Lebih Mudah Mengerjakan Soal Matematika

dokumen-dokumen yang mirip
Menemukan Rumus Segitiga Phytagoras di Ujung Lidi Media Lidi atau potongan bambu (tusuk bakso) Kertas berpetak Spidol warna

UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH

GAGASAN PEMBELAJARAN

Praktik-praktik pembelajaran yang baik sebagai dampak dari pelatihan tersebut dihimpun dalam buku ini yang terdiri dari 6 jilid sebagai berikut:

CERITA-CERITA HASIL PROSES PEMBELAJARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar

embelajaran matematika di SMPN 19 positif dan yang kosong mewakili bilangan negatif. Purworejo bersahabat dengan barang bekas

Luas Muka dan Volume Kubus, Balok, Prisma, dan Limas

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

GAGASAN PEMBELAJARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. mengaitkan komponen pembelajaran berbasis masalah untuk melatihkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari serta dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. hakekatnya adalah belajar yang berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI SMP DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA

Kolaborasi Modeling dan Lembaran Kerja untuk Memahamkan Materi Himpunan Eneng Erliani, S.Pd, Guru SMPN 4 Tarogong Kidul, Jawa Barat

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P)

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB II. Tinjauan Pustaka

UNIT 8 BAGAIMANA MEMBERDAYAKAN MGMP?

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

47

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Standar Kompetensi: Geometri 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK) PADA MATEMATIKA MATERI KESEBANGUNAN UNTUK SISWA SMP. Oleh: Endah Budi Rahaju UNESA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Bangun yang memiliki sifat-sifat tersebut disebut...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang interaktif dan inovatif. dan kreatifitas melalui kegiatan belajar.

LAMPIRAN 11 HASIL UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS INSRUMEN TES SIKLUS I

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan

UNIT 1 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Efektivitas Metode Demonstrasi Dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa

BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA PERSIKLUS DAN ANALISIS DATA AKHIR

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE SAKAMOTO UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA (PTK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

mengungkapkan kembali materi yang diperoleh.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. dan kritis (Suherman dkk, 2003). Hal serupa juga disampaikan oleh Shadiq (2003)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. (2007:136) bahwa narasi berusaha menjawab: Apa yang telah terjadi? Setiap

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kebodohan menjadi kepintaran, dari kurang paham menjadi paham. Pendidikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan merupakan kegiatan yang kompleks meliputi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Nama Sekolah :... I. STANDAR KOMPETENSI I. PKn 1. Mengamalkan makna Sumpah Pemuda

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Metode STAD dalam Meningkatkan Hasil Belajar. Matematika Pokok Bahasan Geometri Siswa Kelas V A Madrasah

UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS

BAB V PEMBAHASAN. penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Maka dari iru tugas seorang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KERANGKA TEORITIS. Perubahan tersebut mencakup aspek tingkah laku, keterampilan dan

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan bagi guru dalam mengelola proses pembelajaran. Padahal, jelas. sekali bahwa keaktifan belajar siswa sangat penting.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.3

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAVI DAN RME PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. satu ilmu dasar yang digunakan secara luas dalam berbagai bidang kehidupan. Hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: C.V Diponegoro, 1984), hlm Yus Rusyana, Bahasa dan Sastra dalam Gempita Pendidikan,

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo

Lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I : Pertemuan I

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENGAJARAN PROFESIONAL DAN PEMBELAJARAN BERMAKNA PAKET PELATIHAN 3

II. KERANGKA TEORETIS. Sesuatu yang telah dimiliki berupa pengertian-pengertian dan dalam batasan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan

Transkripsi:

Lebih Mudah Mengerjakan Soal Matematika Liana Zahara (13) itu nama saya. Sekarang saya belajar di SMP Negeri 2 Binjai-SUMUT. Saat menulis cerita ini, saya tengah menyiapkan diri menghadapi final kompetisi matematika PASIAD se-indonesia. engikuti kompetisi bukan perkara gampang bagi saya. Selain banyak pesaing, Msoal-soal yang disajikan juga beragam. Tidak mudah untuk mengerjakannya. Ini benarbenar kompetisi yang ketat. lebih mengerti maka saya akan membantunya. Cara belajar di sekolah kami memang berbeda. Hubungan kami dengan guru terasa lebih dekat. Kami diijinkan untuk mengemukakan pendapat. Ruang kelas kami juga tampak berbeda. Banyak karya kami ditempel di seluruh permukaan dinding kelas. Ruang kelas kami seperti itu membuat saya lebih nyaman mempersiapkan diri. Saya pun lebih percaya diri untuk menghadapai Saya cukup tertolong dalam persiapan. Metode pembelajaran yang dijalankan di sekolah banyak membantu saya. Di sekolah kami belajar secara berkelompok. Dalam kelompok kami dibiasakan kompetisi. Semoga saya berhasil! (*) untuk bertukar pendapat. Perbedaan pendapat adalah hal yang biasa. Kami bisa menerima itu dengan baik. Hal yang menyenangkan dalam belajar berkelompok adalah kami bisa berbagi pengetahuan. Soal-soal matematika yang rumit, misalnya, bisa kami selesaikan bersama-sama. Jika saya kurang mengerti cara menyelesaikan salah satu soal, saya bisa bertanya kepada kawan saya yang lebih paham. Dia akan membantu saya bagaimana mengerjakannya. Cara dia menjelaskan juga lebih sederhana sehingga saya lebih cepat mengerti. Begitu pula sebaliknya, jika saya yang 58

Replikasi BTL 2 di MTs N Karangtengah, Demak Pembelajaran Penyajian Data Statistika dengan Model Proyek embelajaran matematika dengan tujuan pembelajaran menyajikan data dengan tabel, Pdiagram batang dan diagram garis dirancang menggunakan tempat parkir dan plat nomor sepeda untuk melatih siswa mampu mengkomunikasikan motor sumber belajar. hasil pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif bertujuan agar siswa dapat bekerja sama antar Guru memulai pelajaran dengan melakukan tanya anggota kelompok yang pada gilirannya siswa jawab tentang manfaat belajar statistika dan penyajian mampu mencapai kecakapan sosial. data. Sebagai connection, guru memperlihatkan contoh diagram garis dan diagram batang pada koran Orientasi pembelajarannya adalah kerja proyek, yaitu atau surat kabar. Dari hasil pengamatan contoh menugaskan siswa untuk melakukan investigasi, diagram tersebut siswa secara berkelompok keluar perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, kelas menuju tempat parkir untuk mencatat angka pengelolaan, dan penyajian data yang harus satuan atau ribuan plat nomor sepeda motor. Data diselesaikan dalam waktu tertentu. Sebagai madrasah, hasil pengamatan dicatat di lembar kerja dan MTs Negeri Karangtengah juga berkeinginan untuk didiskusikan di dalam kelompok, untuk membuat meningkatkan kompetensi guru-guru khususnya tabel, diagram garis, dan diagram batang. Tidak lupa mata pelajaran matematika dengan mengadakan replikasi madiri. Siswa didorong setiap kelompok membuat karya siswa dalam bentuk diagram batang dan garis nomor satuan atau nomor ribuan plat nomor bapak/ibu guru dan karyawan MTs Negeri Karang Tengah Demak. 59

Temuan Tak Terduga dalam Proses Pembelajaran Matematika di SMPN 19 Purworejo Juli Eko Sarwono, Guru Matematika SMPN 19 Purworejo, Jawa Tengah 1. Temuan pada Kompentensi Bangun Ruang Sisi berjalan dan menghasilkan hasil yang lebih baik, alat Lengkung peraga yang dibutuhkan di arsip dan dikemas jadi satu dengan RPP.Catatan yang terjadi atau temuan- temuan A.Kerucut (alas kerucut) pada saat pelaksanaan proses pembelajaran dicatat dan Pada saat saya melakukan pembelajaran matematika di ditulis tindak lanjutnya.untuk melengkapi data SMP 19 Purworejo banyak sekali peristiwa saya kemampuan siswa tidak ada jelek nya menulis siswa temukan yang tidak diduga sebelumnya. Misalnya, pada yang perlu mendapat pendampingan. pembelajaran materi bangun sisi lengkung kerucut. Pada saat siswa membuat atau menggunting kertas bagian B. Bangun ruang sisi lengkung (tinggi dan sisi alas sebuah kerucut, banyak siswa yang salah kerucut) mengguntingnya. Akibatnya, kerucut yang terjadi tidak Pada pelaksanaan proses pembelajaran matematika bisa berdiri tegak. Langkah yang saya ambil adalah saya untuk mengembangkan kompentensi berkaitan dengan memberi waktu kepada siswa untuk mendiskusikannya bangun ruang sisi lengkung, saya menemukan hal yang secara berkelompok. Di samping itu saya menawarkan tidak diduga sebelumnya, yaitu siswa kebingungan kepada siswa yang bisa untuk tampil di depan menentukan tinggi bangun kerucut. Mungkin hal ini memberikan pemecahannya. Jika di kelas itu tidak disebabkan pada saat mengajar guru jarang menyiapkan seorang siswa pun ada yang bisa, saya memberikan alat peraga bangun kerucut secara kontektual. Siswa gambaran sederhana sebanyak 30 persen. hanya melihat gambar bangun kerucut di papan tulis. Untuk mengatasi kebingunan tersebut saya membawa Selanjutya siswa diminta mendiskusikannya. Bila sampai kerucut utuh sebagai gambaran pada siswa dan kerucut waktu yang disepakati selesai, maka pembelajaran kita belah, yaitu kerucut yang dibagi menjadi dua bagian tarik kesimpulan bersama dan bila ternyata siswa ada sehingga akan kelihatan ruang dalam kerucut tersebut. juga yang belum bisa,maka siswa tersebut diberi Dengan bangun kerucut yang terbelah tadi siswa kesempatan bergabung dengan teman yang dianggap diminta untuk mengidentifikasi tinggi kerucut dan bisa memberikan penjelasan guru pun memantau bila panjang sisi kerucut. Selanjutnya siswa diminta untuk perlu membimbing dengan lemah lembut dan menghubungkan tinggi kerucut, sisi kerucut, dan jari-jari mendorong siswa untuk terus mencoba sampai lingkaran alas kerucut. Siswa secara berkelompok menemukan tujuan akhir dari materi yang akan menggambar segitiga siku-siku dari gabungan tinggi dicapai.sekali lagi gurupun memberikan penekanan lagi kerucut, sisi kerucut, dan jari-jari alas kerucut. Temuan tentang tujuan akhir pembelajaran yang akan dicapai tadi membuat saya belajar dan harus memperbaiki saat itu skenario pembelajaran pada RPP. Jika temuan tadi dibiarkan, tidak dimanfaatkan untuk perbaikan, maka Selanjutnya saya segera merevisi RPP,dan memperbaiki malapetaka berupa siswa tidak paham secara baik sekenario RPP bangun ruang sisi lengkung.agar RPP tentang kerucut merupakan hal yang mesti terjadi.. 60

C.Bangun Sisi Lengkung (Menentukan luas permukaan kerucut) Pada pembelajaran bangun ruang sisi lengkung: menentukan dan menghitung luas permukaan kerucut, siswa sering mengalami kesulitan menghitung permukaan kerucut. Hal ini mungkin disebabkan pemahaman tentang luas kerucut disampaikan guru secara tidak kontektual yaitu masih sebatas gambar kerucut. Suatu ketika saya menyampaikannya dengan menggunakan alat peraga dengan cara membuat dua bangun kerucut ditempel jadi satu dengan dua alas kerucut. Bagian sisi kerucut yang kedua digunting vertikal, dan alas kerucut bagian bawah dilepas. Dari contoh kerucut tadi akan kelihatan kerucut utuh dibungkus kerucut yang ke dua, tapi akan terlihat bungkus kerucut ke dua mengelupas. Dengan cara ini ternyata bisa mejawab persoalan tadi sehingga siswa mampu menyelesaikan soal yang berkaitan dengan menentukan luas kerucut. Dari pengalaman tadi, dalam satu pertemuan mengubah dan memperbaiki RPP lebih dari dua kali agar RPP bisa tepat sasaran yaitu RPP dapat menghantarkan siswa mampu menentukan luas permukaan kerucut. D.Tabung (menghitung luas permukaan tabung) Pada pembelajaran menghitung luas permukaan tabung, penyajian gambar tabung, tidak cukup membuat siswa mampu mengidentifikasikan permukaan tabung. Untuk mengatasi hal ini saya membut alat peraga tabung ganda berupa kaleng roti yang dibungkus kertas dengan ukuran sesuai kaleng tersebut, baik tutup maupun alas tabung. Ada bagian bungkus kaleng yang di lem dan ada pula yang digunting. Alat peraga seperti ini telah mempermudah siswa untuk menghitung luas permukaan tabung. Tapi untuk memperoleh hasil yang optimal siswa harus banyak mengerjakan soal latihan baik secara berkelompok maupun individu dan sesekali mengakses soal soal dari internet. pengalaman. Pengaitan soal-soal dengan peragaan yang sesuai telah membuat siswa menjadi mudah dalam menyelesaikan soal-soal tersebut. Misal, menghitung perbadingan volum kerucut dan volum tabung dikaitkan dengan alat peraga kerucut yang berada tepat di dalam tabung, menjadi mudah bagi siswa untuk mengerjakannya. Demikian juga menghitung perbandingan volum tabung dan volum bola menjadi mudah ketika ada peragaan bola yang berada tepat di dalam tabung. Singkat kata, setiap memberian soal latihan pada siswa kita siapkan peraga yang berkaitan dengan soal tersebut. Namun, secara bertahap, peragaan dari soal tersebut harus dibuat sendiri oleh siswa sehingga tidak selalu tergantung pada guru, karena peragaan tersebut merupakan wujud pemahaman siswa terhadap soal tersebut. 2.Temuan Pada Kompetensi Balok dan Kubus (Menentukan panjang diagonal sisi dan diagonal ruang) Siswa mengalami kesulitan dalam membedakan kubus dan balok dan banyak yang tidak dapat menghitung soal berkaitan dengan balok dan kubus. Mengapa demikian? Usut punya usut ternyata urutan kegiatan pada RPP yang saya susun tidak mengajak siswa untuk bisa melihat bagian dalam dari kubus dan balok. Setelah saya lengkapi kegiatan belajar siswa dengan kegiatan melihat bagian dalam kubus dan balok, siswa tampak lancar menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan kubus dan balok, khususnya menentukan panjang diagonal sisi dan diagonal ruang. Berlatih mengerjakan soal yang banyak dan dari berbagai sumber termasuk internet telah berdampak sangat baik bagi siswa karena mereka memperoleh banyak 61

BTL 2 dan 3 Menjawab Peran Guru dalam Mengembangkan Potensi Siswa Yadi Suyanto, Distrik Fasilitator Grobogan, Jawa Tengah Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang sistem pendidikan Nasional, Pasal 39, ayat 2, Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta pengabdian kepada masyarakat. Sedangkan dalam pasal 32 ayat 1 disebutkan bahwa pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi siswa yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat yang istimewa. Berdasarkan ketentuan tersebut dan pengalaman kami setelah mengikuti pelatihan dan pendampingan, BTL 2 dan 3 mampu menjawab dan memberikan pelatihan Guru berperan yang sangat besar dalam megembangkan potensi belajar siswa, seperti yang ada dalam BTL 2 Unit 2A dan BTL 3 Unit 2A tentang bagaimana seorang Guru dapat merumuskan pertanyaan tingkat tinggi yang dikemas pada Lembar Kerja sehingga siswa diarahkan pada proses belajar kreatif dengan menggunakan proses berpikir divergen (proses berpikir ke macam-macam arah dan menghasilkan banyak alternatif penyelesaian) maupun proses berpikir konvergen (proses berfikir mencari jawaban tunggal yang paling tepat). Hal ini ketika kami melakukan pendampingan ke berbagai sekolah Mitra dan non Mitra (sekolah replikasi) ternyata para Guru mencoba untuk merumuskan pertanyaan tingkat tinggi yang dijabarkan pada lembar kerja dan mempraktikan dalam proses pembelajaran hasilnya mampu memicu siswa untuk menyelidiki, menemukan, memecahkan masalah dan mengkreasi. Dalam pelatihan BTL 2 Unit 3 dan BTL 3 Unit 2b yang mengupas tentang bagaimana Guru menggunakan lingkungan dan media yang merupakan potensi sumber belajar yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran, dalam kontek ini pengalaman dilapangan 62

menunjukkan bahwa Guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator dari pada sebagai pengarah yang menentukan segala galanya bagi siswa. Sebagai fasilitator guru lebih banyak mendorong siswa (motivator) untuk mengembangkan inisiatif dalam menjajagi tugas- tugas baru. Guru harus bersifat lebih terbuka menerima gagasan-gagasan siswa dan lebih berusaha menghilangkan ketakutan dan kecemasan siswa yang menghambat pemikiran dan pemecahan masalah secara kreatif. Suasana belajar yang kooperatif dan berlatih untuk memecahkan masalah seperti yang dilatihkan dalam BTL 2 unit 2A dan 2C dari hasil pengamatan kami dilapangan ternyata sangat digemari para siswa dan Guru dan ini sepertinya sudah menjadi suatu kebiasaan pada sekolah-sekolah mitra dan replikasi DBE3 karena menurut beberapa Guru yang kami dampingi, hal ini sangat memungkinkan siswa mengembangkan seluruh potensi kecerdasannya secara optimal. Suasana kegiatan belajar yang menarik, interaktif, merangsang kedua belahan otak siswa secara simbang, memperhatikan keunikan setiap siswa, serta melibatkan partisipasi aktif.siswa akan membuat seluruh potensi siswa berkembang secara optimal. Pemajangan hasil karya siswa dalam BTL 2 merupakan pelatihan yang sangat tepat untuk mengapresiasi kompetensi siswa dan pembelajaran kecakapan hidup antara lain mencakup aspek personal dimana seorang siswa dituntut untuk mampu mempresentasikan hasil pemikiran baik itu individu maupun mewakili kelompoknya dihadapan teman-temannya. Aspek akademik yang menuntut peran siswa untuk berfikir secara runtut dan logis, aspek sosial menuntut siswa untuk bekerja kooperatif sehingga membuahkan hasil karya yang optimal hal seperti ini nampak sekali nuansanya pada sekolah mitra dan replikasi yang pernah kami kunjungi di Kabupaten Grobogan nampak hasil karya dipajang baik itu di dalam maupun dil luar kelas, dan hasil karya siswa yang dipajang sebenarnya dapat dijadikan sebagai sumber belajar bersama semua warga sekolah bahkan ada sekolah yang memiliki tempat tersendiri untuk mengkoleksi hasil karya tersebut dan sebagai bukti bahwa guru memiliki peran yang sangat besar untuk mengembangkan kemampuan potensi siswa adalah ketika ada show case ditingkat Kabupaten maupun provinsi bagaimana hasil karya siswa?...???... lua ar.ar biasa, dan jangan lupa selanjutknya tugas Guru adalah mengembangkan potensi siswa menjadi kemampuan yang maksimal. 63