BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI. Oleh: HENI SUSILOWATI K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

SKRIPSI. Oleh : YENNYFARIDHA K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ilmu pengetahuan dan tuntutan dalam pemenuhan kesehatan. Maka diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman sambiloto (Andrographis paniculata Nees) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik pada zaman dahulu maupun masa sekarang. Penggunaan obat-obat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki beberapa keuntungan antara lain: 1) ketepatan dosis, 2) mudah cara

A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Starch 10% PVP 5% Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5%

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. adalah obat yang menentang kerja histamin pada H-1 reseptor histamin sehingga

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGISI MANITOL-LAKTOSA SKRIPSI

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI ASAM SITRAT-ASAM MALAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EFFERVESCENT YANG MENGANDUNG Fe, Zn, DAN VITAMIN C SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pada jaman dahulu maupun sekarang. Penggunaan obat tradisional oleh

PEMBUATAN TABLET HISAP EKSTRAK ETANOLIK DAUN SAGA

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan dan Alat

IFNA ANGGAR KUSUMA K

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic.

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. Gambar 1. Tanaman dan Buah nangka (Artocarpus heterophylus)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi

FORMULASI TABLET EKSTRAK HERBA TAPAK DARA (Catharantus roseus (L) G. Don) DENGAN BAHAN PENGIKAT GELATIN DAN GOM ARAB PADA BERBAGAI KONSENTRASI SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria [ Berg ] Roscoe) DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGISI SORBITOL-LAKTOSA SKRIPSI

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SUKROSA-LAKTOSA-ASPARTAM

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia),

FORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101

Uji Mutu Fisik Tablet Ekstrak Daun Jambu Monyet (Anacardium occidentale L.) dengan Bahan Pengikat PVP (Polivinilpirolidon) secara Granulasi Basah

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat ini, banyak orang telah kembali pada pengobatan tradisional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma Zedoaria (Berg) Roscoe) DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGISI MANITOL-LAKTOSA SKRIPSI

PENGARUH PENAMBAHAN AVICEL PH 101 TERHADAP SIFAT FISIS TABLET EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum. L) SECARA GRANULASI BASAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit kurang kalori protein (KKP) dan defisiensi vitamin A serta anemia

FORMULASI TABLET EFFERVESCENT EKSTRAK AKAR PASAK BUMI (Eurycoma longifolia) DENGAN POLIVINILPIROLIDON (PVP) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT SKRIPSI

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN AMILUM MANIHOT SEBAGAI BAHAN PENGIKAT SKRIPSI

bahan tambahan yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang baik sehingga dapat dicetak langsung. Pada pembuatan tablet diperlukan bahan

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN PENGHANCUR AMPROTAB TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EKSTRAK DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.) SECARA GRANULASI BASAH SKRIPSI

POTENSI EKSTRAK KERING SIRIH MANADO:MIYANA SEBAGAI BAHAN BAKU TABLET HERBAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Khasiatnya diketahui dari penuturan orang-orang tua atau dari pengalaman (Anonim, 2009). Salah satu tanaman yang telah terbukti berkhasiat sebagai

Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn : e-issn :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OPTIMASI FORMULA SEDIAAN TABLET TEOFILIN DENGAN STARCH 1500 SEBAGAI BAHAN PENGHANCUR DAN CMC

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan Tablet Effervescent Tepung Lidah Buaya. Tablet dibuat dalam lima formula, seperti terlihat pada Tabel 1,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Desain formulasi tablet. R/ zat Aktif Zat tambahan (eksipien)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK BIJI JINTEN HITAM (Nigella sativa L.) SEBAGAI ANTI INFLAMASI DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGISI MANITOL-LAKTOSA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang banyak diproduksi dan disukai

FORMULASI TABLET PARASETAMOL MENGGUNAKAN TEPUNG BONGGOL PISANG KEPOK (Musa paradisiaca cv. Kepok) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

DIAN INDAH PERMATASARI K

Beberapa hal yang menentukan mutu tablet adalah kekerasan tablet dan waktu hancur tablet. Tablet yang diinginkan adalah tablet yang tidak rapuh dan

kurang menyenangkan, meskipun begitu masyarakat percaya bahwa tanaman tersebut sangat berkhasiat dalam menyembuhkan penyakit; selain itu tanaman ini

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh dermatofit, yaitu sekelompok infeksi jamur superfisial yang

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK BIJI JINTEN HITAM (Nigella sativa.l) SEBAGAI ANTI INFLAMASI DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGISI XILITOL-LAKTOSA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. besi atau anemia gizi besi. Anemia defisiensi besi ini jauh lebih lazim terjadi di

Tablet Khusus. (dibuat dalam rangka memenuhi Tugas mata Kuliah TFSP)

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

BAB I PENDAHULUAN. Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya

efek samping terhadap saluran cerna lebih ringan dibandingkan antiinflamasi lainnya. Dosis ibuprofen sebagai anti-inflamasi mg sehari.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I TABLET ZETAMOL

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau lebih dengan atau zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat

METODE GRANULASI BASAH DALAM PEMBUATAN TABLET KOMPRESI

10); Pengayak granul ukuran 12 dan 14 mesh; Almari pengenng; Stopwatch;

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

struktur yang hidrofobik dimana pelepasannya melalui beberapa tahapan sehingga dapat mempengaruhi kecepatan dan tingkat absorpsi (Bushra et al,

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK BENALU TEH (Scurulla atropurpurea [BL] Dans.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI BAHAN PENGISI SORBITOL-LAKTOSA SKRIPSI

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini di Indonesia, pemanfaatan tanaman obat sebagai obat tradisional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI TABLET PERCOBAAN 2 EVALUASI GRANUL

Penetapan Kadar Sari

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI ASAM SITRAT-ASAM TARTRAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EFFERVESCENT YANG MENGANDUNG Fe, Zn DAN VITAMIN C SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh orang dewasa maupun anak-anak. Loratadin merupakan salah satu jenis

penyempitan pembuluh darah, rematik, hipertensi, jantung koroner, dan batu ginjal (Henry, 2001; Martindale, 2005). Asam urat dihasilkan dari pecahnya

FORMULASI SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DENGAN PATI BUAH SUKUN (Artocarpus communis) SEBAGAI PENGISI

FORMULASI TABLET PARACETAMOL SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM UBI JALAR (Ipomea batatas Lamk.) SEBAGAI PENGHANCUR

BAB II. STUDI PUSTAKA...4

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN PULVIS GUMMI ARABICI (PGA) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

TABLET/OT 2015 Sediaan tablet adalah Sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau serkuler, kedua permukaanya rata

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

kurang dari 135 mg. Juga tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya lebih dari180 mg dan kurang dari 120 mg.

EKSTRAK TANAMAN CEPLUKAN

PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG PREGELATINASI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET VITAMIN E

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung daging lidah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Famili : Malvaceae Genus : Hibiscus Species : Hibiscus sabdariffa L (Hidayat, 2007: 5)

(apigenin, apiin, isoquercitrin), furanocoumarins (apigravin, apiumetin, apiumoside, bergapten, selerin, selereosid, isoimperatorin, isopimpinellin,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dulu. Bagian tanaman yang digunakan adalah daunnya, kandungan daun sirih

Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel. Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obat tradisional telah banyak dikenal dan digunakan oleh masyarakat baik pada zaman dahulu maupun masa sekarang. Penggunaan obat tradisional ini dimaksudkan untuk menjaga kesehatan, mempertahankan stamina dan mengobati penyakit. Selain murah dan mudah didapat, obat tradisional yang berasal dari tumbuhan dianggap memiliki efek samping yang jauh lebih rendah tingkat bahayanya dibandingkan dengan obat-obat sintesis atau kimia (Soedibyo, 1998). Salah satu tanaman yang digunakan untuk pengobatan tradisional adalah seledri (Apium graveolens L.) (Rukmana, 1995). Kandungan zat aktif dalam tanaman seledri terbukti bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah bagi penderita hipertensi dengan cara menurunkan curah jantung dan resistensi pembuluh darah perifer, apigenin akan menurunkan tekanan darah penderita hipertensi, dengan mekanisme kerja seperti beta bloker serta manitol dan apiin bermanfaat sebagai diuretik (Riansyah, 2010). Pada umumnya masyarakat menggunakan seledri dengan cara mengambil air rebusannya. Cara penggunaan ini dirasa kurang praktis, hal ini memerlukan inovasi baru untuk meningkatkan kenyamanan dan kemudahan dalam penggunaannya, yaitu dengan dibuat sediaan tablet. Tablet merupakan salah satu alternatif bentuk sediaan farmasi yang paling banyak diminati oleh perusahaan farmasi maupun oleh pemakai sediaan farmasi. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah (Banker & Anderson, 1986). Dewasa ini diperkirakan paling tidak 40% dari seluruh obat diracik dalam bentuk tablet (Voigt, 1984). Salah satu bahan tambahan yang penting dalam pembuatan tablet adalah bahan pengikat. Bahan pengikat yang dimaksudkan untuk memberikan kekompakan dan daya tahan tablet, sehingga bahan pengikat menjamin penyatuan beberapa partikel serbuk dalam sebuah butir granul (Ansel dkk., 2005). 1

2 Bahan pengikat memegang peranan penting dalam pembuatan tablet terhadap sifat fisiknya. Pada umumnya, semakin tinggi konsentrasi bahan pengikat, akan menaikkan kekerasan, dan menurunkan kerapuhan (Parrot, 1971). Salah satu bahan pengikat dalam pembuatan tablet antara lain Karboksimetilselulosa natrium (CMC Na). CMC Na termasuk kelompok bahan pengikat polimer, berfungsi memberi daya adhesi pada massa serbuk, serta menambah daya kohesi yang telah ada pada bahan pengisi. Berdasarkan uraian tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan CMC-Na sebagai bahan pengikat ekstak etanolik seledri dengan metode granulasi basah, sehingga diperoleh tablet yang memenuhi syarat. B. Perumusan Masalah Bagaimana pengaruh penggunaan CMC-Na sebagai bahan pengikat terhadap sifat fisik tablet ekstrak etanolik seledri yang dibuat dengan metode granulasi basah? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi bahan pengikat CMC-Na terhadap sifat fisik tablet esktrak etanolik seledri yang dibuat dengan metode granulasi basah. D. Tinjauan Pustaka 1. Tanaman Seledri (Apium graveolens L.) a. Klasifikasi Tanaman Seledri Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Anak kelas : Rosidae Bangsa : Apiales Suku : Apiaceae Marga : Apium Jenis : Apium graveolens L. (Cronquist, 1981)

3 b. Penamaan Celery (Inggris), Celeri (Perancis), Seleri (Italia), Selinon, Parsley (Jerman), Saladri, Seleri, dan Sederi (Jawa) (Hariana, 2006). c. Morfologi Tanaman Seledri merupakan herba tegak, tinggi sekitar 50 cm dengan bau aromatik yang khas, batang persegi, beralur, beruas, tidak berambut, bercabang banyak, berwarna hijau pucat. Daun majemuk menyirip ganjil dengan anak daun 3-7 helai. Anak daun bertangkai yang panjangnya 1-2,7 cm, petualangan menyirip, berwarna hijau keputih-putihan. Bunga majemuk berbentuk payung, 8-12 buah, kecil-kecil, berwarna putih mekar secara bertahap. Buahnya buah kotak, berbentuk kerucut, panjang 1-1,5 mm, dan berwarna hijau kekuningan (Dalimartha, 2003). d. Kandungan kimia Herba seledri mengandung flavonoid, saponin, tannin 1%, minyak atsiri 0,033%; flavor-glukosida (apiin), apigenin, kolin, lipase, asparagines, zat pahit, dan vitamin (A,B, dan C). Setiap 100 g herba seledri mengandung air sebanyak 93 ml; protein 0,9 g; lemak 0,1 g; karbohidrat 4 g; serat 0,9 g; kalsium 50 mg; besi 1 mg; fosfor 40 mg; yodium 150 mg; kalium 400 mg; magnesium 85 mg; vitamin A 130 IU; vitamin C 15 mg; riboflavin 0,05 mg; tiamin 0,03 mg; dan nikotinamid 0,4 mg (Dalimartha, 2003). e. Khasiat Secara empiris bagian pucuk tanaman seledri yang berwarna hijau berkhasiat sebagai antidiabetes (Winarto, 2003), antirematik, karminatif (peluruh kentut), penghenti pendarahan (hemostatis), peluruh haid, diuretik, dan penurun tekanan darah (hipotensif) (Hariana, 2006). 2. Ekstrak a. Pengertian Ekstrak Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstrasi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang

4 diperoleh diperlukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Depkes RI, 1995). b. Metode Pembuatan Ekstrak Dengan Maserasi Metode pembuatan ekstrak yang dipakai dalam penelitian ini adalah maserasi. Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung zat yang mudah mengembang dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, stirak, dan lainlain. Cairan penyari yang digunakan dapat berupa air, etanol, air-etanol, atau pelarut lain. Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana dan mudah diusahakan. Penyarian dengan cara maserasi perlu dilakukan pengadukan untuk meratakan konsentrasi larutan di luar butir serbuk simplisia, sehingga dengan pengadukkan tersebut tetap terjaga derajat perbedaan konsentrasi yang sekecilkecilnya antara larutan di dalam sel dengan larutan di luar sel. Hasil penyarian dengan cara maserasi perlu dibiarkan selama waktu tertentu untuk mengendapkan zat-zat yang tidak diperlukan tetapi ikut terlarut dalam cairan penyari seperti malam dan lain-lain (Depkes RI, 1986). c. Cairan Penyari Penyarian adalah kegiatan penarikan zat yang dapat larut bahan dan dapat larut dengan pelarut cair. Cairan penyari yang baik harus memenuhi kriteria, yaitu murah dan mudah diperoleh, stabil secara fisika kimia, bereaksi netral, tidak mudah menguap, dan tidak mudah terbakar, selektif yaitu hanya menarik zat berkhasiat yang dikehendaki, tidak mempengaruhi zat berkhasiat. Penyarian pada perusahaan obat tradisional masih terbatas pada penggunaan cairan penyari air, etanol, atau etanol air (Depkes RI, 1986). 3. Tablet a. Pengertian Tablet Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Tablet dapat dibuat dalam berbagai ukuran, bentuk, dan penandaan permukaan tergantung pada desain cetakan (Depkes RI, 1995).

5 b. Bahan Tambahan Pembuatan Tablet Bahan tambahan yang digunakan : 1). Bahan Pengisi (Diluent) Bahan pengisi ditambahkan dalam formula tablet untuk memperbesar volume tablet, sehingga memungkinkan pencetakan dan peracikan jumlah obat yang sangat sedikit dan dengan bahan pengisi ini maka akan menjamin tablet memiliki ukuran atau massa yang dibutuhkan (0,1-0,8 g) (Voigt, 1984). Bahan pengisi yang biasa digunakan dalam pembuatan tablet antara lain : laktosa, dekstrosa, manitol, sorbitol, sukrosa atau gula dan derivat-derivatnya, selulosa mikrokristal (Avicel) (Banker & Anderson, 1986). 2). Bahan Pengikat (Binder) Salah satu fungsi penting eksipien dalam formulasi tablet adalah membentuk aglomerat dari bahan aktif, pengisi, dan eksipien lain. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan eksipien yang mempunyai sifat mengikat karena forsa kohesi dan adhesi (Agoes, 2008). Bahan pengikat ditambahkan dalam bentuk kering atau cairan selama granulasi basah untuk membentuk granul atau menaikkan kekompakan bagi tablet yang dicetak langsung (Banker & Anderson, 1986). Penggunaan bahan pengikat yang terlalu banyak atau berlebihan akan menghasilkan massa yang terlalu basah dan granul yang terlalu keras, sehingga tablet yang dihasilkan mempunyai waktu hancur yang lama. Sebaliknya, kekurangan bahan pengikat akan menghasilkan daya rekat yang lemah, sehingga tablet akan rapuh dan terjadi capping. Bahan pengikat yang khas antara lain: gula, gom arab, tragakan, dan gelatin (Voigt, 1984). 3). Bahan Pelicin (Lubricant) Bahan pelicin ini bertujuan untuk memicu aliran serbuk atau granul dengan jalan mengurangi gesekan diantara partikel-partikel. Beberapa bahan pelicin yang sering digunakan dalam pembuatan tablet antara lain : talk, magnesium stearat, asam stearat, garam-garam asam stearat, dan kalsium (Banker & Anderson, 1986).

6 4). Bahan penghancur (disintegrant) Bahan penghancur ditambahkan untuk memudahkan pecahnya atau hancurnya tablet ketika kontak dengan cairan medium disolusi (pencernaan). Bahan penghancur akan menarik air dalam tablet, mengembang dan menyebabkan tablet pecah menjadi bagian-bagian kecil, sehingga memungkinkan larutnya obat dari tablet dan tercapainya bioavailibilitas yang diharapkan (Banker & Anderson, 1994). c. Metode Pembuatan Tablet Secara Granulasi Basah Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah granulasi basah. Metode granulasi basah merupakan salah satu metode yang paling sering digunakan dalam memproduksi tablet kompresi. Metode granulasi basah tidak memerlukan air kristal asam sitrat akan tetapi digunakan air yang telah ditambahkan ke dalam bahan pelarut yang digunakan sebagai unsur pelembab untuk membuat adonan bahan yang lunak dalam pembuatan granul. Langkahlangkah yang diperlukan dalam pembuatan tablet dengan metode granulasi basah ini dapat dibagi sebagai berikut, yaitu menimbang dan mencampur bahan-bahan yang diperlukan dalam formulasi, pembuatan granulasi basah, pengayakan adonan lembab menjadi pelet atau granul, kemudian dilakukan pengeringan, pengayakan kering, pencampuran bahan pelincin, dan pembuatan tablet dengan kompresi (Ansel dkk., 2005). d. Pemeriksaan Granul Granul adalah gumpalan dari partikel-partikel yang kecil. Umumnya granul dibuat dengan cara melembabkan serbuk atau campuran serbuk yang digiling dan melewatkan adonan yang sudah lembab pada celah ayakan dengan ukuran lubang ayakan yang sesuai dengan granul yang diinginkan. Pemeriksaan kualitas granul sangat bermanfaat, karena sifat-sifat granul tidak hanya mempengaruhi peristiwa pentabletan saja, tetapi juga kualitas tabletnya sendiri. Pemeriksaan kualitas granul meliputi : 1). Waktu alir Waktu alir adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah granul untuk mengalir dalam suatu alat. Sifat ini dapat dipakai untuk menilai efektifitas bahan pelicin,

7 dimana adanya bahan pelicin dapat memperbaiki sifat alir suatu granul (Voigt, 1984). Mudah tidaknya aliran granul dapat dipengaruhi oleh bentuk granul, bobot jenis, keadaan permukaan dan kelembapannya. Kecepatan alir granul sangat penting karena berpengaruh pada keseragaman pengisian ruang kompresi dan keseragaman bobot tablet (Sheth dkk., 1980). 2). Sudut diam Sudut maksimum yang dibentuk permukaan serbuk dengan permukaan horizontal pada waktu berputar dinamakan sebagai sudut diam. Bila sudut diam lebih kecil atau sama dengan 30 biasanya menunjukkan bahwa bahan dapat mengalir bebas, bila sudutnya lebih besar atau sama dengan 40 o biasanya daya mengalirnya kurang baik (Banker & Anderson, 1986). Sudut tuang α dihasilkan dari: h Tan α = r h = tinggi kerucut serbuk (rata-rata dari beberapa pengukuran) r = jari-jari bidang dasar kerucut (Banker & Anderson, 1986). 3). Pengetapan Pengetapan menunjukkan penerapan volume sejumlah granul atau serbuk akibat hentakkan (tapped) dan getaran (vibrating). Nilai indeks pengetapan dapat dihitung dengan rumus: Vo - Vt Indeks pengetapan = x100% Vo Keterangan : Vo = perubahan volume sebelum pengetapan Vt = volume setelah pengetapan setelah konstan (Voigt, 1984) e. Pemeriksaan Kualitas Tablet 1). Keseragaman Bobot Tablet Untuk tablet yang tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan sebagai berikut : timbang 20 tablet, dihitung bobot rata-rata

8 tiap tablet, jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A dan tidak satupun tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B. Keseragaman bobot tablet ditentukan berdasarkan banyaknya penyimpangan bobot tiap tablet terhadap bobot rata-rata dari semua tablet sesuai syarat yang ditentukan dalam Farmakope Indonesia Edisi III (Depkes RI, 1979) Tabel 1. Penyimpangan bobot untuk tablet tidak bersalut terhadap bobot rata-ratanya menurut Farmakope Indonesia Edisi III Bobot rata-rata 25 mg atau kurang 26 mg s/d 150 mg 151 mg s/d 300 mg Lebih dari 300 mg (Depkes RI, 1979). Penyimpangan bobot rata-rata dalam % A B 15 % 30 % 10 % 20 % 7,5 % 15 % 5 % 10 % 2). Kekerasan Umumnya semakin besar tekanan semakin keras tablet yang dihasilkan, walaupun sifat dari granul juga menenukan kekerasan tablet. Kekerasan tablet yang baik adalah 4-8 kg (Parrott, 1971). Alat yang digunakan diantaranya Monsanto tester, Pfizer tester, dan Strong cobb hardness tester (Voigt, 1984). 3). Kerapuhan Kerapuhan tablet menunjukkan ketahanan tablet terhadap pengikisan permukaan dan goncangan. Pengujian kerapuhan tablet dilakukan dengan alat friability tester. Batas kerapuhan tablet yang masih diterima adalah kurang dari 1,0%. Kerapuhan di atas 1,0% menunjukkan tablet yang rapuh dan dianggap kurang baik (Banker & Anderson, 1986).

9 4). Waktu Hancur Kecuali dinyatakan lain, waktu yang diperlukan untuk menghancurkan kelima tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet bersalut gula dan bersalut selaput (Depkes RI, 1979). f. Monografi Bahan Aktif Dan Tambahan Tablet 1). Ekstrak Seledri Ekstrak kental herba seledri adalah ekstrak yang dibuat dari herba tumbuhan Apium graveolens L., suku Apiaceae, mengandung apiin tidak kurang dari 1,40% dan minyak atsiri tidak kurang dari 0,10%. Rendemen tidak kurang dari 10,54% dan kadar air tidak lebih dari 9,30%. Ekstrak seledri mempunyai bentuk yang kental, warna hijau tua, mempunyai bau dan rasa yang khas (Depkes RI, 2004). 2). Natrium Karboksimetilsellulosa (CMC-Na) Karboksimetilaselulosa sodium adalah garam sodium polikarboksimetil eter dari selulosa. Larutan 5-15% dapat digunakan untuk proses granulasi, granul yang dihasilkan lebih lunak, tetapi memiliki kompresibilitas yang baik. CMC-Na sebagai bahan pengikat menghasilkan tablet dengan tingkat kekerasan sedang. CMC-Na merupakan bahan yang sangat higroskopik, dapat menyerap sejumlah besar air relatif tinggi (> 50%) pada kelembaban. Oleh karena itu, tablet yang menggunakan CMC-Na sebagai pengikat memiliki kecenderungan untuk mengeras pada penyimpanan. CMC-Na tidak kompatibel dengan larutan asam kuat, garam logam, seng dan aluminium (Hamed dkk., 2005). Sebagai bahan pengikat sediaan tablet digunakan konsentrasi 1,0 6,0% (Rowe Dkk., 2003). 3). Laktosa Laktosa adalah gula yang diperoleh dari susu, bentuk anhidrat atau mengandung satu molekul air hidrat. Laktosa merupakan serbuk atau masa hablur, keras, putih atau putih krem, tidak berbau dan rasa sedikit manis, stabil di udara, tetapi mudah menyerap bau. Laktosa mudah (dan pelan-pelan) larut dalam air dan lebih mudah larut dalam air mendidih, sangat sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform dan dalam eter (Depkes RI, 1995).

10 4). Talk Talk adalah magnesium hidrat alam, kadang-kadang mengandung sedikit aluminium silikat. Pemerian dari talk merupakan serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada kulit, bebas dari butiran, warna putih atau putih kelabu. Talk tidak larut dalam hampir semua pelarut (Depkes RI, 1979). 5). Asam stearat Merupakan campuran antara asam organik padat yang diperoleh dari lemak, sebagian besar terdiri dari asam oktadekanoat dan asam heksadekanoat. Merupakan zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur. Berwarna putih atau kuning pucat. Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol (95%) P, dalam 2 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P (Depkes RI, 1995). 6). Explotab Explotab disebut juga sebagai natrium pati glikolat, digunakan sebagai pengganti karboksimetil. Explotab dapat mengabsorpsi air dengan cepat dan menyebabkan pembengkakan dari tablet tetapi tidak memecah tablet. Explotab bersifat netral dan tidak menyebabkan pecahnya granul, serta tidak reaktif (Sheth dkk., 1980). Explotab digunakan dengan konsentrasi rendah yaitu pada konsentrasi 1-8% dilaporkan 4% merupakan konsentrasi yang optimum (Banker & Anderson, 1986). E. Landasan Teori Kandungan zat aktif dalam tanaman seledri terbukti bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah bagi penderita hipertensi dengan cara menurunkan curah jantung dan resistensi pembuluh darah perifer, apigenin akan menurunkan tekanan darah penderita hipertensi, dengan mekanisme kerja seperti beta bloker serta manitol dan apiin bermanfaat sebagai diuretik (Riansyah, 2010). Sediaan obat supaya lebih mudah dalam pemakaiannya dan juga lebih stabil dalam penyimpanannya, maka ekstrak tanaman ini dibuat dalam bentuk sediaan tablet. Granulasi dengan menggunakan CMC-Na sebagai bahan pengikat menghasilkan granul yang lunak, tetapi memiliki kompresibilitas yang baik.

11 CMC-Na sebagai bahan pengikat menghasilkan tablet dengan tingkat kekerasan sedang. CMC-Na merupakan bahan yang sangat higroskopik, dapat menyerap sejumlah besar air relatif tinggi (>50%) pada kelembaban. Oleh karena itu, tablet yang menggunakan CMC-Na sebagai pengikat memiliki kecenderungan untuk mengeras pada penyimpanan. CMC-Na tidak kompatibel dengan larutan asam kuat, garam logam, seng dan aluminium (Hamed dkk., 2005). Penggunaan bahan pengikat CMC-Na diharapkan menghasilkan tablet dengan kualitas sifat fisik yang baik. F. Hipotesis Penambahan variasi konsentrasi CMC-Na sebagai bahan pengikat dapat berpengaruh terhadap sifat fisik tablet ekstrak seledri (Apium graveolens L.) ditinjau dari karakteristik sifat fisik tablet, semakin tinggi konsentrasi CMC-Na maka kekerasan tablet akan semakin tinggi, waktu hancur semakin lama, dan kerapuhannya menurun.

BAB II METODE PENELITIAN A. Kategori Penelitian dan Variabel Penelitian 1) Kategori penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental. 2) Variabel penelitian a. Variabel bebas : Konsentrasi CMC-Na. b. Variabel tergantung : Sifat alir granul (waktu alir, sudut diam, dan pengetapan), sifat fisik tablet (keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur). c. Variabel terkendali : Suhu pengeringan, lama pengeringan, tekanan kompresi, dan metode granulasi basah B. Alat dan Bahan 1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah serangkaian alat untuk maserasi, rotary evaporator (IKA), pengayak mesh 16 dan 20, alat-alat glass (Pyrex), mortir dan stamper, inkubator (Memmert), friability tester (Erweka), timbangan listrik tipe L.S. EDT (Ohauss), mesin pencetak tablet single punch (Korsch type EK0), hardness tester (Vanguard Pharmaceutical Machinery Inc., YD 1), dan oven (Binder). 2. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah seledri (Apium graveolens L.) yang diambil dari daerah Tawangmangu Kabupaten Karanganyar, CMC-Na, asam stearat, talk, explotab, laktosa, dan etanol 50%. 12