BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan suatu informasi dari pembicara sebagai pemberi informasi ke

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki kaidah-kaidah ataupun aturan masing-masing yang

BAB I PENDAHULUAN. Kosakata, yang dalam bahasa Jepang dikenal dengan istilah goi

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

PENDAHULUAN. dari pada makhluk lain dimuka bumi ini. Bahasa memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam aspek kehidupan manusia (Sutedi, 2003:2). Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam. kehidupan manusia. Bahasa terus berkembang sesuai dengan perkembangan

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menguasai suatu bahasa asing dengan baik, salah satu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. oleh manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. dapat berinteraksi di berbagai bidang kehidupan, manusia menggunakan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mirharatulisa Dyah Amoendria, 2013

Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas-tugas tersebut. Tetapi kalau memahami masalah-masalah

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan makna kepada seseorang, baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. maupun tulisan. Oleh karena itu, memahami kosakata adalah hal yang terpenting

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu kelebihan manusia dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk menyampaikan suatu informasi dari pembicara sebagai pemberi

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa di dunia yang memiliki ciri dan

dengan perubahan yang mengikuti perkembangan sosial budaya masyarakat dipakai manusia untuk membentuk pikiran, perasaan, keinginan-kenginan dan

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan berinteraksi dengan manusia lainnya. Dengan bahasa, manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 2. Landasan Teori

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pratamawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB I PENDAHULUAN. 話すということは人と人の間で意思を伝えるあう いわゆるコミュニケーションであり その形には 1 人たい 1 人 1 人対多数 多数対 1 人などがある (Ogawa, 1984, hlm. 636)

BAB I PENDAHULUAN. tentang makna. Makna, sebagai penghubung satu bahasa dengan bahasa lain di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Semantik mempelajari hubungan antara tanda-tanda atau lambang-lambang yang

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa yang ada di dunia ini pasti memiliki perbedaan tersendiri jika dibandingkan

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Seseorang yang menyampaikan suatu maksud tertentu sering dilakukan. ketersinggungan seseorang dengan adanya ujaran tertentu. Sama halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Materi utama dalam pengajaran bahasa Jepang ada tiga macam, yaitu

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang seperti layaknya bahasa lain pada umumnya, memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa itu beragam, artinya meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, fikiran, maksud serta tujuan kepada

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi modal dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan sosial di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

Bab 2. Landasan Teori. dapat diartikan begitu saja. Inoue (1989 : 70) menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam makna. Bagi linguistik- ilmu yang khusus mempelajari

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

Bab 2. Landasan Teori. dari definisi langsung dan penyusunan bagian-bagiannya, melainkan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Baik dalam hal pelafalan, intonasi, kosakata, pola kalimat, maupun tata

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang sulit untuk dipelajari.

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasanya. Salah satunya bahasa Jepang, Dewasa ini semakin

Bab 1. Pendahuluan. tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penguasaan terhadap bahasa asing sangat dibutuhkan. Bukan hanya

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

Fitria Sanimah Rahmawati*Sri Wahyu Widiati**Merri Silvia Basri*** Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari dan menguasai bahasa dan setiap elemen-elemen dalam bahasa, seperti. keinginan kepada orang lain (Dedi Sutedi 2011: 2).

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri (KBBI, 2001: 85). Sehingga dapat dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang

BAB 1 PENDAHULUAN. kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak. memiliki makna baru dan dapat disela dengan unsur lain.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, maupun semantik (Tarigan dan

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2015 ANALISIS MAKNA ASPEKTUAL HOJODOUSHI TE IKU DAN TE KURU

2015 ANALISIS MAKNA VERBA TORU SEBAGAI POLISEMI (KAJIAN SEMANTIK)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi, dibutuhkan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memiliki peranan yang sangat penting untuk menyampaikan suatu informasi dari pembicara sebagai pemberi informasi ke pendengar yang merupakan penerima informasi. Agar proses komunikasi dapat berjalan dengan lancar, perlu ada persamaan persepsi dalam benak pembicara dan pendengar mengenai bahasa yang digunakan. Kosakata yang dalam bahasa Jepang dikenal dengan istilah goi merupakan salah satu unsur karakteristik dari sebuah bahasa, oleh karena itu pemahaman kosakata sangatlah penting untuk menunjang pembelajaran sebuah bahasa. Terdapat beragam hal yang dapat menimbulkan hambatan dalam berkomunikasi, Salah satu diantaranya adalah keberadaan sinonim. Sinonim berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Maka secara harafiah kata sinonimi berarti nama lain untuk benda atau hal yang sama. Sinonim yang menurut Zgusta(1971: 89) merupakan kata-kata yang memiliki bentuk yang berbeda tetapi artinya hampir sama atau tidak mutlak. Sinonim itu sendiri merupakan salah satu objek kajian semantik dimana objeknya antara lain mencakup makna kata ( go ni imi ), relasi makna (go no imi kankei) antar satu kata dengan kata yang lainnya, makna frase dalam suatu idiom (ku no imi) dan makna kalimat (bun no imi) ( Sutedi,2004:103). Dua buah kata atau lebih yang memiliki salah satu imitokuchou ( semantic feature) yang sama, bisa dikatakan sebagai kata yang bersinonim (Sutedi,2004: 103). Akan tetapi walaupun beberapa kata yang kita telaah memiliki makna yang hampir sama, itu hanya terjadi

pada konteks-konteks tertentu saja. Sebab prinsip umum semantik menyatakan bahwa apabila bentuknya berbeda maka makna pun akan berbeda walaupun perbedaannya hanya sedikit. Secara semantik verhaar ( 1983: 132) mendefenisikan bahwa sinonim adalah ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan. Chomsky dalam chaer (1994:385) menyatakan bahwa semantik sangat penting dalam study linguistik karena tata bahasa dan makna kalimat sangat ditentukan oleh komponen semantik. Setiap bahasa memilik kaidah-kaidah ataupun aturan masing-masing yang baik dan benar. Artinya dalam pemakaian bahasa itu harus sesuai dengan situasi pemakaiannya dan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Seperti kata yang memiliki arti yang sama. Untuk menghindari masalah dalam berbahasa, seseorang perlu mempelajari tata bahasa yang baik dan benar, terutama saat kita hendak berbicara dengan orang yang tidak sebahasa dengan kita, atau saat hendak menterjemahkan bahasa asing. Hal ini sangat penting untuk menjalin suatu komunikasi yang baik dan terjemahan yang benar, khususnya dalam bahasa Jepang. Bahasa Jepang memiliki jumlah sinonim yang sangat banyak dan sulit dicari padanan katanya dalam bahasa Indonesia. Hal ini mengakibatkan pembelajar bahasa Jepang sering sekali merasa kesulitan dan melakukan kesalahan dalam menggunakan kosakata yang bersinonim. Dari hasil pengamatan penulis, beberapa pembelajar bahasa mengakui bahwa mereka mengetahui kata-kata yang bersinonim namun kurang memahami perbedaan makna dan fungsi masing-masing kata sehingga dalam penggunaannya sering sekali hanya berdasarkan pada kata yang sedang diingat saja. Sinonim dalam bahasa Jepang sering ditemui terutama dalam bentuk verba. Misalnya, kaeru ( 帰る ) dan modoru ( 戻る ); omou ( 思う ) dan kangaeru ( 考える ); amaru ( 余る ) dan nokoru ( 残る ); benkyousuru ( 勉強する ),narau ( 習う ) dan manabu ( 学ぶ ). Tapi dalam

pemakaiannya pada sebuah kalimat, kosakata tersebut tidak dapat sepenuhnya bisa saling menggantikan dikarenakan dua atau tiga buah kata yang bersinonim maknanya tidak akan persis sama ( Chaer, 1994:298 ). Salah satu contoh kasus seperti dalam verba benkyousuru ( 勉強する )dan narau ( 習う )dan manabu( 学ぶ ) yang ketiganya dalam bahasa Indonesia dapat dipadankan artinya dengan belajar. Dalam penelitian ini penulis memilih verba Afureru ( 溢れる ) koboreru ( 零れる ) sebagai tema dalam penelitian ini. Dibawah ini adalah contoh kalimat dari kedua verba tersebut: 1. こっぷにあふれるほどビールをつぐ (Gaikokujin no tame no Kihong Yourei Jiten) Koppu ni afureru hodo biiru o tsugu. Menuangkan air ke gelas sampai akan tumpah. 2. ビールがこぼれないように 注意してコップについで下さい (Gaikokujin no tame no Kihong Yourei Jiten) Biiru ga koborenai youni, chuishite koppu ni tsuide kudasai. Agar bir tidak tumpah, tolong berhati-hati menuangkannya. Kedua verba afureru dan koboreru yang ada dalam kalimat diatas berpadanan dengan kata tumpah, penuh atau meluap. Namun pada kalimat diatas kedua kata afureru dan koboreru tidak bisa saling menggantikan karena dapat mengubah makna dari kalimat tersebut. Alasan lain dipilihnya verba tersebut yaitu: - Sering digunakan dalam percakapan bahasa jepang sehari-hari; - Sering muncul dalam buku-buku bahasa jepang; - Sulit dipahami oleh pembelajar bahasa Jepang, sehingga sering terjadi kesalahan.

Dengan melihat uraian diatas penulis merasa tertarik untuk membahas pemakaian kata afureru dan koboreru yang bersinonim dalam dalam skripsi ini. Maka akhirnya penulis menulis skripsi yang berjudul "Analisis Makna Verba Afureru dan Koboreru (Ditinjau dari Segi Semantik)". 1.2 Perumusan Masalah Setiap bahasa tertentu memiliki kaidah-kaidah tersendiri, misalnya bahasa Inggris, bahasa Jepang, bahasa Malaysia, bahasa Prancis dan bahasa lainnya masing-masing memiliki tata bahasanya sendiri. Begitu juga dengan bahasa Jepang yang memiliki kaidah tersendiri dalam penggunaanya terutama dalam verba yang bersinonim. Munculnya perbedaan makna yang diinterprestasikan dan akhirnya menimbulkan kesalahpahaman antar individu yang berkomunikasi atau terjemahan yang tidak sesuai dengan bahasa Jepang, yang mengakibatkan adanya kesalahan dalam mengartikan kata tersebut dalam kalimat bahasa Jepang. Banyak kata dalam bahasa Jepang yang bersinonim (dougigo).seperti verba afureru dan koboreru. Penulis tertarik dan penasaran mengenai persamaan dan perbedaan verba afureru dan koboreru karena verba afureru dan koboreru bisa saling menggantikan namun tidak untuk semua kalimat. Sebagai contoh: 1. 沢山零れる ( Kamus Goro Taniguchi) Takusan koboreru. Banyak tumpah. 2. 沢山あふれる ( Kamus Goro Taniguchi) Takusan afureru. Banyak tumpah. 3. ほほえみが零れる (http://mingongpeng.com/thread-3610-1-1.html)

Hohoemiga koboreru. Penuh Senyuman. 4. 悲しい知らせに彼女めには涙があふれてきた (Nihongo gakushu Tsukaiwake Jiten) Kanashii shiraseni kanojo meniwa namidaga afuretekita. Mata perempuan itu meneteskan air mata karena berita sedih. Verba koboreru dan afureru yang berarti penuh, tumpah atau meluap yang ada pada kalimat (1), (2) diatas, dalam pemakaiannya memiliki makna dan nuansa yang sama, tetapi pada kalimat (3), (4) verba afureru dan koboreru tidak bisa saling menggantikan walaupun kedua verba tersebut dapat digunakan untuk mengungkapan ekspresi, emosi, atau perasaan karena dapat mengubah nuansa dan makna dari kalimat tersebut. Dalam bentuk pertanyaan permasalahan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Apa persamaan verba afureru dan koboreru dari segi makna? 2. Apa perbedaan verba afureru dan koboreru dari segi makna? 3. Apakah fungsi verba afureru dan koboreru dapat saling menggantikan dalam kalimat atau tidak? 1.3 Ruang Lingkup Pembahasan Dalam penulis skripsi ini penulis membatasi ruang lingkup pembahasannya mengenai penggunaan kata yang bersinonim seperti afureru dan koboreru. Pembahasannya lebih difokuskan kepada analisis perbedaan nuansa dan makna dari kedua kata yang bersinonim diatas. Dan juga tidak menutup kemungkinan melihat persamaan-persamaan pemakaian kedua kata tersebut.

Sebelum Bab pembahasan, Penulis menjelaskan juga tentang pengertian verba, jenisjenis verba, fungsi verba, pengertian verba afureru dan koboreru jenis-jenis makna dalam semantik, sinonim dan permasalahanya serta pemilihan bahasa. 1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori a. Tinjauan Pustaka Menurut Abdul Chaer (1994:1) menyatakan bahwa linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang mengkaji tentang bahasa sebagai objek kajian. Untuk itu penulis menggunakan konsep atau defenisi yang berkaitan dengan linguistik, terutama dalam bidang semantik atau makna. Bahasa terdiri dari kosakata-kosakata yang membentuk kalimat. Dalam setiap kosakata mengandung makna. Salah satu jenis kosakata adalah sinonim. Sinonim menurut Zgusta (1971:89) merupakan kata-kata yang memiliki bentuk berbeda tetapi arti yang hampir sama. Dalam bahasa Jepang juga terdapat sinonim. Menurut Akimoto (2004) dalam bukunya yang berjudul Yoku Wakaru Goi bahwa sinonim terbagi atas 3 jenis yaitu: 1. Housetsu kankei (suatu arti kata termasuk kedalam arti lain) 2. Sisateki Tokuchoo (sepadan dalam arti namun memiliki perbedaan) 3. Dougigo ( Arti dan makna yang sama atau sepadan) Dalam penelitian ini penulis akan menjelaskan tentang verba afureru dan koboreru yang memiliki makna yang hampir sama namun tidak bisa saling menggantikan pada setiap kalimat karena akan merubah makna dan nuansa pada kalimat. Afureru adalah sesuatu yang

diisi pada tempatnya dan sebagian isinya keluar dan dapat digunakan juga untuk mengungkapkan perasaan atau emosi yang berlebihan. Koboreru berarti sebahagian atau seluruh isi dari sesuatu mengalir keluar atau tumpah. Afureru mengindikasikan bahwa sesuatu dalam suatu tempat keluar karena tidak ada cukup tempat. Sedangkan pada koboreru goncangan,jatuh atau lubang pada wadah bisa menjadi sebab terjadinya keluar isi dari wadah tersebut. Koboreru juga digunakan untuk ekspresi fisik dari sebuah emosi atau perasaan seperti tertawa atau menangis yang tidak sengaja terlihat. Akan tetapi, koboreru tidak digunakan untuk mendeskripsikan suasana dari suatu tempat atau keadaan emosi yang tidak terlihat oleh mata seperti senang, kesedihan atau percaya diri (Masayoshi,1994:44). Hal ini berkaitan dengan tataran linguistik yaitu bidang semantik. Semantik adalah salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang makna.objek kajian semantik antara lain makna kata, relasi, makna antar suku kata dengan kata lainnya, makna frase dalam sebuah idiom, dan makna kalimat. b. Kerangka Teori Sesuai dengan pembahasan skripsi ini, teori atau pendekatan yang digunakan untuk menganalisis makna verba afureru dan koboreru adalah pendekatan linguistik dalam kajian semantik. Linguistik adalah ilmu yang mempelajari tentang bahasa. Ilmu linguistik itu tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja, melainkan mengkaji seluk-beluk bahasa pada umumnya. Sebagai ilmu linguistik beberapa bidang kajian yang menyangkut struktur-struktur dasar tertentu salah satunya yaitu bidang kajian makna (semantik). Kata semantik dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani yaitu sema (kata benda) yang berarti tanda dan lambang. Kata kerjanya adalah semaino yang berarti menandai atau melambangkan. Menurut Koizumi semantik ( imiron) adalah mengungkapkan makna dari sebuah kata. Sedangkan menurut Sutedi (2003:103) semantik adalah salah satu cabang linguistik

(genggogaku) yang mengkaji tentang makna. Kata semantik kemudian disepakati sebagai istilah yang digunakan untyuk bidang linguistik yang mempelajari hubungan makna atau arti dalam bahasa. Oleh karena itu, kata semantik dapat diartikan ilmu tentang makna atau arti (Ferdinand De Saussure dalam Chaer, 1992:2). Selanjutnya menurut Parera (1990:16) secara umum teori makna dibedakan atas: 1. Teori Refrensial atau Korespondensi 2. Teori Kontekstual 3. Teori Mentalisme 4. Teori Formalitas Dari beberapa makna yang termasuk dalam kajian semantik salah satu makna yang sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas adalah Teori Kontekstual.Teori makna Kontekstual adalah sebuah makna leksem atau kata kata yang berbeda dalam suatu konteks, termasuk juga dapat berkenaan dengan situasinya (Abdul Chaer, 1994:2001). Sesuai dengan Teori Kontekstual penulis juga menggunakan pemilihan bahasa yang disesuaikan dengan kaidah yang sudah ditetapkan oleh pemakai bahasa pertama atau bahasa ibu. Seperti yang diutarakan oleh Robert Lado (1957) dalam buku Pengajaran Analisis Kontrasitif yang ditulis oleh G. Tarigan: "Unsur-unsur yang sama didalam bahasa ibu dengan bahasa asing yang sedang dipelajari sangat menunjang pengajaran untuk bahasa yang sedang dipelajari; sebaliknya unsur-unsur yang berbeda menyebabkan timbulnya kesulitan belajar". Berdasarkan teori makna diatas, maka penulis akan menginterpretasikan makna verba afureru dan koboreru sesuai dengan konteks kalimatnya 1.5 Tujuan dan Manfaat penelitian a. Tujuan

1. Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang pemakaian verba afureru dan koboreru yang bermakna tumpah, penuh atau meluap. 2. Untuk menjelaskan persamaan dan perbedaan verba afureru dan koboreru. 3. Untuk mengetahui sejauh mana batasan fungsi afureru dan koboreru dalam kalimat. b. Manfaat Manfaat dari penelitian ini antara lain : 1. Dapat di jadikan sebagai bahan tambahan pengetahuan tentang linguistik bahasa Jepang, khususnya mengenai persamaan kata. 2. Untuk menambah wawasan pembaca dalam mempelajari bahasa Jepang yang menggunakan verba yang bersinonim, khususnya verba Afureru dan Koboreru. 1.6 Metode Penelitian Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode peneltian adalah cara mencari kebenaran dengan asas-asas gejala alam, masyarakat atau kemanusiaan, berdasarkan disiplin ilmu yang bersangkutan. Penelitian deskriptif (deskriftive research) adalah penelitian yang bertujuan untuk memberikan ( menjabarkan) suatu keadaan atau fenomena yang ada secara apa adanya. ( Sutedi :18). Menurut Suprapto (2003) penelitian adalah suatu kegiatan mengkaji (study) secara teliti dan teratur dalam suatu bidang ilmu menurut kaidah tertentu. Kaidah yang dianut ialah kaidah metode. Metode adalah suatu kerangka kerja untuk melakukan tindakan,atau suatu kerangka berfikir menyusun gagasan, yang beraturan, terarah dan terkonteks, yang relevan dengan maksud tujuan. Secara ringkas, metode ialah suatu sistem untuk melakukan suatu tindakan. (http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/metodologi-penelitian/).

Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan (liberary research) yaitu dengan mengumpulkan data dan membaca refrensi yang berkaitan dengan topik permasalahan yang dipilih penulis. Serta merangkainya menjadi sebuah informasi yang mendukung penyusunan skripsi ini. Adapun teknik analisis data yang digunakan penulis antara lain: 1. Pengumpulan Data Mencakup pengumpulan contoh-contoh kalimat yang digunakan dalam tulisan ilmiah maupun data yang akurat dari internet (jitsurei). Selain itu, contoh-contoh kalimat lainnya yang merupakan hasil pemikiran penulis sendiri ( sakurei). 2. Analisis Data Mencakup pengajian setiap contoh kalimat mengenai kondisi atau situasi yang muncul dalam kalimat tersebut, pengelompokan contoh-contoh kalimat berdasarkan hasil yang diperoleh pada tahap sebelumnya, mencari persamaan dan perbedaan yang terjadi berdasarkan pengelompokan yang telah dilakukan, menganalisis data dengan melihat konteks dimana ungkapan-ungkapan tersebut dapat atau tidaknya digunakan, maupun dapat tidaknya saling menggantikan dalam kalimat. 3. Memberi Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka akan diperoleh kesimpulan berdasarkan atas penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP VERBA BAHASA JEPANG, PENGERTIAN DAN PEMAKAIAN VERBA AFURERU DAN KOBORERU 2.1 Pengertian Verba