HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN PERILAKU KENAKALAN REMAJA SISWA KELAS VII SMPN 2 PAGERWOJO TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan yang serba sulit dan masa-masa membingungkan

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KARIER TERHADAP KEMATANGANMEMILIH KARIER SISWAKELAS XI SMAN 1 KARANGREJO TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

MAKALAH PANCASILA OLEH : MIKHAEL ALEXIUS WAHIDMA NIM : : SYSTEM INFORMASI(S1-SI) DOSEN. : MOHAMMAD IDRIS.P,Drs,MM

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUMBER GEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA PELAKU TATO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN PENGENDALIAN PERILAKU MENYIMPANG DI SMA PAWYATAN DAHA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN IDENTITAS DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGARUH KONDISI SOSIAL KELUARGA TERHADAP TINGKAT KENAKALAN SISWA SMPN 1 PRAMBON TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh: SITI SULAIKAH LATIF NPM : PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL UNTUK MENGATASI KENAKALAN REMAJA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1 SEMEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PAKEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI

KORELASI ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SEMEN TAHUN AJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENGELOLAAN EMOSI DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS X UPTD SMAN 1 MOJO KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Remaja sedang mencari-cari figur panutan, namun figur itu tidak ada didekatnya.

BAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap hari kasus perilaku agresi remaja selalu ditemukan di media

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. peralihan dari satu tahap anak-anak menuju ke tahap dewasa dan mengalami

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DI MTS NEGERI PUNCU KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMAMPUAN ADAPTASI SOSIAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015

JURNAL. Oleh: LAILAFIL FITRIANA NPM: Dibimbing Oleh : 1. Drs. Setya Adi Sancaya, M.Pd. 2. Santy Andrianie, M.Pd.

HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN MENONTON ACARA TELEVISI DENGAN PELANGGARAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS XSMK PGRI 4 KOTA KEDIRI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VIII SMPN 1 PRAMBON KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA N NAWANGAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEBONAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PENGEDALIAN PERILAKU AGRESIF PESERTA DIDIK KELAS X SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

KECENDERUNGAN KEPRIBADIAN PESERTA DIDIK BERDASARKAN TINGKAT GEJALA STRES AKADEMIK KELAS VII SMPN 2 PAPAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VIII SMPN 3 NGADIROJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA KARENA KENAKALAN REMAJA DI RT RW VI KELURAHAN DARMO SURABAYA

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna. Memperoleh GelarSarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Bimbingan dan Konseling OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PACE KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dimana usianya berkisar antara tahun. Pada masa ini individu mengalami

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Bimbingan dan Konseling OLEH :

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Menurut Sarwono (2011),

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar tahun dan

I. PENDAHULUAN. Remaja adalah generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa dan insan pembangunan

Oleh: NURFATMAWATI NPM : P

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENGELOLAAN EMOSI DENGAN PERILAKU BULLYING SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KAUMANTULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah pemberitaan di Jakarta menyatakan ham p ir 40% tindak

HUBUNGAN INTENSITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI SISWA KELAS VIII DI SMPN 2 PAPAR KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Juurusan BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. menyenangkan, dimana terjadi juga perubahan pada dirinya baik secara fisik,

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN PENGENDALIANN DIRI PESERTA DIDIK KELAS VII SMPN 5 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun

JURNAL HUBUNGAN LINGKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN PERILAKU ADAPTIF SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PAPAR KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DI KELAS PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu periode yang disebut sebagai masa strum and drang,

Oleh: TIKA PRADINA NPM Dibimbing oleh : 1. Drs. Setya Adi Sancaya, M.Pd. 2. Laelatul Arofah, M.Pd.

JURNAL HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VII SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Oleh : AMONG GALIH PRASOJO NPM :

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN PERILAKU AGRESIF PESERTA DIDIK KELAS VIII UPTD SMP NEGERI 1 PRAMBON NGANJUK TAHUN PELAJARAN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Oleh : WAHYU KURNIAWATI NPM: P

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA

SKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN REMAJA PADA SISWA SMP PGRI 4 KOTA JAMBI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

KENAKALAN REMAJA : PENYEBAB & SOLUSINYA. Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. indah itu adalah masa remaja, karena pada saat remaja manusia banyak

PENGARUH BIMBINGAN KARIR TERHADAP ARAH PILIHAN KARIR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 4 TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI I REJOTANGAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 NGADIROJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna. Memperoleh GelarSarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Bimbingan dan Konseling OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kembang remaja. Istilah remaja sendiri berasal dari bahasa latin yaitu adolescere

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMUNIKASI KELOMPOK DENGAN RESOLUSI KONFLIK PADA SISWA SLTA S K R I P S I

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling FKIP UNP Kediri

LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA EGOSENTRISME DAN KECENDERUNGAN MENCARI SENSASI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wangi Citrawargi, 2014

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII - C SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

JURNAL PENGARUH PERCERAIAN ORANG TUA TERHADAP KECERDASAN EMOSI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 PAPAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KANDAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 8 KEDIRI KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh GelarSarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Bimbingan dan Konseling OLEH :

Disusun Oleh: PRIYONO NPM : P

I. PENDAHULUAN. masa sekarang dan yang akan datang. Namun kenyataan yang ada, kehidupan remaja

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan.

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN SKRIPSI

PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP PERUBAHAN TINGKAH LAKU SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 2 KANDAT KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

ARTIKEL SKRIPSI OLEH : RITA BUDIANTO NPM:

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ARTIKEL PENGARUH GAME ASAH OTAK TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS XI TPM SMK NEGERI 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan

Hubungan Antara Kematangan Emosi Dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja Awal Di SMK PGRI 3 KEDIRI

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL DENGAN KEMAMPUAN BERINTERAKSII SOSIAL PADA SISWA KELAS X DI SMK NEGERI KEBONAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN KENAKALAN REMAJA DI SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMPN 2 KANDANGAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI OLEH : MARGO WIYATI NPM P

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN PERILAKU KENAKALAN REMAJA SISWA KELAS VII SMPN 2 PAGERWOJO TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Disusun Oleh: RONNY CAHYO WIBOWO NPM : 10.1.01.01.0437 JURUSAN PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015 1

1. Halaman persetujuan lengkap TTD (scan) 2

2. Halam Pengesahan Lengkap TTD dan Stempel (Scan) 3

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN PERILAKU KENAKALAN REMAJA SISWA KELAS VII SMPN 2 PAGERWOJO TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 RONNY CAHYO WIBOWO 10.1.01.01.0437 Fak Keguruan Ilmu Pendidikan-Bimbingan Konseling Ronnycahyounp@yahoo.com Drs. Setya Adi Sancaya, M. Pd dan Dr. Atrup, M. Pd, M.M UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK RONNY CAHYO. W: Hubungan antara Kestabilan Emosi dengan Perilaku Kenalan Remaja Pada Siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Pagerwojo Tulungagung, Skripsi, Bimbingan dan Konseling, FKIP UNP Kediri, 2015. Munculnya kenakan remaja saat ini banyak kita jumpai dimana-mana. Sebagai salah satu contoh problem sosial. Berbagai macam kenakalan remaja akhir-akhir ini menunjukkan kondisi yang semakin membahayakan, seperti perkelahian, pemerasan, pencurian, penyalahgunaan obat-obatan selain tingkah laku yang dianggap ringan masih merupakan kenalan yang pada umumya dilakukan para remaja, seperti membolos, merokok, membuat gaduh saat jam pelajaran. Penelitian ini dilatar belakangi hasil pengamatan dan pengalaman peneliti, bahwa di SMP Negeri 2 Pagerwojo Tulungagung ini siswa kelas VII ada problem kenakalan remaja yang dilandasi oleh emosi siswa. Permasalahan penelitian ini adalah ada tidaknya pengaruh kestabilan emosi dengan perilaku kenakalan remaja, pola asuh orang tua, lingkungan tempat individu berada, bahasa yang digunakan, tingkat pendidikan dan faktor usia. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, disini subyek penelitian siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pagerwojo Tulungagung utuk populasi keseluruhan adalah 242 siswa dan sampel pada penelitian ini adalah 60 siswa. Untuk mengetahui seberapa besar intensitas komunikasi antar pribadi siswa di analisis dengan menggunakanan analisis korelasi dalam hal ini korelasi product moment (r xy ) melalui perhitungan secara manual. Sebagaimana dikemukakan di bab sebelumnya dengan menggunakan uji analisis Pearson Product Moment. Hipotesis yang diuji adalah Adanya hubungan antara kestabilan emosi dengan perilaku kenakalan remaja pada siswa kelas VII SMP N 2 Pagerwojo Tulungagung Tahun Pelajaran 2014/2015. Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh hasil hitung 0,929, berarti 0,929 0,254 pada taraf signifikan 5%, maka berbunyi ada hubungan positif antara kestabilan emosi terhadap kenakalan remaja siswa kelas VII SMP N 2 Pagerwojo Tulungagung Tahun Pelajaran 2014/2015, dapat diterima pada taraf signifikan 5%. Sedangkan yang berbunyi tidak ada hubungan positif antara kestabilan emosi dengan perilaku kenakalan remaja siswa SMP N 2 Pagerwojo Tulungagung Tahun Pelajaran 2014/2015, ditolak. Kata Kunci: Kestabilan Emosi, Kenalan Remaja. 4

I. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan masa yang paling mengesankan dan indah dalam perkembangan manusia, karena pada masa tersebut penuh dengan tantangan, gejolak, emosi, dan perubahan yang menyangkut perubahan jasmani, psikologi dan sosial. Masa remaja juga merupakan masa yang penuh konflik, baik konflik dengan dirinya sendiri maupun dengan lingkungan sosialnya. Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar antara 13 sampai 16 tahun atau yang biasa disebut dengan usia belasan yang tidak menyenangkan, dimana terjadi juga perubahan pada dirinya baik secara fisik, psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Pada masa transisi tersebut kemungkinan dapat menimbulkan masa krisis, yang ditandai dengan kecenderungan munculnya perilaku menyimpang. Pada kondisi tertentu perilaku menyimpang tersebut akan menjadi perilaku yang mengganggu (Ekowarni, 1993). Melihat kondisi tersebut apabila didukung oleh lingkungan yang kurang kondusif dan sifat keperibadian yang kurang baik akan menjadi pemicu timbulnya berbagai penyimpangan perilaku dan perbuatan-perbuatan negatif yang melanggar aturan dan norma yang ada di masyarakat yang biasanya disebut dengan kenakalan remaja. Sejalan dengan perubahan- perubahan yang terjadi dalam diri remaja, mereka juga dihadapkan pada tugas-tugas yang berbeda dari tugas-tugas pada masa kanakkanak. Tidak semua remaja dapat memenuhi tugas dengan baik. Tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi antara lain mencapai hubungan yang baik dengan teman sebaya, menerima keadaan fisiknya, mencapai kemandirian secara emosional, mencapai kepastian untuk mandiri secara ekonomi (Zamroni 2003 : 48). Ketidakmampuan remaja dalam memenuhi tugas perkembangan akan membuat mereka merasa gagal, maka kehilangan harga diri dan mengalami gangguan emosional, baik berupa gangguan pikiran, perasaan maupun gangguan perilaku, stres, kesedihan, kecemasan, kesepian, keraguan pada diri remaja membuat mereka mengambil resiko dengan bentuk-bentuk kenakalan. Anak-anak masa kini mengalami banjir stres yang datang dari perubahan sosial yang cepat serta membingungkan serta harapan masyarakat yang menginginkan mereka melakukan peran dewasa sebelum mereka masak secara psikologis untuk menghadapinya. Tekanan-tekanan tersebut menimbulkan akibat seperti kegagalan disekolah, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, 5

depresi, keluhan-keluhan, dan kesedihan yang kronis (Fuhrmann dalam Zamroni 2003 : 49) Banyaknya masalah dan tekanantekanan akibat perubahan kondisi sosial budaya serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat seringkali mengakibatkan timbulnya masalah psikologis berupa gangguan penyesuaian diri atau gangguan perilaku. Beberapa bentuk gangguan ini dapat digolongkan dalam Delinkuensi. Munculnya kenakan remaja saat ini banyak kita jumpai dimana-mana. Sebagai salah satu contoh problem sosial. Berbagai macam kenakalan remaja akhir-akhir ini menunjukkan kondisi yang semakin membahayakan, seperti perkelahian, pemerasan, pencurian, penyalahgunaan obat-obatan selain tingkah laku yang dianggap ringan masih merupakan kenalan yang pada umumya dilakukan para remaja, seperti membolos, merokok, membuat gaduh saat jam pelajaran (Sukowati 2002 : 10). Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan ke dalam perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma sosial yang berlaku. Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan tegaknya sistem sosial. Penggunaan konsep perilaku menyimpang secara tersirat mengandung makna bahwa ada jalur baku yang harus ditempuh. Perilaku yang tidak melalui jalur tersebut berarti telah menyimpang. Kenakalan remaja sudah menjadi masalah di semua negara. Hampir setiap hari kasus kenakalan remaja selalu kita temukan di media media massa, dimana sering terjadi di Kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Medan, salah satu wujud dari kenakalan remaja adalah tawuran yang dilakukan oleh para pelajar atau remaja. Data di Jakarta tahun 1992 tercatat 157 kasus perkelahian pelajar. Tahun 1994 meningkat menjadi 183 kasus dengan menewaskan 10 pelajar, tahun 1995 terdapat 194 kasus dengan korban meninggal 13 pelajar dan 2 anggota masyarakat lain. Tahun 1998 ada 230 kasus yang menewaskan 15 pelajar serta 2 anggota Polri, dan tahun berikutnya korban meningkat dengan 37 korban tewas. Terlihat dari tahun ke tahun jumlah perkelahian dan korban cenderung meningkat. Bahkan sering tercatat dalam satu hari terdapat sampai tiga perkelahian di tiga tempat sekaligus (Tambunan, dalam e-psikologi, 2001). Lebih jauh dijelaskan bahwa dari 15.000 kasus narkoba selama dua tahun terakhir, 46 % di antaranya dilakukan oleh 6

remaja, selain itu di Indonesia diperkirakan bahwa jumlah prostitusi anak juga cukup besar. Departemen Sosial memberikan estimasi bahwa jumlah prostitusi anak yang berusia 15-20 tahun sebanyak 60% dari 71.281 orang. Unicef Indonesia menyebut angka 30% dari 40-150.000, dan Irwanto menyebut angka 87.000 pelacur anak atau 50% dari total penjaja seks (Sri Wahyuningsih dalam Dep.Sos, 2004). Setiap tahun tingkat kenakalan remaja ini menunjukan peningkatan, sehingga mengakibatkan terjadinya problema sosial. Lingkungan sangat berpengaruh besar dalam pembentukan jiwa remaja. Bagi remaja yang ternyata salah memilih tempat atau kawan dalam bergaulnya. Maka yang akan terjadi kemudian adalah berdampak negatif terhadap perkembangan pribadinya. Tapi, bila dia memasuki lingkungan pergaulan yang sehat, seperti memasuki organisasi pemuda yang resmi diakui oleh pemerintah, sudah tentu berdampak positif bagi perkembangan kepribadiannya. Kenakalan remaja akhir-akhir ini yang sangat mengkhawatirkan adalah akibat pengaruh dari lingkungan sosial. Gejalagejala kejahatan yang muncul merupakan akibat dari proses perkembangan pribadi remaja yang sedang berupaya mencari identitas diri. Banyak penelitian yang dilakukan para ahli menemukan bahwa remaja yang berasal dari keluarga yang penuh perhatian, hangat, dan harmonis mempunyai kemampuan dalam menyesuaikan diri dan sosialisasi yang baik dengan lingkungan disekitarnya (Hurlock, 1973). Hal ini disebabkan karena anak yang berasal dari keluarga yang harmonis akan mempersepsi rumah mereka sebagai suatu tempat yang membahagiakan karena semakin sedikit masalah antara orangtua, maka semakin sedikit masalah yang dihadapi anak, dan begitu juga sebaliknya jika anak mempersepsi keluarganya berantakan atau kurang harmonis maka ia akan terbebani dengan masalah yang sedang dihadapi oleh orang tuanya tersebut. Faktor lain yang juga ikut mempengaruhi perilaku kenakalan pada remaja adalah konsep diri yang merupakan pandangan atau keyakinan diri terhadap keseluruhan diri, baik yang menyangkut kelebihan maupun kekurangan diri, sehingga mempunyai pengaruh yang besar terhadap keseluruhan perilaku yang ditampilkan. Berdasarkan penelitian dan beberapa data diatas, yang menyebutkan kota-kota besar rentan terjadinya perilaku kenakalan remaja maka penulis tergerak untuk mengambil judul Hubungan antara Kestabilan Emosi dengan Perilaku Kenalan Remaja. 7

II. METODE A. Pendekatan Penelitian Menurut Arikunto (2002:85) pendekatan penelitian banyak dipengaruhi oleh jenis dan banyaknya variabel, tetapi sebaliknya jenis variabel juga dipengaruhi oleh jenis pendekatan. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena sistem penulisan penelitian ini dalam bentuk korelasi antar variabel, yaitu variabel X (kestabilan emosi) dan variabel Y (perilaku kenakalan remaja). Artinya, variabel X memberikan peranan terhadap variabel Y. Dalam hal ini menunjukkan bahwa kestabilan emosi mempengaruhi pembentukan perilaku kenakalan remaja. B. Teknik Penelitian Teknik penelitian yang digunakan yaitu teknik penelitian eksperimen. Karena data variabel belum ada, maka digunakan rancangan eksperimen. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui Adakah pengaruh antara kestabilan emosi dengan perilaku kenalakan remaja di SMP N 2 Pagerwojo Tulungagung Tahun Pelajaran 2014/2015. C. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian berada di UPTD SMP N 2 Pagerwojo Tulungagung Tahun Pelajaran 2014/2015 syang terletak di jalan Yos Sudarso, Tulungagung. Peneliti memilih SMP N 2 Pagerwojo Tulungagung, karena masalah remaja di Sekolah Menengah Pertama sangat kompleks di bandingkan Sekolah Dasar. Selain itu, jumlah siswa yang memungkinkan untuk diteliti. Sehingga dapat mempermudah dalam melaksanakan penelitian karena sudah mengetahui kondisi dan situasi sekolah. 2. Waktu Penelitian Dalam rangka menggali data yang diperlukan dalam penelitian ini maka penulis melakukan penelitian dilapangan pada Februari sampai Agustus dan ditulis dalam bentuk laporan akademik. Hal ini penulis gunakan dalam rangka mencari data yang sebenarnya yang terjadi dilapangan mengenai skripsi yang berjudul Hubungan Antara Kestabilan Emosi Dengan Perilaku Kenakalan Remaja Siswa Kelas VII SMPN 2 Pagerwojo Tulungagung Tahun Pelajaran 2014/2015. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Untuk mengetahui ada hubungan atau tidak antara kestabilan emosi dengan perilaku kenakalan remaja siswa kelas VII 8

SMP N 2 Pagerwojo Tulungagung Tahun Pelajaran 2014/2015 yaitu dengan analisis Pearson Product Moment. Dan untuk bantuan analisis data dengan menggunakan SPSS versi 16. Hasil Uji Pearson Product Moment. Untuk mengetahui ada hubungan atau tidak antara kestabilan emosi dengan perilaku kenakalan remaja siswa kelas VII SMP N 2 Pagerwojo Tulungagung Tahun Pelajaran 2014/2015 yaitu dengan analisis Pearson Product Moment. Dan untuk bantuan analisis data dengan menggunakan bantuan SPSS versi 16. Hasil analisis Pearson Correlation kestabilan emosi dengan perilaku kenakalan remaja. nilai r hitung atau korelasi pearson variabel bebas dan variabel terikat besarnya 0, 929 sedangkan taraf signifikansi (0,254) nilai ini menggambarkan probabilitas. Dengan jumlah sampel 60. Hipotesis yang diuji adalah Adanya hubungan antara kestabilan emosi dengan perilaku kenakalan remaja pada siswa kelas VII SMP N 2 Pagerwojo Tulungagung Tahun Pelajaran 2014/2015. Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh hasil hitung 0,929, berarti 0,929 0,254 pada taraf signifikan 5%, maka berbunyi ada hubungan positif antara kestabilan emosi terhadap kenakalan remaja siswa kelas VII SMPN 2 Pagerwojo Tulungagung Tahun Pelajaran 2014/2015, dapat diterima pada taraf signifikan 5%. Sedangkan yang berbunyi tidak ada hubungan positif antara kestabilan emosi dengan perilaku kenakalan remaja siswa SMP N 2 Pagerwojo Tulungagung Tahun Pelajaran 2014/2015, ditolak. B. Pembahasan Menurut hasil penelitian di SMP N 2 Pagerwojo Tulungagung, kestabilan emosi berpengaruh pada kenakalan remaja siswa kelas X. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata kondisi kestabilan emosi remaja adalah tinggi, adapun kondisi perilaku kenakalan remaja adalah tinggi. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa antara kestabilan emosi dengan perilaku kenakalan remaja terdapat hubungan signifikan yaitu semakin tinggi tingkat kestabilan emosinya semakin rendah tingkat kenakalannya. Hasil penelitian ini sejalan dengan yang diungkapkan Semium (2006), yaitu apabila emosi seseorang dapat dikendalikan dengan tepat, maka emosi itu akan membawa kepada kesejahteraan dan kebahagiaan individu tersebut. Individu yang dapat mengendalikan emosi dengan tepat merupakan individu yang yang memiliki kestabilan emosi yang baik. IV. Simpulan, Implikasi dan Saran 9

A. Simpulan Berdasarkan hasil dari pengujian hipotesis yang telah dianalisis tersebut dapat ditarik kesimpulan yaitu : Ada hubungan positif antara kestabilan emosi dengan perilaku kenakalan remaja pada siswa kelas VII SMP N 2 Pagerwojo Tulungagung Tahun Pelajaran 2014/2015, dimana semakin tinggi kestabilan emosi subjek, maka semakin tinggi pula kenakalannya. B. Implikasi Sebagaimana dikemukakan dalam kesimpulan yang diperoleh bahwa ada hubungan antara kestabilan emosi dengan perilaku kenakalan remaja signifikan. Maka para pendidik maupan konselor harus terus memperhatikan serta bersedia memberikan pemahaman kepada siswa agar mereka dapat mengontrol sikap, emosi dan tingkah lakunya dalam merespon setiap situasi dan kondisi yang dihadapinya secara positif. Dengan demikian tindakan kenakalan remajanya akan berkurang. C. Saran-saran Sehubungan dengan hasil penelitian ini, maka peneliti menyampaikan saransaran sebagai berikut : 1. Bagi guru atau konselor, hendaknya lebih meningkatkan layanan bimbingan dan konseling serta selalu memantau perilaku siswa terutama di lingkungan sekolah dalam membantu terbentuknya perilaku yang baik di sekolah. 2. Bagi orangtua, diharapkan orang tua mengarahkan anak agar dapat berperilaku yang baik dengan cara memberikan contoh bagaimana perilaku yang baik dan manakah perilaku atau tindakan yang kurang baik untuk dijauhi atau dihindari. 3. Bagi siswa, dengan diberikannya layanan bimbingan dan konseling siswa dapat belajar berperilaku yang baik, jika menghadapi suatu masalah bisa lebih terbuka kepada konselor, sehingga konselor dapat memahami masalah yang sedang dihadapi dan selanjutnya dapat memberikan solusi yang tepat. 4. Bagi peneliti selanjutnya, yang berminat mengangkat tema yang sama, disarankan agar mengembangkan penelitian ini dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi kenakalan remaja. IV. DAFTAR PUSTAKA Albin, R. S. (1996). Emosi Bagaimana Mengenal, Menerima dan 10

Mengarahkannya.Yogyakar ta: Kanisius. Daradjat, Zakiah, Kesehatan Mental, Jakarta Gunung Agung, 1982, Cet.. Ariana, N. 2004. Hubungan Antara Dukungan Emosional Teman Sebaya dengan Harga Diri Pada Remaja Panti Asuhan. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang. Arikunto. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Azjen, I. 2005. Attitudes, personality, and behavior. New York: Open University Press. Azwar, Saifudin. 2007. Metodologi Penelitian,Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. 2000. Reliabilitas dan Validitas. Edisi kelima. Yogjakarta: Pustaka Pelajar Offset. Dakir. (2008). Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar D. Gunarsa, Singgih dan Ny. Yulia Singgih D. Gunarsa. 1995. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Jakarta: BPK Gunung Mulia,. 11