BAB I PENDAHULUAN. [Pick the date]

dokumen-dokumen yang mirip
Kantor SAR Propinsi Jawa Tengah

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DEPUTI BIDANG OPERASI SAR BADAN SAR NASIONAL TAHUN 2014 DEPUTI BIDANG OPERASI SAR BADAN SAR NASIONAL

BAB V PENUTUP. yang mengalami kecelakaan di perairan Indonesia koordinasi terhadap

STUDIO TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2007 TENTANG BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2007 TENTANG BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

BAB I PENDAHULUAN I.1. Kondisi Umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Elka Desty Ariandy TGA PONDOK PESANTREN DI YOGYAKARTA

Bab I PENDAHULUAN AUTISM CARE CENTER

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan dan keselamatan kerja masih merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

RUMAH SAKIT ANAK DI SEMARANG

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang Unggul, Inklusif, dan Humanis

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] 1.8. Latar Belakang. ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Existensi proyek

RUMAH RETRET DI YOGYAKARTA

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas

Dukuh Atas Interchange Station BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 01 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN POTENSI SAR BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan

KATA PENGANTAR DEPUTI BIDANG POTENSI SAR SUKARTO MARSEKAL MUDA TNI

BAB I PENDAHULUAN. Bambu merupakan salah satu material lokal Indonesia yang sering. kita jumpai di lingkungan masyarakat. Namun dalam pemanfaatannya

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN FISIK BANGUNAN TPI JUWANA 1.1. LATAR BELAKANG

Asrama Mahasiswa UNDIP Mohammad Iqbal Hilmi L2B09060

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan Prasarana Transportasi di Indonesia

PEMUSATAN LATIHAN TIMNAS SEPAKBOLA INDONESIA DI SLEMAN

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PENUTUPAN LATIHAN SEARCH AND RESCUE (SAR) MALAYSIA-INDONESIA (MALINDO) KE-33 TAHUN 2008

1 A p a r t e m e n S i s i n g a m a n g a r a j a S e m a r a n g

Bab I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 07 TAHUN 2009 TENTANG PENGGANTIAN BIAYA OPERASI SEARCH AND RESCUE (SAR)

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

BAB III METODE PERANCANGAN. Pengembangan Seni Rupa Kontemporer di Kota Malang ini menggunakan

BAB I. PENDAHULUAN. J.I.C (Jogja Islamic Centre) sebagai architecture for urban yang berbasis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

TUGAS AKHIR PERIODE 36 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TERMINAL BUS TIPE A KOTA TEGAL

Halaman Judul... i Abstrak... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... x Daftar Diagram...

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang

GEDUNG PAMERAN SENI RUPA

BAB I PENDAHULUAN. Markas Pusat Pemadam Kebakaran Pemkot Semarang 1

PUSAT KECANTIKAN DI KUDUS

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 30 TAHUN 2001

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan % dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. ibid 3 Profil Universitas Darussalam Gontor, Jawa Timur Dalam Angka 2013, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

AKADEMI SEPAKBOLA INTERNASIONAL LIVERPOOL FC MEDAN 04/24/2014 BAB 1 PENDAHULUAN

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Usia Harapan Hidup Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. Di jaman yang mengangkat emansipasi wanita kini, banyak wanita atau ibuibu

2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

SOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. obyek perancangan yang akan dilakukan, yaitu Sekolah Tinggi Teknik

BAB II PEMAHAMAN PUSAT REHABILITASI NARKOBA DENGAN METODE THERAPEUTIC COMMUNITY

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN I. PENDAHULUAN. 1. Umum

2017, No Perubahan Ketiga atas Organisasi dan Tata Kerja Badan SAR Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 684); 4. Peratur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Universitas Sumatera Utara. Gambar 1.2 Area parkir yang kurang memadai, akibatnya lobby menjadi area parkir. Sumber: (peneliti 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Daya Tampung dan Peminat Kedkteran Gigi

pasien dan pendampingnya. Tidak hanya mewadahi fungsi hunian, Children Cancer Care Service juga mewadahi fungsi oprasional yayasan yang bergerak

BAB 3 METODE PERANCANGAN. metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode

BAB III METODE PERANCANGAN

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 31 TAHUN 2001 TENTANG TATA CARA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SEARCH AND RESCUE (SAR) MENTERI PERHUBUNGAN,

BAB I PENDAHULUAN. Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan dalam menggunakan panca indera, muncul berbagai penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peningkatan permintaan jumlah penumpang Sumber : Cetak Biru Transportasi Udara. Universitas Sumatera Utara

2014, No Menetapkan 2. Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2007 tentang Badan SAR Nasional; 3. Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor PER.KBSN.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BALAI PELATIHAN KERJA DI KLATEN

TERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN [Pick the date]

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar belakang pengadaan proyek SAR yang merupakan akronim dari Search And Rescue, adalah kegiatan dan usaha mencari, menolong,dan menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau dikhawatirkan hilang atau menghadapi bahaya dalam musibah musibah seperti pelayaran, penerbangan, dan bencana. Anggota dari tim SAR sendiri bisa melibatkan banyak pihak baik dari militer, kepolisian, aparat pemerintah, organisasi masyarakat dan lain lainnya. Demikian juga sesuai dengan ketentuan badan internasional IMO ( International Maritime Organization ) dan ICAO ( International Civil Aviation Organization ) setiap negara wajib melaksanakan operasi SAR,sebuah negara yang tidak memiliki organisasi SAR akan disebut sebagai Black Area. Di Indonesia sendiri, instansi yang bertanggung jawab di bidang SAR diemban oleh Badan SAR Nasional atau disingkat BASARNAS. 1 Keberadaan SAR di setiap daerah benar benar sangat penting dan dibutuhkan. Hal ini mengingat wilayah negara Republik Indonesia terdiri dari wilayah perairan dan kepulauan dimana sebagai penghubung antar pulau dalam rangka menunjang pembangunan perekonomian adalah moda transportasi. Kondisi seperti ini berdampak lalu lintas transportasi menjadi sangat ramai, sehingga kemungkinan terjadinya musibah sangat besar terjadi. Selain itu keadaan geografis Indonesia yang juga sangat memungkinkan banyaknya bencana alam dan musibah lainnya terjadi. Perlu disadari bahwa orang yang paling cepat dapat memberikan bantuan pertolongan adalah orang yang paling dekat dengan lokasi korban. Kemampuan bertahan seseorang dalam kondisi survive sangat terbatas dan membutuhkan penanganan segera. Rescuer yang datang dalam waktu singkat 1 Tugas, Fungsi dan Sasaran BASARNAS, BASARNAS The Indonesian Search And Rescue Agency, 2008, terbaca 26 Agustus 2008, ( www.basarnas.go.id. ). ITA. N. W. YUNUS ~ 03 01 11664 I - 1

akan membangun kondisi mental korban sehingga kemampuan bertahan akan semakin tinggi. 2 Mengingat fungsi dan tugas SAR yang sangat berat, maka diperlukan pelatihan pelatihan khusus yang dapat meningkatkan kemampuan personil dari tim SAR itu sendiri. Akhir akhir ini pendidikan dan pelatihan SAR telah banyak dilakukan khususnya organisasi organisasi dan instansi instansi terkait misalnya dari pihak militer, organisasi organisasi kepecinta alaman ataupun dari BASARNAS sendiri yang telah melakukan pendidikan, pelatihan, penyuluhan kepada masyarakat serta pembinaan SDM potensi SAR. Hal itu dilakukan juga untuk menyiapkan tenaga SAR yang handal dan profesional. Namun sejauh ini di Indonesia belum dijumpai sekolah khusus yang dapat mendidik dan melatih masyarakat untuk dapat melakukan operasi SAR atau bahkan tergabung dalam tim SAR. 1.1.2. Latar belakang permasalahan Dalam berpakaian manusia selalu mengambil keputusan pakaian apa yang pantas untuk dirinya. Mereka akan memilih pakaian yang nyaman untuk dirinya, pakaian yang sesuai dengan kegiatan apa yang sedang dilakukan dan juga pakaian yang sesuai dengan kepribadiannya. Sebagian besar manusia akan menunjukkan keberadaan dirinya atau ingin menunjukkan siapa dirinya dengan apa yang mereka pakai. Begitu juga sebaliknya, setiap orang akan menilai orang lain pertama kali dari dia berpakaian. Orang lain akan tahu apakah dia orang kaya, orang miskin, feminine, tomboy, orang yang senang akan kebersihan dan sebagainya. Pada dasarnya pakaian mencerminkan kepribadian si pemakai. Seperti halnya pakaian, bangunan sebagai karya arsitektur yang juga merupakan kulit ketiga manusia setidaknya memiliki kegunaan yang sama. Bangunan harus memberikan rasa yang aman dan nyaman bagi penggunanya, harus mewadahi kegiatan apa yang akan berlangsung di dalamnya dan yang lebih penting lagi bangunan harus bisa mencerminkan karakter dari penggunanya atau setidaknya memberikan gambaran tentang kegiatan apa yang terjadi di dalamnya. 2 Sejarah Terbentuknya BASARNAS, BASARNAS The Indonesian Search And Rescue Agency, 2008, terbaca 26 Agustus 2008, ( www.basarnas.go.id. ). ITA. N. W. YUNUS ~ 03 01 11664 I - 2

Dalam hal ini perlunya suatu komunikasi yang tersirat dari suatu bentuk arsitektur yang memungkinkan terjadinya suatu hubungan batiniah antara masyarakat pengguna bangunan dengan makna dari karya arsitektur tersebut. Apakah manusia akan merasa senang atau merasa takut pada massa bangunan itu, adalah tergantung akan representasi yang disajikan oleh karya arsitektur itu. Sehingga secara intuisi komunikasi yang berlangsung dapat mengonotasikan makna yang khusus, seperti misalnya dalam bangunan rumah sakit, makna kesembuhan yang dikonotasikan dengan ruang ruang perawatan yang bersih higienis, sistem organisai ruang yang tertata sesuai dengan hierarki aktivitas atau misalnya interpretasi intelektual yang terungkap dari bentuk bentuk bangunan pendidikan yang terkesan dinamis sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang dinamis pula. 3 Sekolah sebagai tempat pelatihan anggota Search And Rescue harus mampu melambangkan kegiatan pengguna yang diwadahinya. Dengan memperhatikan sosoknya, pengguna atau pengamat secara umun akan mencerap karakter apa yang harus dimiliki atau dimiliki oleh para penggunan bangunan. Melihat dari fungsi dan peranannya, anggota tim SAR harus memiliki sikap yang pemberani, rela berkorban untuk orang lain, pantang menyerah dan selalu memiliki semangat yang tinggi dalam melakukan suatu hal. Mereka juga harus peduli terhadap sesama dan lingkungannya tanpa memandang perbedaan, mengembangkan sikap welas asih, lemah lembut dan kasih sayang dalam menjalani kehidupan ini. Sikap sikap seperti itu perlu ada dan dikembangkan dalam setiap pribadi anggota tim SAR. Seperti halnya BASARNAS yang saat ini sedang berusaha mengembangkan organisasinya sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagai upaya menyelenggarakan pelaksanaan SAR yang efektif, efisien, cepat, handal, dan aman. 4 3 Siregar, Laksmi.G. 2008. Makna Arsitektur : Suatu refleksi filosofis. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia Jakarta, p.111-112. 4 Sejarah Terbentuknya BASARNAS, BASARNAS The Indonesian Search And Rescue Agency, 2008, terbaca 26 Agustus 2008, ( www.basarnas.go.id. ). ITA. N. W. YUNUS ~ 03 01 11664 I - 3

1.2. Rumusan Permasalahan Bagaimana tatanan dan kualitas ruang pada Sekolah Pelatihan Search And Rescue di Yogyakarta yang dapat mengekspresikan karakter humanis, energik dan heroik sesuai dengan karakter siswa dan visi institusi? 1.3. Tujuan dan Sasaran 1.3.1. Tujuan Adapun tujuan dibuatnya bangunan Sekolah Pelatihan Search And Rescue di Yogyakarta ini adalah menghasilkan sebuah desain perancangan bangunan fisik yang tidak hanya bisa mewadahi kegiatan pendidikan tetapi juga dapat mengekspresikan karakter humanis, enegik dan heroik sesuai dengan karakter siswa dan visi institusi melalui pengolahan tatanan dan kualitas ruangnya. 1.3.2. Sasaran Ada kesesuaian antara wujud bangunan dengan fungsi atau kegiatan yang diwadahi serta karakter para penggunanya. Mampu mendesain suatu rancangan yang dapat berkomunikasi baik dengan pengguna itu sendiri ataupun dengan masyarakat luas ( pengamat pada umumnya ). 1.4. Lingkup Studi 1.4.1. Materi studi Elemen elemen arsitektur yang akan dibahas meliputi ruang luar dan ruang dalam. Bagian-bagian ruang luar dan ruang dalam pada obyek studi yang akan diolah sebagai penekanan studi adalah suprasegmen arsitektur yang mencakup tatanan ruang luar, sirkulasi, unsur pembentuk ruang, bentuk massa, tatanan ruang dalam, proporsi dan skala, building furniture serta material dan warna. ITA. N. W. YUNUS ~ 03 01 11664 I - 4

1.4.2. Pendekatan studi Penyelesaian penekanan studi akan dilakukan dengan pendekatan pada karakter para pelaku yang terlibat dalam kegiatan Search And Rescue serta visi institusi. 1.5. Metode Studi 1.5.1. Pola prosedural Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penulisan meliputi. Survei lokasi a. pengamatan terhadap lokasi ( karakteristik fisik kawasan/lokasi ) b. pengumpulan data sekunder dari pihak pihak terkait c. studi lapangan/ observasi pada bangunan lain yang sejenis Studi literatur Mencari teori teori dasar penyelesaian permasalahan yang didapat dari hasil survei lapangan maupun acuan tertulis yang menjadi peraturan dan petunjuk pelaksanan liannya. Metode studi pembahasan yang digunakan adalah metode komparatif deduktif. Uraian analisis permasalahan berdasarkan pada data data yang didapat melalui pengamatan lapangan, studi banding atau penggunaan data data internasional yang berhubungan dan berdasarkan teori teori dasar pengolahan bentuk dan estetika untuk mendapatkan kesimpulan yang digunakan sebagai acuan dalam mencari alternatif penyelesaian permasalahan. ITA. N. W. YUNUS ~ 03 01 11664 I - 5

1.5.2. Tata langkah Latar belakang pengadaaan proyek sekolah pelatihan search and rescue Latar belakang permasalahan Merancang proyek sekolah pelatihan search and rescue melalui penekanan desain pada pendekatan studi perilaku lingkungan Teori dan dasar dasar psikologi lingkungan serta studi perilaku - lingkungan Teori dan pengetahuan tentang SAR Menemukan kata kata kunci yang akan dikembangkan menjadi konsep desain Telaah ke dalam bahasa arsitektur melalui proses analisis Memadukan hasil analisis Tata ruang dalam, tata ruang luar dll Kaitan dengan site/lokasi Program ruang, hubungan ruang dan besaran ruang Wujud rancangan sekolah pelatihan search and rescue Gambar 1.1. Diagram Pola Pikir ( Sumber : Penulis, 2008 ) ITA. N. W. YUNUS ~ 03 01 11664 I - 6

1.6. Sistematika Pembahasan BAB I : PENDAHULUAN Mencakup latar belakang pengadaan proyek, latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan dan sasaran penelitian, lingkup studi, metode studi, tata langkah penelitian, serta sistematika pembahasan. BAB II : TINJAUAN UMUM SEARCH AND RESCUE Berisi pengetahuan umum yang memuat tentang definisi Search And Rescue, sejarah, tugas dan fungsinya serta kegiatan kegiatan yang terdapat di dalamnya. BAB III : SEKOLAH PELATIHAN SEARCH AND RESCUE DI YOGYAKARTA Memuat tentang pengertian sekolah pelatiahan Search And Rescue di Yokyakarta, tugas dan fungsinya serta kegiatan kegiatan yang terdapat di dalamnya. BAB IV : EKSPRESI DALAM ARSITEKTUR dan ELEMEN PEMBENTUK ARSITEKTURAL Mencakup pengetahuan umum tentang ekspresi arsitektur dan kaitannya dengan bentuk, fungsi dan ruang serta komunikasi dalam arsitektur. Mencakup teori teori yang berisikan tentang bentuk, ruang, tatanan dan element element arsitektural yang nantinya akan dipergunakan dalam konsep perencanaan dan perancangan bangunan. BAB V : PENGOLAHAN TATANAN dan KUALITAS RUANG SESUAI DENGAN KARAKTER SISWA dan VISI INSTITUSI. Berisi tentang analisis pemasalahan yaitu tentang analisis karakter siswa dan visi institusi serta penerapannya pada bangunan, analisis fungsional berupa para pelaku, kegiatan, ITA. N. W. YUNUS ~ 03 01 11664 I - 7

BAB VI program dan besaran ruang, analisis site, analisis struktur dan konstruksi serta analisis mengenai utilitas. : KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN SEKOLAH PELATIHAN SEARCH AND RESCUE di YOGYAKARTA Berisi tentang konsep tata ruang luar dan tata ruang dalam bangunan, konsep bentuk arsitektural bangunan, serta konsep struktur dan utilitas. ITA. N. W. YUNUS ~ 03 01 11664 I - 8