EVALUASI STRATEGI THORBURN UNTUK MEMASUKI PASAR EXPANSION JOINT DI INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern saat ini tidak bisa dilepaskan dari energi listrik.

TUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA OLEH : PUTRI MERIYEN BUDI S

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Industri jasa perawatan dan perbaikan mesin gas turbin merupakan industri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini dihadapkan pada berbagai masalah dalam berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Resesi yang terjadi di benua Amerika dan Eropa pada tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, persaingan bisnis semakin ketat menuntut setiap

RINGKASAN EKSEKUTIF INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2008

BAB I PENDAHULUAN. 1) Pertambahan jumlah penduduk yang makin tinggi. 2) Perkembangan yang cukup pesat di sektor jasa dan industri

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua, yaitu energi terbarukan (renewable energy) dan energi tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang tersebar di banyak tempat dan beberapa lokasi sesuai dengan kebutuhan

1. PENDAHULUAN. perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingkat kehidupan dan perkembangan teknologi, kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik memegang peranan

IV. GAMBARAN UMUM. Badak, dan kilang Tangguh. Ketiga kilang tersebut tersebar di berbagai pulau

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. terus dilaksanakan. Pembangungan Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pusat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan suatu energi, khususnya energi listrik di Indonesia semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya alam tersebut adalah batubara. Selama beberapa dasawarsa terakhir. kini persediaan minyak bumi sudah mulai menipis.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Perusahaan PT Pertamina (Persero) Gambar 1.1 Logo PT Pertamina (Persero)

Dr. Unggul Priyanto Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Harga bahan bakar minyak memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. masih ditopang oleh impor energi, khususnya impor minyak mentah dan bahan

BAB I PENDAHULUAN. udara yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar tersebut, sehingga

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

1. PENDAHULUAN PROSPEK PEMBANGKIT LISTRIK DAUR KOMBINASI GAS UNTUK MENDUKUNG DIVERSIFIKASI ENERGI

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

I. PENDAHULUAN. suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi. Namun, tanpa disadari penggunaan mesin yang semakin meningkat

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG

Oleh Asclepias R. S. Indriyanto Institut Indonesia untuk Ekonomi Energi. Disampaikan pada Forum Diskusi Sore Hari LPEM UI 5 Agustus 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian, serta sistematika dalam hal penulisan penelitian.

Bab Satu Pendahuluan. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada akhir Desember 2011, total kapasitas terpasang pembangkit listrik di

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. serta alasan penulis memilih obyek penelitian di PT. X. Setelah itu, sub bab

SEMINAR ELEKTRIFIKASI MASA DEPAN DI INDONESIA. Dr. Setiyono Depok, 26 Januari 2015

BAB I PENDAHULUAN. sektor properti dan infrastruktur, dengan pertumbuhan Compound Annual

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan dengan pulau lebih

BAB I PENDAHULUAN. saing, efisien, dan berwawasan pelestarian fungsi lingkungan serta mendorong

BAB I PENDAHULUAN. manajemen baik dari sisi demand maupun sisi supply energi. Pada kondisi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di

BAB 1 PENDAHULUAN. signifikan. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan sumber bahan bakar fosil yang

BAB I PENDAHULUAN. bumi. Benda ini biasanya berwarna hitam, dan kadang berwarna coklat tua.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. impor produk tertentu dari luar negeri, padahal bahan dasar produk tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

KAJIAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM BERBASIS EKSPORT

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia, termasuk Amerika Serikat, China, Australia, India, Rusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menikmati listrik. Akibat sulitnya lokasi yang tidak dapat

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

1 Universitas Indonesia

Kekayaan Energi Indonesia dan Pengembangannya Rabu, 28 November 2012

EFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH

BAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN BERISIKO TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMBERDAYAAN DAN KEBERPIHAKAN UNTUK MENGATASI KETIMPANGAN. 23 Oktober 2017

BAB I PENDAHULUAN. ini, pemenuhan pelayanan berkualitas bagi perusahaan kemudian tidak jarang

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

INDUSTRI BAHAN BAKAR NUKLIR DI DUNIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ekonomi nasional. Hasil analisis lingkungan industri menunjukkan bahwa industri

5. GAMBARAN UMUM KETENAGALISTRIKAN DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. transportasi. Selama ini sumber energi pada sektor transportasi didominasi oleh

PEMASARAN PRODUK INDUSTRI KONSTRUKSI PRACETAK PRATEGANG

BAB I PENDAHULUAN. efisiensi proses produksinya sebagai syarat untuk bisa terus bertahan di tengah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (subsidiary) dari PT. Pertamina (Persero). Ada dua sektor yang menjadi target

BAB l PENDAHULUAN. Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2012, untuk lalu lintas dan angkutan jalan ratarata

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu

BAB I PENDAHULUAN. dengan tambang mineral lainnya, menyumbang produk domestik bruto (PDB)

BAB I PENDAHULUAN. Minyak dan gas bumi merupakan salah satu sumber energi yang sangat dibutuhkan

OLEH :: INDRA PERMATA KUSUMA

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia saat ini, dimana hampir semua aktivitas manusia berhubungan

POKOK-POKOK PENGATURAN PEMANFAATAN BATUBARA UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK DAN PEMBELIAN KELEBIHAN TENAGA LISTRIK (Permen ESDM No.

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG

BAB I PENDAHULUAN. bising energi listrik juga memiliki efisiensi yang tinggi, yaitu 98%, Namun

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat semakin banyaknya kendaraan di Indonesia mengakibatkan

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35

BAB I PENDAHULUAN. maju dengan pesat. Disisi lain, ketidak tersediaan akan energi listrik


diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan bahan bakar minyak yang ketersediaannya semakin

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Faktor-faktor yang..., Iva Prasetyo Kusumaning Ayu, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus akan mengakibatkan menipisnya ketersediaan bahan. konsumsi energi 7 % per tahun. Konsumsi energi Indonesia tersebut

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010.

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa sangat ketat. Hal ini

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor :

MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN [1] Gambar 1.1 Jumlah Konsumsi BBM Dunia per Hari Sumber :

BAB I PENDAHULUAN. sektor minyak dan gas bumi. Pengusahaan kekayaan alam ini secara konstitusional

Transkripsi:

EVALUASI STRATEGI THORBURN UNTUK MEMASUKI PASAR EXPANSION JOINT DI INDONESIA BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Perkembangan Sektor Energi Di Indonesia Energi listrik merupakan suatu kebutuhan vital dalam sektor komunikasi, transportasi, proses produksi, kesehatan, entertainment dan berbagai aktivitas lainnya. Kebutuhan ini semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, hal ini juga terjadi di Indonesia sebagai salah satu negera berkembang dengan jumlah dan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Pemicu lainnya adalah semakin meningkatnya taraf hidup masyarakat. Oleh karena itu investor kelistrikan menilai bahwa keberadaan pembangkit listrik masih dibutuhkan untuk memenuhi daya listrik di Indonesia Beberapa perusahaan besar melihat peluang bisnis di sektor energi ini masih sangat potensial di Indonesia hingga beberapa tahun ke depan., seperti Siemens yang telah memegang pengoperasian dan perawatan dua pembangkit, yaitu PLTU Paiton 2 dan PLTU Muara Tawar. Peluang memanfaatkan pertumbuhan kebutuhan listrik juga disampaikan produsen pembangkit listrik asal Austria, General Electric. Direktur Penjualan dan Jasa GE, Jenbacher Eugen Laner mengatakan bahwa Indonesia punya pasar yang potensial bagi produsen mesin pembangkit bertenaga gas. Di Indonesia ada 40 pembangkit yang memakai mesin produksi GE. "Kami melihat tingginya permintaan di kawasan Asia, terutama Indonesia," katanya. Masalahnya adalah bahwa saat ini Indonesia sedang memprioritaskan pembangkit tenaga listrik berbahan bakar batu 1

bara, dalam hal ini perusahaan China adalah salah satu produsen terbaik di dunia untuk mesin-mesin pembangkit berbahan bakar batu bara. Yang terjadi saat ini adalah adanya ketidakseimbangan antara jumlah pasokan dan kebutuhan listrik, sehingga sering kita mendengar adanya pemadaman secara bergiliran sebagai dampak kurangnya pasokan listrik. Langkah yang dilakukan oleh pemerintah adalah menambah pasokan listrik dengan cara memperbaiki manajemen perawatan serta meng- up grade pembangkit listrik yang tidak berfungsi secara optimal. Langkah lain yang ditempuh pemerintah adalah dengan membangun pembangkit listrik baru skala kecil dan menengah dengan target program percepatan kelistrikan 10.000 MW yang tersebar di beberapa tempat di Indonesia melalui kerjasama dengan China sebagai salah satu spesialis pembangkit batu bara, beberapa lokasi rencana pembangunan pembangkit listrik program 10.000 MW ditunjukkan pada gambar 1.1. Gambar 1.1 Lokasi Pembangunan PLTU Batu Bara Program 10.000 MW Sumber : Departermen Perindustrian (2007) 2

Namun demikian Indonesia masih akan dihadapkan masalah lain berupa kelangkaan batu bara untuk beberapa tahun ke depan dan masalah lingkungan sebagai akibat pembuangan emisi karbon hasil pembakaran batu bara. Alternatif lain untuk mengatasi masalah lingkungan dengan biaya operasi rendah adalah PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), permasalahnnya hanya pada saat kemarau debit air tidak dapat kontinyu karena turunnya kapasitas air dalam waduk. Potensi lain yang belum tergarap secara optimal adalah PLTP (panas bumi) yang merupakan potensi energi listrik besar dan relatif murah di Indonesia, salah satu contoh adalah Propinsi Sulut (Sulawesi Utara). Potensi di Sulut memiliki energi yang tersimpan di perut bumi Minahasa dan Bolmong sesuai hasil survey ± 600 MW (data Pertamina). Selain itu pembangkit potensial yang hingga saat ini namun masih kontroversi adalah PLTN (Nuklir) yang diperkirakan akan segera dibangun di Indonesia. Masih terkait dengan sektor energi, isu yang berkembang di Indonesia saat ini adalah semakin tingginya kebutuhan bahan bakar untuk memenuhi permintaan baik dalam negeri maupun luar negeri. Peningkatan ini terjadi pada semua bentuk bahan bakar, dalam bentuk cair seperti solar dan premium sangat erat kaitannya dengan peningkatan pertumbuhan transportasi, sedangkan minyak tanah, walaupun sudah ada program konversi ke LPG, tidak dapat begitu saja ditinggalkan oleh masyarakat dan dunia industri. Dalam bentuk gas LPG, Indonesia terikat kontrak suplai LPG ke China yang masih harus dipenuhi hingga beberapa tahun ke depan, selain itu program dalam negeri untuk menggantikan minyak tanah dengan LPG secara otomatis akan meningkakan permintaan sumber daya energi dalam bentuk gas ini. Demikian juga dengan kebijakan yang ditetapkan pemerintah dalam Program Kelistrikan 10.000 MW yang menggunakan bahan bakar batu bara akan memicu tingginya kebutuhan batu bara sebagai salah satu bahan bakar berbentuk padat. Sebagaimana bisnis kelistrikan maka saat ini kita melihat begitu banyaknya perusahaan lokal maupun asing yang ikut andil dalam mengeksplorasi sumber daya energi yang tersebar di seluruh Indonesia. Berawal dari kondisi inilah maka berbagai 3

industri yang memproduksi peralatan pendukung pembangkit listrik dan pengolahan bahan bakar masih memiliki prospek yang cukup baik hingga beberapa tahun mendatang. Salah satu peralatan pendukung ini adalah expansion joint, yang digunakan untuk menghubungkan pipa atau ducting yang dialiri oleh panas agar tidak mengalami keretakan karena pemuaian dan penyusutan sebagai akibat proses panas/dingin saat beroperasi dan saat dimatikan, walaupun terlihat diam namun pada dasarnya expansion joint bergerak saat dipakai, oleh karena itu peralatan ini secara normal akan rusak dan harus diganti dalam waktu tertentu. 1.1.2. Expansion Joint Thorburn Dan PT. Kajian Logam Persada Sebagaimana kami jelaskan di atas bahwa Expansion Joint adalah suatu peralatan pendukung sistim perpipaan dalam industri yang melibatkan proses panas dengan disertai adanya aliran media baik cair, gas maupun debu. Fungsi dari Expansion joint adalah untuk mencegah terjadinya kerusakan pada pipa dan peralatan lainnya sebagai akibat adanya pemuaian / penyusutan, vibrasi dan pergeseran posisi (missalignment). Saat ini penulis bekerja sama dengan salah satu produsen expansion joint Merk THORBURN dari Perusahaan Thorburn Equipment Incorporated - Canada yang mencoba mengembangkan bisnisnya di Indonesia. Dari sisi produk, Thorburn memiliki keunggulan teknologi dibandingkan beberapa produk lain sejenis. Thorburn memiliki prestasi sangat baik khususnya dalam menangani PLTP yang memiliki karakteristik tekanan vacuum tinggi dan PLTN yang menuntut tidak adanya kebocoran (zero lekage), demikian juga pada industri pengolahan migas, semakin tinggi kesadaran akan pentingnya kualitas untuk minimalisasi resiko kegagalan maka semakin baik prospek yang dimiliki oleh produk Thorburn. Cara yang ditempuh oleh Thorburn untuk memasuki pasar Indonesia adalah dengan menggandeng perusahaan lokal yaitu PT. Kajian Logam Persada di Jakarta sebagai Exclusive Sole Agent di Indonesia. Bagi PT. Kajian Logam Persada 4

expansion joint merupakan produk yang sama sekali berbeda dengan bisnis utama mereka selama ini meskipun cenderung memiliki pasar yang sama; pembangkit listrik dan pabrik semen. Bisnis yang dijalankan oleh PT. Kajian Logam Persada adalah rekondisi komponen metal yang mengalami keausan sebagai akibat gesekan dengan bahan baku dalam proses pengolahan bahan tambang batu bara atau batu kapur pada pembangkit listrik dan pabrik semen. Proses pertemuan antara PT. Kajian Logam Persada dengan Thorburn adalah melalui perantara kedutaan Canada di Jakarta. PT. Kajian Logam Persada adalah perusahaan yang memiliki hubungan sangat luas dengan beberapa pembangkit listrik di Indonesia terutama BUMN dan memiliki latar belakang pengalaman bidang pemeliharaan peralatan yang digunakan dalam industri perminyakan dan semen. Dengan demikian, seharusnya perpaduan antara keunggulan teknologi oleh Thorburn dengan penguasaan market oleh PT. Kajian Logam Persada, ditambah dengan dukungan penulis dalam Tim Surabaya yang memiliki pengalaman selama delapan tahun menangani Expansion Joint seharusnya menjadi suatu kekuatan yang saling melengkapi. Kenyataannya bahwa Produk Thorburn kurang kompetitif dalam tender dan yang lebih parah adalah hubungan antara Thorburn dengan PT. Kajian Logam Persada nampaknya akan berakhir dalam kondisi tidak baik. 1.1.3. Alur Penulisan Secara prinsip penelitian ini bertujuan menganalisis penyebab ketidakmampuan Produk Thorburn untuk bersaing di Indonesia dengan mengevaluasi model kerjasama antara Thorburn sebagai Principal dan PT. Kajian Logam Persada sebagai Exclusive Sole Agent di Indoensia, sehingga diharapkan dapat memperoleh gambaran strategi yang lebih sesuai dalam menghadapi persaingan. Untuk dapat memahami kondisi yang ada, penulis menggunakan pendekatan teori tentang visi, misi dan strategi persaingan serta proses pembelian dalam teori 5

pasar organisasi. Pendekatan struktur pasar dibahas dalam teori pasar Oligopoly, pendekatan teori keagenan digunakan untuk dapat memahami kondisi internal, juga dibahas beberapa strategi yang dilakukan perusahaan dalam ekspansi memasuki pasar global. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dalam terapan bisnis untuk menggambarkan kejadian yang masih berlangsung dan interaksi dari berbagai faktor yang terkait, pendekatan yang dipakai adalah studi kasus mengenai ketidakmampuan produk Thorburn untuk bersaing dan gejala ketidak harmonisan hubungan antara Thorburn dengan PT. Kajian Logam Persada. Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara teori dan faktn untuk dapat menggambarkan situasi yang terjadi. Berdasarkan perbandingan tersebut diharapkan dapat memunculkan suatu pilihan strategi yang dianalisis dengan Metode Analisis SWOT, Matrik BCG dan Matrik SPACE. Untuk menguji pilihan strategi digunakan Analisis IFAS & EFAS. Sebagai penutup, kesimpulan dari tesis ini merupakan suatu usulan yang akan disampaikan kepada Thorburn mengenai alternatif strategi bisnis yang dapat dicoba penerapannya di Indonesia. Secara umum keberhasilan dari strategi ini diharapakan sedikit banyak mampu membantu percepatan transfer teknologi khususnya dalam bidang expansion joint di Indonesia. 1.2. PERUMUSAN MASALAH Sebagaimana dijelaskan bahwa Produk Thorburn memiliki berbagai keunggulan teknik dibandingkan produk lain sejenis, sedangkan PT. Kajian Logam Persada memiliki hubungan baik dengan pelanggan utama terlebih lagi didukung oleh Tim Surabaya yang memilki pengalaman selama 8 tahun menangani expansion joint, namun ada beberapa masalah yang perlu dicermati dalam kerjasama diantara ketiga pihak tersebut. 6

1. Produk Thorburn sulit berkompetisi di Indonesia, baik dengan sesama produk import maupun produk lokal. Sedangkan di luar Indonesia produk Thorburn cukup kompetitif. Ada beberapa hal yang menjadi sebab kekalahan Thorburn dalam tender : - Harga lebih tinggi dari kompetitor - Delivery time yang terlalu lama 2. Seringkali terjadi komunikasi yang tidak harmonis antara Thorburn dengan PT. Kajian Logam Persada selaku Exclusive Sole Agent diantaranya : a. Pada awal Juli 2009; menyangkut sisitim pembayaran antara PT. Kajian Logam Persada dengan Thorburn serta biaya tenaga supervisi di Indonesia untuk order yang pertama dari perusahaan pembangkit listrik milik negara; PT. PJB Gresik. b. Pada pertengahan Juli 2009; permasalahan menyangkut penawaran langsung dari Thorburn ke PT. Alstom Power Energy Sistem Indonesia untuk proyek di Australia, PT. Kajian Logam Persada menilai bahwa Thorburn seharusnya menawarkan barang melalui PT. Kajian Logam Persada sebagai exclusive sole agent, sedangkan Thorburn berpendapat bahwa agar harga lebih kompetitif maka harus memasukkan penawaran langsung, terlebih menyangkut perluasan pasar di luar negeri. c. Pada akhir tahun 2009; timbul masalah terkait dengan pengujian kualitas barang untuk Order dari PT. Pertamina UP VI Balongan, masalah antara kesepakatan dan realisasi pembayaran serta proses pengembalian barang yang ditolak oleh pelanggan. 3. Akibat masalah yang terjadi pada akhir tahun 2009, penulis melihat bahwa kerja sama antara kedua perusahaan ini nampaknya akan berakhir dalam kondisi tidak ada trust (saling kepercayaan) sebagai landasan setiap kerjasama secara umum antara Thorburn dan PT. Kajian Logam Persada. 7

Berdasarkan teori dan observasi, selanjutnya dilakukan komparasi terhadap berbagai alternatif yang ada untuk mendapatkan strategi ayng lebih baik. 1.3. TUJUAN PENELITIAN Secara prinsip penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui penyebab ketidakmampuan Produk Thorburn untuk bersaing di Indonesia. 2. Mengevaluasi model kerjasama antara Thorburn dengan PT. Kajian Logam Persada sebagai Exclusive Sole Agent di Indoensia. 3. Memperoleh gambaran strategi yang bisa diterapkan agar Produk Thorburn lebih mampu bersaing. 1.4. SISTIMATIKA PENULISAN Agar lebih mudah dipahami, tesis ini kami susun dengan sistimatika sebagai berikut : Bab I; Pendahuluan menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, sistimatika serta tujuan penulisan tesis. Bab II; Landasan Teori memberikan pendekatan teoritis terhadap kondisi riil sebagai landasan analisis yang akan dilakukan. Bab III; Metodologi penelitian menjelaskan prosedur penelitian, sekilas tentang produk expansion joint dan perusahaan Thorburn serta hasil pendekatan teori untuk dianalisis lebih lanjut. Bab IV; Analisis yang digunakan dalam penelitian yaitu Analisis SWOT, Matrik BCG, Matrik SPACE dan Analisis IFAS. Bab V; Penutup berisi kesimpulan dan saran 8