BAB I PENDAHULUAN. bagian dari kehidaupan sehari-harinya demi mempertahankan dan mendapatkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin

bukan lagi untuk memenuhi keinginan (wants) saja, melainkan karena kosmetik Berikut adalah tabel perkembangan pasar industri kosmetik di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut sangat lah penting dalam pemakaian bedak tabur muka.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang Indonesia menjadi pasar potensial. Fenomena

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Bahkan perusahaan saling berlomba untuk mendapatkan image

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. jenis kosmetika seperti lipstik, pelembab, pensil alis, mascara ataupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. wanita, dimana kosmetik yang digunakan dapat berupa skin care maupun make

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri kosmetik di Indonesia saat ini tergolong baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari pengunaan untuk event-event penting hingga sebagai kebutuhan seharihari.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. amat menjanjikan ( Sebagai buktinya, Revlon memenangkan Top Brand Award 2013 kategori

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan oleh perusahaan. Perusahaan dituntut untuk mengkomunikasikan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki keinginan membeli yang tinggi. Dalam menggunakan produk

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus memperhatikan aspek aspek yang dapat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BEDAK WARDAH

BAB 1 PENDAHULUAN. produsen kosmetik atau produk perawatan kulit yang kini beredar di pasar, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri maupun produksi luar negeri. Membanjirnya produk kosmetika di

BAB I PENDAHULUAN. dunia kosmetik menjadi semakin ketat. Berdasarkan analisis data sekunder. diperoleh data pertumbuhan sektor industri kosmetik.

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat dan berbentuk sangat kompleks. Menghadapi persaingan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen tidak beralih pada perusahaan pesaing. Aktivitas pemasaran ini

BAB I PENDAHULUAN. suka akan keindahan kepada wanita. Cara wanita memelihara. itulah wanita membutuhkan sesuatu yang akan membuat dirinya

BAB I PENDAHULUAN. berpenampilan. Cantik merupakan kunci utama bagi kaum wanita yang

2015 PENGARUH COUNTRY OF ORIGIN TERHAD AP PURCHASE D ECISION, SURVEI PAD A KONSUMEN ETUDE HOUSE TOSERBA YOGYA RIAU JUNCTION

BAB I PENDAHULUAN. setiap kesempaatan. Pada umumnya riasan tebal tersebut hanya digunakan oleh

BAB I: PENDAHULUAN BAB I. Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, LATAR BELAKANG. rumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Riasan dan kosmetik merupakan dua kata yang tidak dapat dipisahkan.

BAB I PENDAHULUAN. yang berperan penting dalam menciptakan kualitas terbaik.

BAB I PENDAHULUAN. baik lokal maupun luar negeri, yang tengah membanjiri pasar konsumen di

BAB I PENDAHULUAN. minat konsumen terhadap pembelian kosmetik. Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi), omset industri kosmetik tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi satu alasan industri kosmetik tetap tumbuh. Pemerintah mengklaim

BAB I PENDAHULUAN. deodoran, atau antiperspirant untuk menjaga agar aroma tubuh lebih segar.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang begitu cepat. Globalisasi merambah semua jenis produk dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif di dunia persaingan bisnis saat ini. Hal ini dapat terbukti dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang penampilan seseorang, bahkan bagi masyarakat dengan gaya

BAB I PENDAHULUAN. industri kosmetika di Indonesia. Saat ini industri kosmetika mengalami

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia di seluruh dunia. Globalisasi juga menyatukan unit-unit ekonomi dunia

BAB I PENDAHULUAN. Industri kosmetik merupakan salah satu industri yang memiliki prospek

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan ide-ide baru baik dari bidang makanan, pakaian, kosmetik, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya perusahaan perusahaan baru

BAB 1 PENDAHULUAN. memperluas target pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada.

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Hal ini terbukti dengan banyaknya jenis kosmetika produksi

Lampiran 1. Saya yang bertanda tangan di bawah ini: NIM : Adalah mahasiswa S-1 Jurusan Manajemen Universitas Esa Unggul Jakarta Barat.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin dinamis menuntut perusahaan. maupun wirausahawan untuk bergerak mengikuti selera konsumen dan

BAB I PENDAHULUAN. tantangan bagi pengusaha untuk tetap berada dalam persaingan industri.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang tersebar di semua wilayah Kota Bandung. Sejak dahulu Kota

BAB I PENDAHULUAN. meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Industri kecantikan terus

BAB I PENDAHULUAN. Canggihnya teknologi saat ini banyak menyuguhkan beberapa saranasarana

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Di dalam kondisi persaingan usaha yang semakin ketat ini, konsumen untuk mengkonsumsi produk mereka (Lasty, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di pasar menjadikan tugas seorang pemasar makin sulit dan kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri bagi setiap orang. Untuk itu yang selalu ingin berpenampilan menarik,

BAB 1 PENDAHULUAN. ingin menunjukkan eksistensi dirinya dalam sosialitas. Bagi wanita, kecantikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan manusia adalah suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN WARDAH COSMETIC

BAB I PENDAHULUAN. baru diluncurkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah jauh lebih dulu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ketat, mengharuskan setiap perusahaan untuk merumuskan strategi yang lebih efektif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara berkembang dimana masyarakatnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Zaman terus berkembang, begitu pula dengan ilmu pengetahuan

2007, h Murti Sumarni, Manajemen Pemasaran Bank, Yogyakarta: Liberty,

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan perusahaan, di masa depan di Indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bagi perempuan, serta menjadi salah satu hal yang paling diminati untuk

BAB I PENDAHULUAN. produknya. Menghadapi persaingan yang ketat, perusahaan berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin ketat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau yang biasa disebut bodycare juga digunakan para wanita untuk merawat tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan di dalam bidang pemasaran produk begitu ketatnya,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, demi mendapatkan dan. mempertahankan kecantikan dari waktu ke waktu. Inilah yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan di dunia bisnis saat ini semakin kompleks, dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah

BAB I PENDAHULUAN. perbelanjaan dan khususnya di klinik kecantikan. Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), bahan-bahan kimia yang

BAB I PENDAHULUAN. munculnya pasar tradisional maupun pasar modern, yang menjual produk dari

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat identik dengan wanita. Kecantikan dan keindahan tersebut dapat

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. yang sangat penting untuk di perhatikan adalah pemasaran produk.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki umat Islam yang berjumlah kurang lebih 87% yang

I. PENDAHULUAN. saat ini tidak hanya membutuhkan produk yang sekedar untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman nasabah dari pembelian yang konsisten sepanjang waktu. Orang yang

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada daya tariknya. Endorser yang kredibel adalah orang yang. bisa dipercaya dan mempunyai keahlian tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia fashion di Indonesia bisa dikatakan berkembang sangat pesat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada kondisi pasar seperti sekarang ini, kosumen memiliki. berbagai alasan memilih suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya.

BAB V PENUTUP. Hasil penelitian ini membuktikan dugaan hipotesis dapat diterima yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. mereka supaya hidup sehat. Salah satunya dengan cara mengatur asupan gizi

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan air tanpa sabun pembersih,dan sekarang banyak merek

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan baik lokal maupun perusahaan global, bersaing memikat hati konsumen. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sekitar Rp. 11 triliun. Menurut Euromonitor Internasional, negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. prenadamedia, 2010, h.65. Jakarta: Kencana Prenada media group, 2006, h. 57

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dan industri saat ini semakin ketat dan penuh

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kosmetik merupakan salah satu produk yang ditawarkan sebagai pemenuhan kebutuhan sekunder. Bagi wanita, produk kosmetik selalu menjadi bagian dari kehidaupan sehari-harinya demi mempertahankan dan mendapatkan kecantikan dari waktu ke waktu. Setiap kosmetik diciptakan memiliki keunggulan yang berbeda-beda untuk dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, trend, bahkan kemajuan tekhnologi saat ini menuntut perusahaan-perusahaan penghasil kosmetik harus peka dan meciptakan inovasi-inovasi kandungan dalam produk kosmetik sesuai dengan permintaan konsumen yang semakin tinggi. Kecantikan semakin berkembang dan berkembang dari masa ke masa, bukan lagi hanya menjadi sebuah keinginan, melainkan sudah menjadi sebuah kebutuhan yang akhirnya berdampak pada semakin meningkatnya industry kosmetik di dunia, termasuk juga di Indonesia. Indonesia tidak terlepas gaya hidup modern saat ini. Hal ini terbukti dari tingginya produksi kosmetik di Indonesia, dimana dari tahun ke tahun penjualannya semakin meningkat dan meningkat baik kosmetik produksi dalam negeri, maupun kosmetik import. Kementrian Perindustrian menyatakan penjualan dari industry kosmetik di Indonesia tumbuh 12,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Ekspor kosmetik tahun 1

2 ini diperkirakan mencapai US$ 406 juta atau naik 20% dari tahun lalu (http://www.tempo.co/,11/12/2012). Berdasarkan data tersebut,dapat dilihat bahwa memang perkembangan industry kosmetik di Indonesia berkembang pesat dalam penjualannya baik dalam negeri maupun ke luar negeri. Kosmetik yang berkembang pesat di Indonesia tidak hanya kosmetik produksi dalam negeri, melainkan juga dengan kosmetik import. Seperti yang disampaikan oleh Ketua Perkosmi (Persatuan Perusahaan Kosmetik Indonesia) bahwa penjualan produk kosmetik impor pada tahun 2013 diperkirakan meningkat 30% menjadi Rp 3,17 triliun dibandingkan tahun 2012 Rp. 2,44 triliun, menurut asosiasi industry. Peningkatan tersebut dipicu kenaikan volum penjualan serta penurunan tarif bea masuk seiring perjanjian perdagangan bebas Kosmetik pada saat ini telah menjadi kebutuhan manusia yang tidak bisa dianggap sebelah mata lagi, jika disadari bahwa baik wanita maupun pria setiap hari tidak bisa lepas dari yang namanya kosmetik, seperti Lotion, powder, deodorant, parfum, dan banyak lainnya. Kemajuan teknologi telah membawa perubahan-perubahan yang signifikan pada industri kosmetik, dengan menggunakan teknologi modern, industri kosmetik kini mampu memproduksi dalam skala yang sangat besar mencakup berbagai produk dengan tingkat yang sangat luas. Dengan dukungan kemajuan teknologi transfortasi maka produk tersebut dalam waktu yang amat singkat dapat menyebar ke berbagai negara dengan jaringan distribusi yang sangat luas dan mampu menjangkau seluruh strata masyarakat.

3 Dalam melakukan pengawasan produk kosmetik Kepala Badan POM telah mengeluarkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.12.11.10052 tahun 2011 tentang pengawasan produksi dan peredaran kosmetika. Pengawasan kosmetika sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 meliputi : 1) Legalitas Kosmetik, 2) Keamanan, Kemanfaatan dan Mutu, 3) Penandaan dan Klaim. 4) Promosi dan Iklan. Tabel 1.1 Tingkat Perkembangan Kosmetik di Indonesia Tahun Market Kenaikan (Rp. Milyar) (%) 2010 8,900-2011 8,500-4,49 2012 9,760 14,82 2013 11,200 14,75 2014 12,874 14,95 2015 13,943 830 Kenaikan Rata-Rata, (%) Pertahun 9,76 Sumber : ( http://cci-indonesia.com) Berdasarkan Tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa perkembangan kosmetik di Indonesia meningkat setiap tahunnya dimulai dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 dengan rata-rata kenaikan Pertahunnya sebesar 9,76%. Dengan meningkatnya permintaan kosmetik di Indonesia mendorong banyaknya industry kosmetik terus bersaing dalam menciptakan produk dengan keunggulankeunggulan yang dimiliki oleh setiap perusahaan serta inovasi yang dapat menarik minat konsumen. Berbagai merek kosmetik semakin marak di pasaran baik lokal maupun non-lokal seperti : Wardah, Revlon, Maybelline, Oriflame, Etude house, MustikaRatu, Makeover, Viva, Emina, Elf, WetnWild, dan banyak lagi. Dengan memberikan keunggulan-keunggulannya masing-masing sehingga para konsumen

4 harus jeli untuk dapat memilih produk kosmetik yang sesuai dan cocok dengan jenis kulit konsumen. Tabel 1.2 Kategori Kosmetik Survey TOPBRAND 2015-2016 Merek Rank Eyeliner Persentase Rank Bedak Tabur Persentase 2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015 2016 1 Revlon Maybelline 19.4% 14.5% 1 Wardah Viva 13.9% 15.5% 2 Maybelline Oriflamme 16.1% 13.4% 2 Viva Wardah 12.3% 15.5% 3 Oriflamme revlon 15.8% 12.1% 3 Sariayu Marcks 10.4% 12.1% 4 Sariayu Wardah 8.3% 10.2% 4 Marcks Sariayu 7.9% 8.3% 5 Latulipe Sariayu 7.8% 9.5% 5 La Pixy 7.1% 6.8% 6 - Latulipe 7.2% 6 Sumber (www.topbrand-award.com) Tulipe Dapat kita lihat pada Tabel 1.2 di atas yang menunjukan peringkat kosmetik eyeliner dan bedak tabur terbaik yang dilakukan survey oleh TOP BRAND berdasarkan kandungan terbaik dan produk yang paling di favoritkan oleh konsumen pada tahun 2015 hingga 2016. Pada eyeliner dapat dilihat pada tahun 2015 peringkat pertama di isi oleh brand Revlon dengan presentase 19.4% kedua di isi oleh Maybelline dengan persentase 16.1% dimana pada tahun 2015 produk eyeliner wardah belum masuk kedalam 5 besar eyeliner terbaik di Indonesia menurut survey TOP BRAND, tahun 2016 peringkat pertama di isi oleh Maybelline yang disusul oleh brand oriflamme Revlon dan peringkat ke empat di isi oleh Wardah dimana pada produk eyeliner tahun 2016 wardah baru dapat menempati peringkat ke 4 dengan presentase 10.2%. Pada produk bedak tabur 2015 dapat dilihat Wardah menempati peringkat pertama dengan persentase 13.9% dan pada tahun 2016 Wardah turun menjadi peringkat kedua dengan persentase 15.5% yang disusul oleh kosmetik Viva dari tabel di atas dapat

5 dijelaskan bahwa produk-produk wardah masih memiliki kekurangan dimana beberapa produk wardah belum bisa menjadi peringkat pertama dan mempertahankan peringkatnya meskipun persentasi produk kosmetik wardah meningkat akan tetapi produk wardah pada survey di atas menurun. Tabel 1.3 Data Penjualan Kosmetik pada beberapa Mall di Kota Bandung Bulan Januari-Maret 2015 Nama tempat dan Brand Pendapatan Peringkat Januari Februari Maret BIP 1 Revlon 95.732.200 96.603.400 97.232.540 (matahari) 2 Maybelline 71.355.100 72.283.500 71.310.500 3 Wardah 37.295.420 36.587.500 29.727.560 4 Latulipe 8.532.120 8.774.200 7.425.000 Ciwalk 1 Revlon 87.352.420 89.729.000 92.312.000 2 Maybelline 69.522.700 70.420.155 71.298.700 3 Wardah 42.453.000 41.729.000 43.845.100 4 Latulipe 9.421.320 8.530.100 8.225.300 Balubur 1 Revlon 77.297.510 79.610.550 80.792.000 TownSquare 2 Wardah 69.543.125 67.796.435 65.145.000 3 Maybeline 31.255.400 29.696.250 27.946.000 4 Latulipe 8.917.200 8.657.000 9.752.000 (Sumber : Diolah peneliti dari beberapa mall di Bandung ) Pada Tabel 1.3 di atas dapat dilihat bahwa beberapa penjualan Revlon berada pada urutan pertama yang memiliki penjualan merek kosmetik tertinggi di Tiga Mall di kota Bandung, berbeda dengan Latulipe penjualannya sangat rendah dibandingkan dengan kosmetik lain. Sedangkan kosmetik. Wardah memiliki penjualan yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah dibandingkan dengan produk kosmetik Revlon yang memiliki penjualan tertinggi dan Latulipe yang memuliki penjualan terendah. Kosmetik Wardah sudah cukup baik akan tetapi kosmetik Wardah belum bisa untuk menyaingi brand Revlon yang selalu memiliki penjualan yang unggul dibandingkan dengan produk kosmetik lain.

6 Wardah merupakan salah satu kosmetik yang saat ini dijadikan favorit oleh kalangan konsumen,akan tetapi dengan menurunnya pendapatan Wardah dapat disimpulkan terdapat masalah yang membuat minat beli dan minat beli ulang konsumen menurun. Dalam membeli suatu produk konsumen akan membandingkan produk yang akan dia beli dengan produk lain dan juga manfaat yang di dapatkan. Hal ini dikarenakan dalam membeli suatu produk, konsumen tidak hanya ingin memenuhi kebutuhan saja, namun juga dapat memuaskan keinginannya. Penurunan minat beli dan minat beli ulang konsumen dapat terjadi karena mungkin kualitas produk yang diberikan tidak memenuhi harapan dari konsumen atau dari segi harga yang ditawarkan yang belum terjangkau dan belum dapat sesuai dengan manfaat yang diberikan. Ataupun memungkinkan dari salah satu promosi (celebrity endorser) yang tidak mendukung atau sesuai dengan produk yang diiklankan Melihat banyak faktor yang mempengaruhi minat beli ulang konsumen, maka peneliti melakukan pra-survey untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat beli ulang pada kosmetik Wardah. Peneliti melakukan survei dengan membuat kuesioner kepada 30 responden yang merupakan pengunjung store kosmetik Wardah di Bandung Indah Plasa. Dari hasil Pra-Survey terdapat beberapa masalah yang menjadi penyebab menurunnya Minat beli ulang konsumen terhadap kosmetik wardah yaitu sebagai berikut :

7 Tabel 1.4 Hasil Pra Survey Marketing Mix dan Bintang Iklan (celebrity endorser) No Pernyataan Tanggapan Total Variabel 5 4 3 2 1 Indikator Produk 1 Kosmetik Wardah sangat cocok dengan jenis kulit saya. 17% 23% 27% 23% 10% 100% 2 Kosmetik Wardah sangat awet ketika digunakan 13% 30% 17% 23% 17% 100% 3 Desain kosmetik wardah sangat unik 30% 23% 40% 7% 100% 4 Produk Kosmetik Wardah merupakan produk dengan citra merek HALAL yang paling saya kenal 23% 30% 33% 13% 100% Indikator Harga 5 harga produk Wardah sangat sesuai dengan kualitas produk 17% 23% 20% 27% 13% 100% 6 harga produk Wardah sangat sesuai dengan kualitas produk 20% 10% 43% 23% 3% 100% Indikator Tempat 7 outlet wardah mudah ditemukan 37% 43% 20% 100% 8 outlet wardah berada di tempat luas dan dapat dilihat dari jauh 20% 37% 43% 100% Indikator Promosi 9 promosi melalui web dan brosur sangat menarik perhatian 13% 37% 47% 3% 100% 10 promosi yang dilakukan sangat gencar sehingga sangat mempengaruhi saya untuk beli 37% 43% 20% 100% Indikator Bintang Iklan (celebrity endorser) 11 tidak pernah ada pemberitaan buruk terhadap bintang iklan 7% 30% 33% 20% 10% 100% 12 bintang iklan yang di gunakan sangat saya kenali 13% 20% 37% 30% 100% 13 Bintang iklan Wardah mewakili sosok wanita Islam berjilbab yang sangat menarik 20% 60% 13% 7% 100% 14 Kharisma/karakteristik yang dimiliki selebriti dalam iklan membuat saya tertarik untuk menggunakan wardah 10% 33% 33% 23% 100% Dapat dilihat hasil pra-survey marketing mix pada Tabel 1.4 di atas diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli ulang konsumen

8 pada kosmetik Wardah adalah Produk dimana ada tiga indikator yang menjadi masalah menurut konsumen pertama mengenai Kecocokan wardah dengan jenis kulit konsumen dimana 23% konsumen menyatakan tidak setuju dan 10% konsumen menyatakan sangat tidak setuju, indikator kedua mengenai Keawetan wardah saat digunakan dimana 23% konsumen menyatakan tidak setuju dan 17% konsumen menyatakan sangat tidak setuju, dan indikator terakhir yang bermasalah yaitu Desain kosmetik wardah sangat unik dimana 40% konsumen menyatakan cukup dan 7% tidak setuju Faktor dominan kedua yang menjadi masalah yaitu harga, dimana ada dua indikator yang menjadi masalah menurut konsumen, pertama mengenai harga sangat sesuai dengan kualitas produk dimana 27% konsumen menyatakan tidak setuju dan 13% menyatakan sangat tidak setuju, dan indikator terakhir mengenai harga sangat sesuai dengan manfaat yang diterima dimana 23% konsumen menyatakan tidak setuju dan 3% sangat tidak setuju, Faktor dominan ketiga yang menjadi masalah yaitu mengenai bintang iklan (celebrity endorser) dimana hampir semua indikator terjadi masalah yang pertama mengenai tidak pernah ada pemberitaan buruk dengan bintang iklan dimana 20% konsumen menyatakan tidak setuju dan 10% menyatakan sangat tidak setuju, kedua mengenai bintang iklan yang digunakan sangat saya kenali dimana 30% konsumen menyatakan tidak setuju dan indikator terakhir yaitu mengenai Kharisma/karakteristik yang dimiliki selebriti dalam iklan membuat saya tertarik untuk menggunakan wardah dimana 23% konsumen menyatakan tidak setuju.

9 Dari hasil pra-survey di atas, perusahaan kosmetik wardah perlu melakukan inovasi dan mengembangkan kualitas dari formulasi yang digunakan untuk bahan setiap produk kosmetik agar lebih baik lagi, sehingga konsumen merasa puas dan berkeinginan untuk melakukan pembelian ulang kembali. Berdasarkan hasil uraian diatas penulis akan mengambil judul skripsi yaitu PENGARUH PRODUK, HARGA, DAN BINTANG IKLAN (CELEBRITY ENDORSER) TERHADAP MINAT PEMBELIAN ULANG KOSMETIK WARDAH (SURVEY PADA PENGUNJUNG STORE WARDAH DI BANDUNG INDAH PLAZA) 1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan Latar Belakang di atas dapat di ambil Identifikasi Masalah sebagai berikut : 1. Semakin banyaknya pesaing bisnis kosmetik di Indonesia 2. Menurunnya minat konsumen terhadap kosmetik lokal 3. Data penjualan Wardah mengalami penurunan 4. Produk kosmetik wardah belum menjadi pilihan kosmetik terbaik di Indonesia 5. Banyaknya konsumen yang merasa kurang cocok dengan produk Wardah 6. Kualitas produk Wardah yang masih kurang baik 7. Kurang awetnya ketahananan kosmetik wardah saat digunakan

10 8. Kemasan Produk Wardah kurang inovatif 9. Harga yang diberikan oleh kosmetik Wardah kurang sesuai dengan kualitas produk 10. Harga yang diberikan oleh kosmetik Wardah kurang sesuai dengan manfaat yang diterima 11. Adanya pemberitaan buruk mengenai Bintang Iklan (Celebrity Endorser) yang digunakan oleh kosmetik Wardah 12. Adanya ketidakpercayaan konsumen terhadap Bintang Iklan (Celebrity Endorser) yang digunakan oleh kosmetik Wardah. 13. Konsumen masih memiliki alternative lain selain membeli produk kosmetik Wardah 1.2.2 Rumusan Masalah berikut : Dari Latar belakang di atas dapat di ambil suatu rumusan masalah sebagai 1. Bagaimana pendapat konsumen tentang produk kosmetik Wardah 2. Bagaimana pendapat konsumen tentang harga yang diberikan kosmetik Wardah 3. Bagaimana pendapat konsumen tentang Bintang Iklan (Celebrity Endorser)yang digunakan oleh kosmetik Wardah 4. Bagaimana minat pembelian ulang konsumen pada kosmetik Wardah

11 5. Seberapa besar pengaruh Produk, Harga dan Bintang Iklan (Celebrity Endorser) terhadap Minat Beli Ulang secara simultan dan parsial pada kosmetik Wardah 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan Rumusan Masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui : 1. Pendapat konsumen tentang produk kosmetik Wardah 2. Pendapat konsumen tentang harga yang diberikan oleh kosmetik Wardah 3. Pendapat konsumen tentang Bintang Iklan (Celebrity Endorser) yang digunakan oleh kosmetik Wardah 4. Minat pembelian ulang konsumen pada kosmetik Wardah 5. Pengaruh Poduk, Harga, Bintang Iklan (Celebrity Endorser) terhadap Minat Beli Ulang secara simultan dan parsial pada kosmetik Wardah 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : A. Manfaat Teoritis 1. Dapat memperkaya konsep dan teori yang mendukung perkembangan ilmu dan pengetahuan manajemen pemasaran, khususnya yaitu pengetahuan mengenai Pengaruh Produk, Harga, dan Bintang Iklan (Celebrity Endorser) terhadap Minat Beli Ulang

12 2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan sumbangan konseptual bagi peneliti sejenis maupun aktivis akademis lainnya dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan untuk kemajuan dunia pendidikan. B. Manfaat Praktis 1. Bagi PT. Paragon Technology and Innovation Bandung Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam mempertimbangkan Produk, Harga, serta Bintang Iklan (Celebrity Endorser) yang akan diberikan pada konsumen yang dapat mengacu pada Minat Pembelian Ulang. 2. Bagi Akademik Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih menambah wawasan dan pengetahuan tentang Pengaruh Produk, Harga, dan Bintang Iklan (Celebrity Endorser) terhadap Minat Beli Ulang 3. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan pengalaman berharga untuk ilmu pengetahuan tentang manajemen pemasaran khususnya yang berhubungan dengan Produk, Harga dan Bintang Iklan (Celebrity Endorser) dan Minat Beli Ulang.