KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN PADA BALITA PENDERITA ISPA DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN Herliani 1, Noor Aisyah 2, Rony 3 herliani168@gmail.com aisyah.no2r@gmail.com rhaderi17@gmail.com 1,2 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 3 Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin Jl. Flamboyan III No. 7B Kayu Tangi Banjarmasin 70123 ABSTRAK Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan penyakit utama penyebab kematian bayi dan sering menempati urutan pertama angka kesakitan balita. WHO memperkirakan bahwa di negara berkembang jumlah tahunan ISPA terkait kematian pada anak-anak kurang dari lima tahun adalah 2,1 juta terhitung sekitar 20% dari semua kematian anak. Daya tahan tubuh yang kurang akan menyebabkan kurangnya sistem kekebalan sehingga anak berisiko terinfeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketepatan dosis peresepan antibiotik amoxicillin pada balita usia 1 5 tahun penderita infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan persentase tiap parameter yang meliputi tepat takaran dosis, frekuensi pemberian, dan tepat lama pemberian. Mengingat adanya resiko dalam pemberian dosis yang kurang tepat. Pemberian dosis yang tidak tepat akan mengakibatkan efek terapi yang tidak optimal. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin menggunakan metode deskriptif prospektif. Jenis data yang dipergunakan sebagai bahan penelitian yaitu data yang diperoleh dari hasil pengamatan terhadap penulisan resep pasien balita usia 1 5 tahun penderita ISPA yang menggunakan antibiotik amoxicillin, yaitu berjumlah 50 resep. Dikatakan tepat dosis jika dosis memenuhi kriteria tepat takaran dosis, tepat frekuensi pemberian, dan tepat lama
pemberian. Teknik analisa data yaitu menggunakan perhitungan dosis berdasarkan standar DIH (Drug Information Handbook) 2012, dan lama pemberian menurut Parmacotherapy Sevent Edition,2008. Hasil penelitian menunjukkan ketepatan dosis sebesar 6%, dan tidak tepat dosis sebesar 94%. Ketepatan dosis berdasarkan tepat takaran dosis, yaitu terdapat 94% (47 resep) yang tepat dan terdapat 6% (3 resep) yang tidak tepat, ketepatan dosis berdasarkan tepat frekuensi pemberian yaitu sebesar 100% dari total 50 resep, dan ketepatan dosis berdasarkan tepat lama pemberian, yaitu terdapat 6% (3 resep) yang tepat dan terdapat 94% (47 resep) yang tidak tepat di Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin pada bulan April Mei 2015. Kata Kunci: Ketepatan Dosis, Resep, Amoxicillin Acute respiratory infections (ARI) are major cause of infant mortality disease and often ranks first in morbidity children under five year. WHO estimated that the annual number of acute respiratory infections related deaths in children less than five years old was 2,1 milion accounting for about 20% of all childhood deaths. Less endurance will lead to a lack of immune system that children infections. This study aims to find our the accuracy of amoxicillin antibiotic in patients under five year in children aged 1-5 years with acute respiratory infections (ARI) and the percentage of each parameter covering given proper dosing, given proper frequency, and given proper duration. Given the risks of incorrect dosing. Due to improper dosing will lead to optimal therapeutic effect are not. The research was carried out in health centers Banjarmasin East Kelayan using prospective descriptive method. Type of data used as research material in that data obtained from observation toward of the patient's prescription of children aged 1-5 years acute respiratory infections (ARI) patients who use amoxicillin antibiotics, which amounted to 50 recipes. It says right dose if the dose given proper dosing, given proper frequency, and the given proper duration. Data analysis techniques that use
standard dose calculations based DIH (Drug Information Handbook) 2012, and the proper duration that use based Parmacotherapy sevent Edition 2008. The results of showed a dose accuracy by 6%, and not appropriate dose by 94%. The accuracy of the dose based on propen dose, is a 94% (47 recipes) proper and contained 6% (3 recipes) are not precise, precision right dose based on the propen frequency that is a 100% of the total of 50 recipes, and the accuracy of the dose based on propen duration, is a 6% (3 recipes) proper and contained 94% (47 recipes) that are not right in Banjarmasin East Kelayan in April - May 2015. Keywords: Dose Acurracy, Recipes, Amoxicillin
PENDAHULUAN Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan penyakit utama penyebab kematian bayi dan sering menempati urutan pertama angka kesakitan balita (Kunoli, 2013). WHO memperkirakan bahwa di negara berkembang jumlah tahunan ISPA terkait kematian pada anak-anak kurang dari lima tahun adalah 2,1 juta terhitung sekitar 20% dari semua kematian anak (El Sakka, et al. 2013) Secara umum penyebab dari infeksi saluran napas adalah berbagai mikroorganisme, namun yang terbanyak akibat infeksi virus dan bakteri. Infeksi saluran napas dapat terjadi sepanjang tahun, meskipun beberapa infeksi lebih mudah terjadi pada musim hujan (Depkes RI, 2005). ISPA dapat terjadi dikarenakan berbagai macam faktor. Etiologi dan infeksinya dipengaruhi umur anak, musim, kondisi tempat tinggal, dan masalah kesehatan yang ada (Hartono dan Rahmawati, 2012). Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) berkaitan dengan faktor-faktor tersebut. ISPA terjadi dikarenakan agen penginfeksi, seperti sistem pernafasan, terpengaruh oleh bermacam-macam organisme yang terinfeksi. Selain itu, ISPA juga disebabkan oleh faktor usia, khususnya pada bayi berusia 3-6 bulan karena pada waktu ini fungsi imun pada antibodi bayi menghilang. Ukuran anatomi tubuh mempengaruhi respon infeksi sistem pernafasan. Diameter saluran pernafasan yang terlalu kecil pada anak-anak akan menjadi sasaran radang selaput lendir dan peningkatan produksi sekresi (lendir). Daya tahan tubuh dan variasi musim juga merupakan faktor penyebab ISPA. Daya tahan tubuh yang kurang akan menyebabkan kurangnya sistem kekebalan sehingga anak berisiko terinfeksi apalagi jika ditunjang dengan musim yang selalu berganti-ganti dan tidak menentu. Infeksi yang berkaitan dengan penyakit sistem pernafasan, frekuensinya banyak muncul selama musim hujan (Hartono dan Rahmawati, 2012). Pengobatan ISPA umumnya dilakukan dengan terapi antibiotik. Salah satu antibiotik yang digunakan adalah antibiotik golongan penisilin. Penisilin digunakan sebagai terapi ISPA karena golongan penisilin bersifat bakterisid dan bekerja dengan mengganggu sintesis dinding sel bakteri. Golongan penisilin yang
paling banyak digunakan adalah amoxicillin. Amoxicillin adalah antibiotik dengan spektrum luas, digunakan untuk pengobatan infeksi saluran pernafasan, saluran empedu, dan saluran seni (Rachmawati, dkk. 2011).