I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan pada era globalisasi membuat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dibidang ini, semakin banyak pula pesaing yang dihadapi. Pada zaman sekarang ini

I PENDAHULUAN. Indonesia masih memperlihatkan kinerja ekonomi makro nasional yang relatif

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh adanya perkembangan ekonomi global yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. konsumennya akan mengakibatkan perubahan-perubahan yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. henti-hentinya bagi perusahaan-perusahaan yang berperan di dalamnya. Banyaknya

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah cafe and resto.saat ini sudah banyak produsen cafe and

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Teori Perilaku Beralasan ( Theory Of Reasoned Action)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan Sejarah Perusahaan 1.2 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jaman era globalisasi sekarang ini, tingkat kesibukan dalam bekerja semakin

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Kondisi ini menuntut setiap perusahaan untuk mampu bersaing dengan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Info Bisnis, Maret 2007:30 ( 8/10/2009).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis di era modern seperti sekarang ini berkembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi persaingan yang semakin ketat menuntut setiap perusahaan untuk mampu

BAB V. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis yang telah. dikemukakan pada bab bab terdahulu mengenai hubungan rancangan suasana toko

BAB I PENDAHULUAN. kota Bandung di akhir pekan dan hari libur. Hal ini dapat dilihat dari pusat perbelanjaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

B AB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu industri retail yang berkembang saat ini adalah restaurant dan cafe. Pemilik bisnis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berikut hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh store

BAB V PENUTUP. tersebut adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel Store Atmosphere dan Store

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen diduga muncul dikarenakan harga dan store atmosphere

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pendidikan. Pertumbuhan pendidikan dan pariwisata yang semakin meningkat dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN ,68% ,61% ,89% ,8% ,2%

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini perekonomian Indonesia mengalami masa yang cukup sulit. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. pengertian atmosfer toko adalah gambaran suasana keseluruhan dari sebuah toko yang

BAB I PENDAHULUAN. bidang layanan, industri, dan perdagangan. Banyak perusahaan besar yang

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. para penikmat kopi dimanapun ia berada. Saat ini sebagian masyarakat memiliki minat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V PENUTUP. 1. Variabel store exterior, general interior, dan interior display berpengaruh. pembelian pada Uda Espresso Cafe Payakumbuh.

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini gaya hidup masyarakat kota semakin kompleks, dapat kita

I. PENDAHULUAN. Bisnis ritel menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat ketat untuk mendapatkan konsumen. Persaingan itu membuat para

BAB I PENDAHULUAN. bisnis untuk bisa tetap eksis di bidang usahanya. Secara umum tujuan dari pelaku

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat ditandai dengan adanya berbagai usaha dilakukan untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam bidang ritel yang saat ini tumbuh dan berkembang pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. komposisi produk buku dengan Focal Point meliputi 68 persen buku dan 32

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan Retailing (eceran) adalah kegiatan menyalurkan barang dan jasa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini persaingan bisnis antar industri ritel sangat ketat, baik di pasar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang penuh persaingan, konsumen dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. perluasan pasar produk dari perusahaan Indonesia, sementara di sisi lain, keadaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk memberikan perbedaan dan menjadi daya tarik tersendiri bagi

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam persaingan di segala bidang. Melihat kondisi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dalam keadaan pembuatan keputusan secara cepat tanpa memikirkan akibat

BAB V PENUTUP. mengetahui hubungan antara variabel Atribut Produk dan Motif Hedonic terhadap

BAB I PENDAHULUAN. tempat pariwisata yang menarik. Berdasarkan data. Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, hingga bulan September 2011 sudah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Prilaku modern sekarang membuat sebagian besar orang untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia usaha kuliner. Banyak para pengusaha berpikir kreatif dan inovatif

distro distro distro Sumber : (2015)

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, Era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. besar yang terus berkembang, laju pertumbuhan perekonomian serta

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang cukup positif. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( Philip Kotler (2010;153)

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini seringkali disebabkan oleh keseragaman target market yang dimiliki bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan dan menghidupi banyak orang. Pada saat krisis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Dalam laju pertumbuhan perekonomian yang sangat ketat di Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam benaknya. persaingan merek untuk memberikan citra khusus bagi pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini bisnis kuliner khususnya restoran, menjadi bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Asean (MEA), kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknonologi (IPTEK) dapat

BAB I PENDAHULUAN. (shopping value)mendorong orang melakukan perilaku belanja (shopping

BAB I PENDAHULUAN. sangat dinamis menjadikan kafe adalah salah satu alternatife untuk memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek budaya dan sosial yang datang dari luar negeri membuat pola

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah pula aneka ragam kebutuhan barang dan jasa untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleksitas dan berbagai tekanan yang dihadapi perusahaan meningkat. Globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Ndubisi dan Moi (2005) mengatakan bahwa pembelian ulang (repurchase)

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Indonesia sedang berada pada sistem perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. juga di Kota Payakumbuh, terutama di bidang kuliner begitu banyaknya muncul cafecafe

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sebagai distribusi dan saluran terakhir dari distribusi adalah pengecer (retailer).

BAB I PENDAHULUAN. maksimal guna mempertahankan keberadaan perusahaan di tengah persaingan.

BAB I PENDAHULUAN. Makanan sehat, aman dan nikmat akan meningkatkan produktivitas kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta. Sebagai ibukota dari provinsi Jawa Timur, kota Surabaya juga

Pengaruh Atmosfer Toko Terhadap Keputusan Pembelian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap kepuasan atau

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dari banyaknya Coffee Shop saat ini yang bermunculan, seperti

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan pada era globalisasi membuat kebutuhan masyarakat kota menjadi semakin berkembang pula. Gaya hidup masyarakat kota menjadi semakin kompleks. Hal ini dapat dilihat dari gaya hidup masyarakat kota yang semakin bervariasi. Salah satunya adalah menghabiskan waktu sambil bercengkrama menikmati makanan kecil dan minuman di sebuah café sudah menjadi trend di masa sekarang ini khususnya di kota Bandar Lampung. Tingkat persaingan yang semakin tinggi mengakibatkan konsumen memiliki posisi tawar yang tinggi terhadap kualitas, pilihan produk, lokasi café, café yang lebih nyaman dan pelayanan yang lebih bernilai, tetapi dengan membayar lebih murah, waktu lebih cepat, dengan usaha dan resiko yang lebih rendah. Saat ini kompetisi pada usaha jasa café tidak hanya pada harga, namun menyangkut variabel lain yang berkaitan dengan nilai atas pengalaman berbelanja konsumen. Nilai ini harus dapat diciptakan pengusaha melalui strategi pemasaran yang tepat.

2 Strategi pemasaran yang tepat merupakan hal penting yang dapat mendukung pelaku bisnis untuk mampu bersaing dengan pesaingnya, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan serta dapat memuaskan keinginan konsumen. Mengingat kebutuhan akan relaksasi merupakan hal yang utama dalam kehidupan masyarakat kota yang sibuk, maka bisnis di bidang cafe dan coffee shop saat ini banyak dicoba oleh para pelaku bisnis. Sudah tentu dengan banyaknya pengusaha di bidang ini, semakin banyak pula pesaing yang dihadapi. Terdapat beberapa hal yang menjadi pertimbangan bagi konsumen dalam memilih suatu cafe. Salah satu faktor yang diharapkan oleh konsumen adalah faktor kenyamanan, di mana konsumen dapat merasakan suasana yang tenang, santai dan nyaman saat berkunjung ke suatu cafe. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi sebuah cafe untuk mempertimbangkan suasana di dalam cafe tersebut sehingga tercipta suatu suasana yang nyaman dan dapat mengungguli cafe dan coffee shop lainnya yang sejenis. Kenyamanan tempat di cafe dapat diciptakan melalui pemilihan warna, penempatan meja makan, cahaya, penampilan dari cafe itu sendiri. Salah satu yang patut diperhatikan dalam bidang usaha cafe dan coffee shop adalah dengan kreatifitas penciptaan suasana tempat atau disebut juga dengan store atmosphere. Suasana tempat merupakan salah satu strategi yang penting dalam hal menciptakan suasana yang nyaman, dapat menimbulkan kesan yang baik, dan akhirnya akan mempengaruhi emosi konsumen untuk berbelanja atau makan ditempat tersebut.

3 Suasana tempat adalah rancangan dan suatu desain lingkungan melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, musik dan penciuman untuk merangsang persepsi dan emosi dan konsumen dan akhirnya untuk mempengaruhi perilaku pembelanjaan mereka (Levy dan Weitz, 2011:434). Suasana tempat dapat digambarkan sebagai perubahan terhadap perencanaan lingkungan pembelian yang menghasilkan efek emosional khusus yang dapat menyebabkan konsumen melakukan tindakan pembelian ulang. Strategi suasana tempat mempunyai dampak yang sangat besar dalam mempengaruhi suasana hati konsumen, yang pada akhirnya diharapkan dapat menumbuhkan minat ulang dalam membeli. Desain suasana tempat cafe yang tepat dapat membuat konsumen untuk datang kembali. Suasana tempat merupakan salah satu aspek penting untuk menarik perhatian dan minat pengunjung pada cafe dan mendorong keinginan untuk datang lagi melalui daya tarik penglihatan langsung. Agar konsumen atau pelanggan merasa betah, maka diperlukan suasana yang menarik dengan menciptakan daya tarik penataan ruang dan penempatan produk pada cafe, sehingga timbul loyalitas konsumen untuk datang kembali. Di samping suasana tempat, faktor lokasi juga perlu diperhatikan. Setiap perusahaan yang akan membangun tempat usaha harus memilih tempat yang strategis sebagai tempat usahanya. Keputusan ini sangat bergantung pada potensi pertumbuhan ekonomis dan stabilitas, persaingan, iklim politik, dan sebagainya. Lokasi cafe yang strategis, aman, dan mudah dijangkau memiliki nilai positif

4 tersendiri di mata para konsumen dan secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap loyalitas konsumen itu sendiri. Pilihan lokasi merupakan faktor bersaing dalam usaha menarik dan mendapatkan loyalitas konsumen. Perusahaan-perusahaan menggunakan menggunakan aneka ragam metode untuk menentukan lokasi, termasuk perhitungan transportasi, penelitian yang didasarkan pada kebiasaan belanja konsumen, metode analisis lokasi, dan sebagainya. Elbert dan Griffin (2009;113), memberikan pengertian loyalitas konsumen : When a customer is loyal, he or she exhibits purchase behavior defined as non-random purchase expressed over time by some decision-making unit. Pentingnya loyalitas konsumen untuk meningkatkan first-time customer menjadi lifetime buyer adalah : 1. Penjualan akan meningkat karena konsumen akan membeli lebih dari sekali. 2. Akan menguatkan posisi di pasar jika konsumen membeli dari kita dan bukan dari kompetitor. 3. Biaya pemasaran akan turun karena Anda tidak harus menggunakan uang lebih banyak untuk menarik konsumen karena telah mengenalnya. Demikian juga konsumen yang puas akan menceritakan ke temannya sehingga akan mengurangi biaya iklan. 4. Anda akan dapat mengisolasi dari kompetensi harga karena konsumen yang loyal tidak gampang terpengaruh oleh discount dari pesaing.

5 5. Akhirnya konsumen yang puas akan senang untuk mencoba produk kita yang lainnya, sehingga membantu kita untuk memperoleh pangsa pasar yang lebih luas. Jumlah café yang semakin meningkat menimbulkan persaingan yang semakin ketat dan kini sudah mengarah pada persaingan non-harga. Setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki kepekaan terhadap setiap perubahan yang terjadi dan menempatkan orientasi kepada kepuasan konsumen sebagai tujuan utama (Kotler dan Keller, 2009:224). Berikut adalah data beberapa café dan coffee shop yang tersebar di daerah Bandar Lampung. Tabel 1.1 Data café dan coffee shop di Bandar Lampung tahun 2013 No. Nama café / coffee shop Lokasi 1 The coffee Jl. Way Sungkai No.9 Pahoman 2 Yozaa café Jl. Pangeran Antasari 3 Café d arte Jl. Singosari No. 21 Enggal 4 Café Babe Jl. Griya Utama Way Halim 5 Sisha Corner 'nd Coffee Jl. Singosari No. 12 Enggal 6 Bangi Kopitiam Jl. Gatot Subroto No. 73 7 Sumomo café Jl. KH. Agus Salim 8 Episode Café Jl. Singosari No. 31 Enggal 9 Social Place Pahoman Bandar Lampung 10 Dawil s Cafe Jl. Kartini Bandar Lampung Sumber: www.detik.com, 2014 Berdasarkan tabel 1.1 diatas kita dapat melihat beberapa cafe yang tersebar di daerah Bandar Lampung. Masing-masing cafe dan coffee shop di atas tidak hanya bersaing melalui produk berupa makanan ataupun minuman yang mereka tawarkan, tetapi juga melalui suasana tempat yang mereka berikan untuk

6 menambah kenyamanan para konsumen. Masing-masing berlomba-lomba untuk menciptakan suasana tempat yang berbeda sesuai dengan tema masing-masing. Café d arte adalah sebuah café yang mengantarkan tema populer. Produk yang ditawarkan mereka disana berupa makanan dan minuman yang tak jauh berbeda dengan cafe dan coffee shop sejenis yang ada di Bandar Lampung. Mulai dari hot drink ataupun soft drink berupa cappucino, lemon tea, dan bearagam aneka juice disediakan disana. Begitu pun dengan berbagai makanan ringan dan berat seperti onion ring, chicken crispy ataupun nasi goreng dengan berbagai varian rasa. Café d arte telah berdiri sejak tahun 2012 dan terletak di Bandar Lampung tepatnya di Jl.Singosari no.21, Enggal, Bandar Lampung. Sejak pertama berdiri Café d arte mengalami pasang surut dalam perjalanannya. Banyak café dan coffee shop yang sejenis bermunculan di wilayah yang sama sempat membuat jumlah konsumen menurun. Di wilayah Bandar Lampung kini terdapat ± 10 café dan coffee shop sejenis. Berikut adalah data penjualan Café d arte pada tahun 2012 dan tahun 2013. Bulan Tabel 1.2 Penjualan Cafe d Arte Tahun 2012-2013 Penjualan Tahun 2012 (Rp) Persentase +/- penjualan dari bulan sebelumnya Penjualan Tahun 2013 (Rp) Persentase +/- penjualan dari bulan sebelumnya Januari 8.720.000-9.740.500 - Februari 10.654.000 22,2% 8.560.800 12,1% Maret 9.760.000 8,4% 10.156.000 18,6% April 9.987.500 2,3% 9.014.000 11,2% Mei 10.276.000 2,9% 7.917.000 12,2% Juni 10.550.000 2,7% 8.775.650 10,8% Juli 10.375.000 1,7% 11.780.500 34,2% sumber : Pengelola Cafe d Arte Tahun 2014

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember 7 Tabel 1.2 Penjualan Cafe d Arte Tahun 2012-2013 (lanjutan) Bulan Penjualan Tahun 2012 (Rp) Persentase +/- penjualan dari bulan sebelumnya Penjualan Tahun 2013 (Rp) Persentase +/- penjualan dari bulan sebelumnya Agustus 9.500.000 8,4% 8.921.000 24,3% September 10.087.000 6,2% 9.843.000 10,3% Oktober 12.578.000 24,7% 14.720.000 49,5% Nopember 11.567.500 8,0% 10.270.000 30,2% Desember 16.890.000 46,0% 18.980.000 84,8% Rata-rata 14.228.750-14.625.000 - sumber : Pengelola Cafe d Arte Tahun 2014 20000000 18000000 16000000 14000000 12000000 10000000 8000000 6000000 4000000 2000000 0 2012 2013 Gambar 1.1 Grafik Penjualan Cafe d Arte Tahun 2012-2013 Tabel dan grafik di atas menunjukkan bahwa penjualan pada tahun 2012 maupun tahun 2013 terjadi fluktuasi penjualan pada tiap bulannya. Kenaikan penjualan secara signifikan terjadi setiap akhir tahun, baik pada tahun 2012 maupun tahun 2013 dikerenakan banyaknya hari libur pada bulan Desember sehingga jumlah pengunjung yang ingin menghabiskan waktu untuk bersantai dan membeli prdoduk di Cafe d Arte meningkat. Rata-rat penjualan pada tahun 2013 pun mengalami penurunan dari tahun 2012. Hal tersebut terjadi mungkin karena semakin banyaknya café dan coffee shop sejenis yang menawarkan suasana

8 tempat yang serupa dengan lokasi yang juga mudah dijangkau, dekat dengan keramaian dan aman. Penjual harus menjual kesan yang baik serta lokasi yang nyaman sebelum menjual barangnya untuk membentuk citra terhadap tokonya. Sesuai dengan pendapat Sutisna (2001:64) bahwa suasana toko juga akan menentukan citra toko itu sendiri. Kotler dan Keller (2009:502) mengatakan identitas sebuah toko dapat dikomunikasikan kepada konsumen melalui dekorasi toko atau secara lebih luas dari suasana tokonya. Meskipun sebuah suasana tempat tidak secara langsung mengkomunikasikan kualitas produk dibandingkan dengan iklan, suasana tempat merupakan komunikasi secara diam-diam yang dapat menunjukkan kelas sosial dari produk-produk yang ada didalamnya. Jika cafe dilengkapi dengan pengaturan ruangan yang nyaman, penyejuk udara, dan artistik penggunaan warna cat dinding yang sejuk, semuanya menunjukkan adanya suasana tempat yang berkelas. Cafe d Arte ini sendiri memiliki suasana tempat yang cukup menarik dengan menggunakan konsep modern, cafe d Arte memberikan berbagai fasilitas yang dapat memanjakan pengunjungnya mulai dari live music, pendingin udara, tempat duduk yang nyaman, free wifi, pelayanan yang ramah, hiasan di dinding yang indah, serta pencahayaan yang baik. Serta masih banyak lagi yang mendukung suasana di dalam Cafe d Arte yang dapat menarik minat para konsumen untuk berkunjung kesana. Cafe d Arte ini sendiri terletak di tempat yang sangat strategis, yaitu bertempat di pusat kota Bandar Lampung. Walaupun di daerah itu sendiri sudah terdapat beberapa café dan coffee shop sejenis, Cafe d Arte mampu bersaing dengan café dan coffee shop sejenis yang bahkan sudah lebih dahulu berdiri sebelum Cafe

9 d Arte. Walaupun lokasi parkirnya sendiri kurang baik dan strategis karena terkadang menimbulkan kemacetan, lokasinya terbilang cukup aman bagi setiap kendaraan pengunjung. Hal tersebut terbukti dari tetap ramainya pengunjung Cafe d Arte yang rata-rata membawa kendaraan menuju ke Cafe d Arte. Dengan demikian suasana tempat dan lokasi yang tepat dapat menjadi sarana komunikasi yang positif, menguntungkan dan memperbesar peluang untuk mempengaruhi loyalitas konsumen yang akan mendorong keputusan untuk datang kembali ke cafe d Arte. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk menganalisis pengaruh suasana tempat dan lokasi terhadap loyalitas konsumen di Cafe d Arte di Bandar Lampung khususnya dengan judul penulisan skripsi: Pengaruh Suasana Tempat dan Lokasi terhadap Loyalitas Konsumen Cafe d Arte di Bandar Lampung. 1.2 Perumusan Masalah Perkembangan penjualan cafe d Arte sejak awal berdiri selalu berfluktuasi pada setiap bulannya. Pada tahun 2013 total penjualan cafe d Arte mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya cafe dan coffee shop sejenis yang memberikan pelayanan dan suasana tempat serupa seperti cafe d Arte dengan lokasi yang mudah dijangkau dan relatif aman. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: apakah suasana tempat dan lokasi berpengaruh terhadap loyalitas konsumen di Cafe d Arte Bandar Lampung?

10 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut: - Untuk mengetahui pengaruh suasana tempat dan lokasi terhadap loyalitas konsumen pada Cafe d Arte di Bandar Lampung. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Bagi Peneliti Sebagai masukan bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut dan sebagai bahan bacaan yang diharapkan akan menambah wawasan pengetahuan bagi yang membacanya terutama mengenai masalah suasana tempat, lokasi dan loyalitas konsumen dan juga penulisan hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi tambahan atau referensi. 2. Bagi Perusahaan Diharapkan dapat lebih meningkatkan kualitas implementasi strategi Suasana Tempat dan lokasi yang mereka miliki untuk dapat mempertahankan konsumen mereka dalam persaingan yang ada,dimana diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memecahkan masalah yaitu masalah praktis dalam perusahaan yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan digunakan.

11 1.5 Kerangka Pemikiran Kondisi suasana tempat baik fisik maupun non fisik serta lokasi yang tepat menimbulkan pengaruh terhadap konsumen dalam menentukan pilihannya untuk datang kembali (Eko Putra, 2010:104). Jika suasana tempat yang diperlihatkan oleh eksterior, general interior, store lay out dan interior display semakin baik dan sesuai dengan harapan konsumen, ditambah juga dengan pemilihan lokasi yang tepat cenderung akan membuat konsumen semakin tertarik, menimbulkan loyalitas dan pada gilirannya akan menimbulkan keputusan mereka untuk datang kembali. Sebaliknya jika lingkungan dan lokasi toko yang kurang baik cenderung mematikan loyalitas mereka untuk berkunjung kembali. SUASANA TEMPAT (X1) Bagian Luar (exterior) (X1.1) Interior Umum (general interior) (X1.2) Tata Letak (store layout) (X1.3) Tampilan Interior (interior display) (X1.4) (Berman dan Evans, 2001) LOYALITAS KONSUMEN (Y) (Elbert dan Griffin, 2009) LOKASI (X2) (Tjiptono, 2007) Gambar 1.2 Kerangka Pikir Pengaruh Suasana Tempat dan Lokasi Terhadap Loyalitas Konsumen Cafe d Arte Bandar Lampung

12 Berman dan Evans (2010:604), mengemukakan bahwa suasana toko terdiri dan 4 elemen sebagai berikut: 1. Bagian luar (Exterior) 2. Interior Umum (general interior) 3. Tata Letak (store layout) 4. Tampilan Interior (interior display) Pengertian lokasi dalam pemasaran menurut Tjiptono (2007:92) adalah osisi dimana dalam trading area tempat pedagang beroperasi dengan pertimbangan yang cermat terhadapa beberapa factor berikut: yang cermat terhadap beberapa faktor berikut : a. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau sarana transportasi umum. b. Visibilitas, misalnya lokasi yang dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan. c. Lalu lintas (traffics), di mana ada dua hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu : 1. Banyaknya orang yang lalu lalang bisa memberikan peluang besar terjadinya impulse buying 2. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa pula menjadi hambatan, misalnya terhadap pelayanan kepolisian, pemadam kebakaran / ambulans d. Tempat parkir yang luas dan aman. e. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha dikemudian hari.

13 f. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung usaha yang ditawarkan. g. Persaingan, yaitu lokasi pesaing. h. Peraturan Pemerintah. Ada tiga kriteria untuk mendefinisikan konsumen setia (loyal) menurut Elbert dan Griffin, yaitu : 1. Keinginan untuk membeli produk dan jasa dari perusahaan tanpa membandingkan produk atau jasa yang ditawarkan oleh pesaing. 2. Merekomendasikan perusahaan, produk dan pelayanan perusahaan dari mulut ke mulut kepada orang lain. 3. Tindakan proaktif untuk memberikan saran produk dan jasa karena perusahaan. 1.6 Hipotesis Menurut Sugiyono (2010:60-61) Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara terhadap rumusan permasalahan penelitian. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa suatu riset tidak dapat dimulai sebelum suatu hipotesis dirumuskan. Hipotesis harus dibuktikan kebenarannya karena masih merupakan dugaan. Adapun hipotesis yang diajukan yaitu: suasana tempat dan lokasi berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen pada Cafe d Arte di Bandar Lampung.