DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 309 PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN IPS DENGAN METODE JIGSAW MELALUI SUPERVISI AKADEMIK BERKELANJUTAN BAGI GURU KELAS TINGGI SD BINAAN 04 KECAMATAN PANCUR SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Siti Markamah *) Pengawas SD Dabin Ki Hajar Dewantara UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang *) Email: siti_markamah@gmail.com ABSTRAK Meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan tugas pokoknya merupakan salah satu usaha dari pengawas sekolah dalam memperbaiki agar tujuan pada khususnya dan tujuan pendidikan pada umumnya dapat tercapai secara optimal. Pendampingan dalam bentuk supervisi akademik berkelanjutan terhadap guru kelas tinggi dalam melaksanakan IPS dengan metode Jigsaw menjadi penting agar guru dapat melaksanakan Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM). Hasil analisa data menunjukkan bahwa hasil penilaian kinerja guru dalam melaksanakan prasiklus menunjukkan rata-rata 69 kategori cukup, siklus I meningkat 8% dengan nilai rata-rata 77 kategori baik, sedangkan pada siklus II meningkat lagi sebesar 8% menjadi 85 dengan kategori baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui supervisi akademik berkelanjutan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kemampuan guru kelas tinggi dalam melaksanakan IPS pada SD binaan 04 Kecamatan Pancur. Kata Kunci: IPS, Jigsaw, Supervisi Akademik Berkelanjutan 1. Pendahuluan Pendidikan merupakan proses pembentukan pola pikir berdasarkan budaya dan teknologi yang berkembang, maka pendidikan mempunyai peran penting dalam mencerdaskan bangsa. Peranan guru sangat strategis dalam proses pendidikan, dapat dikatakan bahwa kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kualitas kemampuan guru. Hal ini sejalan dengan Aqib (2007: 22) yang menyatakan bahwa guru adalah faktor penentu bagi keberhasilan pendidikan di sekolah, karena guru merupakan sentral serta sumber kegiatan belajar mengajar. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang petunjuk teknis pelaksanaan jabatan fungsional guru dan angka kreditnya menjelaskan bahwa kewajiban guru dalam /pembimbingan meliputi: (1) merencanakan, (2) melaksanakan /pembimbingan yang bermutu, (3) menilai dan mengevaluasi hasil /bimbingan, (4) melaksanakan perbaikan dan pengayaan, (5) melaksanakan pengembangan keprofesian berkelanjutan sesuai dengan kebutuhannya. Agar dapat melaksanakan tugasnya secara profesional seorang guru harus memiliki kemampuan tehnik edukatif, sehingga mampu melaksanakan yang efektif, kreatif dan inovatif. Karena pada hakekatnya perubahan mendasar yang dituntut dalam melaksanakan kurikulum yang berbasis kompetensi adalah pada proses dan penilaian, guru dituntut untuk dapat membantu dan memfasilitasi siswa agar mampu mencapai kompetensi yang telah distandarkan. Oleh karena itu upaya peningkatan kemampuan guru menjadi salah satu program prioritas yang harus segera ditangani mulai dari tingkat sekolah itu sendiri. Dalam Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar Proses diamanatkan bahwa dalam kegiatan inti harus dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik. Berdasarkan hasil supervisi akademik yang telah dilakukan oleh kepala sekolah/pengawas bahwa hasil penilaian kemampuan guru dalam melaksanakan belum maksimal dan pada umumnya guru lebih banyak menggunakan metode ceramah, sehingga guru belum melaksanakan metode Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM). Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan PAIKEM antara lain melalui kegiatan workshop, pendidikan dan pelatihan, seminar, dengan materi yang di fokuskan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan metode PAIKEM. SD Kecamatan
DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 310 Pancur berjumlah 23 SD yang meliputi 21 SD Negeri dan 2 SD Swasta, sehingga kesempatan guru untuk dapat mengikuti Diklat/Woskshop sangat terbatas mengingat permintaan peserta diklat dari pemerintah setiap tahun sangat terbatas apalagi untuk sekolah swasta. Apabila ada guru yang telah mengikuti diklat/workshop, belum semuanya dapat menerapkan dan mengimbaskan hasilnya di sekolah masing-masing karena sampai saat ini belum banyak guru yang dapat menggunakan model-model dengan metode PAIKEM seperti model kooperatif, Inkuiri, Berbasis Masalah. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi terhadap prestasi belajar peserta didik terbukti KKM tiap mata pelajaran belum mencapai 75. Menurut Permendiknas nomer 12 tahun 2007 salah satu demensi kompetensi pengawas sekolah yaitu kompetensi supervisi akademik. Kompetensi supervisi akademik adalah kemampuan pengawas sekolah dalam melaksanakan pengawasan akademik yakni menilai dan membina guru dalam rangka mempertinggi kualitas proses yang dilaksanakannya agar berdampak terhadap kualitas hasil belajar siswa (Depdiknas, 2009: 2) Tugas pokok pengawas sekolah sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 tahun 2010 tentang jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya, tugas pokok Pengawas Sekolah adalah melaksanakan tugas pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan, Penilaian, pembimbingan dan pelatihan professional guru, evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, dan pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah khusus. Mengingat tugas pokok pengawas tersebut maka pengawas sekolah wajib melaksanakan penilaian, pembimbingan dan pelatihan melaluli supervisi akademik baik secara individu maupun kelompok terhadap guru pada sekolah wilayah binaannya terutama untuk kompetensi profesional dan paedagogik Beberapa kemampuan tersebut adalah kemampuan dalam penguasaan landasan kependidikan, psikologi pengajaran, penguasaan materi pelajaran, penerapan berbagai metode dan strategi, kemampuan dalam merancang dan memanfaatkan berbagai media/sumber belajar, kemampuan dalam menyusun program, kemampuan dalam mengevaluasi, kemampuan dalam mengembangkan kemampuan (Sugiyanto, 2010: 2) Oleh sebab itu supervisi akademik berkelanjutan dengan pada SD wilayah binaan merupakan salah satu kegiatan yang dipandang perlu dilakukan dalam upaya peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan dengan menggunakan metode Jigsaw. Pelaksanaan dengan menggunakan motode Jigsaw merupakan salah satu metode kooperatif, siswa melaksanakan kelompok saling bekerjasama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Supervisi dilaksanakan secara akademik berkelanjutan agar pengawas dapat memberikan arahan secara langsung kepada guru. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka judul penelitian ini adalah Peningkatan kemampuan melaksanakan IPS dengan metode Jigsaw melalui supervisi akademik berkelanjutan bagi guru kelas tinggi SD Binaan 04 kecamatan Pancur semester II tahun pelajaran 2015/2016. 2. Materi dan Metode 2.1. Materi Dalam Carter Good s Dictionary of Education seperti dikutip Oteng Sustisna (1983), supervisi didefinisikan sebagai: segala sesuatu dari para pejabat sekolah yang diangkat yang diarahkan kepada penyediaan kepemimpinan bagi para guru dan tenaga pendidikan lain dalam perbaikan pengajaran, melihat pertumbuhan profesional dan perkembangan dari para guru, seleksi dan revisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode-metode mengajar dan evaluasi pengajaran (Arikunto, 2004: 11). Menurut Piet A. Sahertian (2000: 19) Supervisi merupakan usaha memberikan layanan kepada guru-guru baik secara individual maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran. Kata Kunci dari pemberi supervisi pada akhirnya ialah memberikan layanan dan bantuan. Menurut Peter F.Olivia (1976: 19-20) seorang supervisor dapat berperan : (1) sebagai koordinator ia dapat mengkoordinasikan program belajar-mengajar, tugastugas anggota staf berbagai kegiatan yang berbeda-beda diantara guru-guru, (2) sebagai konsultan ia dapat memberi bantuan, bersama mengkonsultasikan masalah yang dialami guru baik secara individual maupun secara kelompok, (3) sebagai pemimpin kelompok ia dapat memimpin sejumlah staf guru dalam mengembangkan potensi kelompok, pada saat mengembangkan kurikulum, materi pelajaran dan kebutuhan profesional guru-guru secara bersama, (4) sebagai evaluator ia dapat membantu guru-guru dalam menilai hasil dan proses belajar, dapat menilai kurikulum yang sedang dikembangkan. Usaha untuk membantu meningkatkan dan mengembangkan potensi sumber daya guru dapat dilaksanakan dengan berbagai alat (device) dan teknik supervisi. Umumnya alat dan teknik supervisi dapat dibedakan dalam dua macam alat atau teknik. Teknik yang bersifat individual, yaitu teknik yang dilaksanakan untuk seseorang guru secara individual dan teknik yang bersifat kelompok yaitu teknik yang dilakukan untuk melayani lebih dari satu orang. Teknik yang bersifat individual meliputi: (1) perkunjungan kelas, (2) observasi kelas, (3) percakapan pribadi, (4) inter-
DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 311 visitasi, (5) penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar, (6) menilai diri sendiri. 2.2. Metode Penelitian dilaksanakan pada Semester genap Tahun Pelajaran 2015/2016 bulan Januari sampai dengan April 2016 yang meliputi kegiatan Perencanaan, Pelaksanaan Tindakan dan Pembuatan Laporan hasil penelitian. Observasi awal dilakukan pada bulan Januari 2016. Peneliti melaksanakan supervisi untuk mengetahui kondisi awal guru dalam melaksanakan ketrampilan mengajar dan permasalahan permasalahan yang dihadapi guru dalam melaksanakan ketrampilan mengajar. I dilaksanakan pada bulan Pebruari 2016 dan siklus II dilaksanakan pada bulan Maret 2016. Penelitian dilaksanakan di SD wilayah binaan 04 Kecamatan Pancur yang terdiri dari: (1) SDN Gemblengmulyo; (2) SDN Criwik; (3) SDN Wuwur; (4) SDN Banyuurip; (5) SDN Kedung; (6) SDN Pancur ; (7) SDN Warugunung. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu Penelitian Tindakan Sekolah yang lazim disebut PTS. Dengan demikian penelitian ini sifatnya berbasis sekolah karena dilakukan dengan melibatkan komponen yang terdapat didalam penyelenggaraan sekolah meliputi guru, materi, tehnik. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Sekolah, yang direncanakan terdiri dari 2, dengan langkah-langkah: 1. Planning (perencanaan) 2. Acting (pelaksanaan) 3. Observing (observasi proses) 4. Reflecting (mendiskusikan temuan untuk bahan tindakan berikutnya) Guru adalah faktor penentu bagi keberhasilan pendidikan di sekolah, karena guru merupakan sentral serta sumber kegiatan belajar mengajar (Aqib, 2007: 22) Upaya peningkatan kinerja guru dalam melaksanakan merupakan hal yang perlu dilaksanakan karena kinerja guru adalah usaha guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa melalui pengajaran. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya yaitu peningkatan kinerja guru dalam melaksanakan dengan menggunakan metode yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, melalui supervisi individual dengan pendekatan direktif. Guru sering kali mendapat masalah dan kesulitan dalam menggunakan metode yang sesuai dengan materi terlebih metode yang PAIKEM. Oleh karena itu diperlukan pendampingan terhadap guru mulai dari memilih metode yang akan digunakan, membuat rencana pelaksanaan, teknik penggunaan metode sampai dengan pelaksanaan dikelas. Apabila pendapingan terhadap guru yang berupa supervisi individual dengan pendekatan direktif pada SD wilayah binaan itu dilakukan dengan baik, diduga dapat memberikan kontribusi pada upaya peningkatan kinerja guru dalam melaksanakan dengan menggunakan metode Jigsaw. Setelah melalui kajian teori maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah diduga supervisi akademik berkelanjutan dapat meningkatkan kemampuan melaksanakan IPS dengan metode jigsaw bagi guru kelas tinggi SD wilayah binaan 04 pada SD 04 Kecamatan Pancur semester dua tahun pelajaran 2015/2016. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal merupakan keadaan sebelum tindakan dilaksanakan. Sebelum melaksanakan tindakan siklus I terlebih dahulu dilaksanakan pendataan awal terhadap hasil supervisi kunjungan kelas yang telah dilaksanakan oleh peneliti untuk mengetahui kemampuan awal guru kelas tinggi dalam melaksanakan IPS sebelum dilaksanakan penelitian. Selanjutnya melaksanakan analisis terhadap hasil supervisi kunjungan kelas untuk mengetahui tingkat kemampuan guru dalam melaksanakan awal sebelum dilaksanakan supervisi akademik berkelanjutan. Tindakan pra siklus yang dilakukan yaitu melaksanakan analisis hasil penilaian pelaksanaan yang telah dilaksanakan oleh peneliti dalam kegiatan supervisi kunjungan kelas sebelum dilaksanakan penelitian pelaksanaan meliputi; pra, kegiatan inti terdiri dari Penguasaan Materi pelajaran, Pendekatan/Strategi, Pemanfaatan sumber belajaran/media, yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa, Penilaian proses dan hasil belajar, Penggunaan bahasa dan Penutup. Tabel 1. Hasil penilaian kemampuan guru Kelas tinggi dalam pelaksanaan pembelajan IPS pada pra. No Aspek yang dinilai maksimal Nilai Kategori 1 Pra 7,77 10 78 2 Kegiatan Inti a. Penguasaan Materi 14,44 20 72 pelajaran b. Pendekatan/Strategi 12,88 20 65 Cukup c. Pemanfaatan sumber 6,33 10 63 Cukup belajaran/media d. yang 6,55 10 65 Cukup memicu dan memelihara keterlibatan siswa e. Penilaian proses dan 7,00 10 70 Cukup hasil belajar f. Penggunaan bahasa 7,44 10 74
DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 312 No Aspek yang dinilai maksimal Nilai Kategori 3 Penutup 7,00 10 70 Cukup Jumlah 69,41 100 69 Cukup Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa kemampuan guru Kelas tinggi SD wilayah Binaan 04 Kecamatan Pancur pada awal tahun ajaran 2015/2016 dalam pelaksanaan masih dalam kategori cukup dengan nilai rata-rata 69. Rata-rata Nilai kemampuan guru Kelas tinggi dalam melaksanakan IPS pada pra siklus meliputi : (1) Pra 78 (2) Kegiatan Inti terdiri dari: Penguasaan Materi pelajaran 72, Pendekatan/Strategi 65, Pemanfaatan sumber belajaran/media 63, yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa 65, Penilaian proses dan hasil belajar 70, Penggunaan bahasa 74, (3)Penutup 70. Masih cukupnya kemampuan guru kelas tinggi dalam pelaksanaan IPS dikarenakan beberapa faktor baik faktor internal maupun eksternal. Pemanfaatan sumber belajar/media, pendekatan/strategi, yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa, penilaian proses dan hasil belajar dalam kategori cukup sebab guru belum memanfaatkan media TIK, metode yang dipakai metode ceramah, sehingga keterlibatan siswa dalam belum maksimal. Guru masih mendominasi suasana, belum memicu terjadinya interaksi antara guru dengan siswa, antara siswa dengan siswa. 3.2 Deskripsi Tiap 3.2.1 Deskripsi I Hasil refleksi awal dijadikan sebagai dasar untuk melakukan supervisi akademik berkelanjuta terhadap guru Kelas tinggi SD wilayah Binaan 04 Kecamatan Pancur, supervisi yang dilakukan yaitu membantu guru menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru dalam pelaksanaan mulai dari penyusunan perencanaan (RPP) sampai dengan pelaksanaan dengan menggunakan metode diskusi kelompok Jigsaw. Setiap langkah dibimbing dan diidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru, diberikan arahan-arahan yang operasional dan mudah dilaksanakan oleh guru. Tindakan supervisi yang dilakukan dengan pendekatan langsung kepada guru IPS mulai dari bimbingan penggunaan metode diskusi kelompok model Jigsaw, penyusunan RPP sampai dengan bimbingan pelaksanaan meliputi kegiatan awal, kegiatan Inti (Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi). Kegiatan penutup berdasarkan Permendiknas no 41 tahun 2004 tentang standar Proses. Kemampuan guru Kelas tinggi dalam melaksanakan setelah dilaksanakan supervisi akademik berkelanjutan pada siklus I sebagai berikut. Tabel 2. Hasil penilaian kemampuan guru IPS dalam pelaksanaan pembelajan pada I. No Aspek yang dinilai Nama Guru (responden) A B C D E F G H I Rata rata 1 Pra 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9.00 2 Keg.inti a. Peng.materi 14 14 16 14 14 16 14 14 16 14,67 pelajaran b. Pendk./Strategi 16 16 16 14 16 17 16 16 16 15.67 c. Peman.sumber 6 6 7 6 7 7 6 6 7 6,67 belajar/media d. Pembl.yang 7 8 8 7 8 8 7 7 8 7.67 Memicu dan Memelihara Keterlib.siswa e. Penil.proses hasil 7 7 8 7 7 8 7 7 8 7,33 belajar f. Pengg. bahasa 7 7 8 7 7 8 7 7 8 7,33 3 Penutup 8 8 9 8 8 9 8 8 9 8.33 Jumlah 74 76 81 72 76 81 74 75 79 Tabel 3. Hasil penilaian kemampuan guru IPS dalam pelaksanaan pembelajan pada I. No Aspek yang dinilai Rata-rata Rata-rata Kategori maks. Nilai 1 Pra 9,00 10 90 Sangat 2 Kegiatan Inti a. Penguasaan 14,67 20 73 Materi pelajarn b. Pendekatan/Strate 15,67 20 78 gi c. Pemanfaatan 6,67 10 67 Cukup sumber belajaran/media d. 7,67 10 77 yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa e. Penilaian proses 7,33 10 73 dan hasil belajar f. Penggunaan 7,33 10 73 bahasa 3 Penutup 8,33 10 83 Jumlah 76,67 100 77 Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa rata-rata skor semua aspek penilaian terjadi peningkatan dengan hasil prosentase pra siklus yang mencapai skor rata-rata sebesar 69 dan hasil siklus I sebesar 77, sehingga terjadi peningkatan sebesar 8. Rata-rata nilai kemampuan guru Kelas tinggi dalam melaksanakan IPS pada setiap aspek penilaian hasil siklus I adalah: (1) Pra 90 (2) Kegiatan Inti terdiri dari: Penguasaan Materi pelajaran 73, Pendekatan/Strategi 78,
DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 313 Pemanfaatan sumber belajaran/media 67, yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa 77, Penilaian proses dan hasil belajar 73, Penggunaan bahasa 73, (3) Penutup 8 Dari data tersebut diatas nilai kemampuan guru Kelas tinggi dalam IPS yang paling rendah adalah nilai kemampuan pada aspek Pemanfaatan sumber belajaran/media belum dapat mencapai kategori baik karena prosentasenya masih paling kecil baru mencapai 67 dalam kategori cukup. Hal itu terjadi karena guru belum familier dalam menggunakan media masih menunjukkan kecanggungan dan siswa belum secara aktif dilibatkan dalam membuat media. Maka pada akhir siklus I dilaksanakan refleksi untuk merenungkan kembali hal-hal yang telah terjadi pada siklus I selanjutnya diperbaiki pada kegiatan siklus I untuk memperoleh hasil yang lebih baik. 3.2.2 Deskripsi II Tindakan siklus II dilaksanakan karena pada siklus I kemampuan Guru Kelas tinggi dalam melaksanakan IPS termasuk dalam kategori baik tetapi belum memenuhi target maksimal nilai dalam kategori baik dengan rentang nilai antara 71 85. Hasil refleksi dari hasil tindakan pada siklus I selanjutnya dijadikan sebagai dasar untuk melakukan supervisi akademik berkelanjutan terhadap guru Kelas tinggi pada tahap selanjutnya. Supervisi yang dilakukan yaitu membantu guru mengidentifikasi kekurangan-kekurangan mulai dari penyusunan RPP sampai dengan melaksanakan di kelas dengan metode diskusi kelompok model Jigsaw. Selanjutnya diberikan bimbingan tentang pelaksanaan kegiatan inti disertai arahanarahan yang lebih operasional dan mudah dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan kemampuan guru Kelas tinggi dalam melaksanakan. Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan supervisi pada siklus I bahwa semua guru Kelas tinggi secara aktif mengikuti bimbingan dari pengawas sekolah yang dilanjutkan dengan kegiatan supervisi kunjungan kelas. Tindakan supervisi akademik berkelanjutan dilakukan dengan pendekatan direktif, berdasarkan pengamatan umumnya guru belum familier dalam menggunakan media berbasis TIK siswa belum dilibatkan dalam pembuatan media. Pada siklus II ini guru diberikan bimbingan dalam penggunaan berbagai media dan sumber termasuk media berbasis TIK seperti pembuatan power point, penggunaan internet dan lain-lain sehingga lebih inovativ dalam kegiatan dengan harapan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Selanjutnya setiap guru disarankan untuk meningkatkan inovativnya dalam melaksanakan terutama dalam pemanfaatan sumber dan media sehingga peserta didik dapat terlibat dalam memanfaatkan sumber dan media. Hasil penilaian kemampuan guru Kelas tinggi setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II diperoleh nilai seperti pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil penilaian kemampuan guru Kelas tinggi dalam pelaksanaan pembelajan IPS pada II No Aspek yang dinilai Nama Guru (responden) A B C D E F G H I Rata rata 1 Pra 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9.00 2 Keg.inti a. Peng.materi pelajaran 16 16 17 16 16 17 16 16 17 16.33 b. Pendk./Strategi 18 18 19 16 18 19 17 18 19 18.00 c. Peman.sumber 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8.00 belajar/media d. Pembl.yang 8 9 9 8 9 9 8 9 9 8.67 Memicu dan Memelihara Keterlib.siswa e. Penil.proses hasil belajar 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8.00 f. Pengg. bahasa 8 8 9 8 8 9 8 8 9 8.33 3 Penutup 8 9 9 8 9 9 8 9 9 8.67 Jumlah 83 85 88 81 85 88 82 85 88 Tabel 5. Hasil penilaian kemampuan guru Kelas tinggi dalam pelaksanaan pembelajan IPS pada II. No Aspek yang dinilai Rata-rata Rata-rata Kategori maks. Nilai 1 Pra 9,00 10 90 Sangat 2 Keg. Inti a. Penguasaan 16,33 20 82 Materi pelajaran b. Pendekatan/Strate 18,00 20 90 Sangat gi c. Pemanfaatan sumber /media d. yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa 8,00 10 80 8,67 10 87 Sangat e. Penilaian proses 8,00 10 80 dan hasil belajar f. Penggunaan 8,33 10 83 bahasa 3 Penutup 8,67 10 87 Sangat Jumlah 85,00 100 85 Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa kemampuan guru Kelas tinggi wilayah Binaan 04 Kecamatan Pancur setelah dilakukan supervisi akademik berkelanjutan pada siklus II terdapat peningkatan nilai kemampuan guru dari 77 menjadi 85 sehingga terjadi peningkatan sebesar 8, dalam kategori tetapi sudah memenuhi target nilai maksimal dalam rentang nilai kategori baik. Rata-rata nilai kemampuan guru Kelas tinggi dalam melaksanakan IPS pada setiap aspek penilaian hasil siklus II adalah: (1) Pra 90 (2) Kegiatan Inti terdiri dari: Penguasaan Materi
DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 314 pelajaran 82, Pendekatan/Strategi 90, Pemanfaatan sumber belajaran/media 80, yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa 87, Penilaian proses dan hasil belajar 80, Penggunaan bahasa 83, (3) Penutup 87. Rata-rata nilai pada tiap aspek penilaian hasil siklus II yang mengalami peningkatan antara lain ; (1) Pra 90 (2) Kegiatan Inti terdiri dari: Penguasaan Materi pelajaran dari 73 menjadi 82, Pendekatan/Strategi dari 78 menjadi 90, Pemanfaatan sumber belajaran/media dari 67 mendadi 80, yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa dari 77 menjadi 87, Penilaian proses dan hasil belajar dari 73 menjadi 80, Penggunaan bahasa dari 73 menjadi 83, (3) Penutup dari 83 menjadi 87. Berdasarkan pengamatan pelaksanaan supervisi akademik berkelanjutan siklus II semua guru Kelas tinggi secara aktif mengikuti bimbingan dari pengawas yang dilanjutkan dengan supervisi kunjungan kelas bahwa guru-guru mampu melaksanakan IPS dengan menggunakan metode jigsaw, sehingga berpengaruh terhadap peningkatan nilai kemampuan guru Kelas tinggi pada siklus II. 3.3 Pembahasan Pembahasan hasil penelitian ini didasarkan pada hasil prasiklus, hasil tindakan siklus I dan hasil tindakan siklus II. Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan melalui 2 tahap yaitu siklus I dan siklus II. Selanjutnya hasil refleksi akhir dapat dilihat peningkatan nilai kemampuan guru Kelas tinggi dari hasil penilaian prasiklus, siklus I dan siklus II pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Penilaian kemampuan Guru Kelas tinggi pada Prasiklus, I dan II Nilai rata-rata I Prosentase Peningkatan Prasiklus- I- Prasiklus- I II II No Aspek yang dinilai Pra II 1 Pra 78 90 90 12 % - 12% 2 Kegiatan Inti a. Pengs. Materi pelajaran 72 73 82 1% 9% 10% b. Pendekatan / Strategi 65 78 90 13% 12% 25% c. Pemanfaatan sumber belajar/media 63 67 80 4% 13% 17% d. Pembel.yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa e. Penilaian proses dan hasil belajar 65 77 87 12% 10% 22% 70 73 80 3% 7% 10% f. Penggunaan bahasa 74 73 83-1% 10% 9% 3 Penutup 70 83 87 13% 4% 17% Rata-rata nilai 69 77 85 8% 8% 16% Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan nilai kemampuan Guru Kelas tinggi SD wilayah Binaan 04 Kecamatan Pancur dalam melaksanakan dari prasiklus sebesar 69 setelah tindakan siklus I menjadi 77 terjadi peningkatan 8% dan setelah tindakan siklus II meningkat lagi menjadi 85 terjadi peningkatan 8% sehingga dari prasiklus sampai dengan siklus II terjadi peningkatan 16%. 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Pra I Pra Inti Penutup Gambar 1. Perkembangan prosentase rata-rata nilai kemampuan Guru Kelas tinggi dalam IPS pada I. 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Pra I II Pra Inti Penutup Gambar 2. Perkembangan prosentase rata-rata nilai kemampuan Guru Kelas tinggi dalam IPS pada I dan II. Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai kemampuan guru Kelas tinggi dalam IPS pada setiap aspek penilaian semua mengalami peningkatan. Uraian tabel tersebut dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut hasil pra siklus rata-rata mencapai 69 dalam kategori cukup, setelah dilakukan tindakan siklus I mencapai 77 dalam kategori baik sehingga mengalami peningkatan sebesar 8 % dan setelah dilakukan tindakan siklus II menjadi 85 dalam kategori baik sehingga mengalami peningkatan sebesar 8%. Peningkatan nilai
DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 315 kemampuan guru dalam melaksanakan tersebut terjadi pada semua aspek penilaian mulai dari Prasiklus sampai siklus II antaralain kegiatan pra terjadi peningkatan 12%, kegiatan inti terjadi peningkatan 17% dan kegiatan penutup terjadi peningkatan 17%. Hasil penelitian tindakan supervisi akademik berkelanjutan terhadap guru Kelas tinggi wilayah Binaan 04 Kecamatan Pancur terbukti memberikan peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan. Hal itu dapat dipahami bahwa kemampuan guru dalam melaksanakan, maka akan terjadi yang efektif dengan hasil yang lebih optimal. Peningkatan kemampuan guru Kelas tinggi dalam melaksanakan IPS tersebut dapat meningkatkan pula kualitas mata pelajaran IPS yang pada akhirnya hasil belajar mata pelajaran IPS menjadi lebih optimal. 4. Kesimpulan Setelah ditemukan data pada siklus I dan II maka dapat disimpulkan sebagai berikut: supervisi akademik berkelanjutan dapat meningkatkan kemampuan melaksanakan IPS dengan metode Jigsaw bagi guru kelas tinggi SD Binaan wilayah 04 kecamatan Pancur semester II tahun pelajaran 2015 /2016. Daftar Pustaka Aqib, Zainal. 2007. Profesionalisme Guru Dalam, Surabaya: Insan Cendekia. Burhan Bungin, 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Dimensi Kompetensi Supervisi Akademik, Jakarta: Depdiknas. Kementrian Pendidikan Nasional. 2011. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru Dan Angka Kreditnya. Jakarta: Kepmendiknas Kementrian Pendidikan Nasional. 2011. Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Kepmendiknas Mohammad Jauhar. 2011. Implementasi PAIKEM dari Behavioristik sampai Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 21 tahun 2010. tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya. Jakarta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 16 tahun 2009. tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Jakarta Sahertian, Piet. 2000. Konsep Dasar dan Tehnik Supervisi Pendidikan dalam rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto. 2004. Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyanto. 2010. Model-Model Inovatif, Surakarta: Yuma Pustaka Sugiyono, 2007. Kuantitatif Kualitatif Dan Metode Penelitian R&D. Bandung : Alfabeta