IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

VALIDASI METODE ANALISIS KOLESTEROL MENGGUNAKAN HPLC ELSD DENGAN MATRIKS SAMPEL TELUR AYAM SKRIPSI TIKA SETIANINGRUM F

Validasi Metode Analisis Kolesterol dalam Telur dengan HPLC-ELSD. (Method Validation of Cholesterol Analysis in Egg Using HPLC-ELSD)

Validasi Metode Analisis Kolesterol dalam Telur dengan HPLC-ELSD. (Method Validation of Cholesterol Analysis in Egg Using HPLC-ELSD)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm

V. HASIL DA PEMBAHASA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RINGKASAN

VALIDASI PENETAPAN KADAR ASAM ASETIL SALISILAT (ASETOSAL) DALAM SEDIAAN TABLET BERBAGAI MEREK MENGGUNAKAN METODE KOLORIMETRI SKRIPSI

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Verifikasi Metode Pengujian Sulfat Dalam Air dan Air Limbah Sesuai SNI : 2009

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VALIDASI METODE ANALISIS BASA PURIN ADENIN DAN HIPOSANTIN PADA EMPING MELINJO DENGAN INSTRUMEN HPLC-UV MUTIARA PRATIWI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemilihan Kondisi Optimum Kromatografi Gas untuk Analisis

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut USP (2007), sifat fisikokimia cefadroxil adalah sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN Febriyanti Diah Puspita Sari*, Pri Iswati Utami*

Perbandingan fase gerak metanol-air (50:50)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR ISI.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN..

III. BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KETOPROFEN, PENETAPAN KADARNYA DALAM SEDIAAN GEL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBEL. Fajrin Noviyanto, Tjiptasurasa, Pri Iswati Utami

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam

Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengkompromikan daya pisah kromatografi, beban cuplikan, dan waktu analisis

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

HASIL DAN PEMBAHASAN. Perhitungan Kadar Kadar residu antibiotik golongan tetrasiklin dihitung dengan rumus:

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

PENGARUH PERENDAMAN TERHADAP KADAR AKRILAMIDA DALAM KENTANG GORENG SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI SKRIPSI OLEH: ZULHAMIDAH NIM

STUDI DEGRADASI SEDIAAN INFUS CIPROFLOKSASIN MENGGUNAKAN HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY

APLIKASI EFFERVESCENCE-LIQUID PHASE MICROEXTRACTION UNTUK ANALISIS SENYAWA PESTISIDA KLORPIRIFOS DALAM MENTIMUN MENGGUNAKAN HPLC UV-VIS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT

BAB III METODE PENELITIAN

Validasi metode merupakan proses yang dilakukan

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

VALIDASI METODE ANALISIS BETA KAROTEN DENGAN HPLC-MWD PADA MATRIKS SAM PEL MINYAK SAWIT ABSTRAK

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR ASAM ASETILSALISILAT DALAM SEDIAAN OBAT MEMANFAATKAN SINAR REFLEKTAN TERUKUR DARI BERCAK YANG DIHASILKAN SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERIKSAAN RESIDU KLORAMFENIKOL DALAM TELUR AYAM SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Hidrokortison asetat adalah kortikosteroid yang banyak digunakan sebagai

PENGEMBANGAN METODE PENENTUAN KADAR VALSARTAN DALAM PLASMA DARAH MANUSIA SECARA IN VITRO MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

VALIDASI METODE ANALISIS SENYAWA CEFOTAXIME DENGAN STANDAR INTERNAL CEFADROXIL SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI ABSTRAK

Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

VALIDASI METODE ANALISIS FORMALIN DALAM DAGING PAHA AYAM DI KOTA MANADO

Volume retensi dan volume mati berhubungan dengan kecepatan alir fase

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. A (retinol) atau disebut juga tretinoin. Bahan ini sering dipakai pada

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

BAB 6 RINGKASAN PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk tabung pipih atau siskuler, kedua permukaannya rata atau cembung,

Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Fenobarbital..., Tyas Setyaningsih, FMIPA UI, 2008

TESIS PENENTUAN RESIDU DAN PENGARUH PEMANASAN TERHADAP KANDUNGAN ANTIBIOTIK YANG TERDAPAT DALAM DAGING AYAM YANG BEREDAR DI PASAR KOTA MEDAN

EVALUASI KANDUNGAN VITAMIN C DALAM MADU RANDU DAN MADU KELENGKENG DARI PETERNAK LEBAH DAN MADU PERDAGANGAN DI KOTA SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 1. Alat kromatografi gas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

4 Hasil dan Pembahasan

Kata kunci : deksametason, jamu pegal linu, KCKT

ANALISIS PROFENOFOS DALAM KUBIS MENGGUNAKAN METODE EFFERVESCENCE-LPME DENGAN INSTRUMEN HPLC UV-Vis SKRIPSI

VALIDASI METODE ANALISIS UNSUR TANAH JARANG (Ce, Eu, Tb) DENGAN ALAT ICP-AES PLASMA 40

Pengembangan Metode Penentuan Kadar Natrium Benzoat Secara Spektrofotometri UV dalam Jamur Kancing Kemasan Plastik

PERBANDINGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET (UV) DAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) PADA PENETAPAN KADAR NATRIUM DIKLOFENAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VALIDASI METODE ANALISIS TABLET LOSARTAN MERK B YANG DITAMBAH PLASMA MANUSIA DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK

IV. METODOLOGI PE ELITIA

Validasi metode analisa penetapan kadar.(nining Sugihartini, dkk) 111

Transkripsi:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode ekstraksi kolesterol yang dilakukan pada penelitian ini merupakan metode yang tercantum dalam AOAC 976.26. Pertama-tama dengan dilakukan ekstraksi menggunakan asam (HCl 4:1), yang kemudian dilakukan tahap saponifikasi menggunakan KOH 2% seperti pada sub bab 3.4. 4.1. Uji Kesesuaian Sistem Hasil uji kesesuaian sistem dapat dilihat pada Tabel 9. berikut. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa luas area yang didapat adalah 50,9489 mv.s dengan RSD sebesar 2,23%. Waktu retensi yang diperoleh adalah rata-rata berkisar 1,52 menit dengan nilai RSD sebesar 0,59%. Tabel 9. Hasil uji kesesuaian sistem analisis kolesterol menggunakan instrumen HPLC - ELSD. Konsentrasi Kolesterol Standar (μg/ml) Luas Area (mv.s) Waktu Retensi (menit) 1 50 50,1387 1,527 2 50 51,8594 1,520 3 50 52,2730 1,520 4 50 50,0535 1,527 5 50 51,4215 1,540 6 50 51,6683 1,513 7 50 49,2280 1,533 Rata-Rata 50,9489 1,526 SD 1,14 0,01 RSD (%) 2,23 0,59 Waktu retensi yang dihasilkan memiliki sedikit perbedaan untuk setiap ulangan, hal ini dikarenakan alat HPLC yang digunakan belum secara otomatis dapat mendeteksi sempel setelah diinjeksikan kedalam kolom. 4.2. Uji Spesifisitas Uji spesifisitas dilakukan dengan membandingkan waktu retensi antara standar kolesterol, sampel telur dan sampel telur yang diberi tambahan standar kolesterol. Berikut adalah gambar hasil injeksi standar kolesterol pada konsentrasi 1014 µg/ml (Gambar 9.). Diketahui bahwa kolesterol terdeteksi dan memiliki waktu retensi pada menit ke 1,53. 19

Gambar 9. Hasil injeksi standar kolesterol 1014 µg/ml. Spesifisitas analisis kolesterol menggunakan instrumen HPLC-ELSD dilakukan dengan mengukur pada sampel telur dan sampel telur yang ditambahkan standar kolesterol. Pengujian sampel telur tanpa penambahan standar kolesterol (Gambar 10.) dan sampel telur dengan penambahan 507 µg/ml kolesterol standar (Gambar 11.), diketahui bahwa pada menit ke 1,5 terbentuk peak. Hal tersebut menunjukkan bahwa kolesterol yang ditandai dengan kemunculan peak yang sama dengan standar kolesterol (pada menit ke 1,5). Peak yang terbentuk memiliki baseline yang tidak merata, dimungkinkan karena adanya komponen sterol lain yang ikut seperti fosfatidiletanolamin, fosfatidilserin,. fosfatidilkolin dan spingomielin. Gambar 10. Hasil injeksi sampel tanpa penambahan kolesterol standar. 20

Gambar 11. Hasil injeksi sampel yang ditambahkan kolesterol standar 507 µg/ml. 4.3. Linieritas Metode Pengujian linieritas motede analisis kolesterol menggunakan instrumen HPLC ELSD menghasilkan kurva linieritas yang proporsional. Semakin tinggi konsentrasi kolesterol standar yang ditambahkan akan semakin tinggi dan luas peak-nya. Konsentrasi kolesterol standar yang ditambahkan pada pengukuran linieritas ini berkisar antara 50 µg/g sampel hingga 3000 µg/g sampel. Hasil pengukuran linieritas metode dapat dilihat pada Lampiran 1. yang kemudian di plotkan kedalam sebuah kurva linieritas metode pada Gambar 12. Berdasarkan kurva tersebut dihasilkan linieritas dengan persamaan y = 35,85x 4088 yang mempunya nilai R² sebesar 0,997. Dengan nilai R² tersebut menunjukkan bahwa metode analisis kolesterol menggunakan HPLC-ELSD ini memiliki linieritas yang baik, karena R² telah melebihi 0,99 (EMA 1995). 200000 Luas Area (mv.s) 150000 100000 50000 y = 35,58x - 3140, R² = 0,997 0 0 2000 4000 6000 Konsentrasi kolesterol standar (µg/g) Gambar 12. Kurva linieritas metode analisis kolesterol dengan adisi standar ke dalam sampel menggunakan HPLC-ELSD. Hasil uji linieritas metode yang dilakukan, menunjukkan nilai R 2 yang lebih baik apa bila dibandingkan dengan dengan metode yang dilakukan oleh Osman dan Chin (2006). Penelitian yang dilakukan Osman dan Chin nilai R 2 pada metode ekstraksi Bohac adalah 0,993, metode Beyer & Jensen adalah 0,9897, dan metode Queensland Health Science Institute mencapai 0,9411 (Tabel 10.). 21

Ketiga metode tersebut menggunakan istrumen HPLC UV-VIS detector dengan 8 kali ulangan. Hal ini menunjukkan bahwa metode yang menggunakan HPLC-ELSD menghasikan nilai linieritas yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Avalli dan Contarini (2005), yang menyatakan bahwa HPLC-ELSD dapat menghasilkan respon yang linier untuk mengukur phospholipid di dalam produk susu. Tabel 10. Perbandingan hasil uji linieritas penulis dengan penelitian Osman dan Chin (2006). Peneliti Metode Ektraksi Instrumen Hasil uji Linieritas (R 2 ) Penulis AOAC 976.26 HPLC -ELSD 0,997 Osman dan Chin Bogac HPLC-UV VIS 0,993 Beyer & Jensen HPLC-UV VIS 0,9897 Queensland Health Science Institute HPLC-UV VIS 0,9411 4.4 Limit Deteksi Instrumen Limit kuantitatif adalah batas konsentrasi terendah yang dapat dideteksi oleh alat. Pengujian ini pertama-tama dilakukan dengan penginjeksian kolesterol standar dari konsentrasi 10,14 μg/ml hingga 1014 μg/ml. Hasil dari pengukuran ini kemudian di plotkan kedalam sebuat kurva standar hubungan antara konsentrasi kolesterol standar dengan luas area yang dihasilkan persamaan y = 3,195x 106,8 dengan R 2 = 0,997. Diketahui bahwa pada konsentrasi 10,14 μg/ml dan 25,35 μg/ml, tidak dapat dideteksi oleh HPLC-ELSD. Kolesterol dapat dideteksi mulai pada konsentrasi 50,7 μg/ml hingga 1014 μg/ml. Dapat disimpulkan bahwa konsentrasi kolesterol terendah yang dapat dideteksi oleh HPLC-ELSD adalah 50,7 μg/ml. Data selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 13 dan terlampir pada Lampiran 2A. 3500 3000 Luas Area (mv.s) 2500 2000 1500 1000 500 0 y = 3,195x - 106,8 R² = 0,997 0 200 400 600 800 1000 1200 Konsentrasi kolesterol standar (µg/ml) Gambar 13. Kurva standar kolesterol 10,14 1014,00 μg/ml tanpa menggunakan matriks telur ayam. Berdasarkan gambar tersebut diketahui bahwa konsentrasi kolesterol terendah yang dapat dideteksi oleh HPLC-ELSD adalah 50 μg/ml. Pengujian LDI dilanjutkan dengan 7 kali penginjeksian standar kolesterol pada konsentrasi 50 μg/ml yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 11. 22

Tabel 11. Hasil pengukuran LDI* pada konsentrasi kolesterol 50 μg/ml. Konsentrasi Kolesterol Standar (μg/ml) Konsentrasi Kolesterol yang Terbaca (μg/ml) 1 50 49,1201 2 50 49,6587 3 50 49,7881 4 50 49,0934 5 50 49,5216 6 50 49,5988 7 50 48,8351 Rata-Rata 49,3737 SD 0,36 RSD (%) 0,72 LDI (µg/ml) 1,07 LOQ** hitung (µg/ml) 3,57 Ket : * LDI = Limit Deteksi Instrumen ** LOQ = Limit of Quantitation Limit Kuantitasi (LOQ hitung ) merupakan batas terendah konsentrasi kolesterol yang dapat dilaporkan, di bawah konsentrasi ini disebut sebagai tidak terdeteksi (Harmita 2004). Nilai LOQ hitung ini bila dibandingkan dengan penelitian Oasman dan Chin (2006) (Tabel 12.), jauh lebih baik. Datadata tersebut memiliki nilai RSD yang cukup besar dibandingkan dengan penggunaan instrumen HPLC-ELSD. Tabel 12. Perbandingan hasil uji LDI dan LOQ penulis dengan Osman dan Chin (2006). Peneliti Instrumen LDI (µg/ml) LOQ hitung (µg/ml) Penulis HPLC-ELSD 1,07 3,57 Osman dan Chin (2006) Spektrofotometer 14 15 HPLC-UV 0,08 0,60 GC 4,00 13 4.5. Rekoveri dan Ripitabilitas Rekoveri dilakukan pada tiga konsentrasi spiking yang berbeda yaitu rendah (50 µg/g sampel), sedang (250 µg/g sampel) dan tinggi (3000 µg/g sampel). Hasil uji rekoveri pada analisis kolesterol ditampilkan pada Tabel 13, Tabel 14, dan Tabel 15. Nilai rekoveri ini diperoleh dengan menggunakan persamaan dari kurva linieritas spiking standar pada Lampiran 3, dimana persamaan yang diperoleh adalah y = 35,58x 3140 dengan nilai R² sebesar 0,997. Rekoveri menunjukkan keakuratan hasil analisis yang diperoleh adalah 122,13% untuk konsentrasi spiking rendah. Dimana nilai ini tidak sesuai dengan AOAC (1993) yang tertera pada Tabel 5. ialah antara 80 hingga 110%. Untuk rekoveri pada konsentrasi spiking sedang memperoleh keakuratan sebesar 108,23% dan telah sesuai dengan AOAC (1993) yang tertera pada Tabel 5. ialah antara 90 hingga 107%. Uji rekoveri konsentrasi spiking tinggi hanya memperoleh keakuratan sebesar 44,71%, dimana nilai ini berada dibawah AOAC (1993) yang tertera pada Tabel 5 ialah antara 95 23

hingga 105%. Adanya perbedaan hasil yang diperoleh dengan nilai perhitungan yang seharusnya didapat (sistematik error). Pengukuran kolesterol dengan menggunakan HPLC-ELSD, hanya dapat dilakukan untuk sampel yang memiliki konsentrasi dibawah 3000 µg/g sampel. Tabel 13. Hasil uji rekoveri pada konsentrasi spike rendah (50 µg/g). Kolesterol yang Ditambahkan (μg/g) Jumlah Kolesterol Standar yang Terbaca (μg/g) Rekoveri (%) 1 50 57,53 115,14 2 50 61,11 122,33 3 50 62,86 125,90 4 50 63,34 126,87 5 50 57,84 115,83 6 50 65,90 131,97 7 50 58,39 116,87 Rata-Rata 60,9957 122,1302 SD 3,21 RSD (%) 5,26 Tabel 12. Hasil uji rekoveri pada konsentrasi spike sedang (250 µg/g). Kolesterol yang Ditambahkan (μg/g) Jumlah Kolesterol Standar yang Terbaca (μg/g) Rekoveri (%) 1 250 275,77 109,31 2 250 253,28 100,33 3 250 263,85 104,60 4 250 270,61 107,29 5 250 277,42 110,03 6 250 288,37 114,31 7 250 282,07 111,77 Rata-Rata 273,0542 108,2354 SD 11,72 RSD (%) 4,29 Tabel 13. Hasil uji rekoveri pada konsentrasi spike tinggi (3000 µg/g). Kolesterol yang Ditambahkan (μg/g) Jumlah Kolesterol Standar yang Terbaca (μg/g) Rekoveri (%) 1 3000 1569,52 52,58 2 3000 1392,04 46,63 3 3000 1147,45 38,47 4 3000 1341,82 44,97 5 3000 1381,48 46,32 6 3000 1251,98 41,95 7 3000 1253,92 42,06 Rata-Rata 1334,0306 44,7118 SD 134,84 RSD (%) 10,11 24

Ripitabilitas ditunjukkan dengan hasil RSD analisis yang diperoleh adalah 5,26% untuk konsentrasi spiking rendah. Dimana nilai ini telah sesuai dengan AOAC (1993) yang tertera pada Tabel 6. adalah maksimal 7,3%. Untuk ripitabilitas pada konsentrasi spiking sedang memperoleh nilai RSD sebesar 4,29% dan telah sesuai dengan AOAC (1993) yang tertera pada Tabel 6. adalah maksimal 5,3%. Uji ripitabilitas konsentrasi spiking tinggi hanya memperoleh nilai RSD sebesar 10,11%, dimana nilai ini berada diatas AOAC (1993) yang tertera pada Tabel 6 adalah maksimal 3,7%. Tidak memenuhinya persyaratan uji ripitabilitas pada konsentrasi spiking tinggi, dimungkinkan karena adanya kesalahan acak analisis. Penelitian yang dilakukan oleh Osman dan Chin (2006), pengukuran uji rekoveri hanya dilakukan pada satu konsentrasi spiking yaitu pada konsentrasi 300 µg/ml kolesterol standar. Dengan nilai konsentrasi yang terbaik dicapai pada metode Bohac dengan instrumen HPLC UV-VIS yang mencapai nilai rekoveri 96,67% dengan RSD 7,50%. Hal ini menunjukkan bahwa metode HPLC-ELSD yang telah dilakukan oleh peneliti memiliki nilai rekoveri yang lebih baik yang ditunjukkan dengan nilai RSD yang lebih rendah dari metode yang telah dilakukan oleh Osman dan Chin (2006). 4.6. Method Detection Limit (MDL) Uji MDL merupakan kelanjutan dari uji rekoveri dengan memplotkan nilai SD pada setiap konsentrasi kedalam sebuah kurva hubungan antara konsentrasi standar kolesterol yang ditambahkan dengan SD. Hasil uji MDL pada tiga konsentrasi yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 13. Dari hasil persamaan y = 0,042x + 0,741 dengan nilai R 2 sama dengan 1, diperoleh SD 0 (x = 0) yaitu 0,741 µg/g. Nilai MDL dihitung sebesar tiga kali SD 0 ialah 2,30 µg/g, dimana nilai ini lebih rendah dari LOQ hitung (3,57 µg/ml). Hal ini menunjukkan bahwa metode yang digunakan memiliki tingkat sensitivitas yang baik karena dapat mendeteksi kolesterol dalam maktriks hingga pada konsentrasi 2,30 µg/g. 140 120 SD (µg/g) 100 80 60 40 20 y = 0,044x + 0,768 R² = 1 0 0 1000 2000 3000 Konsentrasi Kolesterol yang Ditambahkan (µg/g) Gambar 14. Kurva uji MDL dalam analisis kolesterol menggunakan instrumen HPLC-ELSD. 4.7. Intra Reprodusibilitas Hasil uji intra reprodusibilitas dapat dilihat pada Tabel 14. Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa RSD yang dihasilkan adalah 0,04%, nilai ini telah memenuhi batas keterimaannya 25

adalah 5,30%. Hasil ini menunjukkan ba hwa metode yang telah dilakukan memiliki nilai keterulangan yang baik pada selang waktu tertentu. Setelah di uji T, diketahui bahwa andar kedua ulangan tersebut tidak berbeda nyata. Tabel 14. Hasil uji intra reprodusibilitas analisis kolesterol pada telur dengan HPLC-ELSD. Bulan ke- Hasil analisis (μg/g)* Rata-rata hasil analisi (μg/g) SD RSD T hitung 1 564,27 562,68 2,25 0,40 0,4079** 2 561,09 Ket: * = rata-rata dari 3 ulangan analisis ** = tidak berbeda nyata 26