AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Piutang. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

dokumen-dokumen yang mirip
AKUTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Piutang MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Akuntansi Piutang Dagang TRADE RECEIVABLE

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Aktiva Tidak Berwujud

Pertemuan ke-v AKUNTANSI PIUTANG AKUNTANSI PAJAK. Iwan Efriandy, SE.,M.Si.Ak.CA

RECEIVABLE (TAGIHAN / PIUTANG) Klasifikasi Piutang (Classifications of Receivables)

Piutang. Piutang adalah klaim/hak yang diharapkan akan dapat diterima dalam bentuk kas.

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak Persediaan. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

Afifudin, SE., M.SA.,Ak.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud.

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang Herry (2009:266)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada umumnya piutang diklasifikasikan menjadi :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

PIUTANG DAGANG & PIUTANG WESEL

Modul ke: Receivables. Fakultas FASILKOM. Ermian Challen, SE,Ak.,M.Ak. Program Studi Sistem Informasi

Power Notes. Learning Objectives

RUGI LABA BIAYA FISKAL

PIUTANG DAGANG DAN PIUTANG WESEL. By MAHSINA, SE, MSI

AKUNTANSI PIUTANG WESEL (Notes Receivables)

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan

13/01/2015 AKUNTANSI PAJAK INVESTASI PADA EFEK TERTENTU

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang

AKUNTANSI PERPAJAKAN PEMBUKUAN & PENCATATAN. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;

PIUTANG / TAGIHAN (receivable)

BAB II BAHAN RUJUKAN

PERPAJAKAN II. Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pencatatan sangat perlu dilakukan pada setiap kegiatan yang akan dan

PIUTANG PIUTANG WESEL (notes receivable)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DASAR AKUNTANSI 2 ACCOUNTING FOR RECEIVABLES

BAB XIV AKUNTANSI PIUTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2009

BAB 4 PIUTANG. A. Pengertian Piutang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PT. PLN (Persero) atau Perusahaan Listrik Negara sebagai salah satu

Oleh Iwan Sidharta, MM.

MATERI PENYULUHAN PAJAK DI SMKN PENGASIH KULON PROGO

Pertemuan Ketiga PIUTANG

CASH and RECEIVABLES

BAB 9 KEWAJIBAN. Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

1. ACCOUNT RECEIVABLE (PIUTANG DAGANG)

RECEIVABLES 1. Apa itu receivables 2. Ada berapa jenis receivables PENGAKUAN A/R 3. A/R diakui sebesar apa?

AKUNTANSI PROPERTY INVESTASI

BAB 3 Piutang Piutang Wesel (notes receivable)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut piutang didefinisikan sebagai

Kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diperkirakan mengakibatkan pengeluaran sumber daya entitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 8 Piutang. Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess

I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2

PIUTANG. Slide 4-1. Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan

BIAYA YG TIDAK BOLEH DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO WP DALAM NEGERI WP BUT PASAL 9

BAB II LANDASAN TEORI

(Piutang Wesel) Afifudin, SE., M.SA.,Ak.

BAB I PENDAHULUAN. kriteria untuk menentukan apakah suatu pengeluaran, biaya atau kerugian dapat dapat

Kewajiban Lancar (Current Liabilities) Sifat Kewajiban Lancar (The Nature of Current Liabilities)

bambang kesit, 2010 halaman 1 dari 10 perpajakan, prodi akuntansi-feuii MODUL : TEKNIK REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PPh Badan

BAB III PENYEBAB BEDA AKUNTANSI PAJAK DAN KOMERSIAL

Tujuan Akuntansi Pajak a. Dasar menghitung PKP b. Menghitung harga perolehan c. Menghitung penyerahan barang kena pajak d. Menghitung besarnya pajak y

BAB II LANDASAN TEORI

X. SURAT BERHARGA. Teknik pencatatan: dicatat sebesar harga perolehan (harga beli ditambah biaya pembelian) bunga dicatat terpisah

Modul Perpajakan PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26 DEFINISI

BAB XV AKUNTANSI WESEL TAGIH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. mereka sendiri, dan disebut sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem

ekonomi Sesi JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG A. PENGERTIAN DAN FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN B. AKUN YANG PERLU DISESUAIKAN a.

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara

SALINAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 81/PMK.03/2009 TENTANG PEMBENTUKAN ATAU PEMUPUKAN DANA CADANGAN YANG BOLEH DIKURANGKAN SEBAGAI BIAYA

-3- BAB I KETENTUAN UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut

AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Surat Permohonan Banding atas Surat Ketetapan Pajak Kurang

BIAYA-BIAYA YANG BOLEH DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO WAJIB PAJAK DALAM NEGERI / BENTUK USAHA TETAP

PAJAK ATAS BUNGA PINJAMAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

AKUNTANSI PERPAJAKAN. PSAK 46 : Standar Akuntansi atas PPh

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II BAHAN RUJUKAN

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

BAB II LANDASAN TEORI

Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORITIS

AKUNTANSI PAJAK. Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may back to pg 26

KONSEP DASAR AKUNTANSI PAJAK

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

a. Rp ,00 d. Rp ,00 b. Rp ,00 e. Rp ,00.

Transkripsi:

AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: Akuntansi Pajak atas Piutang Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013 Email : suhirmanmadjid@ymail.com

TM 4 Akuntansi Pajak atas Piutang By : DR. Suhirman Madjid, SE.,MSi.,Ak.,CA

PIUTANG Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya (Warren Reeve dan Fess).

KLASIFIKASI PIUTANG Piutang dagang (Accounts Receivable) digunakan saat menjual barang atau jasa dengan kredit, dan biasanya diperkirakan dapat ditagih dalam waktu yang singkat. Wesel Tagih (Notes Receivable) digunakan saat memberikan kredit dalam bentuk yang formal secara tertulis, disebut promissory note. Piutang Lainnya termasuk piutang bunga, piutang pajak, dan piutang dari karyawan.

PIUTANG TIDAK TERTAGIH Terhadap piutang yang diragukan tingkat kolektabilitasnya, perusahaan dapat menghapuskan dan membebankannya pada cadangan kerugian piutang tidak tertagih

AKUNTANSI PIUTANG (Selain Bank, SGU dengan Hak Opsi dan Asuransi) Standar Akuntansi Keuangan mengatur penyajian piutang dalam laporan keuangan dinyatakan sebesar jumlah bruto tagihan diikuti dengan jumlah taksiran piutang yang tidak dapat ditagih Metode Penghapusan Piutang Menurut Akuntansi Komersial Terdapat dua metode penghapusan piutang dalam akuntansi komersial yaitu : a. Metode Penghapusan Langsung (Direct Write -off Method) b. Metode Penyisihan (Allowance Method) Metode penghapusan langsung digunakan apabila kemungkinan tidak tertagihnya piutang relatif kecil (immaterial) dan jarang terjadi. Sebaliknya jika berdasarkan pengalaman jumlah piutang tak tertagih relatif besar dan sering terjadi, entitas menggunakan metode penyisihan

Metode Penghapusan Langsung Metode ini tidak konsisten dengan matching principle. Piutang yang terbukti tak dapat tertagih dan dihapus tahun tersebut menjadi tak berharga. Beban Piutang Tak Tertagih didebit dan Piutang Dagang dikredit setiap transaksi penghapusan.

Metode Pencadangan (Allowance Method) Metode ini konsisten dengan matching principle. Manajemen membuat estimasi setiap tahun berapa bagian piutang yang tidak dapat tertagih. Beban Piutang Tak Tertagih (Uncollectible Accounts Expense) didebit dan Penyisihan Piutang Tak Tertagih (Allowance for Doubtful Accounts) dikredit. Piutang yang benar-benar tidak dapat tertagih didebit ke akun Penyisihan Piutang Tak Tertagih dan dikredit ke akun Piutang Dagang.

Mengestimasi piutang tak tertagih pada metode pencadangan: Persentase penjualan Analisis piutang dengan - Daftar umur piutang - Persentase Piutang rata-rata

PIUTANG MENURUT AKUNTANSI VS PAJAK Piutang Usaha terjadi karena adanya pemberian kredit pada transaksi penjualan dari penjual pada konsumen. Piutang dapat dicatat jika barang telah diserahkan. Terhadap piutang yang diragukan tingkat kolektabilitasnya, perusahaan dapat menghapuskan dan membebankannya pada cadangan dimaksud. Ketentuan pajak tidak memperkenankan pada cadangan penghapusan tersebut. Ketentuan pajak lebih melihat realitas dan memberlakukan metode penghapusan langsung (direct written off).

Didalam system perpajakan untuk piutang dagang yang bisa mengurangi terhadap jumlah nominal piutang dagang adalah trade discount (diskon perniagaan) dan cash discount (diskon kas), dan retur penjualan. Praktek akuntansi komersial membukukan unsur diatas dengan mengurangkannya kedalam penjualan bruto.

KETERANGAN-KETERANGAN YANG DIBUTUHKAN DALAM PEMBUKUAN PIUTANG TERUTAMA UNTUK PERPAJAKAN 1.Nama dan alamat lengkap debitur 2.Jumlah Piutang kepada masing-masing debitur 3.Saat timbul maupun berkurangnya piutang 4.Jenis Piutang 5.Hak Penerimaan bunga 6.Tanggal Jatuh Tempo piutang 7.Jumlah Piutang yang dapat dihapuskan 8.Keterangan lainnya yang berkaitang dengan piutang

Syarat-syarat Penghapusan Piutang Yang Nyata-nyata Tidak Dapat Ditagih UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat (1) huruf (h) adalah sebagai berikut Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat: 1. Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial; 2. Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak; dan 3. Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi pemerintah yang menangani piutang negara; atau adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang bersangkutan; atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus; atau adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu; 4. syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk penghapusan piutang tak tertagih debitur kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf k;

Pembentukan Cadangan/Pemupukan Dana Cadangan Untuk Jenis Usaha Tertentu, Diperkenankan sesuai dengan PMK-81/PMK.03/2009 dan ketentuan perpajakan UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 9 ayat (1) huruf (c) 1. Cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang; 2. Cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang dibentuk oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial; 3. Cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan 4. Cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan; 5. Cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan; dan 6. Cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah industri untuk usaha pengolahan limbah industri,

Piutang dalam Hubungan Istimewa Piutang dalam hubungan istimewa merupakan saldo tagihan dari transaksi yang dilakukan dengan pihak dimana perusahaan mempunyai hubungan istimewa 1. Pengeluaran atau pembebanan yang dilakukan oleh WP kepada pihak lain dalam hubungan istimewa untuk biaya suatu usaha, seperti sewa kantor, asuransi, listrik, dan lainlain; penjualan harta tetap seperti mesin di mana pengeluaran atau pembebanan tersebut akan ditagih lagi kepada pihak tersebut 2. Peminjaman dana 3. Transaksi penyerahan barang atau penyerahan jas

Hubungan istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sampai dengan ayat (3d), Pasal 9 ayat (1) huruf f, dan Pasal 10 ayat (1) dianggap ada apabila 1. Wajib Pajak mempunyai penyertaan modal langsung atau tidak langsung paling rendah 25% (dua puluh lima persen) pada Wajib Pajak lain; hubungan antara Wajib Pajak dengan penyertaan paling rendah 25% (dua puluh lima persen) pada dua Wajib Pajak atau lebih; atau hubungan di antara dua Wajib Pajak atau lebih yang disebut terakhir; 2. Wajib Pajak menguasai Wajib Pajak lainnya atau dua atau lebih Wajib Pajak berada di bawah penguasaan yang sama baik langsung maupun tidak langsung; atau 3. terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan lurus dan/atau ke samping satu derajat.

Contoh : Pada tanggal 25 Oktober 2012 PT. LisDa menjual barang secara kredit sebesar Rp 10.000.000 (sudah termasuk PPN 10%). PT. LisDa telah dikukuhkan sebagai PKP pada tanggal 15 MAret 2010. SIstem pencatatan persediaan yang digunakan oleh PT. LisDa adalah perpetual, dimana harga pokok penjualan adalah Rp 6.500.000. Jurnal : Tanggal Keterangan D K 25 Oktober 2012 Piutang Usaha PPN Keluaran Penjualan 10.000.000 9.090.901* 909.099 *(100/110 x 10.000.000 HPP Persediaan 6.500.000 6.500.000

Apabila menggunakan system periodic Tanggal Keterangan D K 25 Oktober 2012 Piutang Usaha PPN Keluaran Penjualan 10.000.000 9.090.901* 909.099 *(100/110 x 10.000.000

Jika perusahaan belum dikukuhkan sebagai PKP, PPN masukan tetap dikenakan, tetapi tidak dapat dikreditkan sehingga PPN sbg HPP Tanggal Keterangan D K 25 Oktober 2012 Piutang Usaha Penjualan 10.000.000 10.000.000 HPP Persediaan 6.500.000 6.500.000

Wesel Tagih Wesel tagih timbul dari utang piutang penyerahan barang atau jasa. Bunga yang diterima pada saat pelunasan merupakan penghasilan pemegang wesel dan biaya bagi penerbit promes. Penghasilan bunga diskonto merupakan obyek potongan PPh pasal 23 (WP dalam negeri) atau PPh pasal 26 (WP luar negeri). 2 0

Contoh Kasus Wesel Tagih (Pendiskontoan, Pajak Atas Bunga Dipotong Di Muka Oleh Pembeli) Wesel milik PT. Andi, nominal Rp. 1 juta tertanggal 10 Juni 1915, jangka waktu 60 hari (jatuh tempo 9 Agustus 1915), didiskontokan kepada PT. Iwan pada 25 Juni 1915. Jika disepakati tarif diskonto 12%, uang yang akan diterima PT. Andi pada setiap kondisi berikut : wesel tanpa bunga, dengan bunga 9% dan 15%. 2 1

CONTOH KASUS WESEL TAGIH (PENDISKONTOAN, PAJAK ATAS BUNGA DIPOTONG DI MUKA OLEH PEMBELI) Penjelasan Jenis Wesel Tanpa bunga Bunga 9% Bunga 15% Nominal 1.000.000 1.000.000 1.000.000 Bunga : - Tidak ada - - - 9%x(60/360)x1.000.000-15.000 - - 15%x(60/360)x1.000.000 - - 25.000 Nilai jatuh tempo : 1.000.000 1.015.000 1.025.000 Diskonto : a. 12%x(45/360)x1.000.000 = 15.000 - - b. 12%x(45/360)x1.015.000 = - 15.225 - c. 12%x(45/360)x1.025.000 = - - 15.375 Hasil Penjualan : 985.000 999.775 1.009.625 22 21/09/2016

CONTOH KASUS WESEL TAGIH (PENDISKONTOAN, PAJAK ATAS BUNGA DIPOTONG DI MUKA OLEH PEMBELI) Pencatatan penyesuaian penghasilan bunga dalam masa kepemilikan wesel (holding period) sbb : Wesel dengan bunga 9% Wesel dengan bunga 15% 1. Penyesuaian penghasilan bunga(10-25 juni 1993) Piutang bunga 3.750 Pengahsilan bunga 3.750 Piutang bunga 6.250 Penghasilan bunga 6.250 23 2. Pencatatan penjualan wesel Kas 999.775 Rugi penjualan wesel 3.975 Piutang bunga 3.750 Piutang wesel 1.000.000 21/09/2016 Kas 1.009.625 Piutang bunga 6.250 Piutang wesel 1.000.000 Laba penjualan wesel 3.375

3. PIUTANG USAHA Piutang usaha timbul karena penjualan barang atau penyerahan jasa secara kredit. Untuk tujuan PPh : saat pencatatan penjualan mengikuti praktek akuntansi komersial. Untuk tujuan PPn : dapat berbeda dengan akuntansi komersial & PPh. Pengusaha diminta untuk menerbitkan faktur pajak selambatnya 30 hari setelah penyerahan barang dari penjualan (faktur standar) atau bersama-sama pada akhir bulan (faktur gabungan). Untuk tujuan perpajakan : pembukuan penyisihan untuk potongan tunai & retur penjualan tidak diperkenankan, tetapi memberlakukan metode penghapusan piutang langsung (direct written off). Prodi S1 Akuntansi FEUG - wwa 21/09/2016 2 4

4. PIUTANG YANG LAIN Merupakan piutang yang terjadi karena transaksi di luar aktivitas usaha. Untuk tujuan pajak : ketentuan pasal 18 ayat 4 UU PPh piutang kepada perusahaan afiliasi dikarakteristik sebagai modal. Untuk pembukuan komersial : diakui sebagai piutang afiliasi untuk laporan keuangan fiskal dimasukkan dalam kelompok penyertaan pada perusahaan afiliasi/investasi. 21/09/2016 2 5

T H E E N D DR. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA.