Performa Pertumbuhan Puyuh Petelur Betina Silangan... Henry Geofrin Lase

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam jangka waktu tertentu. Tingkat konsumsi pakan dipengaruhi oleh tingkat

PENDAHULUAN. terbang tinggi, ukuran relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar

Performa Pertumbuhan Puyuh Petelur Jantan...Rina Ratna Dewi.

Performa Produksi Puyuh Petelur (Coturnix-coturnix Japonica) Hasil Persilangan..Wulan Azhar

HASIL DAN PEMBAHASAN. Puyuh mengkonsumsi ransum guna memenuhi kebutuhan zat-zat untuk

KAJIAN KEPUSTAKAAN. pertama kali diternakkan di Amerika Serikat pada tahun 1870.

I PENDAHULUAN. tidak dapat terbang tinggi, ukuran relatif kecil berkaki pendek.

PENDAHULUAN. komoditas utamanya adalah telur. Jenis puyuh peteur ini mayoritas diternakan di

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Coturnix coturnix japonica yang mendapat perhatian dari para ahli. Menurut

Karakteristik Telur Tetas Puyuh Petelur Silangan... M Billi Sugiyanto.

PENDAHULUAN. terutama telurnya. Telur puyuh sangat disukai karena selain bentuknya yang

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh pertama kali di domestikasi di Amerika Serikat pada tahun 1980 dan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh adalah spesies atau subspecies dari genus Coturnix yang tersebar di

PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2014 telah mencapai 12,692,213 ekor atau meningkat. sebesar 1,11 persen dibandingkan dengan tahun 2012.

Pengukuran Sifat Kuantitatif...Fachri Bachrul Ichsan.

Hasil Tetas Puyuh Petelur Silangan Bulu Coklat dan Hitam...Sarah S.

PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DI PELIHARA PADA FLOCK SIZE YANG BERBEDA

PENGARUH PEMBERIAN TINGKAT PROTEIN RANSUM PADA FASE GROWER TERHADAP PERTUMBUHAN PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

KAJIAN KEPUSTAKAAN. japanese quail (Coturnix-coturnix Japonica) mulai masuk ke Amerika. Namun,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

PENDAHULUAN. mempunyai potensi yang cukup besar sebagai penghasil telur karena

KAJIAN KEPUSTAKAAN. tubuhnya relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar yang

TINJAUAN PUSTAKA. Burung puyuh dalam istilah asing disebut quail yang merupakan bangsa

RESPON PENGGANTIAN PAKAN STARTER KE FINISHER TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAN PERSENTASE KARKAS PADA TIKTOK. Muharlien

Pengaruh Penggunaan...Trisno Marojahan Aruan

I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber protein hewanidi masyarakat baik sebagai penghasil telur

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Konsumsi Ransum. Tabel 8. Rataan Konsumsi Ransum Per Ekor Puyuh Selama Penelitian

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

PENDAHULUAN. Puyuh petelur Jepang (Coturnix coturnix japonica) merupakan penyedia telur

[Evaluasi Hasil Produksi Ternak Unggas]

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

PENGARUH JENIS BURUNG PUYUH (Coturnix-coturnix japonica) DENGAN PEMBERIAN PAKAN KOMERSIAL YANG BERBEDA TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI PERIODE BERTELUR

HASIL DAN PEMBAHASAN. tetas dan ruang penyimpanan telur. Terdapat 4 buah mesin tetas konvensional dengan

I. PENDAHULUAN. masyarakat di pedesaan. Ternak itik sangat potensial untuk memproduksi telur

TINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.

PENGARUH TINGKAT PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL PUYUH JANTAN

Substitusi Ransum Jadi dengan Roti Afkir Terhadap Performa Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica) Umur Starter Sampai Awal Bertelur

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN FINISHER PERIOD

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Burung puyuh yang dipelihara di Amerika disebut dengan Bob White Quail,

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN ITIK BALI SEBAGAI SUMBER PLASMA NUTFAH TERNAK (GROWTH CHARACTERISTICS OF BALI DUCK AS A SOURCE OF GERMPLASM) ABSTRACT

PENDAHULUAN. dan dikenal sebagai ayam petarung. Ayam Bangkok mempunyai kelebihan pada

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 1 Maret 2016

PENGARUH MANIPULASI RANSUM FINISHER TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PAKAN DALAM PRODUKSI BROILER

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. puyuh turunan hasil persilangan warna bulu coklat dengan hitam. Jumlah telur

TINJAUAN PUSTAKA. lokal adalah sapi potong yang asalnya dari luar Indonesia tetapi sudah

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di Pusat Pembibitan Puyuh Fakultas Peternakan

I PENDAHULUAN. pengembangannya harus benar-benar diperhatikan dan ditingkatkan. Seiring

PENGARUH PENAMBAHAN FITASE DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA BURUNG PUYUH PETELUR (Coturnix coturnix japonica)

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk,

Ade Trisna*), Nuraini**)

Performans Pertumbuhan Itik Talang Benih Jantan dan Betina yang Dipelihara secara Intensif

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Puyuh

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Populasi burung puyuh Coturnix coturnix japonica atau Japanese quail di Indonesia terus mengalami peningkatan, pada

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan kaidah-kaidah dalam standar peternakan organik. Pemeliharaan

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kunyit dan Jahe Dalam

I. PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat dan meningkatkan. kesejahteraan peternak. Masalah yang sering dihadapi dewasa ini adalah

I. PENDAHULUAN. juga mempunyai potensi untuk dikembangkan karena memilki daya adaptasi yang

Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(4): , November 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia berasal dari Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto Propinsi Jawa

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi ransum merupakan jumlah ransum yang dikonsumsi dalam

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor jantan dan 10 ekor betina Itik

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Puyuh

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

I. PENDAHULUAN. industrialisasi yang sudah dicanangkan dalam program pemerintah. Masyarakat dapat mengembangkan dan memanfaatkan potensi sumber

Tepung Ampas Tahu Dalam Ransum, Performa Ayam Sentul... Dede Yusuf Kadasyah

II. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan

IDENTIFIKASI SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF PUYUH MALON BETINA DEWASA

EFEK LAMA WAKTU PEMBATASAN PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING FINISHER

Performan Pertumbuhan dan Produksi Karkas Itik CA [Itik Cihateup x Itik Alabio] sebagai Itik Pedaging

Identifikasi Bobot Badan dan Ukuran-ukuran Tubuh Itik Bali...Herbert Jumli Tarigan

RINGKASAN. sifat dengan itik Tegal, itik Mojosari, dan itik Alabio. Di daerah asalnya, itik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Penambahan Tepung Kunyit...Rafinzyah Umay Adha

PERFORMA PRODUKSI ITIK BERDASARKAN KELOMPOK BOBOT TETAS KECIL, BESAR DAN CAMPURAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

Performan Puyuh Local Asal Payakumbuh, Bengkulu dan Hasil Persilangannya

TINJAUAN PUSTAKA Probiotik

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

PENDAHULUAN. jualnya stabil dan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ayam broiler, tidak

II KAJIAN KEPUSTAKAN. macam yaitu tipe ringan dengan ciri warna bulu putih bersih, badan ramping serta

PENDAHULUAN. telurnya karena produksi telur burung puyuh dapat mencapai

I. PENDAHULUAN. dan diusahakan sebagai usaha sampingan maupun usaha peternakan. Puyuh

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Puyuh (Coturnix-coturnix japonica)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telurnya. Jenis puyuh yang biasa diternakkan di Indonesia yaitu jenis Coturnix

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN BEBAS PILIH (Free choice feeding) TERHADAP PERFORMANS AWAL PENELURAN BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

Kurva Produksi Telur Puyuh Padjadjaran Galur Hitam dan Coklat...Hilmi Alarsi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Performa Itik Alabio Jantan Rataan performa itik Alabio jantan selama pemeliharaan (umur 1-10 minggu) disajikan pada Tabel 4.

PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun diperlihatkan dengan data Badan Pusat Statistik. menjadi ekor domba pada tahun 2010.

Pemberian Tepung Daun Lamtoro (Leucaena Leucocephala) Dalam Ransum Terhadap Performans Burung Puyuh (Coturnix-coturnix Javonica) Nova Sarah Pardede

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Negara China, Amerika maupun Australia. Itik Peking merupakan itik yang dapat

EFFECT OF ADDITION OF DURIAN SEED MEAL IN FEED TO THE FEED CON- SUMPTION, HEN DAY PRODUCTION AND FEED CONVERSION ON QUAIL (Coturnix-coturnix japonica)

Transkripsi:

PERFORMA PERTUMBUHAN PUYUH (Coturnix coturnix japonica) PETELUR BETINA SILANGAN WARNA BULU COKLAT DAN HITAM DI PUSAT PEMBIBITAN PUYUH UNIVERSITAS PADJADJARAN GROWTH PERFORMANCE (Coturnix coturnix japonica) LAYING QUAIL BROWN CROSSING BLACK FEATHER AT QUAIL BREEDING CENTER UNIVERSITY OF PADJADJARAN Henry Geofrin Lase*, Endang Sujana**, Heni Indrijani** Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas Peternakan Unpad **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Unpad e-mail : geofrin55@gmail.com ABSTRAK Penelitian tentang Performa Pertumbuhan Puyuh Petelur (Coturnix coturnix japonica) Silangan Warna Bulu Coklat dan Hitam di Pusat Pembibitan Puyuh Universitas Padjadjaran telah dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2016. Penelitian dilakukan untuk mengetahui performa pertumbuhan puyuh petelur silangan warna bulu coklat dan hitam. Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pengambilan sampel secara simple random sampling dan diamati konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan, dan kurva pertumbuhan. DOQ yang digunakan adalah DOQ petelur betina silangan warna bulu coklat dan hitam yang diperoleh dari Pusat Pembibitan Puyuh Universitas Padjadjaran sebanyak 123 ekor. Hasil penelitian menunjukan bahwa konsumsi total pakan puyuh petelur betina silangan sebesar 619,64 g per ekor per minggu rataan 88,52 g per ekor per minggu, pertambahan bobot badan sebesar 18,83 g per ekor per minggu, dan nilai konversi pakan 4,55. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa performa pertumbuhan puyuh petelur betina silangan memiliki performa yang baik sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut. Kata kunci : Silangan, puyuh petelur betina, pertumbuhan, performa puyuh. ABSTRACT Research about Growth Performance (Coturnix coturnix japonica) Laying Quail Brown Black Feather Crossing at Quail Breeding Center Padjajaran University has been held on March to April 2016. This research aim to know the growth performance of laying quail brown crossing black feather. This research used quantitative methode with random sampling of feed consumption observation, weight gain, feed conversion, and growth curve. The research used 123 birds female doq laying brown crossing black feather obtained from Padjajaran University Breeding Quails Center. The result showed the total consumption of laying quail is 619,64 gr/head/week average 88,52 gr/head/week, body weight gain of 18,829 gr/head/week, and feed conversion 4,55. It can be concluded that the growth performance of crossing laying quail has a good performance so that can be depeloved futher. Key words : Crossing, laying quail, growth, quail performance

PENDAHULUAN Puyuh (Coturnix coturnix japonica) merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang tinggi, ukuran relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar yang pertama kali diternakan di Amerika Serikat pada tahun 1870. Beberapa negara Eropa telah mengkonsumsi telur dan dagingnya karena puyuh bersifat dwiguna. Puyuh biasa dikenal sebagai unggas penghasil telur, oleh karenanya berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan performa puyuh sebagai unggas petelur. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas telur puyuh yaitu melalui persilangan. Persilangan adalah salah satu cara untuk memperbanyak keragaman genetik, atau untuk menyatukan berbagai karakter yang diinginkan dari tetuanya sehingga akan diperoleh populasi baru untuk bahan seleksi dalam program penggabungan varietas unggul baru. Upaya ini dapat dilakukan dengan menyilangkan puyuh warna bulu coklat dan hitam. Warna bulu adalah sifat kualitatif yang diatur oleh satu atau beberapa pasang gen atau rangkaian alel ganda. Persilangan dilakukan untuk memperoleh anak puyuh yang berkualitas dan lebih baik dari tetuanya. Puyuh memiliki tiga macam warna bulu yaitu, bulu hitam, bulu coklat dan bulu putih. Perbedaan warna ini mempengaruhi produktifitas puyuh tersebut. Puyuh berwarna bulu hitam memiliki produktifitas 88,13% pada produksi bulan kelima, sedangkan warna bulu coklat 75,74% dan bulu warna putih 69,55%. Puyuh yang digunakan dalam penelitian ini adalah puyuh warna bulu coklat dan hitam, ini karena produktifitas telur dari puyuh tersebut baik untuk dikembangkan lebih lanjut. OBJEK DAN METODE 1. Objek Bahan Penelitian Puyuh petelur betina silangan warna bulu coklat dan hitam dipelihara dari puyuh umur 1 hari (DOQ) hingga 7 minggu (dewasa kelamin) sejumlah 123 ekor. Puyuh petelur betina yang digunakan pada penelitian ini adalah puyuh silangan warna bulu coklat dan hitam. 2. Metode Penelitian dilakukan secara eksperimental. Pengambilan data dilakukan dengan metode simple random sampling yaitu mengambil sampel dari populasi puyuh petelur betina silangan warna bulu coklat dan hitam untuk selanjutnya dilakukan pengamatan sifat

kuantitatif meliputi pertambahan bobot badan, konsumsi pakan, dan FCR. Data kemudian ditabulasi kedalam format excel, dan diolah secara deskriptif sehingga didapat gambaran sifat kuantitatif pada puyuh petelur betina. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Konsumsi Pakan Puyuh Petelur Betina Konsumsi pakan puyuh adalah jumlah ransum yang dikonsumsi oleh puyuh dalam jangka waktu tertentu. Ransum yang dikonsumsi ternak digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat nutrisi lain. Zat makanan yang dikandungnya akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan untuk produksi ternak. Tabel 1. Konsumsi Pakan Puyuh Petelur Betina Minggu Rata-rata konsumsi Pakan Rata-rata konsumsi Pakan (g/ekor/hari) (g/ekor/minggu) 1 2,42 16,94 2 5,89 41,21 3 10,00 70,00 4 14,11 98,78 5 18,14 127,0 6 18,84 131,85 7 19,12 133,86 Total 88,52 619,64 Rata-rata 12,65 88,52 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sujana (2012), konsumsi pakan rata-rata tertinggi puyuh dari pusat pembibitan berasal dari kota Cianjur 470,3 g, dan kemudian diikuti oleh Sukabumi 460,9 g, Bogor 459,9 g dan Bandung 448,7 g. Pada penelitian ini konsumsi pakan puyuh rata-rata selama 6 minggu adalah sebesar 485,78 g. Konsumsi pakan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: umur, palatabilitas ransum, kesehatan ternak, jenis ternak, aktivitas ternak, energi ransum dan tingkat produksi. Konsumsi pakan juga dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas pakan yang diberikan. Ternak unggas akan meningkatkan konsumsi ransumnya bila kandungan gizi terutama kandungan energi lebih rendah (Sinurat, 1993). Ternak akan mengkonsumsi pakan sesuai dengan batas kemampuan biologisnya sekalipun diberikan pakan yang berprotein tinggi (Mahata, 1993).

Ransum yang digunakan selama penelitian berbentuk mash. Ransum yang digunakan pada penelitian ini dapat memenuhi kebutuhan puyuh petelur betina. Guna mengetahui kandungan nutrien ransum yang digunakan selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kandungan Nutrien Ransum Penelitian Nutrien Jumlah (%) Kadar Air (max) 13.0 Protein 22-24 Lemak (min) 5.0 Serat Kasar (max) 5.0 Abu (max) 7.0 Calcium (min) 0.9 Phospor (min) 0.6 EM (kkal/kg) 2900 Sumber : PT. New Hope Indonesia 2. Pertambahan Bobot Badan Puyuh Petelur Betina Pertambahan bobot badan merupakan pencerminan kemampuan puyuh dalam mengubah zat-zat makanan yang ada di dalam ransum untuk diubah menjadi daging. Menurut Rose (1997), pertumbuhan meliputi peningkatan ukuran sel-sel tubuh akan peningkatan sel-sel individu. Tabel 3. Pertambahan Bobot Badan Puyuh Petelur Betina Minggu Bobot Badan Pertambahan Bobot Badan (g/ekor/minggu) (g/ekor/minggu) DO 8,00 1 15,90 7,90 2 29,14 13,24 3 50,30 21,16 4 74,89 24,59 5 99,65 24,76 6 125,15 25,50 7 139,80 14,64 Total 542,83 131,79 Rata-rata 68,00 18,827 Berdasarkan pada Tabel 3 dapat dilihat pertambahan bobot badan puyuh betina silangan yang cukup tinggi terjadi pada minggu ke-6 sebesar 25,504, hal tersebut karena pada minggu ke-6 puyuh membutuhkan pakan yang cukup banyak untuk pertumbuhan dewasa tubuh maupun dewasa kelamin. Pada minggu ke-7 mengalami penurunan pertambahan bobot badan sebesar 14,644. Rataan pertambahan bobot badan puyuh betina silangan sebesar 18,829 gram per ekor per minggu. Pertambahan bobot badan puyuh adalah tertinggi kota bandung 127,9 g,

dan kemudian diikuti oleh Cianjur 127,7 g, Sukabumi 123,6 g dan Bogor 122,9 g (Sujana, 2012). Pada penelitian ini pertambahan bobot badan puyuh selama 6 minggu adalah sebesar 117,16 g. Kartadisastra (1997) menyatakan bahwa bobot tubuh ternak senantiasa berbanding lurus dengan konsumsi ransum, makin tinggi bobot tubuhnya, makin tinggi pula konsumsinya terhadap ransum. 3. Kurva pertumbuhan bobot badan puyuh petelur betina Salah satu tolak ukur untuk menggambarkan produktivitas ternak adalah dengan mengukur pertumbuhan yang terjadi pada populasi ternak tersebut. Untuk menggambarkan suatu objek pertumbuhan populasi ternak yang dilakukan pada beberapa pengamatan dapat dilakukan dengan membuat kurva pertumbuhan. Ilustrasi 1. Kurva pertumbuhan bobot badan puyuh petelur betina Dari ilustrasi tersebut dapat dilihat bahwa pada setiap minggunya bobot badan ratarata puyuh petelur betina selalu mengalami peningkatan, pada minggu ke-7 bobot badan mencapai 139,79 gram. Peningkatan tersebut disebabkan puyuh petelur betina mencapai titik puncak dewasa tubuh dan dewasa kelamin. Kurva pertumbuhan bobot badan puyuh petelur betina berbentuk sigmoid. Kurva pertumbuhan berfungsi untuk mengukur kecepatan pertambahan bobot badan puyuh. Kecepatan pertumbuhan memiliki variasi yang cukup besar tergantung pada tipe ternak, jenis kelamin, umur, galur, tata laksana, suhu lingkungan, kualitas dan kuantitas pakan (North dan Bell, 1990).

4. Konversi Pakan Puyuh Petelur Betina Konversi pakan sebagai tolak ukur untuk menilai seberapa banyak pakan yang dikonsumsi puyuh untuk mampu menjadi jaringan tubuh, yang dinyatakan dengan besarnya bobot badan adalah cara yang dianggap masih terbaik (Suparyanto, 2005). Tabel 4. Konversi Pakan Puyuh Petelur Betina Minggu Konversi Pakan 1 2,14 2 3,11 3 3,30 4 4,01 5 5,12 6 5,17 7 9,00 FCR 4,55 Berdasarkan Tabel 4 pada minggu ke-7 diperoleh peningkatan konversi pakan yang tinggi sebesar 9,00, hal ini disebabkan karena puyuh membutuhkan energi yang cukup banyak untuk memproduksi telur walaupun masih sedikit. Nilai rataan konversi pakan puyuh betina petelur 4,55, nilai konversi pakan puyuh betina petelur silangan tinggi dan baru mengalami dewasa kelamin pada minggu ke-7. Konversi pakan yang terbaik terendah yang dicapai oleh burung puyuh dari kota Bandung 3,51, diikuti oleh Cianjur 3,71, Bogor 3.77 dan Sukabumi 3.79. Pada penelitian ini rataan konversi pakan puyuh selama 6 minggu adalah sebesar 3,81. Konversi pakan dipengaruhi oleh kondisi genetik kualitas, usia, bangsa, makanan, lingkungan, dan ternak (Sujana, 2012). Nilai konversi pakan yang tinggi diduga disebabkan oleh tidak semua burung puyuh mengkonsumsi pakan untuk produksi telur, melainkan masih ada sebagian burung puyuh yang baru mengalami proses pembesaran dan pemasakan kuning telur dalam ovary atau proses pembentukan kuning telur dalam oviduct. KESIMPULAN Hasil penelitian diperoleh puyuh petelur betina umur 0-7 minggu rata-rata mengkonsumsi ransum sebanyak 619,64 gram per ekor dengan capaian bobot badan sebesar 139,797 gram dan pertambahan bobot badan puyuh petelur betina sebesar 18,82 g per ekor per minggu. Nilai konversi ransum puyuh selama tujuh minggu sebesar 4,55 dan nilai

konversi ransum ini cukup baik sehingga puyuh silangan tersebut layak untuk dikembangkan lebih lanjut. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada kasih kepada dosen pembimbing utama Endang Sujana, S.Pt., MP. dan dosen pembimbing anggota Dr. Heni Indrijani, S.Pt., M. Si yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan serta pengarahan sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Anggorodi, R. 1995. Kemajuan Mutakhir dalam Ilmu Makanan Ternak Unggas. Universitas Indonesia Press. Jakarta Hernandez, F., J. Madrid, V. Garcia and M. O. Magies. 2004. Influence of Two Plants Extract on Broiler Performans Digestivity and Digestive Organ Size. Poultry SO. 166-174. Kartadisastra, H.R. 1997. Penyediaan dan Pengelolaan Pakan Ternak Ruminansia. Kanisius. Jakarta Mahata, M. E. 1993. Kebutuhan Protein Itik Lokal Berdasarkan Efisiensi Penggunaan Protein pada Periode Pertumbuhan. Tesis. Pendidikan Pasca Sarjana. KPKIPBUnand. Universitas Andalas. Padang. North and Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. New York. Rose, S.P., 1997. Principles of Poultry Science. Cab International, Wallingford, Inggris. Sinurat. A. P., Miftah, dan Pasaribu. 1993. Pengaruh Sumber dan Tingkat Energi Ransum Terhadap Penampilan Itik Lokal Jantan. Ilmu dan Peternakan 6(2):20-24. Sujana, E. 2012. Evaluasi Produktifitas Telur Pada Berbagai Varietas Puyuh. Poultry indonesia. Suparyanto, A., H. Martojo, P. S, Hardjosworo, dan L. H. Prasetyo. 2004. Kurva Pertumbuhan Morfologi Itik Betina hasil Silangan antara Pekin dengan Mojosari Putih. JITV9: 87-97.