PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR PADA KELOMPOK B MELALUI PENGEMBANGAN PERMAINAN KURSI MUSIK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Sujiono, dkk (2008) memaparkan bahwa motorik kasar terbentuk

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

Pengembangan Metode Pengenalan Dan Pemahaman Nilai Nada Musik Kepada Anak Usia Taman Kanak-Kanak

BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI TEKNIK LOKOMOTOR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Ni Luh Gede Sudewiyani 1 ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI IMITASI DALAM GERAK TARI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG FIRMAWATI

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK MELALUI PENERAPAN GERAK DASAR TARI SOUMPAK PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Pada rentang usia ini anak mengalami the golden years yang. perkembangannya, termasuk perkembangan fisik-motoriknya.

PENGARUH PERMAINAN LOMPAT TALI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK DI KELOMPOK B RA AL-MUHAJIRIN PALU ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB V KAJIAN DAN SARAN. Pada bab V ini akan dijelaskan tentang kajian produk yang direvisi, saran

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

PENGARUH METODE BERMAIN PANTOMIM TERHADAP KECERDASAN KINESTETIK ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI RANDULANANG II JATINOM KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI LAYANG-LAYANG DI TAMAN KANAK-KANAK PRESIDEN 2 PADANG

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK ALKHAIRAAT MAKU KEC. DOLO

ARTIKEL ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Anak Usia Dini SIWI ENDAH TISNOWATI A53B090202

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI BERMAIN LOMPAT TALI KARET PADA ANAK KELOMPOK A

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. dari dalam kandungan maupun sejak dilahirkan ke bumi. Kemampuan yang

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

PEDOMAN BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C

BAB I PENDAHULUAN. Dennison (2002) mengatakan bahwa Brain Gym adalah serangkaian gerak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan kualitas diri bagi

Melatih Kebugaran. Kecepatan gerak Loncat katak

HUBUNGAN ANTARA LATIHAN SENAM IRAMA DENGAN KEMAMPUAN GERAKAN TERKOORDINASI ANAK USIA DINI JURNAL. Oleh Anisa Ayu Lestari ( )

BAB I PENDAHULUAN. usia enam tahun menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia anak adalah dunia bermain, di mana masa ini secara naluriah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Jumlah subjek berdasarkan jenis kelamin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu jenjang pendidikan

CENING PUJIATI NIM. A. 53H111051

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI PADA ANAK KELOMPOK B MENGGUNAKAN MEDIA TANGRAM

PENGGUNAAN GERAKAN TARI KREASITERHADAP PERKEMBANGAN GERAK DASAR ANAK JURNAL. Oleh USWATUN HASANAH ( )

Disusun oleh : WINDITA FITRI ILHAMI A

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD.

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN

2-3. Checklist Indikator. PERKEMBANGANANAK Usia 2-3 tahun. Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, menurut Undang-Undang Nomor 20

PERMAINAN KESEIMBANGAN TUBUH BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK TK KELOMPOK A

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan generasi sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan anak usia

ARTIKEL PENELITIAN. Disusun Oleh : INA SALAMAH NPM :

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan formal (Taman Kanak Kanak, Raudhatul Athfal,

Peningkatan Motorik Halus Melalui Kegiatan Paper Quilling Pada Anak Kelompok B3 Di TK. Darul Falah Cukir Diwek Jombang

INDAH WINDARTI NPM

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang

SOSIALISASI DAN LATIHAN TEKNIK DASAR OLAHRAGA BOLA TANGAN.

PERANAN PERMAINAN TRADISIONAL GOBAG SODOR DALAM PENGEMBANGAN ASPEK MOTORIK DAN KOGNITIF ANAK TK PILANGSARI I GESI SRAGEN

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

2014/2015. Disusun oleh : A

Al-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

PENERAPAN MELIPAT, MENGGUNTING, MENEMPEL (3M) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

KARYA ILMIAH. Oleh : SUSIWATI A1/111186

PENGEMBANGAN PERMAINAN UMPAN DAN PINDAH UNTUK PEMANASAN LATIHAN FUTSAL PADA TIM FUTSAL BOSTA DI KOTA KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pola hidup dan kebiasaan yang ada di masyarakat. Anak-anak lebih banyak

Peta Konsep GERAK RITMIK

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B2 DI TK SAMPOROA DHARMA WANITA PERSATUAN KOTA PALU. Ari Okta Pratiwi 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN PERMAINAN BOY-BOYAN UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK B DI TK MASYITHOH TOBOYO ARTIKEL JURNAL

KARYA ILMIAH OLEH AYATI SULISTIA NPM A1I111001

SENAM SI BUYUNG DENGAN METODE DEMONSTRASI DALAM PENGEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK

MODEL PENGENALAN AKTIVITAS JASMANI BAGI SISWA TAMAN KANAK-KANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Millatulhaq, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TARI TAKTETAH MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN INTERAKTIF KEMAMPUAN GERAK DASAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR. Isa Ansori dan Sukardi PGSD FIP UNNES

Pengaruh Permainan Bakiak Terhadap Peningkatan Kecerdasan Motorik Kasar Anak Usia Dini

PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI TARI KE SAWAH DI TAMAN KANAK-KANAK TOYIBAH TALAWI

PENGARUH PERMAINAN MODIFIKASI BOLA BASKET TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

2014 USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERJALAN DI ATAS PAPAN TITIAN

KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR PADA KELOMPOK B MELALUI PENGEMBANGAN PERMAINAN KURSI MUSIK Dwi Pangestuti, Sutansi PAUD KSDP Universitas Negeri Malang Email: dwipangestuti44@gmail.com Abstrak: Kemampuan untuk koordinasi secara motorik kasar dapat dilatihkan dengan melatih kelenturan otot. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan. Hasil dari uji coba pada kelompok kecil menunjukkan bahwa 75% dari peserta didik memainkan kursi musik secara mudah dan 96,7% dari peserta didik memiliki minat untuk memainkan permainan kursi musik. Hasil dari uji coba pada kelompok besar menunjukkan bahwa 90% peserta didik memainkan permainan kursi musik dengan mudah dan 96,8% dari pelajar tertarik dan antusias dalam memainkan permainan kursi musik yang ditujukan untuk melatih motorik. Dari hasil diatas dapat ditarik sebuah simpulan bahwa permainan kursi musik adalah permainan yang mudah dan menyenangkan untuk dimainkan oleh peserta didik. Kata Kunci: kemampuan motorik kasar, permainan kursi musik Perkembangan motorik adalah proses seorang anak belajar untuk terampil menggerakkan anggota tubuh. Secara umum ada dua macam gerakan motorik, yaitu gerakan motorik kasar dan gerakan motorik halus. Sujiono (2010:1.13) mengemukakan bahwa gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. Kemampuan motorik kasar pada anak dapat dikembangkan melalui metode bermain. Piaget dalam Sujiono (2012:144) mengatakan bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan atau kepuasan bagi diri seseorang. Melalui bermain anak dapat memperoleh pengalaman nyata dalam mengeksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, dan berkreasi. Observasi yang dilakukan di TK Al-Hidayah Wonorejo 2 Kecamatan Srengat, TK Al-Hidayah Pakisrejo Kecamatan Srengat, TK Al-Hidayah Kerjen 1 Kecamatan Srengat, TK Dharma Wanita Pakisrejo Kecamatan Srengat, dan TK Al-Hidayah Karanggayam Kecamatan Srengat pada kegiatan pembelajaran fisik motorik kelompok B lebih diarahkan pada fisik motorik halus yang meliputi menganyam, mewarnai, dan kolase. Fisik motorik kasar yang dilakukan pada jam pembelajaran yaitu senam pagi yang tidak dilakukan secara rutin setiap hari. Pemecahan masalah dari paparan di atas yaitu mengembangkan suatu model pembelajaran yang menarik, mudah dan menyenangkan bagi anak agar kemampuan motorik kasar yang dimiliki anak dapat berkembang. Model permainan yang dikembangkan yaitu melalui permainan kursi musik. Dalam permainan kursi musik ini terdapat aktivitas berlari yang dapat mengembangkan motorik kasar anak. Model permainan kursi musik yang akan dikembangkan terdiri dari aktivitas melompat menggunakan satu kaki, melompat menggunakan dua kaki, dan berlari. Pada permainan ini dibagi menjadi dua kelompok, dimana kelompok 1 berperan sebagai pemain sedangkan kelompok 2 berperan sebagai 81

82 WAHANA SEKOLAH DASAR (Kajian Teori dan Praktik Pendidikan) Tahun 24, Nomor 1,Januari 2016 pembunyi musik untuk mengiringi permainan tersebut. Permainan ini dimulai dengan aktivitas melompat menggunakan 2 kaki, melompat menggunakan 1 kaki kemudian berlari untuk duduk diatas kursi yang telah disediakan. Salah satu pemain yang tidak mendapatkan kursi dianggap gugur dan tidak dapat mengikuti permainan selanjutnya. Permainan ini dapat dilakukan di halaman sekolah. METODE Model pengembangan yang digunakan dalam penelitan ini adalah model pengembangan (research and development) Borg dan Gall Borg dan Gall (1983:775) yang menggunakan langkah 1 langkah ke 7 yaitu, (1) Melakukan penelitian dan pengumpulan informasi (kajian pustaka, pengamatan kelas, persiapan laporan tentang pokok persoalan). (2) Melakukan perencanaan (pendefinisian keterampilan, perumusan tujuan, penentuan urutan pembelajaran. (3) Mengembangkan produk awal (penyiapan materi pengajaran, penyusunan buku pedoman, dan perlengkapan evaluasi). (4) Melakukan uji coba kelompok kecil (dilakukan di TK Al-Hidayah Wonorejo 2 Kecamatan Srengat kelompok B dengan menggunakan 6 subyek yang diambil secara acak). (5) Melakukan revisi terhadap produk awal (sesuai analisis data dari hasil uji coba kelompok kecil). (6) Melakukan uji lapangan utama (dilakukan pada lima lembaga yaitu anak TK Al-Hidayah Wonorejo 2 Kecamatan Srengat, TK Al-Hidayah Pakisrejo Kecamatan Srengat, TK Al-Hidayah Kerjen 1 Kecamatan Srengat, TK Dharma Wanita Pakisrejo Kecamatan Srengat, dan TK Al-Hidayah Karanggayam Kecamatan Srengat sebanyak 94 anak. (7) Melakukan revisi produk operasional (revisi produk berdasarkan saransaran dari hasil uji lapangan utama). Pengertian Permainan Kursi Musik Permainan kursi musik adalah permainan yang menggunakan alat yang berupa kursi dan diiringi oleh musik. Dalam permainan ini terdiri dari aktivitas berlari dimana anak harus berebut kursi ketika musik yang dimainkan sudah berhenti. Permainan ini dapat mengembangkan motorik kasar yang anak. Tujuan Permainan Kursi Musik Tujuan yang utama dari permainan ini adalah mengembangkan model permainan agar lebih menarik dan menyenangkan dalam rangka melatih kemampuan jasmani anak, yaitu kekuatan otot kaki dan ketepatan pada saat melompat menggunakan satu kaki dan melompat menggunakan dua kaki, kecepatan pada saat berlari cepat untuk duduk di atas kursi plastik, dan kelincahan pada saat melakukan permainan. Alat Permainan Kursi Musik a. Kursi kecil (Dingklik) Kursi kecil ini terbuat dari triplek dengan ukuran panjang 35 cm, lebar 20 cm, dan tinggi 15 cm. Kursi ini diberi warna merah, biru, dan kuning. Tujuannya agar menarik perhatian anak. Pemilihan bahan ini dikarenakan triplek dianggap memiliki bunyi yang lebih nyaring jika dibanding dengan kayu. Selain itu bahan dari triplek lebih ringan sehingga mudah untuk dipindah. b. Stik Stik ini digunakan sebagai alat untuk memukul kursi yang terbuat dari triplek. Stik ini terbuat dari bambu dengan panjang 33 cm. Bambu ini diberi warna merah, biru, dan kuning. Tujuannya untuk menarik perhatian anak. c. Kursi plastik Kursi plastik ini digunakan untuk duduk ketika musik yang dibunyikan sudah berhenti. Pemilihan bahan yang terbuat dari plastik ini dikarenakan bahan plastik memiliki berat yang cukup ringan sehingga mudah untuk dipindah. Selain itu kursi yang terbuat dari plastik

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR PADA KELOMPOK B MELALUI... 83 memiliki berbagai macam warna yang dapat menarik perhatian anak. d. Jejak kaki Jejak kaki ini terbuat dari kertas yang dilaminating sehingga dapat digunakan dalam waktu yang lama. Langkah-langkah Permainan Kursi Musik 1. Guru menyiapkan alat yang akan digunakan untuk bermain yaitu kursi kecil yang terbuat dari triplek (dingklik), stik yang terbuat dari bambu, gambar jejak kaki, dan kursi plastik yang disesuaikan dengan jumlah pemain. Misalkan jumlah pemain ada 3 anak maka guru harus menyiapkan kursi plastik berjumlah 2 buah. 2. Guru menjelaskan aturan main. Guru membagi menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 yaitu kelompok yang akan berlari mengikuti jejak kaki. Apabila gambar jejak kaki hanya terdiri dari 1 gambar telapak kaki maka anak harus melompat menggunakan satu kaki sesuai dengan gambar tersebut. Apabila gambar jejak kaki yang terdiri dari 2 gambar telapak kaki yaitu kaki kanan dan kaki kiri maka anak harus melompat menggunakan dua kaki sesuai dengan gambar jejak kaki tersebut. 3. Kelompok 2 yaitu kelompok yang bertugas untuk membunyikan musik dengan cara memukul kursi kecil (dingklik) yang terbuat dari triplek dengan menggunakan stik yang terbuat dari bambu sambil bernyanyi. 4. Ketika musik berbunyi maka kelompok 1 harus berlari sesuai dengan jejak kaki yang telah disediakan di sekitar kursi plastik. Tetapi apabila musik sudah berhenti maka kelompok 1 harus berlari untuk duduk di atas kursi plastik tersebut. Anak yang tidak mendapatkan kursi dianggap gagal dan tidak dapat mengikuti kegiatan selanjutnya. 5. Permainan ini dilakukan hingga mendapatkan 1 pemenang. 6. Setelah mendapatkan 1 pemenang, kelompok 2 bertukar posisi dengan kelompok 1. Kelompok 2 bermain melompat menggunakan 2 kaki dan melompat menggunakan 1 kaki mengikuti gambar jejak kaki dan kelompok 1 bertugas untuk membunyikan musik sebagai pengiring permainan. Peraturan Permainan Kursi Musik Permainan ini mempunyai peraturan dan kriteria keberhasilan yang harus diperhatikan oleh anak-anak, sehingga dalam menjelaskan harus jelas supaya anak-anak mengerti maksud dari permainan ini. Peraturan dan kriteria yang harus dipatuhi oleh anak-anak sebagai berikut. a. Peraturan permainan Peraturan permainan kursi musik adalah sebagai berikut. 1) Pemain harus melakukan permainan sesuai dengan peraturan yang telah dijelaskan oleh guru. 2) Kelompok 2 bertugas untuk membunyikan musik dengan cara memukul kursi triplek (dingklik) dengan menggunakan stik yang terbuat dari bambu. 3) Ketika musik berbunyi kelompok 1 harus melompat sesuai dengan jejak kaki. Tetapi ketika musik berhenti, kelompok 1 harus segera berlari kemudian duduk di atas kursi plastik yang telah disediakan. 4) Anak yang tidak mendapatkan kursi dianggap gugur dan tidak dapat mengikuti permainan berikutnya. b. Kriteria Keberhasilan Kriteria keberhasilan dalam permainan kursi musik dibagi menjadi 2 tahap, yaitu: 1) Tahap pertama pemain harus meloncat sesuai denagan jejak kaki yang telah disediakan. 2) Ketika musik berhenti, pemain harus berlari kemudian duduk di atas kursi plastik yang telah disediakan.

84 WAHANA SEKOLAH DASAR (Kajian Teori dan Praktik Pendidikan) Tahun 24, Nomor 1,Januari 2016 Gambar Lapangan Permainan Kursi Musik Permainan kursi musik terdiri dari dua kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 3 anak. Kelompok 1 adalah kelompok pemain musik dan kelompok 2 adalah kelompok yang berlari mengikuti gambar jejak kaki. Ketika musik berbunyi, kelompok 2 harus berlari sesuai gambar jejak kaki. Ketika musik sudah berhenti maka kelompok 1 harus berlari untuk berebut kursi. Anak yang tidak mendapat kursi dianggap gugur dan tidak dapat mengikuti permainan berikutnya. Penelitian dilakukan pada anak kelompok B di lima TK Gugus IV Kecamatan Srengat tahun ajaran 2014/2015 dengan subjek penelitian yang berjumlah 6 anak untuk uji coba kelompok kecil dan 94 anak untuk uji lapangan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2015. Data yang dibutuhkan dalam penelitian, yaitu aspek kemudahan dan kesenangan anak dalam melakukan permainan kursi musik ini. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus menurut Sudijono (2009:43) adaah sebagai berikut: P = x 100% Keterangan: P : Angka presentase F : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya N : Number of Cases (jumlah frekuensi/ banyaknya individu) Data yang didapat kemudian dianalisis menggunakan teknik analsis data dengan kriteria interpretasi skor menurut Riduwan (2004:29). Tabel 1 Analisis Persentase Persentase Keterangan 81 100% Sangat Kuat 61 80% Kuat 41 60% Cukup 21 40% Lemah 0 20% Sangat Lemah HASIL Hasil uji coba kelompok kecil terkait dengan aspek kemudahan dan aspek kesenangan yang dilakukan di TK Al-Hidayah Wonorejo 2 Kecamatan Srengat dengan menggunakan 6 subjek akan dijelaskan pada tabel 2 dan tabel 3 sebagai berikut. Tabel 2 Hasil Uji Coba Kelompok Kecil Terkait Aspek Kemudahan Data yang diperoleh No. Aspek yang dinilai Tidak Ya 1. Kemudahan melakukan permainan kursi musik 66,7 % 33,3 % 2. Kemudahan melompat menggunakan satu kaki sesuai gambar jejak kaki 3. Kemudahan melompat menggunakan dua kaki sesuai gambar jejak kaki 4. Kemudahan melakukan gerakan berlari untuk berebut kursi 5. Kemudahan memainkan alat musik untuk mengiringi permainan 83,3 % 16,7 % 100 % 0 % 100 % 0 % 100 % 0 % Rata-rata 75 % 25 % Tabel 2 menjelaskan bahwa terdapat 75% anak yang mudah melakukan permainan kursi musik dan 25% anak yang masih mengalami kesulitan melakukan permainan kursi musik. Tabel 3 Hasil Uji Coba Kelompok Kecil Terkait Aspek Kesenangan No Aspek Yang Dinilai Diperoleh Ya Tidak 1 Apakah anak-anak senang melakukan permainan 100% 0% kursi musik?

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR PADA KELOMPOK B MELALUI... 85 No Aspek Yang Dinilai 2 Apakah anak-anak senang melakukan gerakan melompat menggunakan satu kaki sesuai gambar jejak kaki? 3 Apakah anak-anak senang melakukan gerakan melompat menggunakan dua kaki sesuai gambar jejak kaki? Diperoleh Ya Tidak 83,3% 16,7% 100% 0% No Aspek Yang Dinilai Diperoleh Ya Tidak 3 Kemudahan melompat menggunakan dua kaki sesuai gambar jejak kaki 91,5% 8,5% 4 Kemudahan melakukan gerakan berlari untuk berebut kursi plastik 88,3% 11,7% 5 Kemudahan memainkan alat musik untuk 95,7% 4,3% mengiringi permainan Rata-rata 90% 10% 4 Apakah anak-anak senang melakukan gerakan berlari untuk menduduki kursi plastik? 5 Apakah anak-anak senang ketika membunyikan musik untuk mengiringi permainan? 100% 0% 100% 0% Rata-rata 96,7% 3,3% Tabel 3 menunjukkan bahwa terdapat 96,7% anak yang senang melakukan permainan kursi musik dan 3,3% anak merasa kurang senang melakukan permainan kursi musik. Hasil uji lapangan terkait dengan aspek kemudahan dan aspek kesenangan yang dilakukan di lima TK Gugus IV Kecamatan Srengat dengan menggunakan 94 subjek akan dijelaskan pada tabel 4 dan tabel 5 sebagai berikut. Tabel 4 Hasil Uji Lapangan Terkait Aspek Kemudahan No Aspek Yang Dinilai Diperoleh Ya Tidak 1 Kemudahan melakukan permainan kursi musik 96,8% 3,2% 2 Kemudahan melompat menggunakan satu kaki sesuai gambar jejak kaki 77,7% 22,3% Tabel 4 menunjukkan bahwa terdapat 90% anak merasa mudah melakukan permainan kursi musik dan 10% anak merasa kesulitan melakukan permainan kursi musik. Pada uji lapangan ini telah menunjukkan adanya peningkatan jika dibanding dengan uji kelompok kecil. Hal ini terjadi karena adanya perbaikan produk sesuai dengan saran ahli sehingga anak merasa mudah melakukan permainan. Tabel 5 Hasil Uji Lapangan Terkait Aspek Kesenangan No Aspek Yang Dinilai Diperoleh Ya Tidak 1 Apakah anak-anak senang melakukan permainan kursi musik? 97,9% 2,1% 2 Apakah anak-anak senang melakukan gerakan melompat menggunakan satu kaki sesuai gambar jejak kaki? 94,7% 5,3% 3 Apakah anak-anak senang melakukan gerakan melompat menggunakan dua kaki sesuai gambar jejak kaki? 98,9% 1,1% 4 Apakah anak-anak senang melakukan gerakan berlari untuk menduduki kursi plastik? 96,8% 3,2%

86 WAHANA SEKOLAH DASAR (Kajian Teori dan Praktik Pendidikan) Tahun 24, Nomor 1,Januari 2016 No Aspek Yang Dinilai Diperoleh Ya Tidak 5 Apakah anak-anak senang ketika membunyikan musik untuk mengiringi 95,7% 4,3% permainan? Rata-rata 96,8% 3,2% Tabel 5 menjelaskan bahwa terdapat 96,8% anak merasa senang melakukan permainan kursi musik dan 3,2% anak merasa kurang senang melakukan permainan kursi musik. Pada uji lapangan ini telah menunjukkan adanya peningkatan jika dibanding dengan uji kelompok kecil. Hal ini terjadi karena adanya perbaikan media sesuai dengan saran ahli sehingga media permainan menjadi lebih menarik. PEMBAHASAN Pengembangan Permainan Kursi Musik untuk Mengembangkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Permainan kursi musik ini dilakukan pada kegiatan awal sebagai pengganti senam pagi. Kegiatan ini dilakukan agar kemampuan motorik kasar anak dapat berkembang. Dalam permainan ini melatih kecepatan yaitu ketika anak berlari untuk berebut kursi. Kekuatan otot kaki dan kelincahan yaitu ketika anak melompat menggunakan satu kaki dan melompat menggunakan dua kaki sesuai dengan gambar jejak kaki. Konsep permainan kursi musik Menurut Saraswati (2013) Secara umum untuk melakukan permainan ini dibutuhkan beberapa kursi dan musik yang diputar. Permainan ini dilakukan dengan cara anakanak berlari-lari kecil di sekitar kursi ketika musik diputar dan ketika musik dihentikan secara mendadak anak-anak akan berusaha mencari kursi dan mendudukinya. Anak yang tidak mendapat kursi bisa keluar dari permainan dan permainan dilanjutkan kembali sampai didapat satu pemenang. Permainan ini bermanfaat untuk melatih keterampilan motorik kasar anak. Dari konsep permainan menurut Widasari Saraswati tersebutdikembangkan model bermain kursi musik yang dilakukan dengan cara berkelompok dimana satu kelompok berperan sebagai pemain dan satu kelompok berperan untuk memainkan alat musik yang digunakan sebagai pengiringnya. Alat yang digunakan untuk membunyikan musik yaitu kursi yang terbuat dari triplek dan stik yang terbuat dari bambu. Sedangkat alat yang digunakan lainnya adalah kursi yang terbuat dari plastik dan gambar jejak kaki. Pada kegiatan ini, kelompok yang berperan sebagai pembunyi musik harus memukul kursi yang terbuat dari triplek menggunakan stik sambil bernyanyi, sedangkan kelompok yang satunya berlari mengikuti jejak kaki yang telah disediakan di sekitar kursi plastik. Ketika musik berhenti kelompok ini harus berlari menuju kursi plastik yang telah disediakan kemudian duduk di atas kursi plastik tersebut. Anak yang tidak mendapatkan kursi dianggap gugur dan tidak dapat mengikuti permainan berikutnya. Permainan Kursi Musik untuk Mengembangkan Motorik Kasar pada Kelompok B Pembelajaran motorik kasar dengan menggunakan permainan kursi musik dapat mengembangkan kemampuan motorik kasar anak yang meliputi kelincahan, kecepatan, dan kekuatan otot kaki. Kelincahan dan kekuatan otot kaki dibutuhkan pada saat anak melompat menggunakan satu kaki dan melompat menggunakan dua kaki. Sedangkan kecepatan dibutuhkan pada saat anak berlari untuk berebut kursi ketika musik sudah berhenti. Aspek yang dinilai dalam melakukan permainan ini adalah aspek kemudahan dan aspek kesenangan pada uji kelompok kecil dan uji lapangan. Persentase yang dicapai selalu mengalami peningkatan. Berikut tabel 6 hasil peningkatan persentase dari uji coba kelompok kecil ke uji lapangan.

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR PADA KELOMPOK B MELALUI... 87 Tabel 6: Perbedaan Hasil Uji Coba Kelompok Kecil dengan Uji Lapangan Persentase (%) No Aspek Kelompok Kecil Uji Lapangan 1 Kemudahan 75 90 2 Kesenangan 96,7 96,8 Berdasarkan paparan tabel di atas dapat diketahui bahwa peningkatan persentase dari uji coba kelompok kecil ke uji lapangan mengalami peningkatan yang signifikan. Hasil uji lapangan yang terkait dengan aspek kemudahan menunjukkan bahwa 90% anak merasa mudah melakukan permainan kursi musik. Persentase tersebut tergolong dalam kualifikasi sangat kuat (sangat baik) untuk digunakan. Sedangkan untuk aspek kesenangan mencapai 96,8% yang tergolong dalam kualifikasi sangat kuat (sangat baik) untuk digunakan. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa permainan kursi musik merupakan permainan yang mudah dan menyenangkan dilakukan anak. Permainan kursi musik ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk pembelajaran fisik motorik khususnya motorik kasar yang mudah dan menyenangkan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Permainan kursi musik ini baik digunakan sebagai alternatif untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar anak. Melalui permainan ini anak tidak merasa bosan untuk belajar karena permainan kursi musik ini mudah dan menyenangkan dilakukan anak. Hal ini terlihat dari peningkatan hasil persentase mengenai aspek kemudahan dan kesenangan anak yang ditinjau dari uji coba kelompok kecil dan uji kelompok besar. Pada uji kelompok kecil terkait dengan aspek kemudahan diperoleh hasil persentase 75% yang tergolong dalam kualifikasi kuat (baik) digunakan. Pada uji kelompok besar (uji lapangan) terkait dengan aspek kemudahan diperoleh hasil 90% yang tergolong dalam kualifikasi sangat kuat (sangat baik) digunakan. Pada uji kelompok kecil terkait dengan aspek kesenangan diperoleh hasil 96,7% yang tergolong dalam kualifikasi sangat kuat (sangat baik) digunakan. Sedangkan pada uji kelompok besar (uji lapangan) yang terkait dengan aspek kesenangan diperoleh hasil 96,8% tergolong dalam kualifikasi sangat kuat (sangat baik) digunakan. Peningkatan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa permainan kursi musik dapat digunakan sebagai alternatif untuk pembelajaran motorik kasar khususnya untuk anak kelompok B yang mudah dan menyenangkan untuk dilakukan. Saran Berkaitan dengan hasil penelitian ini, maka penulis menyampaikan saran: Guru disarankan untuk menggunakan permainan kursi musik sebagai alternatif untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar anak kelompok B. Bagi sekolah disarankan agar dapat menerapkan dan mengenalkan permainan kursi musik yang bermanfaat bagi perkembangan motorik kasar anak. Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar lebih mengembangkan model permainan kursi musik agar lebih menarik lagi sehingga pembelajaran tidak membosankan bagi anak. DAFTAR RUJUKAN Borg, W.R & Gall, M.D. 1983. Educational Research and Introduction. London: Longman. Riduwan. 2004. Statistika untuk Lembaga dan Instansi Pemerintahan/ Swasta. Bandung: Alfabeta Sarasawati, Widasari. 2013. Macam-macam Bentuk Permainan Bersama Anak. (Online), (http://informasitips.com/macam-macambentuk-permainan-bersama-anak-balita), diakses 15 Desember 2014.

88 WAHANA SEKOLAH DASAR (Kajian Teori dan Praktik Pendidikan) Tahun 24, Nomor 1,Januari 2016 Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press. Sujiono, Bambang dkk. 2010. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka. Sujiono, Nurani Yuliani. 2012. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.