Pengaruh Economic Cooperation Framework Agreement (ECFA) terhadap Isu One China antara Cina dan Taiwan

dokumen-dokumen yang mirip
sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rubi Setiawan, 2013

BAB V KESIMPULAN. masyarakat internasional yaitu isu ekonomi perdagangan. Seiring dengan

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. Cina mulai mengajukan diri untuk menjadi anggota WTO sejak Juli 1986

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

untuk memastikan agar liberalisasi tetap menjamin kesejahteraan sektor swasta. Hasil dari interaksi tersebut adalah rekomendasi sektor swasta yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. juga berarti bahwa kekayaan terkonsentrasi di bagian atas masyarakat (indonesiainvestments,

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

BAB V KESIMPULAN. para pemimpin yang mampu membawa China hingga masa dimana sektor

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara merupakan suatu kawasan di Asia yang memiliki sekitar

BAB IV KESIMPULAN. mempengaruhi sikap kedua negara terhadap negara-negara lain yang tidak terlibat.

Fundamental forex adalah metode analisa yang menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian -

mereka. Seperti telah diketahui misalnya KPI telah melakukan kerjasama sebelumnya dengan pihak Jepang dan Vietnam dalam downstream business di Vietnam

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

91 menganut prinsip penyeleasaian sengketa dilakukan dengan jalan damai maka ASEAN berusaha untuk tidak menggunakan langkah yang represif atau dengan

BAB 5 KESIMPULAN. Dampak krisis..., Adjie Aditya Purwaka, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah organisasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjaga keamanan nasional sekaligus memenuhi kepentingan nasional.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI). DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. II, di era 1950-an ialah Perdana Menteri Yoshida Shigeru. Ia dikenal karena

BAB V. Kesimpulan. Seperti negara-negara lain, Republik Turki juga telah menjalin kerja sama

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DIALOG KOREA UTARA-KOREA SELATAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEAMANAN KAWASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pendekatan monodisipliner sejarah, peristiwa netralnya

2 dunia. Kerjasama yang terjalin diantara negara-negara menjadikan status antar negara adalah partner bukan musuh sehingga keinginan untuk saling bers

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia

MUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat merupakan negara adikuasa yang memiliki pengaruh

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan

KONFLIK & MANAJEMEN KONFLIK DI ASIA TENGGARA PASKA PERANG DINGIN DALAM PERSPEKTIF KEAMANAN TRADISIONAL DEWI TRIWAHYUNI

menjadi katalisator berbagai agenda ekonomi Cina dengan negara kawasan Indocina yang semuanya masuk dalam agenda kerja sama Cina-ASEAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB V KESIMPULAN. baru dengan adanya terobosan Kebijakan Pembangunan Pangkalan Militer

2 masing-masing negara masih berhak untuk menentukan sendiri hambatan bagi negara non anggota. 1 Sebagai negara dalam kawasan Asia Tenggara tentunya p

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Sistem Produksi adalah suatu gabungan dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

UAS ASIA TIMUR OKKY LARAS SAKTI

BAB IV KESIMPULAN. Perkembangan pada konstalasi politik internasional pasca-perang Dingin

melakukan Revolusi Kuba dan berhasil menjatuhkan rezim diktator Fulgencio merubah orientasi Politik Luar Negeri Kuba lebih terfokus pada isu-isu high

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SINGKATAN DAN ISTILAH...

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. timur China yang beribu kotakan di Taipei. Secara resmi memang banyak negara belum

KERJASAMA INTERNASIONAL.

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

BAB V KESIMPULAN. Tulisan ini telah menunjukkan analisis terhadap alasan-alasan di balik peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama. India merupakan negara non-komunis pertama yang mengakui

BAB I PENDAHULUAN. untuk waktu yang lama. Hubungan ini kita bisa lihat pada tahun Pada tahun

: Institute Of Southeast Asian Studies

1.1 Latar Belakang. BAB I : Pendahuluan

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

BAB I PENDAHULUAN. realitas bisa berbeda-beda, tergantung bagaimana konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. diperhitungkan baik dalam skala regional maupun global (Ganewati

BAB I PENDAHULUAN. < diakses 16 Juni 2016.

BAB I PENDAHULUAN. Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi

KONFLIK CHILE-ARGENTINA PADA KASUS BEAGLE CHANNEL

dalam merespon serangkaian tindakan provokatif Korea Selatan dalam bentuk latihan gabungan dalam skala besar yang dilakukan secara rutin, dan

BAB V KESIMPULAN. internasional, sebagai aktor dalam hubungan internasional, dalam hal pembentukan

Pada periode keempat ini Joint Parliamentary Commission berubah menjadi Mercosur Parliament yang secara resmi meminta delegasi dari tiap parlemen di n

SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA

Keterangan Pers Presiden RI Terkait Surat Balasan PM. Australia, 26 Nov 2013, di Kantor Presiden Selasa, 26 November 2013

BAB VI. KESIMPULAN. integrasi ekonomi ASEAN menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: perdagangan di kawasan ASEAN dan negara anggotanya.

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian suatu negara di berbagai belahan dunia, termasuk negara

PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN: SEBUAH KAJIAN ATAS DAMPAK PENERAPAN EKOLABEL

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh di dunia. Bursa saham New York (New York Stock Exchange)

Pertama-tama, perkenanlah saya menyampaikan permohonan maaf dari Menteri Luar Negeri yang berhalangan hadir pada pertemuan ini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan luar negeri merupakan salah satu aspek penting dalam

PENGARUH PEMBERLAKUAN AREA PERDAGANGAN BEBAS ASEAN DI INDONESIA

ASIA PACIFIC PARLIAMENTARY FORUM (APPF)

peradaban Bangsa Timur yang berkembang dengan pesat. Tiongkok. Ketiga Negara ini sangat berperan penting pada pertumbuhan ekonomi

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Indonesia-Maroko; Peluang Peningkatan Hubungan Bilateral melalui Kerjasama Ekonomi (533/M)

BAB I PENDAHULUAN. Sahara Afrika untuk lebih berpartisipasi dalam pasar global. 1 Dalam beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasi. Investor dapat dengan mudah memperoleh informasi pasar modal dan UKDW

PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

Transkripsi:

Pengaruh Economic Cooperation Framework Agreement (ECFA) terhadap Isu One China antara Cina dan Taiwan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Cina dan Taiwan adalah dua kawasan yang memiliki latar belakang historis yang menarik untuk dibahas. Keduanya berada di dalam satu rumpun yang sama tetapi mereka terpisah secara teritorial dan diplomatis. Hal ini disebabkan oleh adanya Perang Sipil (1945 1949) yang membuat Taiwan memisahkan diri dari Mainland Cina. Perang Sipil ini mengawali sebuah pola hubungan yang baru bagi Cina dan Taiwan baik secara politis maupun hubungan ekonomi. Taiwan sendiri merupakan sebuah pulau bagian dari wilayah Cina yang dulunya disebut dengan Pulau Formosa. Setelah berakhirnya Perang Sipil, Taiwan menjadi tempat pelarian orang-orang berideologi nasionalis di bawah arahan Partai Kuomintang, dan Mainland Cina juga memasuki periode pemerintahan yang state-centered di bawah kepemimpinan Mao Zedong. Perpisahan Taiwan dengan Cina membuat dunia memertanyakan status Taiwan baik di mata Cina maupun di mata internasional. Hingga akhirnya muncullah terminologi seperti One China yang menjustifikasi hanya adanya satu Cina yang legal dan statusnya diakui oleh dunia. Pengakuan sebagai the real mainland oleh dunia internasional ini secara otomatis diperebutkan oleh Cina dan Taiwan karena akan memberikan negara-negara ini akses untuk turut terlibat dalam aktivitas setingkat internasional. Cina secara statusquo mendapatkan status itu secara penuh karena kemenangannya dalam Perang Sipil melawan Taiwan. Tahun-tahun awal Taiwan berdiri merupakan tahun-tahun yang cukup sulit karena Taiwan harus menjadi negara yang mandiri dan tidak bergantung pada Cina. Pukulan yang cukup keras diterima oleh Taiwan ketika pada tahun 1979, Amerika Serikat secara lisan mengakui Cina sebagai wilayah mainland yang sah. Pernyataan ini diperkuat dengan dipindahkannya kantor perwakilan diplomatik Amerika Serikat dari Taiwan 1

ke Beijing. 1 Secara de jure, Taiwan belum diakui oleh dunia internasional dan tidak boleh terlibat dalam organisasi internasional, tetapi dari tahun ke tahun menunjukan Taiwan menjalin hubungan dagang atau hubungan ekonomi yang cukup intensif dengan negara-negara lain, termasuk dengan Mainland Cina. Lambat laun Taiwan mulai menempatkan posisinya sebagai wilayah yang patut diperhitungkan dalam hal kemajuan ekonomi dan aktivitas perdagangannya di dunia internasional. Taiwan menjadi mitra ekspor-impor bagi produk-produk elektronik dan menjadi kawasan industri alat-alat berat di wilayah Asia. Taiwan dari tahun ke tahun berhasil menunjukan citra diri sebagai wilayah yang mandiri dalam mengatur kebutuhan nasional negaranya dalam hal ekonomi. Bagi Taiwan, Cina menjadi mitra dagang yang sekaligus salah satu negara utama tujuan ekspor dan produk-produknya. Adapun produk utama eksport Taiwan adalah elektronik, Cina menerima 42% produk Taiwan dari seluruh total negara tujuan ekspor Taiwan. 2 Cina dan Taiwan membentuk sebuah interdependensi ekonomi dengan banyak melakukan aktivitas perdagangan dari tahun ke tahun. Dalam kurun waktu 10 tahun (1987 1997), angka pertukaran barang (ekspor - impor) antara Cina dan Taiwan naik dari 2% menjadi 18.36%. Di waktu yang sama pula baik Cina dan Taiwan sama-sama mengalami surplus dalam aktivitas perdagangan mereka. 3 Dengan angka yang cukup besar ini, Taiwan dan Cina membangun sebuah kerangka hubungan dagang yang cukup intensif dan terarah. Hubungan ekonomi ini mengalami akselerasi dari masa ke masa hingga terbentuk sebuah hubungan bernama cross strait relation antara keduanya. Pada tahun 2010, Cina dan Taiwan membentuk sebuah kerangka kerjasama yang mengatur hubungan dagang keduanya, termasuk di dalamnya kesepakatan tentang jenis barang yang diekspor-impor, penyesuaian tarif, peraturan dalam aktivitas ekspor-impor, dan lain-lain. Economic Cooperation Framework Agreement (ECFA) yang adalah kerangka kerjasama tertulis pertama yang mengatur cross-strait relation antara Cina dan Taiwan. Akselerasi hubungan dagang Cina dan Taiwan ini adalah hal yang menarik mengingat Cina dan Taiwan terputus hubungan diplomatik selama lebih dari 50tahun. Hadirnya ECFA sebagai sebuah kerangka kerjasama ekonomi juga merupakan langkah awal terbukanya komunikasi yang 1 K. Brown, J. Hempson-Jones, dan J. Pennisi, Investment Across the Taiwan Strait: How Taiwan s Relationship with China Affects its Position in the Global Economy, Chantam House, London, 2010, p.3 2 Taiwan Export (daring), Januari 2015, <http://www.tradingeconomics.com/taiwan/exports>, diakses pada 26 Maret 2015 3 Tse-Ka Leng, Dynamics of Taiwan and China Relation: The Role of Private Firms, Asian Survey University of California Press, Vol. 38, No. 5, 1998, p 498-499 2

lebih intensif antara Cina dan Taiwan. Pada tahun 2014 silam, Cina dan Taiwan mengadakan pembicaraan pertama di level pemerintahan pasca perpisahan mereka di tahun 1949. 4 Salah satu hal yang cukup mencolok perubahannya adalah ketika ECFA ini membuka pintu secara politik untuk kedua petinggi negara setingkat menteri dapat melakukan pertemuan resmi. Adapun di masa lalu, isu perebutan kedudukan mainland adalah isu utama yang merupakan penghambat kerjasama Cina dan Taiwan di berbagai dimensi. Setelah disepakatinya ECFA, ternyata perubahan fokus pembahasan kedua pemerintah dirasa cukup mencolok ke arah yang lebih bersifat kooperatif. Kedekatan Cina dan Taiwan di bidang ekonomi ternyata mampu membuka pintu-pintu kerjasama di bidang yang lain, termasuk salah satunya di bidang politik. Setidaknya, ECFA merupakan sebuah momentum yang mengurangi ketegangan politik Cina dan Taiwan yang sudah berlangsung bertahun-tahun. Adapun isu reunifikasi dan claming wilayah yang selama ini saling dilemparkan oleh kedua belah pihak melebur ke dalam sebuah kerangka kerjasama ekonomi yang membawa keuntungan bagi kedua belah pihak. ECFA tidak hanya sekedar hubungan ekonomi yang biasa, tetapi juga merupakan pembuka musim yang baru bagi naiknya perekonomian nasional kedua negara sekaligus pereda konflik antara Cina dan Taiwan. 1.2 RUMUSAN MASALAH Untuk mempertajam pembahasan dalam topik tugas akhir ini, penulis memberikan sebuah rumusan masalah, yaitu: Bagaimana pengaruh Economic Cooperation Framework Agreement (ECFA) terhadap isu One China antara Cina dan Taiwan? Rumusan masalah ini muncul dari latar belakang hubungan yang ditinjau secara historis, politis, dan ekonomi antara Cina dan Taiwan. Pertanyaan ini juga membantu mengetahui kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi antara Cina dan Taiwan setelah kesepakatan ECFA terjadi serta meninjau seberapa besar dampak politik yang ditimbulkan setelah adanya kerjasama legal dalam hubungan dagang terutama kaitannya dengan isu One China yang selama ini menjadi isu politik yang berpengaruh bagi hubungan diplomatik Cina dan Taiwan. 1.3 LANDASAN KONSEPTUAL 4 BBC News (daring), China and Taiwan in first government talks, 11 Februari 2014, <http://www.bbc.com/news/world-asia-china-26129171>,diakses pada 10 Mei 2015 3

Penulis menggunakan landasan konseptual yang berupa konsep dan pernyataan. Riset ini berdiri dengan dasar teori Interest as a Factor of cooperation (Mugasejati; Rais, 2011). Melalui landasan teori tersebut, penulis akan menjabarkan riset ini dengan sudut pandang kepentingan Cina dan Taiwan dalam melakukan akselerasi hubungan ekonomi di tingkat bilateral. Di dalam buku Politik Kerjasama Internastional disebutkan faktor-faktor yang mendorong kerjasama terjadi berdasarkan sudut pandang kepentingan, yaitu: a) Mutuality of interests: preferensi yang saling menguntungkan atau yang saling meniadakan. Di dalam faktor ini kepentingan nasional yang menguntungkan menjadi variabel utama dalam mendorong hubungan kerjasama untuk terjadi. Apabila dua negara sudah diikat oleh kepentingan, maka terjadi dilema yang membuat sikap dan respon kedua negara tarikmenarik antara defect atau cooperate. Kerjasama bisa terjadi apabila preferensi untuk cooperate lebih besar dari pada defect atau mengingkari. Dalam kasus Cina dan Taiwan, poin ini akan menjelaskan lebih tentang kepentingan nasional masing-masing negara dibalik kesepakatan Economic Cooperation Framework Agreement (ECFA) dan bagaimana pereferensi yang ditimbulkan dari kepentingan nasional tersebut, apakah saling menguntungkan atau sebaliknya. Apabila ECFA ini menguntungkan Cina dan Taiwan maka kerangka kerjasama ini bisa disebut mengarahkan Cina dan Taiwan pada kerjasama yang baik. b) Shadow of the future: faktor ini yang membedakan isu-isu ekonomi seperti yang penulis angkat dengan isu-isu militer dan keamanan. Negara-negara yang pada umumnya melihat kerjasama ekonomi sebagai hubungan yang akan terus berlanjut dalam kurun waktu yang tidak terhingga. Hubungan ekonomi juga lebih terintegrasi untuk memperoleh kepentingan bersama. Poin ini menjelaskan bagaimana proyeksi masa depan dari hubungan dagang Cina dan Taiwan setelah adanya ECFA. Di dalam penjelasannya, penulis juga akan memberikan analisa tentang agenda ke depan ECFA dan kemungkinan-kemungkinan mempererat hubungan ekonomi antara Cina dan Taiwan. 1.4 ARGUMENTASI UTAMA Sebelum hari-hari ini Cina dan Taiwan dipandang sebagai dua wilayah yang saling memberikan pengaruh positif dan menguntungkan di dalam bidang ekonomi, Cina dan Taiwan 4

sempat mengalami masa-masa tegang dimana klaim wilayah menjadi isu yang sangat tensional dan berpotensi untuk mendorong kedua negara ke dalam konflik yang berkepanjangan. Perpisahan Cina dan Taiwan karena alasan klasik berupa perbedaan ideologi ini berujung pada terputusnya hubungan politik Cina dan Taiwan selama bertahun-tahun. Tetapi yang menjadi menarik adalah hubungan ekonomi dalam bentuk perdagangan Cina dan Taiwan semakin hari semakin mengalami peningkatan. Kedua negara ini melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan angka yang naik dari tahun ke tahunnya. Hingga pada tahun 2010 disepakatilah ECFA ( Economic Cooperation Framework Agreement) yang merupakan kerangka kerjasama di bidang ekonomi legal pertama yang mengikat kedua negara secara bilateral. Adanya ECFA diantara Cina dan Taiwan ini dilihat sebagai perkembangan baik di bidang ekonomi. ECFA adalah sebuah cerminan adanya kepentingan nasional yang dikejar oleh Cina dan Taiwan akan adanya keuntungan maksimal di bidang ekonomi. Inilah yang dipahami sebagai the same mutual interest. Keterikatan Cina dan Taiwan ke dalam sebuah bentuk kerangka kerjasama legal di bidang ekonomi perdagangan membuat Cina dan Taiwan memiliki interpendensi di bidang ekonomi yang mengembang ke bidang-bidang yang lain salah satunya politik. Salah satu parameter yang dapat digunakan dalam melihat seberapa besar pengaruh ECFA terhadap hubungan politik Cina dan Taiwan ini adalah dengan melihat agenda-agenda ke depan sebagai bentuk follow up dari kerjasama ECFA. Agenda-agenda yang bersifat berkelanjutan dengan mengerjakan sebuah proyek besar bersama tentu memerlukan pertemuan-pertemuan setingkat kepala negara dan menteri yang lebih intens sehingga pertemuan ini juga sebagai bentuk dari redanya tensi ketegangan politik diantara kedua negara yang sudah terjalin beberapa tahun lamanya. ECFA menjadi sebuah pertanda akan adanya kepentingan yang lebih besar yaitu hubungan cross strait relation yang baik demi menjaga stabilitas keamanan dan iklim politik diantara kedua negara. Dengan adanya ECFA ini, penulis akan melihat seberapa pengaruh yang dibawa oleh akselerasi di bidang ekonomi hingga ke level kesepakatan resmi ini dalam pengaruhnya di bidang politik, salah satunya dengan meninjau apakah persoalan One China dan klaim wilayah masih menjadi isu yang relevan di saat perkembangan ekonomi kedua negara semakin hari semakin menguntungkan. Kepentingan bersama ini mendorong kedua negara untuk memilih melakukan kerjasama lebih besar daripada mencari isu-isu yang memicu konflik. ECFA merupakan sebuah momentum pengalihan besar isu yang selama ini menjadi momok bagi keduanya tentang 5

reunifikasi dan perbedaan ideologi. Demikian pengaruh ECFA ini tidak hanya berhenti sekedar di level saling mengalami surplus perdagangan nasional, tetapi juga sebuah lembaran baru dimana Cina dan Taiwan memiliki kepentingan yang lebih besar dalam menjalin hubungan kerjasama. 1.5 METODE RISET Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan secara kualitatif dengan metode studi literature. Metode ini didukung dengan fakta-fakta yang dipaparkan ke dalam penjelasan berdasarkan lini masa kejadian-kejadian penting yang mempengaruhi hubungan Cina dan Taiwan dari tahun ke tahun. Riset ini juga akan terfokus pada kepentingan Cina dan Taiwan sebagaimana dalam landasan teori menjadi faktor utama dalam melihat proses terbentuknya dan masa depan ECFA. Penulis akan membawa argumen kepada analisa historis, politik, dan ekonomi. Riset ini akan meneliti sejauh mana hubungan dagang yang berujung pada kerangka kesepakatan formal memberi pengaruh pada berkurangnya ketegangan secara politik antara Cina dan Taiwan. Untuk mengetahui kepentingan Cina dan Taiwan di balik ECFA maka penulis akan meninjau dari respon dan posisi Cina dan Taiwan dari awal perpisahan mereka tahun 1949 hingga terbentuknya ECFA. Riset ini akan mengetahui secara rasional posisi Cina dan Taiwan dalam menyikapi hubungan keduanya. Penulis juga akan mendukung riset ini dengan data-data perbandingan aktivitas perdagangan Cina dan Taiwan sebelum dan sesudah disepakatinya ECFA. Melalui data ini, pembaca akan mengerti bagaimana ECFA memberi pengaruh bagi kemajuan ekonomi Cina dan Taiwan hingga saat ini serta seberapa dekat kemitraan dagang kedua wilayah ini. 1.6 RENCANA PENULISAN Tugas akhir ini akan dibagi menjadi 4 bab yang diawali dengan tujuan dan abstraksi topik yang dipilih oleh penulis. Adapun 4 bab tersebut terbagi ke dalam uraian berikut ini: Bab 1 Dalam bab 1 ini tertulis latar belakang permasalahan yang diangkat oleh penulis, rumusan masalah, landasan konseptual, argumentasi utama, dan rencana penulisan. Bagian ini akan menjadi dasar dan penjelasan awal tentang topik penulisan yang diangkat sehingga akan membawa pembaca untuk lebih mengerti inti dari topik dan bagaimana penulis membingkainya dengan kerangka konseptual dan analisis yang ada. 6

Bab 2 Bagian ini akan berisi tentang latar belakang sejarah perpisahan Cina dan Taiwan dan bagaimana dinamika hubungan keduanya dari tahun ke tahun. Bagian ini juga terdiri dari beberapa sub bab yang membahas secara kronologis kejadian demi kejadian penting yang menjadi momentum revolusi ekonomi dan politik baik Cina dan Taiwan. Bab 2 juga akan berisi tentang kebijakan One China dan pengaruhnya terhadap hubungan Cina dan Taiwan secara politik dari tahun ke tahun. Bab 3 Bab ini akan secara fokus berisi tentang ECFA, peristiwa ekonomi yang melatarbelakangi kesepakatannya. Bab ini juga akan membahas secara dalam bagaimana kedekatan Cina dan Taiwan secara ekonomi mengubah pola hubungan politik yang selama ini menimbulkan ketegangan antara Cina dan Taiwan bertahun-tahun. Agenda-agenda ECFA yang mendorong Cina dan Taiwan pada pereratan hubungan politik juga menjadi poin penting yang akan dibahas dalam bab ini. Bab 4 Setelah uraian pada bab 1 hingga bab 3, bab 4 ini akan menganalisa hubungan ECFA dengan perubahan pada hubungan politik Cina dan Taiwan. Dengan bantuan landasan konseptual interest as a factor of cooperation, bab ini akan berisi uraian tentang pengaruh ECFA dalam hubungan politik Cina dan Taiwan. Bab ini akan memaparkan data dan fakta yang berisi tentang seberapa besar pengaruh ECFA pada perubahan sikap politik Cina dan Taiwan memandang hubungan bilateral kedua belah pihak. Selain itu, bab ini berisi uraian tentang masa depan ECFA, apakah agenda dan kesepakatan-kesepakatan ECFA ini mengalami perkembangan dan memberikan dampak positif baik pada hubungan keduanya maupun pada kemajuan ekonomi di masing-masing negara. Bab ini juga akan memberika indikator-indikator yang membandingkan sikap politik Cina dan Taiwan pasca diberlakukannya ECFA. Bab 5 Bagian terakhir dari tugas akhir ini berisi tentang kesimpulan dari topik penelitian ini. Dalam bagian kesimpulan, penulis juga akan memberikan proyeksi hubungan politik Cina dan Taiwan di masa yang akan datang. 7