STIKES Yayasan RS Dr. Soetomo Surabaya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang

ANALISA KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN BEDAH NON ASURANSI DI RSU AISYIYAH KUDUS PADA TRIWULAN I TAHUN 2015

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka

ijmsbm.org IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 4 No

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN RESUME MEDIS PASIEN HYPERPLASIA OF PROSTATE

analisis kuantitatif kelengkapan dokumen rekam medis Pasien rawat inap kasus Cedera kepala ringan di rsud kabupaten karanganyar TaHun 2013

Kata Kunci PENDAHULUAN

STUDI DESKRIPTIF KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP PADA KASUS BEDAH ORTHOPEDY DI RSUD KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

ANALISIS KUANTITATIF RAWAT JALAN KASUS DIABETES MELETUS DENGAN METODA HATTA DI RS JASA KARTINI TRIWULAN IV TAHUN 2015

LAELA MIFTAHUL JANNAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

REVIEW REKAM MEDIS UNTUK PENINGKATAN MUTU INFORMASI KESEHATAN. Sugiharto

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUMAH SAKIT

ABSTRACT. : Inpatient Medical Record Documents patients BPJS case SectioCaesaria, Review of Quantitative, Qualitative Review, Accuracy Code.

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan yang dinamis dan mempunyai fungsi utama melayani

HUBUNGAN PENGETAHUAN DOKTER DENGAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI POLIKLINIK NEUROLOGI RSUP DR. KARIADI SEMARANG OKTOBER 2008.

ANALISA KUANTITATIF DAN KUALITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP PADA PERIODE TRIWULAN I DI RSUD UNGARAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

SURAT KEPUTUSAN TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN REKAM MEDIS DIREKTUR RS BAPTIS BATU

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang

QUANTITATIVE ANALYSIS OF THE MEDICAL RECORD DOCUMENT CASES OF STROKE HOSPITALIZATIONS FOURTH QUARTER OF 2012 IN THE HOSPITAL KRT SETJONEGORO WONOSOBO

Retno Mukti*), Arif Kurniadi**) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro **) Dosen Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

KESESUAIAN DIAGNOSIS PADA BERKAS REKAM MEDIS DAN EHR PASIEN INSTALASI GAWAT DARURAT

ANALISA KETIDAKLENGKAPAN DATA DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP PADA KASUS GASTROENTERITISDI RSU SINAR KASIH PURWOKERTO PERIODE TRIWULAN IV TAHUN 2012

analisis kuantitatif dokumen rekam medis rawat inap dengan diagnosis VERTIGO di rsi amal sehat PeriOde TriWulan iv Pada TaHun 2012

UU No 29:2004 PRAKTIK KEDOKTERAN. Law & Regulation MEDICAL RECORD AUDIT SYSTEM 11/22/12 REKAM MEDIS PARAGRAF 3. Pasal 46

DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas dunia yang dimulai dengan Asean Free Trade

ANALISIS KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DENGAN KASUS PERSALINAN DI RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI SURAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2011

MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012

Soraya Nurul Hidayah. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. rangka pemberian pelayanan kesehatan. Dokumen berisi catatan dokter,

ANALISIS PENGISIAN FORMULIR RESUME MEDIS DIABETES MELLITUS PASIEN RAWAT INAP

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA KUANTITATIF DAN KUALITATIF PASIEN RAWAT INAP PADA KASUS PENYAKIT HERNIA PERIODE TRIWULAN 1 TAHUN 2014 DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

TINJAUAN HUBUNGAN ANTARA SPESIFISITAS DIAGNOSIS UTAMA DENGAN AKURASI KODE KASUS PENYAKIT BEDAH PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

TINJAUAN ANALISIS KUANTITATIF TERHADAP PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUANGAN BEDAH INSTALASI RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA TRIWULAN I TAHUN 2017

Keywords: Quality assurance, qualitative and quantitative analysis, filling

TINJAUAN PENGISIAN RESUME KELUAR RAWAT INAP RUANG TERATAI TRIWULAN IV DI RSUD KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2012

STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

TINJAUAN PELAKSANAAN PENGISIAN FORMULIR VERIFIKASI (INA-CBG S) PADA REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI RSUP Dr. M. DJAMIL

Shita Anindyta. PENDAHULUAN Berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jendral Pelayanan Medis nomor 78 tahun 1991 tentang Penyelenggaraan

KUANTITATIF DAN KUALITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS KASUS BEDAH ORTHOPEDI PADA PERIODE TRIWULAN IV DI RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU KUDUS TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. kuliah pengelolaan system rekam medis 1 yang diberikan dosen pengasuh, juga

D-III Study Program Medical Record and Health Information. Faculty of Health Dian Nuswantoro Univercity Semarang 2015 ABSTRACT AISAH PAHLEVI

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA NOMOR : 224/RSPH/I-PER/DIR/VI/2017 TENTANG PEDOMAN REKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pengisian lembar resume dokter dalam pemenuhan standar akreditasi

GAMBARAN PENGEMBALIAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUANG VII TRIWULAN IV TAHUN 2013 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA

Irmania Citrawati. Key words : Gastroenteritis,Incomplete medical record, quantitatif and qualitatif analysis. Bibliography : 19 ( )

N n. 126 n. pendekatan cross sectional yaitu menganalisa penelitian pada saat penelitian berlangsung, dan penelitian dilakukan secara deskriptif.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian tersebut diatas maka dapat diambil kesimpulan dari

Nugrahaning Pundi Astanti

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan dalam. kemampuan manajemen menggunakan informasi tersebut.

ANALISA KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP KASUS DEMAM THYPOID DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PEKALONGAN PADA PERIODE TRIWULAN 1 TAHUN

ANALISA KUANTITATIF DAN KUALITATIF KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PADA PASIEN TYPOID DI RSUD KOTA SEMARANG PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan SK Menteri kesehatan Nomor:269/Menkes/Per/III/2008

PANDUAN PELEPASAN INFORMASI REKAM MEDIS

ABSTRACT. Key words : Medical Record Documents Inpatient (MRD Inpatient), Surgical Diseases, Reference : 15 ( )

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit tersebut, maka terkena kewajiban menyelenggarakan. pelayanan rekam medis sesuai dengan PERMENKES RI No.

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I : PENDAHULUAN. setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat

ABSTRAK ANALISA KUANTITATIF DAN KUALITATIF KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN BAYI BARU LAHIR HIDUP DI BAGIAN RAWAT INAP DI RS TELOGOREJO

ANALISA KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUANG AN NISA TRIWULAN I TAHUN 2012 DI RSU PKU MUHAMMADIYAH GUBUG

Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

TINJUAN PENGETAHUAN PERAWAT RAWAT INAP DALAM PENGISIAN FORMULIR RM.15 (RESUME KEPERAWATAN PASIEN KELUAR) DI RSUD TUGUREJO SEMARANGTAHUN 2014

ANALISA KUANTITATIF TERHADAP KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP PADA BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT PANTI WILASA DR.CIPTO SEMARANG TRIWULAN IV

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran menimbulkan

PERAN PENTING PENULISAN DIAGNOSIS UTAMA DAN KETEPATAN KODE ICD-10 SEBAGAI DATA BASE SURVEILANS MORBIDITAS STUDI KASUS DI RS KOTA SEMARANG

ASPEK HUKUM REKAM MEDIS By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan

QUANTITATIVE AND QUALITATIVE ANALYSIS OF THE IN-PATIENT MEDICAL RECORD DOCUMENTS FOR PATIENTS WITH HYPERTENSION AT THE PANTI WILASA DR

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG PADA PERIODE BULAN MEI 2013 ARTIKEL

PELAKSANAAN KLAIM JAMSOSTEK PASIEN RAWAT INAP DI RSUD DR. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

Jurusan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, STIKES Bakti Nusantara, Gorontalo,

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran dan kedokteran gigi. Salah satu fasilitas pelayanan

ANALISIS KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAPPADA KASUS CHRONIC KIDNEY DISEASE TRIWULAN IVDI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

Rini Damayanti, Sri Sugiarsi,Riyoko APIKES Mitra Husada Karanganyar ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. ketepatgunaan perawatan pasien di rumah sakit. tingkat dasar pada tanggal 12 juli 2014 dan sudah dilakukan kunjungan

ABSTRAK ANALISA KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP PENYAKIT DALAM PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2013 DI RS TELOGOREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat dan jenis pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

BAB III METODE PENELITIAN. Analisa Kuantitatif dan Kualitatif DRM rawat Inap Kasus Demam Thypoid

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan sebagai berikut :

Tinjauan Desain Formulir Rujukan Jamkesmas berdasarkan Aspek Fisik, Isi, Anatomi dan Hukum Kesehatan di Puskesmas Ngargoyoso

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Sarana pelayanan

Transkripsi:

EVALUASI KELENGKAPAN PENGISIAN DOKUMEN REKAM MEDIS INSTALASI RAWAT INAP DENGAN PENDEKATAN ANALISA KUALITATIF DAN KUANTITATIF DI RSIA KENDANGSARI MERR SURABAYA Eka Wilda Faida 1, Andini Yulina Pramono 2 1,2 STIKES Yayasan RS Dr. Soetomo Surabaya Email : ekawildafaida@gmail.com Abstract Based on the initial survey results indicate that the activity has not done well assembling proven medical records of 10 documents were taken at random showed as much as 34% incomplete and as much as 7% inconsistent. The research purposed to identify the completeness general consent, sign out sheet, initial assessment, and consistency of the general data of patients RSIA Kendangsari Merr Surabaya. This type of research is descriptive using retrospective study which collects data to look back on the causes or variables sampling, on January until March 2016.The results showed the general consent highest data on incomplete answers is authentication patient / family / responsible (18%), on a sheet in and out of the highest incomplete is the date of authentication (74%), on a prior assessment of the highest data on the answer is incomplete is Keywords: Completeness, Document Medical Record, Inpatient Abstrak Kegiatan assembling belum terlaksana dengan baik terbukti dari 10 dokumen rekam medis yang diambil secara acak menunjukkan sebanyak 34% tidak lengkap dan sebanyak 7% yang tidak konsisten. Tujuan penelitian untuk general consent, lembar masuk keluar, assessment awal, dan kekonsistensian pada data umum pasien RSIA Kendangsari Merr Surabaya. Jenis penelitian adalah deskriptif menggunakan studi retrospektif. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juli 2016. Hasil penelitian menunjukkan pada general consent assessment awal data tertinggi pada jawaban tidak lengkap adalah nyeri, dan obat terakhir (100%). Pada kekonsistensian menunjukkan isian nama, tanggal lahir, umur, dan jenis kelamin menunjukkan hasil secara keseluruhan (100%) adalah konsisten. Sehingga perlu peningkatan kesadaran dan kedisiplinan petugas assembling dalam melengkapi rekam medik, pelatihan, sosialisasi, pembuatan SPO pengisian rekam medik. Kata Kunci: Kelengkapan, Dokumen Rekam Medik, Rawat Inap PENDAHULUAN Menurut Hatta, 2008 menyatakan bahwa fungsi utama rekam medis atau rekam kesehatan (kertas) atau rekam kesehatan elektronik adalah untuk menyimpan data dan informasi pelayanan pasien. Agar fungsi itu tercapai, beragam metode dikembangkan secara efektif seperti dengan melaksanakan ataupun mengembangkan sejumlah sistem, kebijakan dan proses pengumpulan, termasuk menyimpannya secara mudah diakses disertai dengan keamanan yang baik (Hatta, 2008). Dengan semakin kompleksnya pelayanan kesehatan, rekam kesehatan elektronik lebih berfungsi dibandingkan dengan rekam medis atau rekam kesehatan kertas. Pengguna atau pemakai rekam kesehatan (rekam medis) adalah pihak-pihak perorangan yang 46 46

Eka Wilda Faida dan Andini Yulina Pramono. Evaluasi Kelengkapan Pengisian Dokumen Rekam Medis... memasukkan, memverifikasi, mengoreksi, menganalisa atau memperoleh informasi dari rekaman baik secara langsung ataupun melalui perantara. Pengguna rekam kesehatan (rekam medis) atau yang tergantung dengan data yang ada dalam rekam kesehatan (rekam medis) sangat beragam. Ada pengguna rekam kesehatan perorangan (primer dan sekunder) serta pengguna dari kelompok institusi. Penyelengaraan Rekam Medik telah diatur dalam Permenkes RI nomor 269/MENKES/PER/III/2008 Bab 1 pasal 1 disebutkan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien dengan adanya rekam medis riwayat perjalanan penyakit seorang pasien dapat berkesinambungan sehingga akan membantu dalam pengobatan pasien. Untuk mendapat informasi medis yang lengkap dan akurat,maka diperlukan suatu kegiatan pencatatan untuk segala kegiatan yang ada dirumah sakit tersebut. Berdasarkan Departemen Kesehatan, 1997 yaitu Analisa mutu rekam medis digunakan dua cara yaitu : analisa kantitatif (jumlah atau kelengkapannya) dan analisa kualitatif (mutu). Mutu dalam pengisian memang menjadi tanggung jawab para tenaga kesehatan. Sebab merekalah yang melaksanakan perekam medis. Hal ini juga dijelaskan dalam Permenkes 269 diatas yang dalam pasal 5 ayat 1 berbunyi : Setiap dokter dan dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat rekam medis. Selanjutnya dalam pasal 5 ayat 2 : Rekam medis sebagaimana dimaksudkan pada ayat 1 harus dibuat segera dan dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan. Sewaktu berkas rekam medis tiba diunit rekam medis maka petugas unit rekam medis yang menerimanaya memeriksa apakah berkas rekam medis tersebut menerima mutu perlengkapan berkas. Dengan adanya 269/MENKEES/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis setidaknya mutu rekam medis harus sesuai dengan berbagai pasal yang ditetapakan seperti : Pasal 5 ayat 4: Setiap pencatan ke dalam rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan secara langsung. Selanjutnya dalam pasal 5 ayat 5 dan 6 : Dalam hal terjadi kesalahan dalam melakukan pencatatan pada rekam medis dapat dilakukan pembetulan. Pembetulan sebagaimana dimaksudkan pada ayat 5 hanya dapat dilakuakn dengan cara pencoretan tanpa mrnghilangkan catatan yang dibetulkan dan dibubuhkan paraf dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang bersangkutan. Bila ada berkas rekam medis yang juga tidak memenuhi kebutuhan kelengkapan diatas maka petugas unit rekam medis wajib meminta petugas kesehatan (medis atau paramedis) yang bersangkutan untuk melengkapinya. Petugas unit rekam medis hanya boleh memasukkan berkas rekam medis yang telah lengkap ke dalam rak penjajaran. (DEPKES RI, 1997) Analisa kuantitatif adalah telaah atau review bagian tertentu dari isi rekam medis dengan maksud menemukan kekurangan khusus yang berkaitan dengan pencatatan rekam medis atau dapat disebut juga sebagai analisa ketidaklengkapan baik dari segi formulir yang harus ada maupun dari segi kelengkapan pengisian semua item pertanyaan yang ada pada formulir sesuai dengan pelayanan yang diberikan pada pasien (Huffman, 1994). Menurut DEPKES RI, 1997 analisa kuantitatif adalah analisa yang ditujukan kepada jumlah lembaranlembaran rekam medis sesuai dengan lamanya perawatan meliputi kelengkapan lembaran medis, paramedis dan penunjang sesuai prosedur yang ditetapkan. Petugas akan menganalisa setiap berkas yang diterima apakah lembaran rekam medis yang seharusnya ada pada berkas seorang pasien sudah ada atau belum. Ketidaklengkapan berkas pasien dari lembaran tertentu agar segera menghubungi ke ruang rawat inap dimana pasien dirawat. Kegiatan analisa kuantitatif dimaksudkan untuk menilai kelengkapan dan keakuratan rekam medis rawat inap dan rawat jalan yang dimiliki oleh sarana pelayanan kesehatan. Untuk melakukannya dibutuhkan standar waktu analisa, misalnya yang ditetapkan oleh organisasi profesi ataupun rumah sakit. Analisa kuantitatif rekam medis rawat inap dapat dilaksanakan saat pasien masih berada di sarana pelayanan kesehatan Rumah Sakit (concurrent review) ataupun sesudah pasien pulang (retrospective review). Keuntungan dari penelaahan rekam medis saat pasien masih berada di Rumah Sakit yaitu terjaganya kualitas kelengkapan data/informasi klinis dan pengesahannya (adanya nama lengkap, tanda tangan tenaga kesehatan atau pasien atau wali, waktu pemberian pelayanan, identitas pasien dan lainnya) dalam rekam medis, namun membutuhkan waktu dan petugas yang banyak. Berdasarkan dari hasil survey awal yang telah dilakukan peneliti menunjukkan bahwa kegiatan assembling belum terlaksana dengan baik itu terbukti dari 10 dokumen rekam medis yang diambil secara acak menunjukkan sebanyak 34% yang tidak lengkap dan 47

sebanyak 7% yang tidak konsisten. Hal ini sangat erat kaitannya dengan mutu pelayanan rekam medis, agar tidak terjadi mall praktek dan dalam rangka peningkatan mutu rekam medis terutama pada bagian assembling, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang Evaluasi Kelengkapan Pengisian Dokumen Rekam Medis Instalasi Rawat Inap Dengan Pendekatan Analisa Kualitatif Dan Kuantitatif di RSIA Kendangsari Merr Surabaya METODE Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan retrospektif. Waktu dan tempat penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juli 2016 di RSIA Kendangsari Merr Surabaya. Populasi penelitian adalah seluruh jumlah kunjungan rawat inap kasus persalinan caesar di RSIA Kendangsari Merr Surabaya pada 3 bulan terakhir tahun 2016. Besar sampel : 142 yang diambil dengan purposive sampling non random. Analisis data dilakukan secara deskriptif. HASIL kelengkapan autentifikasi general consent pada instalasi rawat inap di RSIA Kendangsari Merr Surabaya. Tabel 1 Kelengkapan Autentifikasi General Consent General Consent Nomor rekam medic 0 0 142 Nama 0 0 142 Diagnosa 0 0 142 Identitas pasien 2 0 140 Pasien / Keluarga / Penanggungjawab informasi 17 0 125 25 40 77 2 17 123 5 26 111 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat diagnosa yaitu sebanyak 142 dokumen rekam medis terisi dengan sangat lengkap. Sedangkan data tertinggi pada jawaban tidak lengkap adalah yaitu sebanyak 25 dokumen rekam medis yang tidak terisi dengan lengkap. Kelengkapan lembar masuk dan keluar pada pada instalasi rawat inap di RSIA Kendangsari Merr Surabaya. Tabel 2 Kelengkapan Lembar Masuk Keluar Lembar Masuk Keluar Nomor rekam medic 0 0 142 Nama 0 0 142 Diagnosa 0 0 142 Identitas pasien 0 80 62 Identitas penanggung jawab 12 55 75 Tanggal MRS dan KRS 0 10 132 Diagnosa berdasar ICD-10 Tindakan dan tanggal tindakan 0 10 132 38 65 39 Keadaan keluar 23 48 71 Keterangan rawat inap 5 1 136 Kasus polisi 34 78 30 Identitas DPJP 1 1 140 105 0 37 4 120 18 Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat diagnosa yaitu sebanyak 142 dokumen rekam medis terisi dengan sangat lengkap. Sedangkan data tertinggi pada jawaban tidak lengkap adalah tanggal medis yang tidak terisi dengan lengkap. Kelengkapan Nomor rekam medic 0 0 142 Nama 0 0 142 Diagnosa 0 0 142 Identitas pasien 1 0 141 48

Eka Wilda Faida dan Andini Yulina Pramono. Evaluasi Kelengkapan Pengisian Dokumen Rekam Medis... Data umum 1 121 20 Riwayat pasien 11 0 131 Riwayat keluarga 106 0 36 Psikososial/Ekonomi 14 0 128 1 4 137 Resiko jatuh 97 8 37 Nyeri 142 0 0 Obat terakhir 142 0 0 Resume (rencana keperawatan) 141 0 1 32 51 59 22 28 92 Keterangan kesadaran 2 0 140 Pemeriksaan Norton scale 3 9 130 Pemeriksaan harian dasar (ADL) 34 9 99 Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa terdapat diagnosa yaitu sebanyak 142 dokumen rekam medis terisi dengan sangat lengkap. Sedangkan data tertinggi pada jawaban tidak lengkap adalah isian tentang nyeri, dan obat terakhir yaitu sebanyak 142 dokumen rekam medis yang tidak terisi dengan lengkap. Kekonsistensian nama, tanggal lahir, umur, jenis kelamin pada instalasi rawat inap di RSIA Kendangsari Merr Surabaya. Tabel 4 Kekonsistensian nama, tanggal lahir,umur dan jenis kelamin rawat inap RSIA Kendangsari Surabaya No Data isian Frekuensi konsisteni % 1 Nama 142 100% 2 Tanggal lahir 142 100% 3 Umur 142 100% 4 Jenis kelamin 142 100% Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa dari isian nama, tanggal lahir, umur, dan jenis kelamin menunjukkan hasil secara keseluruhan (100%) adalah konsisten. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai Evaluasi Kelengkapan Pengisian Dokumen Rekam Medis Instalasi Rawat Inap Dengan Pendekatan Analisa Kualitatif Dan Kuantitatif Di RSIA Kendangsari Merr Surabaya dapat dijelaskan sebagai berikut: Mengidentifikasi kelengkapan autentifikasi general consent pada instalasi rawat inap di RSIA Kendangsari Merr Surabaya. Di dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 129/ Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, kelengkapan berkas rekam medis 24 jam setelah pelayanan di Rumah Sakit adalah 100%. Rekam medis yang lengkap dan legal mencerminkan mutu pelayanan medis yang diberikan kepada penderita (Huffman,1994). Asuhan medis yang baik pada umumnya menggambarkan rekam medis yang baik, sedangkan ketidaklengkapan rekam medis akan mencerminkan kurang baiknya asuhan medis (Hatta, 2003). Berdasarkan pada hasil penelitian menunjukkan bahwa data isian dinyatakan sangat lengkap adalah hanya pada isian data nomor rekam medis, nama, diagnosa yaitu sebanyak 100% dari 142 dokumen rekam medis. Namun data tertinggi pada jawaban Penanggungjawab yaitu sebanyak 18% dari 142 seluruh dokumen rekam medis yang tidak terisi dengan lengkap. Selain itu terdapat isian waktu autentifikasi (2%), autentifikasi saksi (3,5%), (1,4%) dinyatakan tidak lengkap. Berdasarkan teori yaitu isian tanggal pengisian, tanda tangan dokter, nama dokter pada dokumen rekam medis merupakan data klinis yang diartikan sebagai data hasil pemeriksaan, pengobatan, perawatan yang dilakukan oleh praktisi kesehatan dan penunjang medis terhadap pasien rawat inap maupun rawat jalan oleh karena itu perlu diisinya item tanggal pengisian guna mengetahui dan mencatat kapan pasien keluar rumah sakit, tanda tangan dokter untuk memperkuat tanggungjawab seorang dokter dalam pemberian tindakan medis, nama dokter untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan medis terhadap pasien, sehingga hal tersebut dapat menunjang pelayanan medis (Hatta, 2010). yaitu sebanyak 18% dari 142 seluruh dokumen rekam medis yang tidak terisi dengan lengkap hal ini menunjukkan bahwa pihak manajemen rumah sakit 49

terutama di bagian rekam medis diharapkan dapat lebih memperhatikan masalah yang ada. Karena hal ini sangat terkait dengan kualitas pelayanan rekam medis, tentu saja jika menginginkan pelayanan rumah sakit yang berkualitas tentunya diawali dari mutu yang baik pula di setiap unit pelayanan yang ada di rumah sakit. Dalam hal ini unit rekam medis berperan penting dalam menentukan kualitas pelayanan rumah sakit sehingga peraturan maupun kebijakan terkait kelengkapan pengisian rekam medis yang bersifat mengikat kepada seluruh petugas melalui sosialisasi di dalam pelaksanaan rapat, pertemuan rutin, maupun menjadi sangat penting, agar seluruh petugas yang terkait dalam pengisian rekam medis mengetahui dan memahami pentingnya pengisian rekam medis dengan lengkap beserta resiko yang terjadi jika tidak dilakukan pengisian rekam medis dengan lengkap. Ketidaklengkapan pada autentifikasi/ Keluarga/ Penanggungjawab sebanyak 18% menjadi beresiko bagi pihak rumah sakit terutama apabila pasien tersebut dalam keadaan emergency dan membutuhkan pertolongan segera, sehingga apabila pada pasien tersebut harus segera dilakukan pembedahan/terapi/pengobatan yang lainnya maka dokter tidak akan bertindak sebelum lembar penandatanganan dari pihak keluarga pasien dalam hal ini adalah sebagai penanggungjawab pasien, sehingga hal tersebut akan mempengaruhi kondisi pasien yang semakin parah dan memungkinkan berujung pada kehilangan nyawa. hanya dengan lengkap maka pada saat itu juga rumah sakit akan bermasalah dengan pembiayaan pasien. Pasien yang tidak ada penanggungjawabnya, maka segala tindakan, pelayanan, dan pengobatan yang diberikan pihak rumah sakit menjadi kemungkinan tidak terbayarkan, terutama apabila kondisi pasien tersebut kritis dan meninggal. Akibat dokumen rekam medis (DRM) rawat inap tidak lengkap pada tanggal pengisian pada lembar resume medis akan mengakibatkan petugas rekam medis sulit mencocokkan dengan lembar lainnya pada DRM jika pasien dirawat kembali di rumah sakit dengan diagnosis berbeda dan tanggal pengisian pada resume medis termasuk bagian dari dokumen rekam medis, apabila tidak terdapat tanda tangan dokter dan nama dokter akan mengakibatkan petugas rekam medis sulit menentukan dokter yang bertanggungjawab terhadap perawatan yang diberikan kepada pasien, oleh karena itu dokter harus membubuhkan tandatangan dan nama dokter di resume medis tersebut (Depkes, 2006). keluar pada pada instalasi rawat inap di RSIA Kendangsari Merr Surabaya. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat data yang tertinggi pada jawaban sangat lengkap diagnosa yaitu sebanyak 100% dari 142 seluruh dokumen rekam medis yang terisi dengan sangat lengkap. Namun data tertinggi pada jawaban tidak 74% dari 142 seluruh dokumen rekam medis yang tidak terisi dengan lengkap. Selain itu pada isian identitas penanggung jawab (8,5%), tindakan dan tanggal tindakan (26%), keadaan keluar (16%), keterangan rawat inap (3,5%), kasus polisi (24%), dinyatakan tidak lengkap. Seperti telah diketahui diatas, bahwa lembar masuk keluar yang terkait dengan pengisian tindakan dan tanggal tindakan terdapat 26% tidak lengkap, hal ini akan beresiko pada terjadinya persepsi pasien terhadap mal praktek dokter sehingga dapat berpengaruh pada citra rumah sakit. Adapun ketidaklengkapan pada pengisian keadaan keluar sebesar 16% hal ini menunjukkan bahwa pasien yang telah melakukan rawat inap dan telah diijinkan untuk KRS (Keluar Rumah Sakit) oleh dokter penanggungjawab namun tidak dilakukan pengisian pada form/dokumen keadaan keluar, maka akan berpengaruh pada pelayanan berobat/ kontrol selanjutnya. Lebih penting lagi apabila pasien tersebut dalam keadaan meninggal namun form keadaan keluarnya tidak diisi, maka kaitannya dengan aspek penjaminan pembiayaan misalkan dengan pihak asuransi yang dikhawatirkan akan ada penyalahgunaan klaim berlanjut meskipun pasien telah meninggal. Pada hasil penelitian juga menunjukkan adanya keterangan rawat inap yang tidak terisi dengan lengkap sebesar 3,4% hal ini akan merugikan baik bagi pihak pasien maupun pihak rumah sakit. Bagi pihak pasien apabila pasien tersebut ingin melakukan rujukan ke rumah sakit lain jika keterangan rawat inap tidak terisi dengan lengkap maka akan menimbulkan kerugian biaya yang lebih besar, karena syarat rawat inap juga ditentukan dari hasil pemeriksaan penunjang seperti laboratorium dan radiologi yang memerlukan biaya besar jika harus dilakukan pengulangan pemeriksaan penunjang. Jika kaitannya dengan pembayaran oleh asuransi maka pihak asuransi juga tidak akan memberikan ganti biaya apabila keterangan rawat 50

Eka Wilda Faida dan Andini Yulina Pramono. Evaluasi Kelengkapan Pengisian Dokumen Rekam Medis... inap tidak terisi dengan lengkap sehingga hal ini akan merugikan pasien jika pasien merasa rugi maka ada kemungkinan tidak mau melakukan pengobatan kembali ke rumah sakit sehingga akan mempengaruhi rendahnya kunjungan rumah sakit. dokumen rekam medik termasuk data administratif lengkap karena jika tidak diisi berakibat tidak dapat menginformasikan identitas pasien sebagai basis data statistik, riset dan sumber perencanaan rumah sakit atau organisasi pelayanan kesehatan (Hatta, 2010). tidak dapat memberikan informasi penting pada aspek hukum sebagai jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan pada kegunaan rekam medis (Depkes, 2006). pada instalasi rawat inap di RSIA Kendangsari Merr Surabaya. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa diagnosa yaitu sebanyak 100% dari 142 seluruh dokumen rekam medis yang ada. Namun data tertinggi pada jawaban tidak lengkap adalah nyeri, dan obat terakhir yaitu sebanyak 100% dari 142 seluruh dokumen rekam medis yang tidak terisi dengan lengkap. Selain itu pada isian Identitas pasien dan Data umum (0,7%), Riwayat pasien (7,7%), Riwayat keluarga (75%), Psikososial/Ekonomi (9,8%), Hasil pemeriksaan fisik (0,7%), Resiko jatuh (68%), Resume (rencana keperawatan) sebesar (99%), Waktu autentifikasi (23%), Autentifikasi petugas medis (15%), Keterangan kesadaran (1,4%), Pemeriksaan Norton scale (2%), Pemeriksaan harian dasar (ADL) sebesar (24%). Prosentase ini merupakan gambaran kualitas rumah sakit sehingga perlu tindak lanjut dari pihak manajemen rekam medis agar dokumen rekam medis mampu menjadi dokumen yang menjelaskan kronologis kejadian. Pembetulan kesalahan yang belum sesuai seperti dicoret dengan menghilangkan bekas catatan, menghilangkan catatan sebelumnya dengan tipe-x, dan hanya dilakukan pencoretan tanpa ada paraf serta tanggal. Hal ini tidak sesuai dengan Permenkes No.269 MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis bab III pasal 5 ayat (6) bahwa pembetulan sebagaimana disebutkan pada ayat hanya dapat dilakukan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan dan dibubuhi paraf dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang bersangkutan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan prosentase terbesar adalah pada Riwayat keluarga (75%) dan Resume (rencana keperawatan) sebesar (99%). Akibat yang ditimbulkan oleh pihak rumah sakit ketika riwayat keluarga tidak terisi dengan lengkap adalah mengurangi ketepatan pada diagnosa utama maupun diagnosa sekunder oleh dokter atau kesulitan menyimpulkan diagnosa disamping pasien tersebut telah melakukan pemeriksaan penunjang. Artinya jika pasien mempunyai sign and simptoms menyerupai penyakit asma namun setelah dilakukan pemeriksaan penunjang tidak terbukti adanya penyakit asma, namun ketika lembar rekam medis pada riwayat keluarga terisi dengan lengkap berdasarkan hasil wawancara dengan pasien dan keluarganya dan hasilnya adalah menyatakan bahwa sebagian besar terdapat riwayat keluarga dengan status penyakit positif asma, maka lembar riwayat keluarga tersebut dapat digunakan sebagai penambah bukti untuk menetapkan diagnosa pasien. Artinya meskipun pasien tidak terbukti positif asma, namun ada kemungkina pasien tersebut menunjukkan gejala alergi pada pernafasan, karena alergi sudah jelas berdasarkan teori kedokteran adalah selain dipicu oleh faktor makanan, lingkungan, juga oleh faktor riwayat keluarga. Oleh karena itu menjadi penting bahwa rekam medis pada pengisian riwayat keluarga harus betul-betul terisi dengan lengkap yaitu dapat membantu dan memudahkan praktisi medis/dokter dalam menentukan ketepatan diagnosa yang nantinya berpengaruh pada mekanisme pengobatan yang akan diberikan oleh pasien, sehingga berpengaruh pada keuntungan pasien. Jika rekam medis terisi lengkap maka diagnosa dokter akurat sehingga pengobatan dan resume keperawatan juga sesuai dengan diagnosa yang ditentukan dan pada akhirnya pasien dapat sembuh dengan puas. Pengisian riwayat keluarga pada rekam medis dilihat dari aspek penelitian juga sangat bermanfaat untuk menentukan faktor determinan yang mempengaruhi penyakit seseorang. Pada resume keperawatan yang sebagian besar tidak terisi dengan lengkap juga akan mempengaruhi ketepatan dokter dalam memberikan terapi maupun pengobatan yang akan diberikan kepada pasien. Hal itu disebabkan karena kesulitan dokter dalam memantau perjalanan keperawatan yang telah dilakukan perawat kepada pasien misalkan kondisi tekanan darah, suhu tubuh, tanda alergi pasien setelah pasien dilakukan perawatan rawat inap melalui pemberian obat-obatan, injeksi, dan infus selama beberapa hari di rumah sakit. Hal ini juga 51

akan memberikan negative perception yang timbul dari keluarga pasien kepada rumah sakit, karena dengan tidak lengkapnya pengisian resume medis maka dianggap rumah sakit tidak melakukan upaya keperawatan dan dianggap tidak melakukan koordinasi dan monitoring antara perawat dengan dokter dalam mengobati pasien rawat inap. lahir, umur, jenis kelamin pada instalasi rawat inap di RSIA Kendangsari Merr Surabaya. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari isian nama, tanggal lahir, umur, dan jenis kelamin menunjukkan hasil secara keseluruhan adalah konsisten. Hal ini menunjukkan bahwa pada isian data umum pasien yang meliputi nama, tanggal lahir, umur, dan jenis kelamin dari lembar satu ke lembar yang lain dari 142 dokumen rekam medis yang telah dilakukan evaluasi kelengkapan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif telah menunjukkan kecocokan pada data umum pasien dan tidak ada perbedaan antara yang ada di halaman rekam medis pertama sampai dengan halaman rekam medis berikutnya, begitu juga kekonsistensian pada penyediaan sarana makan, peresepan pada bungkus obat, sampai dengan kuitansi pembayaran akhir pasien pulang. Hal ini dikarenakan untuk data umum pasien yang meliputi nama, tanggal lahir, umur, dan jenis kelamin di RSIA Kendangsari Merr Surabaya telah menggunakan sistem barcode. Jadi sangat tidak dimungkinkan terjadi kesalahan dan duplikasi data umum pasien. Sehingga pada evaluasi keajegan dapat dinyatakan telah sesuai dengan teori dan peraturan yang berlaku karena saat ini perlu tuntutan tinggi terhadap kualitas kelengkapan rekaman dan pelayanan medis. Menurut teori pada review kekonsistensian pencatatan memeriksa suatu kekonsistensian berdasarkan pada pelayanan rawat inap operasi, hasil pemeriksaan patologi anatomi, hasil pemeriksaan diagnostik, dan surat pernyataan tindakan harus konsisten apabila berbeda menunjukkan rekam medis yang kurang baik. Menurut teori tulisan dalam dokumen rekam medis harus dapat terbaca, singkatan baku, menghindari sindiran, pengisian tidak senjang,dan tinta catatan jelas. Implementasi analisis kelengkapan perlu dievaluasi karena menyangkut oleh karena itu memerlukan sumber daya yang ada untuk dilaksanakan secara optimal. Dengan dilakukan analisis Kualitatif ini maka akan menghasilkan peningkatan prosentase kelengkapan rekam medis dan diharapkan 100% lengkap dan konsisten, sehingga akan meningkatkan kualitas informasi ke penanggung biaya yang juga akan meningkatkan income ke institusi pelayanan kesehatan. SIMPULAN Ketidaklengkapan pengisian tertinggi formulir general consent, lembar masuk keluar, assessment tanggal lahir, umur, dan jenis kelamin menunjukkan hasil secara keseluruhan adalah (100%) konsisten. DAFTAR PUSTAKA Ann Alpers. 2006. Buku Ajar Pediatri Rudolph. Jakarta: EGC Taber Ben-zion. Departemen Kesehatan RI.2008. Direktorat Jendral Pelayanan Medik. Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia. Revisi 1.Jakarta Depertemen kesehatan RI. 2006. Pedoman penyelenggaraan dan prosedur rekam medis rumah sakit di Indonesia Direktorat jenderal bina pelayanan medik: Jakarta Errol R. Norwitz dan John O. Schorge. 2007. Obstetrics and gynaecology at a Glance. Jakarta: Erlangga Hatta, R. Gemala., 2008. Pedoman Manajemen Informasi Pembelian dan Penjualan. Universitas Indonesia: Jakarta. Hatta, R. Gemala., 2010, Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta: UI-PRESS Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Sugeng Seto. Jakarta. Notoatmojdo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Oxorn, Harry dan William R. Forte. 2010. Ilmu Kebidanan, Patologi dan Fisiologi Persalinan. Yogyakarta: Yayasan Esentia Medika Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 269/MENKES/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis Shofari, Bambang. 2008. Modul Kuliah Rekam Medis di Pelayanan Kesehatan, Semarang. ( dipublikasikan ) 52