ANALISIS PENGUATAN BIOPOTENSIAL DENGAN REDUKSI INTERFERENSI GANGGUAN

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret - Mei 2015 dan tempat

I. PENDAHULUAN. Jantung merupakan salah satu organ tubuh yang sangat vital, karena jantung

Realisasi Instrumen EKG untuk Pengukuran Sinyal EKG dengan Konfigurasi Elektroda Limb Lead II

Studi Karakteristik Rangkaian Penguat Sinyal Biopotensial Elektrokardiografi

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto

Rancang Bangun Penguat Biopotensial Elektrokardiografi (EKG) Berbasis IC AD620

MODUL 05 FILTER PASIF PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MAKALAH LOW PASS FILTER DAN HIGH PASS FILTER

Desain Alat Instrumentasi Medis Electroenchephalograph (EEG)

Penguat Inverting dan Non Inverting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Penguat Oprasional FE UDINUS

SKRIPSI APLIKASI ADAPTIVE NOISE CANCELLATION FREKUENSI 50 HZ PADA ELECTROCARDIOGRAM

BAB III HARDWARE & SOFTWARE

MODUL - 04 Op Amp ABSTRAK

Tipe op-amp yang digunakan pada tugas akir ini adalah LT-1227 buatan dari Linear Technology dengan konfigurasi pin-nya sebagai berikut:

Perancangan Simulator EKG (Elektronik Kardiogra) Menggunakan Software Proteus 8.0

Telemonitoring Elektrokardiografi Portabel. Portable Electrocardiograph Telemonitoring

Gambar 2.1 Perangkat UniTrain-I dan MCLS-modular yang digunakan dalam Digital Signal Processing (Lucas-Nulle, 2012)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MODUL 09 PENGUAT OPERATIONAL (OPERATIONAL AMPLIFIER) PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

TUJUAN Setelah menyelesaikan perkuliahan ini peserta mampu:

OPERASIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) Oleh : Sri Supatmi

Modul 02: Elektronika Dasar

Lampiran A. Praktikum Current Feedback OP-AMP. Percobaan I Karakteristik Op-Amp CFA(R in,vo max. Slew rate)

APLIKASI PERANGKAT LUNAK ELECTRONICS WORKBENCH PADA ALAT ELEKTRONIK ANALOG

2) Staf Pengajar Jurusan Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Pengukuran Teknik STT Mandala 2014

BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... KATA PENGANTAR... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... ABSTRAK...

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari

SIMULASI FILTER SALLEN KEY DENGAN SOFTWARE PSPICE

Modul VIII Filter Aktif

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate

BAB III METODE PENELITIAN. sistem. Blok diagram sistem dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini.

KARYA TULIS ILMIAH MEMPELAJARI DAN MENGANALISIS KELUARAN PENGUAT INSTRUMENTASI (INSTRUMENTATION AMPLIFIER)

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODUL ECG DAN EMG DALAM SATU UNIT PC Sub Judul : PEMBUATAN RANGKAIAN ECG DAN SOFTWARE ECG PADA PC

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

JOBSHEET 9 BAND PASS FILTER

Dengan Hs = Fungsi alih Vout = tegang keluran Vin = tegangan masukan

OPTIMASI COMMON MODE REJECTION RATIO (CMRR) PADA PENGUAT INSTRUMENTASI

ANALOG SIGNAL PROCESSING USING OPERASIONAL AMPLIFIERS

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE BAND PASS FILTER UNTUK OPTIMASI TRANSFER DAYA PADA SINYAL FREKUENSI RENDAH; STUDI KASUS : SINYAL EEG

Elektronika Lanjut. Penguat Instrumen. Elektronika Lanjut Missa Lamsani Hal 1

PERANCANGAN IC CMOS LOW PASS FILTER SALLEN-KEY ORDE 2 DENGAN MICROWIND

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

Desain dan Realisasi Perangkat Elektrokardiograf Berbasis PC Menggunakan Sound Card

Pengukuran Teknik STT Mandala

MODUL 08 Penguat Operasional (Operational Amplifier)

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM

penulisan ini dengan Perancangan Anti-Aliasing Filter Dengan Menggunakan Metode Perhitungan Butterworth. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Sampling Teori Sampl

BAB IV Pengujian. Gambar 4.1 Skema pengujian perangkat keras

BAB III PERANCANGAN ALAT

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II

OPERATIONAL AMPLIFIERS

Deteksi Sinyal Elektromyogram (EMG) Saat Kontraksi Dan Relaksasi Dengan Personal Komputer

JOBSHEET PRAKTIKUM 8 HIGH PASS FILTER

BAB II ANALOG SIGNAL CONDITIONING

BAB 4. Rangkaian Pengolah Sinyal Analog

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Mempelajari karakteristik statik penguat opersional (Op Amp )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambar Rangkaian EMG Dilengkapi Bluetooth

Instrumentasi Elektrokardiografi dengan Capacitive Contact Electrode pada Kursi

Desain dan Implementasi Elektrokardiogram (EKG) Portable Menggunakan Arduino

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RANCANG BANGUN SISTEM PEREKAMAN SINYAL EMG UNTUK MONITORING PERKEMBANGAN PASIEN PASCA STROKE (BAGIAN I)

Sistem Instrumentasi Sinyal Electrocardiography untuk Analisa Dinamika Jantung

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Sistem Pengaturan Waktu Riil

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan

Operational Amplifier Karakteristik Op-Amp (Bagian ke-satu) oleh : aswan hamonangan

BAB II LANDASAN TEORI

Modul 04: Op-Amp. Penguat Inverting, Non-Inverting, dan Comparator dengan Histeresis. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat

SISTEM TELECARDIAC MONITORING EKSTRAKSI DAN TRANSMISI PARAMETER TEMPORAL SINYAL JANTUNG MELALUI KANAL RADIO

RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT EFEK SURROUND DENGAN IC BUCKET-BRIGADE DEVICE (BBD) MN 3008

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Desain Dan Implementasi Lengan Robot Berbasis Electromyogram Untuk Orang Berkebutuhan Khusus

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISA

Filter Orde Satu & Filter Orde Dua

Definisi Filter. Filter berdasar respon frekuensinya : 1. LPF 2. HPF 3. BPF 4. BRF/BSF

MODUL 06 PENGUAT DAYA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

Simulasi Perancangan Filter Analog dengan Respon Butterworth

JOBSHEET ELEKTRONIKA MEDIK

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

BAB III PERANCANGAN ALAT

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1)

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Perancangan Prototipe Receiver Beacon Black Box Locator Acoustic 37,5 khz Pingers

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

ALAT UNTUK MEMPERAGAKAN IRAMA DENYUT JANTUNG SEBAGAI BUNYI DAN PENGUKUR KECEPATAN DENYUT JANTUNG MELALUI ELEKTRODA PADA TELAPAK TANGAN

Filter Frekuensi. f 50

2.1 ELEKTROKARDIOGRAF (EKG)

BAB I PENDAHULUAN. resistor, kapasitor ataupun op-amp untuk menghasilkan rangkaian filter. Filter analog

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan rangkaian elektronika yang terdiri dari komponen-komponen seperti

OP-01 UNIVERSAL OP AMP

Transkripsi:

ANALISIS PENGUATAN BIOPOTENSIAL DENGAN REDUKSI INTERFERENSI GANGGUAN Oleh: Moh. Imam Afandi * Abstrak Telah dilakukan analisis penguatan biopotensial dengan reduksi interferensi gangguan sinyal pada sistem pengukuran pola detak jantung ElektroKardioGrafi (EKG) pada manusia. Hal yang paling signifikan mengganggu penguatan sinyal adalah adanya sinyal noise dari frekuensi tinggi dan frekuensi jala-jala 50 Hz. Dari hasil analisis perhitungan didapatkan bahwa dibutuhkan penguatan sinyal sebesar 989 kali untuk berada dalam rentang masukan ADC 5 volt dengan rangkaian tapis lolos rendah butterworth orde dengan frekuensi cut-off 10 Hz dan rangkaian tapis takik 50 Hz yang mampu mereduksi sinyal noise frekuensi jala-jala sampai 99%. Kata kunci : Sinyal, frekuensi, biopotensial. Abstract The analysis of biopotensial amplifier with noise interference reduction has been evaluated for self-made human ECG measurements system. The significant matters of the signal conditioning are high frequency noise signal and interference frequency 50 Hz from AC source. The analysis results are the signal amplification needed 989 times in order to involve in 5 volt ADC input with nd stage butterworth low pass filter circuit with cut-off frequency at 10 Hz and notch filter circuit at 50 Hz that reduce interference frequency from AC source until 99%. Keywords : Signal, frequency, biopotensial. 1. PENDAHULUAN Penguatan sinyal merupakan bagian yang penting dalam pengukuran biopotensial. Hal ini disebabkan biopotensial hanya memberikan sinyal yang sangat lemah dengan impedansi yang tinggi. Sinyal biopotensial ini biasanya dalam kisaran beberapa milivolt sehingga dibutuhkan penguatan yang cukup untuk meningkatkan kekuatan amplitudo sinyal dengan tidak mengubah karakteristik sinyal tersebut. Tetapi pada kenyataannya, semakin tinggi penguatan sinyal maka semakin rentan gangguan noise yang ditimbulkan. Hal tersebut dapat disebabkan karakteristik komponen elektronik yang dipakai, sinyal frekuensi jala-jala 50 Hz yang menginterferensi rangkaian, EMF jalur rangkaian, dsb. Selain itu, jika penguatan sinyal tersebut digunakan untuk pengukuran biopotensial yang menggunakan elektrode maka karakteristik elektrode dan gesekan elektrode tersebut juga turut ikut andil dalam menambah gangguan noise sehingga dapat mengubah karakteristik penguatan biopotensial secara signifikan. Dalam tulisan ini akan dibahas penguatan biopotensial yang digunakan untuk keperluan pengukuran pola detak jantung ElektroKardiografi (EKG) pada manusia dengan reduksi efek gangguan interferensi noise frekuensi jala-jala 50 Hz sehingga diharapkan dapat dihasilkan sistem pengukuran biopotensial yang mendekati dengan karakteristik sinyal asli yang terukur.. LANDASAN TEORI Penguatan sinyal yang sangat direkomendasikan untuk penguatan biopotensial adalah dengan menggunakan rangkaian instrumentasi amplifier. Hal ini disebabkan karena biopotensial mempunyai sinyal yang sangat lemah dengan impedansi sumber yang tinggi sehingga dibutuhkan impedansi input yang cukup tinggi yang dapat dipenuhi dengan menggunakan rangkaian instrumentasi amplifier. Selain itu, rangkaian instrumentasi amplifier juga mempunyai Common Mode Rejection Ratio * Peneliti Bidang Instrumentasi, Puslit KIM - LIPI

(CMRR) yang cukup tinggi untuk meminimalkan common noise yang terjadi dari perbedaan penguatan kedua sinyal. Rangkaian instrumentation yang digunakan ini dipilih yang sudah dalam bentuk satu paket IC yaitu AD60 instrumentasi amplifier. AD60 instrumentasi amplifier ini selain harganya yang cukup murah juga mempunyai tingkat akurasi tinggi sampai 40 ppm ketidaklinearan, daya yang rendah sekitar 1.3 ma arus maksimum, impedansi input yang cukup tinggi dan CMRR sampai 100 db. Bentuk paket IC AD60 secara skematik dapat diberikan pada gambar berikut ini : Gambar.1 Paket IC AD60 Instrumentasi Amplifier Paket IC AD60 hanya membutuhkan minimal satu resistor eksternal untuk menset penguatan dari 1 10.000 kali. Penguatan (G) menggunakan minimal satu resistor (Rg) ini dijabarkan sebagai berikut :... (1) Selanjutnya rangkaian tapis lolos rendah yang digunakan adalah tipe butterworth orde seperti yang diberikan pada gambar sebagai berikut : Gambar. Rangkaian Tapis Lolos Rendah Butterworth Orde Dimana perhitungan untuk rangkaian tapis lolos rendah Butterworth orde dapat dijabarkan sebagai berikut : 1 fc = () R a. R a. C a C a 1 1.

R a R4a G = (3) R a Q = 3 + 3 R1a. Ra. C1a. Ca R1a. C1a + Ra. C1a + R1a. Ca.(1 G) Kemudian rangkaian tapis takik menggunakan Twin T seperti yang diberikan pada gambar sebagai berikut : Gambar.3 Rangkaian Tapis Takik Twin T Dimana perhitungan untuk rangkaian tapis takik Twin T dapat dijabarkan sebagai berikut : (4) (5) 3. ANALISIS PERHITUNGAN DATA Penguatan sinyal yang diperlukan untuk biopotensial EKG yang berkisar antara + mv sehingga dipilih penguatan yang mendekati rentang masukan ADC 5 volt. Dengan menentukan referensi pada.5 volt maka dengan pemilihan resistor 50 Ω dengan cara memparalelkan resistor 100 Ω, maka didapatkan penguatan sebesar :

G = 49.4kΩ + 1 = 989 50Ω Dengan penguatan tersebut di atas dan kisaran biopotensial yang diukur maka dapat diketahui maksimum pengukuran yang diterima : Vo = G. Vi = 989.mV = 1. 978V Sehingga keluaran yang diterima oleh ADC sebesar + 1.978 V yang diukur dari titik referensi.5 volt. Selanjutnya perhitungan untuk rangkaian tapis lolos rendah butterworth orde dapat dilakukan dengan menentukan frekuensi cut-off yang diinginkan. Sinyal pola detak jantung mempunyai kisaran 0.1 Hz sampai 100 Hz sehingga dengan menentukan frekuensi cut-off sebesar 10 Hz, maka dapat dihitung : Ca Dengan memilih C 1 a = = 0.1µ F dan R 1 a = R a = R, G=1 (diubah menjadi rangkaian buffer), maka didapatkan fc =. R. C a 6.10 R = = 9383.05Ω.10.0. Untuk memudahkan pemilihan resistor yang ada di pasaran maka dipilih R = 9,1 kω Selanjutnya untuk perhitungan rangkaian tapis takik dapat dilakukan dengan menentukan frekuensi cut-off yang diinginkan dan dalam hal ini ditujukan untuk meminimalkan interferensi noise jala-jala 50 Hz, sehingga dapat dihitung : C3 Dengan memilih C = C1 = C = = 0.1µ F dan R 4 = R 5 = 1 kω 1 f c =. R. C 6 10 R = = 31818.19Ω.50.0.1 Untuk memudahkan pemilihan resistor yang ada di pasaran maka dipilih R = 3 kω dengan cara menyusun secara seri resistor kω dengan resistor 10 kω. Dari analisis perhitungan rangkaian tapis tersebut di atas maka perlu pembuktian secara simulasi hasil perhitungan dengan menggunakan program CircuitMaker yang mempunyai tingkat validasi simulasi rangkaian hingga 90%. Dengan pemilihan tipe OpAmp TL07 JFET amplifier yang memiliki noise rendah maka hasil rangkaian yang disimulasikan adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1. Rangkaian Tapis Lolos Rendah dan Tapis Takik Kemudian hasil rangkaian tersebut disimulasikan respons frekuensi yang terjadi seperti pada gambar berikut ini : Gambar 3. Respons Frekuensi Rangkaian Tapis Hasil respons frekuensi yang terjadi dapat dijelaskan bahwa untuk respons rangkaian tapis lolos rendah didapatkan frekuensi cut-off menjadi 11 Hz pada -3 db dan untuk respons rangkaian tapis takik didapatkan frekuensi cut-off sebesar 49.4 Hz pada -37 db. Pergeseran hasil perhitungan dengan hasil simulasi disebabkan karena nilai yang diberikan pada resistor yang ada di pasaran tidak sama persis dengan hasil perhitungan yang direkomendasikan. Selanjutnya untuk mengujicoba respons waktu rangkaian tapis jika diberikan sinyal interferensi 50 Hz, maka didapatkan hasil respons seperti yang diberikan sebagai berikut : Gambar 3.3 Respons Rangkaian Tapis Terhadap Gangguan Interferensi 50 Hz

Dari hasil respons waktu rangkaian terhadap gangguan interferensi 50 Hz dapat dijelaskan bahwa rangkaian tapis yang sudah didisain mampu meredam gangguan intereferensi 50 Hz sampai 99% sehingga dengan pemberian sinyal gangguan sebesar + V dapat diredam menjadi + 0 mv. 4. KESIMPULAN Dari hasil analisis perhitungan dan simulasi rangkaian maka telah didapatkan bahwa penguatan sinyal yang diberikan sebesar 989 kali untuk berada dalam rentang masukan ADC 5 volt dengan rangkaian tapis lolos rendah butterworth orde dengan frekuensi cut-off 10 Hz dan rangkaian tapis takik 50 Hz yang mampu mereduksi sinyal noise frekuensi jala-jala sampai 99%. DAFTAR PUSTAKA..., 004, AD60 Instrumentation Amplifier, Analog Devices, US. Jim Karki, 00, Active Low Pass Filter Design, Texas Instruments, US. John R. Hampton, 003, The ECG Made Easy, Churchill Livingstone, US. Les Thede, 004, Practical Analog and Digital Filter Design, Artech House, Inc, US. Walter G. Jung, 00, Op-Amp Applications, Analog Devices, US.