Sosiologi Seni; Pengantar dan Model Studi Seni Edisi 2 oleh M. Jazuli Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-4462135; 0274-882262; 0274-882368 Fax: 0274-889057 E-mail: info@grahailmu.co.id Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memper banyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit. ISBN: 978-602-262-162-1 Cetakan ke I, tahun 2014
KATA PENGANTAR Studi sosiologi seni berusaha memahami hubungan antar individu (aktor/pelaku, pencipta, dan pendukung seni) maupun kelompok individu yang terlibat secara spesifik dalam aktifitas seni maupun masyarakat di luar aktifitas seni yang kemudian mempengaruhi aktifitas seni dalam konteks sosiokulturalnya. Selain itu, sosiologi seni juga berupaya menjelaskan teori-teori mengenai proses kreatif seni dalam masyarakat dan sekaligus dalam hubungannya struktur sosial, politik, ekonomi, hukum, agama, dan sosio-kultural. Hal ini mengindikasikan bahwa seni dalam perspektif sosiologi menjadi relatif kompleks. Posisi sosiologi seni dalam konteks sosiologi umum merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru dan langka sebagai sumber acuan Penulisan buku ini didorong oleh mendesaknya kebutuhan terhadap buku-buku referensi tentang sosiologi seni yang menggeluti bidang seni di Indonesia. Sebagian besar lembaga formal telah memasukkan sosiologi seni sebagai bagian dari kurikulum pendidikannya. Kehadiran buku ini dipandang sebagai salah satu alternatif guna menyikapi dan mengatasi kemiskinan referensi mengenai persoalanpersoalan seni dalam hubungannya dengan masyarakat. Sebagai buku pengantar, penulisannya lebih bersifat rekonstruktif dari materi-materi
vi Sosiologi Seni; Pengantar dan Model Studi Seni yang sudah ada. Bab pertama, berisi gambaran mengenai sosiologi umumnya yang mencakupi wilayah kajian beserta paradigma yang terdapat di dalamnya sampai pada pengertian sosiologi seni dan objek-objek yang menjadi wilayah kajiannya. Bab dua, membicarakan tentang seni dan masyarakat. Pembicaraan diawali dengan konsep seni, prinsip bentuk seni, dan seni sebagai cara belajar pemahaman. Dalam hubungannya dengan masyarakat, dibicarakan hubungan seni dan masyarakat. Namun demikian mengingat bahwa sifat hubungan itu tidak bisa langsung maka perlu dipaparkan mediasi hubungan seni dan masyarakat. Selain itu dalam bab ini juga berbicara tentang seni dan masyarakat sebagai lembaga. Bab tiga, membahas tentang rekonstruksi teori sosiologi. Pokok bahasannya mencakupi pentingnya penggunaan teori dalam sebuah kajian karena teori memiliki fungsi penting dalam pemecahan masalah. Rekonstruksi teori yang dibahas meliputi perkembangan teori-teori fungsional mulai dari Auguste Comte sampai Jeffrey Alexander. Selain itu juga dibahas perkembangan teori-teori konflik dari Marxian, Non Marxian, dan Neo Marxian. Pembahasan rekonstruksi teori sosiologi (makro) dimaksudkan agar pembaca memperoleh inspirasi yang dapat digunakan untuk mengkaji fenomena seni dalam lingkup yang lebih luas. Bab empat, menguraikan secara ringkas teori-teori sosial (sosiologi mikro) yang tak jarang dimanfaatkan dalam kajian-kajian seni, seperti teori-teori aksi, interaksionisme simbolik, fenomenologi, pertukaran, strukturasi, dan sebagainya. Bab lima, model penelitian sosiologi pedalangan yang mengkaji tentang ideologi dalang dalam perspektif hubungan Negara dan masyarakat. Bab enam, model penelitian mengenai ritual grebeg besar di Demak Jawa Tengah. Bab tujuh, model penelitian tentang kethoprak
Kata Pengantar vii dalam ritual sedekah bumi di dukuh Rumbut Malang desa Kabongan Kidul Kecamatan Rembang kabupaten Rembang. Bab delapan, model penelitian pola pewarisan kesenian Soreng dalam komunitas seni Wargo Budhoyo di dusun Gejayan desa Banyusidi kecamatan Pakis kabupaten Magelang. Bab sembilan, Campursari Manthous Antara Jenis Musik Baru dan Fenoemena Sosial Masyarakat Pendukung. Dengan keterbatasan yang ada sangat disadari bahwa banyak hal yang masih perlu disempurnakan, terutama karena penulisannya bersifat rekonstruktif. Oleh karena itu demi perbaikan kualitas yang diharapkan kritik dan saran dari para pembaca merupakan penghargaan yang luar biasa bagi saya. Pada kesempatan ini saya ucapan terima kasih kepada para mahasiswa bimbingan saya yang telah mengizinkan hasil penelitiannya digunakan sebagai bahan untuk melengkapi buku ini, di antaranya adalah Setyorini tentang Ritual Grebeg Besar di Demak, Sigit Hermawan tentang Pewarisan Kesenian Soreng, dan Adni L Oktoviana tentang Kethoprak dalam Ritual Sedekah Bumi, dan kolega saya Wadiyo tentang Campursari manthous. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkenan membantu hingga penerbitan buku ini. Semarang, November 2013 Penulis
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI ix BAB 1 DARI SOSIOLOGI MENUJU SOSIOLOGI SENI 1 1.1 Pengantar 1 1.2 Sosiologi 2 1.2.1 Sosiologi Sebagai Ilmu Pengetahuan 6 1.2.2 Objek Studi 7 1.2.3 Paradigma Sosiologi 8 1.3 Sosiologi Seni dan Wilayah Kajian 21 1.4 Garda Depan Sosiologi Seni 24 1.5 Sosiologi Seni dalam Keberagaman Fenomena 26 BAB 2 SENI DAN MASYARAKAT 29 2.1 Seni 29 2.1.1 Prinsip Bentuk Seni 34 2.1.2 Seni Sebagai Cara Pembelajaran Pemahaman 37 2.1.3 Seni Sebagai Pengalaman Keindahan 37 2.1.4 Seni Sebagai Bentuk Simbolis 38 2.1.5 Bentuk-bentuk Karya Seni 39 2.2 Masyarakat 41
x Sosiologi Seni; Pengantar dan Model Studi Seni 2.2.1 Seni dalam Masyarakat 47 2.2.2 Seni bagi Pengembangan Individu 51 2.3 Mediasi Hubungan Seni dan Masyarakat 55 2.3.1 Kondisi Teknologis 55 2.3.2 Kondisi Lembaga Sosial 56 2.3.3 Kondisi Sosial-Historis 58 2.4 Seni dan Masyarakat Sebagai Lembaga 59 2.4.1 Seniman Produk Lembaga 61 2.4.2 Seniman dan Patron 62 2.4.3 Seniman dan Pasar 63 2.4.4 Institusi Pascapasar 64 BAB 3 REKONSTRUKSI TEORI SOSIOLOGI 67 3.1 Perkembangan Teori-teori Fungsional 69 3.1.1 Auguste Comte (1798-1857) 70 3.1.2 Emile Durkheim (1798-1857) 73 3.1.3 Talcott Parsons 75 3.1.4 Robert K. Merton 81 3.1.5 Jeffrey Alexander 85 3.2 Perkembangan Teori-teori Konflik 89 3.2.1 Marxian 90 3.2.2 Non Marxian 98 3.2.3 Neo Marxian 105 3.3 Teori Kritis Masyarakat 106 3.3.1 Max Hokheimer 106 3.3.2 Herbert Marcuse 109 3.3.3 Jurgen Habermas 109 3.3.4 Nicos Poulantzas (Konflik kelas pemeras dan kelas diperas) 110 BAB 4 PEMANFAATAN TEORI SOSIAL DALAM KAJIAN SENI 117 4.1 Teori Aksi 118 4.2 Teori Interaksionisme Simbolik 120