Pasundan apakah tuturan tersebut melanggar atau mematuhi maksim-maksim yang terdapat dalam prinsip kesopanan. Cara menganalisis datanya seperti menganalisis data tuturan pengamen Pantura. Analisis yang ketiga adalah membandingkan tuturan pengamen Pantura dan pengamen Pasundan, manakah yang lebih banyak mematuhi atau yang melanggar prinsip kesopanan berdasarkan maksim-maksim yang sudah diteliti pada analisis sebelumnya. PEMBAHASAN Penelitian ini akan membahas dan menganalisis prinsip kesopanan tuturan pengamen Pantura dan pengamen Pasundan. Berikut adalah pembahasanya.

1. Tuturan Pengamen Pantura Kelompok Data: selamat siang Bapak-bapak Ibu-ibu, kami di sini adalah pengamen jalanan yang ingin meminta sedikit receh dari Bapak dan Ibu sekalian, kami di sini bukan mencuri atau menodong, tapi kami meminta Bapak Ibu untuk memberikan recehnya kepada kami barang seribu atau dua ribu yah Pak Bu, dari pada kami mencuri kami lebih baik mengamen, dan oleh karna itu, kami meminta Anda semua untuk memberikan uang pada kami para pengamen jalanan. Tuturan pengamen Pantura di atas terdapat pematuhan dan pelanggaran prinsip keosopanan. Hal tersebut bisa dilihat pada kata dan kalimatnya, yang merupakan pematuhan maksim terdapat pada kalimat selamat siang Bapak- Bapak Ibu-Ibu, itu merupakan kalimat pembuka yang sopan, menyapa dengan memanggil Bapak dan Ibu dan merupakan pematuhan maksim kemurahan hati. Pematuhan selanjutnya terdapat pada kalimat kami disini adalah pengamen jalanan yang ingin meminta sedikit receh dari Bapak dan Ibu, kalimat tersebut merupakan pematuhan prinsip kesederhanaan, yaitu memaksimalkan cacaian pada diri sendiri, pengamen tersebut meminta receh pada para penumpang, receh dalam beberapa golongan merupakan uang yang tidak berharga dan orang yang d bayar dengan receh itu adalah orang yang sangat rendah tingkat sosialnya. Tuturan di atas juga terdapat kalimat yang melanggar maksim prinsip kesopanan yaitu pada tuturan kami meminta Bapak Ibu untuk memberikan recehnya kepada kami barang seribu atau dua ribu yah Pak Bu, pada kalimat tersebut jelas sangat terlihat ketidaksopanannya yaitu pada kata meminta kata tersebut merupakan kata yang tidak sopan karena ada kata yang lebih sopan yaitu kata memohon, kata yang tidak sopan selanjutnya terdapat pada kalimat memberikan recehnya kepada kami, kalimat tersebut merupakan kalimat tidak sopan karena terkesan memaksa kepada penumpang untuk memberikan uang kepada para penumpang, dan kalimat pelengkap tidak sopannya terdapat pada barang seribu dua ribu kata tersebut sangat memaksa para penumpang untuk memberikan uangnya seribu dan dua ribu, kalau memang pengamen itu sopan, pengamen itu akan bersikap rendah hati yang menerima uang seikhlasnya dari para penumpang. Kalimat pengamen tersebut melanggar prinsip kesopanan yaitu melanggar maksim kedermawanan (kemurahan hati), yaitu tidak menghormati orang lain dan tuturan tersebut melanggar maksim kesederhanaan (kerendahan hati), pengamen tersebut tidak bersikap rendah hati. 2. Tuturan Pengamen Pantura Individu Data: Bapak supir, Bapak kondektur, para penumpang, maafkan bila kami kurang sopan, dari pada mencopet mending jadi pengamen. Kami pengamen bukan jual tampang tapi akibat tuntutan jaman, kami hanya mengamen bukan menjambret, tapi akibat krisis ekonomi. Ya Bapak Ibunya terimaksih, hati-hati jaga barang Anda jangan sampai hilang apalagi berpindah tangan, sekian dari saya, maaf bila mengganggu perjalananya.. Tuturan pengamen di atas terdapat beberapa kalimat yang melanggar dan mematuhi maksim pada prinsip kesopanan. Pada kalimat Bapak supir, Bapak kondektur, para penumpang, maafkan bila kami kurang sopan, dari pada mencopet mending jadi pengamen merupakan pematuhan maksim penghargaan,

karena pengamen tersebut memberi pengahargaan kepada supir bus dan kondekturnya. kalimat lain yang mematuhi prinsip kesopanan adalah Ya Bapak Ibunya terimaksih, tuturan tersebut mematuhi maksim penghargaan. Tuturan yang mematuhi prinsip kesopanan yaitu mematuhi maksim kesimpatisan ada pada kalimat hati-hati jaga barang Anda jangan sampai hilang apalagi berpindah tangan. Pematuhan lain terdapat Pada kalimat sekian dari saya, maaf bila mengganggu perjalananya, tuturan tersebut mematuhi maksim kerendahan hati. 3. Tuturan Pengamen Pasundan Kelompok Data: assalamualikum, mohon maaf bila kami mengganggu perjalannya, barangkali ada jiwa sosialnya dari Bapak dan Ibunya, seratus duaratusnya bermanfaat bagi kami, buat tambah-tambah beli makan, kami di sini hanya mencari sesuap nasi, dari pada kami mencopet dan menjambret, kami hanya menjual suara. Maaf bila kami mengamenya kurang sopan. Selamat menikmati.. Tuturan di atas merupakan tuturan yang mematuhi prinsip-prinsip kesopanan, hal tersebut bisa di buktikan pada setiap kalimat yang mematuhi setiap maksimnya. Kalimat yang mematuhi mematuhi maksim kerendahan hati terdapat pada kaliamat assalamualikum, mohon maaf bila kami mengganggu perjalannya, kami di sini hanya mencari sesuap nasi, dari pada kami mencopet dan menjambret, kami hanya menjual suara, Maaf bila kami mengamenya kurang sopan. Selamat menikmati.. Kalimat selanjutnya yang mematuhi prinsip kesopanan yaitu mematuhi maksim penghargaan terdapat pada kalimat barangkali ada jiwa sosialnya dari Bapak dan Ibunya, seratus duaratusnya bermanfaat bagi kami, buat tambah-tambah beli makan. 4. Tuturan Pengamen Pasundan Individu Data: permisi, selamat sore Abangnya, kakaknya, sebelumnya saya minta maaf bila mengganggu perjalannya hari ini, ya mungkin Anda yang baru pulang beraktivitas, sejenak ditemani tembang-tembang dari saya, semoga menikmati. Tuturan di atas merupakan tuturan yang mematuhi prinsip kesopanan, setiap kalimatnya mematuhi maksim yang terdapat dalam prinsip kesopanan. Kalimat permisi, selamat sore Abangnya, kakaknya merupakan kalimat yang mematuhi maksim penghargaan. Kalimat selanjutnya adalah yang mematuhi maksim kerendahan hati sebelumnya saya minta maaf bila mengganggu perjalannya hari ini. Pematuhan selanjutnya terdapat pada kalimat sejenak ditemani tembang-tembang dari saya, semoga menikmati, kalimat tersebut mematuhi maksim kesimpatisan. Tuturan pengamen Pasundan lebih banyak mematuhi maksim dalam prinsip kesopanan dibandingkan tuturan pengamen Pantura. Pengamen pasundan juga lebih tinggi tingkat kesopanannya setelah diukur dengan skala kesopanan Leech. Hal tersebut bisa dikatakan bahwa pengamen Pasundan lebih cenderung sopan dibandingkan dengan pengamen Pantura. SIMPULAN DAN SARAN Realisasi kesopanan pengamen Pantura yang paling dominan melanggar maksim, khususnya pengamen Pantura berkelompok. Pengamen Pantura banyak

melanggar maksim dalam prinsip kesopanan, hal itu dapat ditunjukkan pada kalimat-kalimat berikut kasihlah uang seribu perak, selagi uang masih bisa Anda cari ya Pak, Bu, kami meminta Bapak dan Ibu untuk memberikan recehnya kepada kami barang seribu atau duaribunya yah Pak Bu. Tuturan pengamen Pantura tidak hanya melanggar maksim dalam prinsip kesopanan, namun dalam tuturan pengamen Pantura terdapat juga kalimat yang mematuhi prinsip kesopanan. Hal itu dapat ditunjukkan pada kalimat kami hanya meminta belaskasihan Anda semua untuk memberikan recehnya kepada kami, seribu Anda sangat berarti buat kami, kalimat tersebut merupakan kalimat yang mematuhi maksim kerendahan hati. Pengamen pantura tersebut merendahkan diri dengan cara mengurangi pujian pada diri sendiri, pengamen tersebut rela mengucapkan kalimat meminta belaskasihan pada para penumpang, hal itu sangat jelas merendahkan dirinya sendiri. Setelah melakukan analisis penulis merumuskan beberapa saran dalam penelitian ini. Berikut penjelasannya: Penulis berharap pada pengamen Pantura agar lebih bersikap santun dalam bertutur, dan tidak memaksa para penumpang untuk memberikan uang pada pengamen tersebut; penulis berharap agar setiap peserta tutur dapat menggunakan kata dan kalimat yang tepat, karena dengan penggunaan kata dan kalimat yang tepat, kemungkinan mendapat hasil yang ingin dicapai lebih besar. DAFTAR PUSTAKA Leech, Geoffrey N. 2011. Prinsip-Prinsip Pragmatik (terjemahan). Jakarta: Universitas Indonesia-Press. Rahardi, R. Kunjana. 2002. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.