BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN I. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA

BAB IV PEMBAHASAN A. PENGKAJIAN DATA. Pada langkah pertama semua informasi yang akurat dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap

BAB IV PEMBAHASAN. pengkajian tujuh langkah Varney. Pembahasan iniakan diuraikan sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny F GI P TRIMESTER III INPARTU DENGAN PRE EKLAMPSIA BERAT. Siti Aisyah* dan Sinta Lailiyah** ABSTRAK

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP. kebidanan ibu hamil pada Ny. G umur 30 tahun G 3 P 2 A 0 UK minggu. dengan letak sungsang, penulis menyimpulkan bahwa :

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien

BAB V PENUTUP. khususnya pada keluhan utama yaitu Ny. S G III P II A 0 hamil 40 minggu. mmhg, Nadi: 88 x/menit, Suhu: 36,5 0 c, RR: 26 x/menit, hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. : Poliklinik KIA Puskesmas Mojolaban, Sukoharjo. Nama Pasien : Ny. M Nama Suami : Tn. M

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. : Poli Kebidanan dan Kandungan RSUD Surakarta. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. Umur : 32 tahun Umur : 35 tahun

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

Tabel 3.2 Matriks 6 Jam Post Partum

PENGKAJIAN PNC. kelami

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/ PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

BAB IV PEMBAHASAN. Pembuatan karya tulis ilmiah ini di buat dengan menggunakan asuhan

BAB IV PEMBAHASAN. yang ada di lahan praktek di RSUD Sunan Kalijaga Demak. Dalam pembahasan ini penulis

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY C P 2002 DENGAN POST HPP KARENA RETENSIO PLASENTA DI RSUD dr.soegiri LAMONGAN TAHUN 2015

BAB IV PEMBAHASAN A. PENGKAJIAN PERTAMA (11 JUNI 2014) obyektif serta data penunjang (Muslihatun, 2009).

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan

BAB IV PEMBAHASAN. Keberadaan bidan menjadi tolak ukur kesehatan di masyarakat. Hal inilah

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY R G IV P I A II UMUR 39 DI RSUD KARANGANYAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tanggal : 26 Februari : RSUD Karanganyar. Umur : 26 tahun Umur : 29 tahun. Agama : Islam Agama : Islam

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY C P 2002 DENGAN POST HPP KARENA RETENSIO PLASENTA DI RSUD dr.soegiri LAMONGAN TAHUN 2015

BAB III RESUME KEPERAWATAN

PENGERTIAN MASA NIFAS

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : MAGDALENA AMALO NPM :

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. : Ruang VK RSUD dr. Soehadi Prijonegoro. I. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pasien bernama Ny. S P 2 A 0 umur 34 tahun mengatakan bahwa ia

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. S DENGAN HIPERTENSI KRONIK DI PUSKESMAS PAMULANG 2016 FRIDA KASUMAWATI PENDAHULUAN ABSTRAK

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam bab ini penulis akan melaporkan tentang pemberian asuhan

ID Soal. Pertanyaan soal Menurut anda KPSW terjadi bila :

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S KEHAMILAN TRIMESTER II DENGAN HIPERTENSI GESTASIONAL. Eka Sarofah Ningsih* ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY M G III P 2002 PERSALINAN DENGAN RETENSIO PLASENTA DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2010

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post

BAB IV PEMBAHASAN. dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. N di Puskesmas Kedungwuni I mulai dari

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA LAPORAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) SERTA KELUARGA BERENCANA (KB)

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

haluaran urin, diet berlebih haluaran urin, diet berlebih dan retensi cairan beserta natrium ditandai dengan - Pemeriksaan lab :

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:

BAB I PENDAHULUAN. laporan dari kabupaten/kota Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa

BAB III TINJAUAN KASUS

GAMBARAN PERAWATAN IBU NIFAS OLEH TENAGA KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAN BALIMO KOTA SOLOK TAHUN 2014

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis membahas kesenjangan yang ada di dalam teori dengan

Preeklampsia dan Eklampsia

BAB I PENDAHULUAN. janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

BAB III TINJAUAN KASUS. 16 Februari dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas adalah masa dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fisiologis, emosional dan sosial (Prawirohardjo, 2014). Masa nifas. berlanjut hingga 6 minggu (Fraser, 2009).

Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian neonatus, yaitu : 1. Hipotermia 2. Asfiksia

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting, terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan bayi. ASI juga merupakan

No Identitas Tempat Jam Pemantauan 1 Ny.TS 32th

BAB I PENDAHULUAN. dari kehamilan dengan risiko usia tinggi (Manuaba, 2012: h.38).

M/ WITA/ P4A0

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tanggal dan jam masuk : 27 Februari 2013, Pukul WIB

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan suatu proses yang normal dan alamiah.perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu (Mochtar, 2012; h. 87).

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASCA SECTIO CAESARIA

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY T GII P 1001 TRIMESTER II DENGAN GEMELLI DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215).

Mata Kuliah Askeb III (Nifas)

BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG. Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tanggal masuk/pukul : 04 Maret 2013 Pukul : WIB. Tempat : Bangsal Perinatologi di RSUD dr.

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB IV PEMBAHASAN. komprehensif pada Ny D di Desa Tangkil Tengah Wilayah Kerja Puskesmas. minggu, persalinan, nifas dan neonatus.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan memicu perubahan- perubahan fisiologis yang sering

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan reproduksi karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi. keluarga sehat dan bahagia (Anggraini, 2010.h.10).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa nifas berlangsung kira- kira 6 minggu atau 42 hari (Hadijono

BAB I PENDAHULUAN. Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara gram,

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny I GII P I00I INPARTU DENGAN GEMELLI

Prinsip Umum Kegawadaruratan Maternal Neonatal. Sendy Firza Novilia T, S.S.T.Keb

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny F P POST PARTUM HARI KE-23DENGAN SUB INVOLUSI UTERUS. Sumiyati* Yayuk Dwi Hamidah** ABSTRAK

BAB IV PEMBAHASAN. asuhan kebidanan. Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya angka Kematian Ibu yang masih tinggi (AKI) di. berbagai pihak. Terdapat beberapa penyebab yang

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap Pengumpulan dan penyajian data penulis lakukan pada tanggal 23 Maret 2016 pukul 11.30 WIB, dengan menggunakan teknik wawancara, observasi langsung kepada pasien dan tenaga medis, serta melakukan studi dokumen rekam medis. Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis, didapatkan hasil pasien bernama Ny. N umur 34 tahun dengan suami bernama Tn. T umur 39 tahun. Berdasarkan observasi langsung yang dilakukan kepada pasien, penulis mendapatkan informasi meliputi data subjektif dan objektif. Pada data subjektif ibu mengatakan telah melahirkan anak keempatnya pada tanggal 23 Maret 2016 pukul 08.30 WIB dengan jenis kelamin perempuan melalui operasi dan belum pernah keguguran serta ketiga anaknya terdahulu lahir secara normal, ibu mengatakan ibu dikirim oleh bidan ke rumah sakit karena tekanan darahnya tinggi, tekanan darah ibu meningkat sejak usia kehamilan 8 bulan. Saat ini Ibu mengatakan merasa nyeri dan mulas pada perut dan darah yang keluar sedikit. 38

39 Data objektif yang diperoleh Ny. N adalah pasien kiriman bidan atas indikasi PER dan pada masa nifasnya keadaan umum pasien sedang dengan tingkat kesadaran composmentis. Hasil pengkajian tanda-tanda vital yaitu tekanan darah 149/100 mmhg, nadi 78 x/menit, pernafasan 24 x/menit, suhu tubuh pasien 37,2 C. Pemeriksaan fisik sistematis ( head to toe) penulis lakukan kepada pasien terdapat pembengkakan pada ektremitas bawah kanan dan kiri, pada bagian tubuh lainnya dalam batas normal. Pemeriksaan khusus obstetri (lokalis) dilakukan dengan cara inspeksi dengan hasil, muka tampak tidak pucat, tidak oedema. Konjungtiva tampak merah muda, tidak tampak anemis dan sklera tampak putih, tidak tampak icterus. Pada abdomen, plester balutan tampak kering dan bersih. Pengeluaran pervaginam berupa lokia rubra banyaknya 1/2 pembalut penuh, berwarna merah segar, dan pemeriksaan palpasi pada abdomen dengan hasil kontraksi uterus keras. Ny. N terpasang infus tutofusin 20 tpm flabot I di tangan kiri. Terpasang DC sejak pre operasi pukul 07.00 12.00 WIB sebanyak 650 cc. Pemeriksaan palpasi hasilnya, tampak oedema pada ekstremitas bawah kanan dan kiri. kontraksi teraba keras, TFU 1 cm dibawah pusat. Berdasarkan studi dokumentasi yang dilakukan penulis, didapatkan hasil Ny. N dirujuk oleh bidan P dengan diagnosa PER. Setelah sampai di RSUD Surakarta dan diperiksa oleh tenaga medis didapatkan diagnosa ibu bersalin

40 dengan PER, pemeriksaan penunjang juga dilakukan dalam pengambilan sampel pemeriksaan laboratorium dengan hasil kadar hemoglobin 13,1 g/dl, angka lekosit 14,8 ribu/mm 3, GDS 58 mg/dl, golongan darah pasien adalah AB, dan proteinurin (+1). Ibu bersalin pada tanggal 23 Maret 2016, bayi lahir secara SC pukul 08.30 WIB jenis kelamin perempuan berat badan 3000 gram, panjang badan 50 cm. Ketika memasuki masa nifas Ny. N masuk ke ruang mawar dengan diagnosa ibu nifas dengan Preeklampsia Ringan. 2. Interpretasi Data Dasar Tanggal : 23 Maret 2016 Pukul : 11.40 WIB a. Diagnosa Kebidanan Ny.N P4A0 umur 34 tahun Nifas 3 jam dengan Preeklamsia Ringan. Data Dasar DS : 1) Ibu mengatakan berusia 34 tahun, telah melahirkan 4 kali dan belum pernah keguguran serta ketiga anaknya terdahulu lahir secara normal. 2) Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya melalui operasi pada tanggal 23 Maret 2016 pukul 08.30 WIB. 3) Ibu mengatakan ibu dikirim oleh bidan ke rumah sakit karena tekanan darahnya tinggi, tekanan darah ibu meningkat sejak usia kehamilan 8 bulan. 4) Ibu mengatakan merasa nyeri dan mulas pada perut.

41 5) Ibu mengatakan darah yang keluar sedikit. DO : 1) Keadaan umum : Sedang 2) Kesadaran : composmentis 3) Tanda-tanda vital : TD : 149/100 mmhg S : 37,2 C N : 78 x/menit R : 24 x/menit 4) Inspeksi a) Muka : tidak pucat, tidak oedema b) Mata : konjungtiva tampak merah muda, tidak tampak anemis dan sklera tampak putih, tidak tampak ikterus c) Abdomen : Plester balutan tampak kering dan bersih d) Genitalia : Ada pengeluaran pervaginam berupa lokhea rubra ½ pembalut, tidak ada tanda infeksi, dan perdarahan dalam batas normal. 5) Palpasi a) Ekstremitas : Atas :,tidak ada oedema, terpasang infus tutofusin 20 tpm flabot I di tangan kiri. Bawah : ada oedema pada ekstremitas atas kanan dan kiri. b) Abdomen : kontraksi teraba keras, TFU 1 cm dibawah pusat.

42 6) Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 21 Maret 2016 Hemoglobin : 13,1 g/dl SGOT : 19 U/L Hematokrit : 39 % SGPT : 9 U/L Leukosit : 14,8 ribu/mm 3 Kreatinin : 0.8 mg/dl Trombosit : 247 ribu/mm 3 Protein urine : 1 (+) Refleks patella : +/+ 7) Balance cairan : Terpasang DC sejak pre operasi pukul 07.00 12.00 WIB sebanyak 650 cc. b. Masalah 1) Ibu lemas dan masih pusing 2) Ibu cemas akan keadaannya sekarang Dasar : Ibu mengeluh sakit kepala, lemas dan tampak cemas serta berulang kali menanyakan keadaannya. c. Kebutuhan 1) Berikan dukungan psikologis kepada pasien untuk menenangkan pasien 2) Berikan penjelasan tentang pencegahan infeksi Dasar : Ibu mengatakan masih pusing menetap, KU ibu sedang, TD : 149/100 mmhg, protein urine (+1), angka leukosit 14,8 ribu/mm 3 3. Megidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial dan Antisipasi Penanganannya a. Diagnosa potensial : Preeklampsia Berat

43 Dasar : KU sedang, oedema pada kaki kanan dan kiri, Tensi : 149/100 mmhg, protein urine (+1), angka leukosit 14,8 ribu/mm 3 b. Antisipasi penanganan : 1) Memperbaiki KU dengan bed rest 2) Mengobservasi TD dan keseimbangan cairan 4. Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG dalam pemberian terapi pada Ny. N yaitu : 1) Melanjutkan pemberian cairan infus sesuai terapi, yaitu infus Tutofusin 20 tpm setelah habis dilanjut RL 32-36 tpm. 2) Anti hipertensi / 6 jam selama TD 140/90 mmhg 3) Analgesik dan anti inflamasi 4) Antibiotik serta anti fibrinolitik 5. Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh Tanggal : 23 Maret 2016 Pukul : 11.45 WIB a. Beritahukan ibu dan keluarga tentang keadaannya saat ini b. Observasi keadaan umum dan vital sign ibu c. Observasi PPV, TFU, dan kontraksi uterus d. Monitoring keseimbangan cairan e. Observasi tanda-tanda terjadinya preeklamsia berat atau eklamsia

44 f. Anjurkan dan ajari ibu untuk menjaga personal hygiene dan menjaga supaya balutan bekas operasi tetap kering. g. Anjurkan ibu untuk diet tinggi protein, rendah garam, lemak, dan karbohidrat serta ajurkan untuk mengonsumsi makanan yang sudah diatur oleh bagian gizi rumah sakit h. Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini i. Rawat gabung antara ibu dan bayi j. Motivasi ibu untuk tetap memberikan ASI kepada bayi dengan menyusui bayinya setiap 2 jam sekali atau on demand, agar bayi dapat terpenuhi nutrisinya dan ibu mencegah ibu mengalami bendungan ASI k. Lakukan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi. l. Lakukan pemeriksaan lab ulang m. Dokumentasikan hasil tindakan. 6. Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman Tanggal : 23 Maret 2016 Pukul : 11.50 WIB a. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu saat ini masih membutuhkan perawatan dari tenaga medis selama beberapa hari hingga keadaannya stabil, karena ibu mengalami preeklamsia ringan dengan tanda tekanan darah ibu masih tinggi yaitu 149/100 mmhg dan disertai adanya proteinurin pada hasil laboratoriumnya.

45 b. Mengobservasi keadaan umum dan vital sign ibu yang meliputi tekanan darah, nadi, suhu pernafasan tiap pukul 05.00 WIB, pukul 12.00 WIB, pukul 18.00 WIB. c. Mengobservasi PPV dan kontraksi uterus tiap pukul 05.00 WIB, pukul 12.00 WIB, pukul 18.00 WIB. d. Memantau keseimbangan cairan ibu melalui input (minum,injeksi obat, infus) dan output (urin melalui DC) setiap 7 jam. e. Mengobservasi tanda-tanda preeklamsia berat atau eklamsia yaitu apabila tekanan darah >160/100 mmhg, pandangan mata kabur, nyeri ulu hati, dan protein urin > 3(+), serta kejang tonik klolnik. f. Menganjurkan dan memotivasi ibu dan keluarga untuk selalu menjaga kebersihan tubuh ibu dan menjaga supaya balutan bekal luka operasi supaya tetap kering dan bersih. g. Menganjurkan ibu untuk melakukan diet, yaitu cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam dan mengonsumsi makanan yang sudah disediakan oleh bagian gizi rumah sakit. h. Menganjurkan ibu untuk miring kanan dan kiri i. Melakukan rawat gabung antara ibu dan bayi. j. Memotivasi ibu untuk tetap memberikan ASI kepada bayi dengan menyusui bayinya setiap 2 jam sekali atau on demand, agar bayi dapat terpenuhi nutrisinya dan ibu mencegah ibu mengalami bendungan ASI

46 k. Melaksanakan hasil kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi yaitu : 1. Antihipertensi (10 mg/6 jam) Antibiotik ( 500 mg/12 jam), antifibrinolitik (500 mg/8 jam), analgesik (500 mg/8 jam) per oral. 2. Injeksi : a) Antibiotik : (1) Sharox (Cefuroxime) 750 mg / 8 jam (2) Gentamicin 1 ampul (40 mg/1 ml) / 12 jam (3) Metronidazol infus 500 mg/100ml / 8 jam b) Analgesik dan antiinflamasi : Ketorolak 1 ampul (10 mg/1 ml) 8 jam c) Anti fibrinolitik : Asam traneksamat 1 ampul (1 gram/5 ml) / 8 jam d) Anti oksidan : Vitamin c 1 ampul (200 mg/2 ml) / 12 jam dan melanjutkan pemberian cairan elektrolit sesuai terapi. l. Melakukan pemeriksaan lab darah dan protein urine pada tanggal 23 Maret 2016. m. Mendokumentasikan hasil tindakan 7. Evaluasi Tanggal : 23 Maret 2016 Pukul : 18.00 WIB a. Ibu sudah mengetahui keadaanya bahwa tensinya masih tinggi 149/100 mmhg dan bersedia untuk tetap di rawat di RS.

47 b. Keadaan umum sedang, hasil observasi vital sign ibu yang meliputi tekanan darah, nadi, suhu pernafasan tiap pukul 05.00 WIB, pukul 12.00 WIB, pukul 18.00 WIB hasil pada lampiran 11. c. Hasil observasi pengeluaran pervaginam normal dan kontraksi uterus baik, TFU 1 jari di bawah pusat, hasil pada lampiran 11. d. Hasil observasi keseimbangan cairan ibu melalui input (minum,injeksi obat, infus) dan output (urin melalui DC) setiap 7 jam hasil pada lampiran 11. e. Tidak terdapat tanda-tanda preeklamsia berat atau eklamsia yaitu tensi ibu menurun 140/90 mmhg pada pemeriksaan pukul 18.00 WIB pandangan mata tidak kabur, tidak nyeri ulu hati, dan tidak terjadi kejang tonik klonik. f. Ibu sudah disibin pukul 16.00 WIB dan balutan tetap kering dan bersih. g. Ibu bersedia mengonsumsi makanan yang sudah disediakan oleh bagian gizi rumah sakit dan sudah makan pukul 17.00 WIB h. Ibu sudah bisa miring kanan dan kiri i. Telah dilakukan rawat gabung antara ibu dan bayi pukul 16.00 WIB j. Ibu bersedia memberikan ASI kepada bayinya dan sudah bisa menyusui bayinya setiap 2 jam sekali dengan posisi miring k. Telah dilakukan tindakan sesuai advis dokter yaitu : 1. Telah diberikan terapi oral :

48 a) Antihipertensi (Nifedipin 10 mg) pukul 12.00 WIB, 18.00 WIB dan 24.00 WIB b) Antibiotik (sefadroxil 500 mg) pukul 12.00 WIB dan 24.00 WIB c) Antifibrinolitik (asam mefenamat 500 mg) pukul 12.00 dan 20.00 WIB d) Analgesik (Asam traneksamat 500 mg) pukul 12.00 dan 20.00 WIB 2. Telah diberikan injeksi : a) Antibiotik : (1) Gentamicin 1 ampul pada pukul 13.00 dan 24.00 WIB (2) Metronidazol pada pukul 16.00 dan 24.00 WIB (3) Sharox pada pukul 16.00 dan 24.00 WIB b) Analgesik dan antiinflamasi : Ketorolak pada pukul 16.00 dan 24.00 WIB c) Antifibrinolitik : Asam traneksamat pada pukul 16.00 dan 24.00 WIB d) Antioksidan : Vit. C 1 ampul pada pukul 13.00 dan 24.00 WIB 3. Infus flabot I (Tutofusin) habis pukul 18.00 WIB dan lanjut flabot ke II yaitu RL 32 tpm. l. Telah dilakukan pemeriksaan lab ulang darah dan protein urine pada tanggal 23 Maret 2016 hasil pada lampiran 12. m.tindakan telah didokumentasikan.

49 CATATAN PERKEMBANGAN Catatan perkembangan hasil pengawasan keadaan pasien dari hari ke 2, hari ke 3, dan hari ke 9 saat kunjungan ulang nifas dengan rincian sebagai berikut : Pengkajian hari ke 2 pada tanggal 24 Maret 2016 pukul 08.00 WIB. Ibu mengatakan sudah bisa menyusui bayinya dan masih merasa sedikit nyeri pada luka operasi, ibu mengatakan sudah tidak pusing dan lemas. Hasil pemeriksaan, keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TTV (TD : 130/90 mmhg, S : 36,8 C, N : 82 x/menit, R : 26 x/menit). Pada pemeriksaan inspeksi dihasilkan, PPV : lokia rubra ±5cc, berwarna merah segar. Sedangkan pada pemeriksaan palpasi dihasilkan : kontraksi uterus keras serta palpasi pada ekstremitas atas dan odema sudah tidak ada lagi Hasil pemeriksaan labolatorium tanggal 23 Maret 2016 : Hb : 12.8 g/dl, leukosit : 10,41 ribu/mm 3 proteinurin (-). Assesment Ny. N umur 34 tahun P4A0 nifas dengan Preeklampsia Ringan hari ke 2. Melakukan observasi keadaan umum dan vital sign ibu, observasi PPV, TFU, dan kontraksi uterus, memonitor keseimbangan cairan, observasi tanda-tanda terjadinya preeklamsia berat atau eklamsia tiap pukul 05.00 WIB, pukul 12.00 WIB, pukul 18.00 WIB, hasil pada lampiran 13. Melakukan kolaborasi dengan SpOG untuk melanjutkan terapi dan pemeberian antihipertensi diteruskan karena tekanan darah masih belum stabil yaitu 130/90 mmhg.

50 Pengkajian hari ke 3 pada tanggal 25 Maret 2016 pukul 08.00 WIB. Ibu mengatakan sudah bisa menyusui bayinya dengan baik, sudah tidak pusing dan tidak ada keluhan lainnya, serta darah yang keluar sedikit. Hasil pemeriksaan yaitu, keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, tekanan darah :120/80 mmhg, nadi: 80 x/menit, suhu: 36,5 C, R: 22 x/menit. Pengeluaran pervaginam lokia rubra ±10 cc, pada ekstremitas masih terpasang infus RL pada tangan kiri pasien, masih terpasang DC, pada hasil pemeriksaan luka didapatkan, jahitan tidak basah, tidak terdapat pus. Hasil pemeriksaan palapai yaitu, kontraksi uterus keras, ekstremitas atas dan bawah tidak ada odema. Pemeriksaan laboratorium 23 Maret 2016 dengan hasil proteinurin negatif. Assesment pada Ny. N umur 34 tahun P4A0 nifas dengan riwayat preeklamsia ringan hari ketiga. Dilakukan tindakan berupa, memantau keadaan umum dan vital sign ibu, observasi PPV, TFU, dan kontraksi uterus, monitoring keseimbangan cairan, observasi tanda-tanda terjadinya preeklamsia berat atau eklamsia tiap pukul 05.00 WIB dan 12.00 WIB, hasil pada lampiran 14. Melakukan kolaborasi dengan SpOG untuk melanjutkan terapi baik injeksi maupun oral berupa : cefadroxil 500 mg 2x1 atau setiap 8 jam 8 tablet, asam mefenamat 500 mg 3x1 atau setiap 8 jam 10 tablet, asam traneksamat 500 mg 3x1 atau setiap 8 jam 10 tablet. Pemberian antihipertensi dihentikan karena tekanan darah sudah stabil yaitu 120/80 mmhg.

51 Menganjurkan kepada pasien untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal 4 April 2016. Pengkajian hari ke 9 pada tanggal 4 April 2016 pukul 09.00 WIB. Ibu mengatakan sudah bisa merawat bayi dan menyusui dengan baik. Ibu mengatakan sudah tidak pusing, tidak nyeri pada luka jahitan dan sudah tidak ada keluhan apapun. Ibu mengatakan darah yang keluar sedikit, mengganti pembalut 3xsehari. Hasil pemeriksaan, keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, tekanan darah: 120/80 mmhg, nadi: 84 x/menit, suhu: 36,8 C R: 24 x/menit. Pengeluaran pervaginam lokia serosa, TFU pertengahan simfisis dan pusat, ektremitas atas dan bawah tidak ada odema, secara keseluruhan dalam batas normal. Assesment Ny. N umur 34 tahun P4A0 nifas hari kesembilan dengan riwayat preeklampsia ringan. Masalah pada ibu tidak ada. Kebutuhan yang dibutuhkan penjelasan perawatan bayi di rumah. Melakukan medikasi pada luka bekas operasi SC, hasil luka sudah kering, tidak terdapat tanda-tanda infeksi. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi di tempat bidan atau di puskesmas terdekat. B. Pembahasan Pada bagian ini akan dibahas mengenai adanya kesenjangan antara teori dan praktik pada kasus Ny. N P4A0 umur 34 tahun nifas dengan preeklamsia ringan berdasarkan asuhan kebidanan 7 langkah varney dan SOAP.

52 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap Pada kasus ibu nifas dengan preeklamsia ringan ini didapatkan data subjektif dari Ny. N yaitu ibu mengatakan pusing, lemas dan nyeri pada perut karena luka bekas operasi SC, ibu mengatakan telah melahirkan anak keempatnya dengan jenis kelamin perempuan, berat 3000 gr, panjang 50 cm, dan ibu mengatakan ia dirujuk oleh bidan P karena tekanan darah tinggi dan terdapat protein urin. Hal ini sesuai dengan teori dari Nugroho (2011) bahwa gejala preeklamsia adalah nyeri kepala dan teori dari Fauziyah (2012). Data objektif pada Ny. N yaitu berusia 34 tahun, keadaan umum cukup, kesadaran komposmentis, ekstremitas atas kanan dan kiri oedema, tekanan darah 149/100 mmhg dan proteinurin (+1). Hal ini sesuai dengan salah satu trias preeklamsia pada teori dari Nogroho dan Jems, (2012) yaitu tekanan darah meningkat pada sistole dan diastole 140/90 mmhg, terdapat proteinuria kualitatif (+1), dan terjadi odema pada ektremitas atau bagian tubuh lainnya. Faktor obesitas atau badan gemuk, penggunaan riwayat KB hormonal merupakan faktor predisposisi terjadinya preeklamsia sesuai dengan teori dari Nugroho, (2012). 2. Interpretasi Data Dasar Pada kasus Ny. N ini diagnosa kebidanannya yaitu Ny. N, P4A0, umur 34 tahun, nifas dengan preeklampsia ringan. Hal ini sesuai dasar teori dari

53 Cunningham, ( 2012) dan Saifudin, (2014) yaitu terjadi peningkatan tekanan darah pada sistol dan diastol 140/90 mmhg, terdapatnya proteinurin minimal (+1), dan terdapat odema pada ekstremitas. 3) Masalah yang terjadi pada Ny. N adalah rasa tidak nyaman dengan keadaan nyeri kepala dan cemas serta lemas. Dalam teori menurut Sulistyawati, (2010) masalah yang sering kali dirasakan ibu dengan preeklampsia ringan adalah ibu cemas (tidak tenang) dengan keadaanya hal ini merupakan gambaran umum karena pasien merasa bingung, takut serta selalu menanyakan keadaanya 4) Pada kasus ini kebutuhan ibu yang diperlukan adalah pemberian informasi harus dalam betuk yang komprehensif mengenai gangguan dan tindakan yang akan dilakukan kepada ibu untuk menenangkan pasien sesuai. Hal ini sudah sesuai dengan teori menurut Fauziyah, (2012) dan Billington, (2010). 3. Megidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial dan Antisipasi Penanganannya Diagnosa potensial yang mungkin muncul pada kasus preeklampsia ringan yaitu preeklampsia berat karena kaikan tekanan darah dan protein urin (Cunningham, 2014). Pada kasus Ny. N ini tidak muncul diagnosa potensial dari preeklampsia ringan karena adanya penanganan preeklampsia ringan yang komprehensif. Sehingga tanda-tanda prognosis

54 buruk tidak dialami oleh ibu. Antisipasi tindakan yang dilakukan oleh bidan antara lain memperbaiki KU dengan bed rest, mengobservasi TD dan keseimbangan cairan hal ini sudah sesuai dengan teori Nugroho (2012). 4. Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera Pada kasus nifas dengan preeklampsia ringan ini tindakan segera yang dilakukan oleh bidan untuk menentukan tindakan selanjutnya yaitu kolaborasi dengan dokter SpOG dalam pemberian terapi medikamentosa seperti pemberian cairan elektrolit tutofusin dan RL 32 tpm, antihipertensi, antibiotika, antifibrinolitik, antioksidan, antiinflamasi, dan analgetik. Pada kasus Ny. N kolaborasi dengan dokter SpOG, diberikan antihipertensi karena tekanan darah pasien yang cenderung masih tinggi yaitu 149/100 pemberian antihipertensi diberikan sebanyak 10 mg/ 6 jam selama TD > 140/90 mmhg. Hal ini sesuai teori Edwin, (2013 ) bahwa pemberian antihipertensif diberikan apabila tekanan darah 140/90 mmhg atau lebih dengan tujuan untuk mempertahankan tekanan diastolik normal. Selain itu pemberian antibiotik juga sudah sesuai dengan teori yaitu antibiotik kombinasi bertujuannya untuk meningkatkan efektifitas dan cara kerja obat tersebut (Gunawan, 2012) sehingga pada kasus ini tidak ada kesenjangan dengan teori dan ibu mendapatkan terapi yang sesuai dengan kebutuhan ibu saat itu.

55 5. Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh Rencana yang dilakukan pada kasus Ny. N dengan preeklamsia ringan dan rencana pada catatan perkembangan selanjutnya meliputi, memberitahukan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu saat ini masih membutuhkan perawatan selama beberapa hari hingga keadaannya stabil untuk mengurangi kecemasan hal ini sudah sesuai dengan teori menurut Saleha (2009). Observasi keadaan umum dan vital sign ibu yang meliputi tekanan darah untuk mencegah terjadinya preeklamsia berat yaitu TD 160/100 mmhg (Saifudin, 2010), denyut nadi merupakan indikator untuk menilai system kardiovaskular, suhu untuk mengetahui adanya tanda infeksi yaitu suhu > 38 C, dan pernafasan merupakan indikator untuk mengetahui fungsi sitem pernafasan (Hidayat, 2006). Observasi pengeluaran pervaginam untuk mengetahui adanya perdarahan, kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri untuk memastikan proses involusi berjalan normal sehingga dapat mencegah terjadinya atonia uteri hal ini sudah sesuai menurut Norma dan Mustika, (2013). Observasi keseimbangan cairan melalui infus dan urin setiap 4 jam untuk mengetahui adanya oligouri dan edema paru, hal ini sudah sesuai dengan toeri menurut Billington, (2010). Observasi terjadinya preeklamsia berat dan eklamsia untuk mencegah terjadinya komplikasi sesuai teori (Saifudin, 2010).

56 Anjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif secara on demand serta memberi tahu ibu manfaat ASI eksklusif sehingga kebutuhan bayi terpenuhi hal ini sudah sesuai dengan teori menurut Saleha, (2009). Anjurkan ibu untuk diet cukup protein karena diperlukan untuk pemulihan kondisi ibu serta mengganti kadar protein yang hilang melalui urin serta rendah garam karena pada preeklamsia ringan terdapat retensi natrium sehingga apabila pemberian natrium meningkat maka akan menurunkan filtrasi ginjal dan menyebabkan oligouri hal ini sudah sesuai dengan teori menurut Cunningham, (2013). Anjurkan untuk menjaga balutan tetap kering dan menjaga kebersih diri sehingga tidak meningkatkan terjadinya infeksi dan mempercepat proses penyembuhan luka hal ini sudah sesuai menurut Saifudin, (2014). Kolaborasi dengan dokter SPOG untuk pemberian terapi medikamentosa dan tindakan yang sesuai dengan kondisi klien (Varney, 2007). Berikan terapi medikamentosa yaitu : Antihipertensi 10-20 mg 6-8 jam secara oral efektif untuk periode pasca persalinan, untuk mengurangi resistensi perifer kemudian mengurangi tekanan darah (Nugroho dan Gunawan, 2012). Antifibrinolitik untuk mempercepat perubahan protombin menjadi thrombin dan menggumpalkan fibrinogen, analgesik dan antiinflamasi berfungsi sebagai analgesik poten dengan efek antiinflamasi sedang, efektif sebagai analgesik pasca bedah, anti oksidan

57 untuk mempercepat proses pemulihan dan melanjutkan pemberian cairan eletrolit, sebagai rumatan atau maintenance untuk menyediakan kebutuhan cairan dan elektrolit (Edwin, 2013 dan Gunawan, 2012). Antibiotik digunakan dalam keadaan sebelum terjadinya atau timbulnya gejala-gejala infeksi. Pemberian antibiotik secara kombinasi hal ini bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan cara kerja obat dimana ada antibiotik yang efektih untuk bakteri tertentu namun ada antibiotik yang tidak efektif bahkan resisten terhadap bakteri lain. Dosis dan waktu paruh masing-masing obat antibiotik berbeda pada antibiotik sefuroksim kadar tertinggi di cairan serebrospinal dimana waktu paruhnya 1,7 jam sedangkan antibiotik gentamicin kadar tertinggi pada plasma, waktu paruhnya bias sampai 15 jam, sehingga pemberian antibiotik kombinasi tidak menimbulkan kelebihan dosis namun akan meningkatkan efektivitas obat (Gunawan, 2012). Pemeriksaan ulang urin dan darah untuk mengetahui protein urine dan angka leukosit, hemoglobin yang bertujuan memantau peningkatan kadar proteinuria, serta pentingnya pemeriksaan kadar hemoglobin dan leukosit karena kehilangan darah dan proses persalinan operatif hal ini sudah sesuai teori menurut Edwin,( 2013).

58 Dalam perencanaan telah disusun rencana yang komprehensif sehingga tidak terdapat kesenjangan teori dengan perencanaan yang dilakukan di lahan. 6. Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman Dalam hal ini rencana yang dilakukan pada kasus Ny. N dengan preeklamsia ringan dan rencana pada catatan perkembangan selanjutnya meliputi, memberitahukan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu saat ini masih membutuhkan perawatan selama beberapa hari hingga keadaannya stabil untuk mengurangi kecemasan hal ini sudah sesuai dengan teori menurut Saleha (2009). Menganjurkan ibu untuk tirah baring agar kondisi ibu dan tekanan darah berangsur stabil sesuai teori (Norma dan Mustika, 2013). Melakukan observasi keadaan umum dan vital sign ibu yang meliputi tekanan darah, nadi, suhu, dan pernafasan, hal ini sesuai dengan teori prosedur pengukuran tanda vital menurut Hidayat, (2006) pada lampian 16 ini menunjukkan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik dilahan. Menurut (Norma dan Mustika, 2 013) pemeriksaan pengeluaran pervaginam untuk mengetahui adanya perdarahan, kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri untuk memastikan proses involusi berjalan normal hal ini sudah sesuai. Melakukan observasi keseimbangan cairan melalui infus

59 dan urin setiap 7 jam, hal ini tidak sesuai dengan teori menurut (Billington, 2010) yang seharusnya diukur setiap 4 jam sekali, hal ini dilakukan karena kondisi pasien menunjukkan terdapat keseimbangan cairan dimana haluaran urin dalam 4 jam pertama sudah mencapai > 500 cc sehingga pasien tidak berpotensi terjadi oligouri sehingga dilahan tidak diukur setiap 4 jam. Melakukan observasi terjadinya preeklamsia berat dan eklamsia yaitu dengan memperhatikan kenaikan tekanan darah, keseimbangan cairan, keluhan ibu, serta ada atau tidaknya kejang yang sudah dilakukan sesuai teori (Saifudin, 2010). Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif secara on demand serata memberi tahu ibu manfaat ASI eksklusif sehingga kebutuhan bayi terpenuhi dan tidak terjadi bendungan ASI hal ini sudah sesuai dengan teori menurut (Saleha, 2009). Mengajurkan ibu untuk diet rendah garam, cukup protein dan diperbolehkan makan setelah 6 jam pasca operasi dan sudah terdengar bisinung usus (Prawirohardjo, 2010). Istirahat cukup supaya keadaan ibu cepat stabil,memberitahu ibu tanda bahaya masa nifas, menganjurkan ambulasi dini dengan miring kanan-kiri pada hari pertama, duduk pada hari kedua dan berjalan pada hari ke 3 hal ini sudah dilaksanakan dan sesuai dengan teori menurut (Norma dan Mustika, 2013).

60 Mengajurkan untuk menjaga balutan tetap kering dan melakukan perawatan luka yang sudah dilakukan sesuai dengan prosedur menurut Hidayat, (2006) pada lampiran 17. Melakukan kolaborasi dengan dokter SPOG untuk pemberian terapi medikamentosa yaitu : Nifedipin dosis 10-20 mg 6-8 jam per oral sebagai antihipertensi, apabila TD 140/90 berikan nifedipin ekstra, antibiotik, antifibrinolitik dan analgesik sesuai prosedur pemberian terapi oral menurut Hidayat, (2006) pada lampiran 18. Injeksi : antibiotik : Sharox (sefuroxime) 750 mg pukul 08.00, 16.00 dan 24.00 WIB, antibiotik spektrum luas : Gentamicin 1 ampul (40 mg/1 ml) pukul 13.00 dan 24.00 WIB, antibiotik : Metronidazol infus 500 mg/100ml pukul 08.00, 16.00 dan 24.00 WIB, antifibrinolitik : Asam traneksamat 1 ampul (1 gram/5 ml) pukul 08.00, 16.00 dan 24.00 WIB, analgesik dan antiinflamasi : Ketorolak 1 ampul (10 mg/1 ml) pukul 08.00, 16.00 dan 24.00 WIB, antioksidan : Vitamin c 1 ampul (200 mg/2 ml) pukul 13.00 dan 24.00 WIB pemberian injeksi sudah tetap waktu (Edwin, 2013 dan Gunawan, 2012) dan sesuai dengan prosedur pemeberian injeksi IV melalui selang infus menurut Hidayat, (2006) pada lampiran 18. Melakukan pemeriksaan ulang urin dan darah untuk mengetahui protein urine dan angka leukosit serta Hb dengan hasil 13,1 g/dl karena

61 kadar Hb yang tinggi maka tidak diberikan penambahan tablet besi karena pada preeklamsia terjadi vasokontriksi pembuluh darah yang dapat mengakibatkan hipoperfusi organ, kebocoran pembuluh darah dan tekanan darah meningkat (Cunningham, 2014). Proses pelaksanaan kebidanan dilakukan sesuai dengan kewenangan bidan yaitu dengan memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif yang sudah sesuai perencanaan dan untuk pemberian terapi sesuai dengan advis dokter. Pada penatalaksanaan telah dilakukan sesuai perencanaan yang sudah di susun, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan penatalaksaan kasus di lahan. 7. Evaluasi Evaluasi dari asuhan kebidanan yang telah diberikan pada ibu telah didapatkan hasil TTV : TD: 120/80mmHg, Suhu : 36,5 C, Nadi : 80 x/menit, Respirasi: 22 x/menit. Ibu dan bayi pulang dalam keadaan sehat dan atas persetujuan dokter obsgyn. Tidak terjadi komplikasi preeklampsia berat atau eklampsia serta tidak ada gejala infeksi. Pemeriksaan laboratorium proteinurin telah dilakukan tiap dua kali sehari dengan hasil akhir proteinurin negatif. Aktifitas serta kondisi ibu dapat pulih secara bertahap. Ibu bersedia menyusui bayinya sesuai permintaan bayi atau on demand. Ibu mau datang ke rumah sakit apabila menemui tanda-tanda bahaya nifas. Ibu

62 sudah lancar merawat bayinya, seperti cara memandikan, merawat tali pusat, cara menjemur bayi, dan menjaga kehangatan pada bayinya. Ibu telah paham dan mengerti tentang penjelasan yang diberikan bidan berupa cara menyusui yang benar, manfaat menyusui dan ASI eksklusif, serta tanda bahaya nifas. Aktifitas dan kondisi ibu dapat pulih secara bertahap. Ibu sudah dapat menyusui dengan baik. Serta informasi mengenai KB juga sudah diberikan dan ibu memilih jenis kotrasepsi kondom. Hal ini sudah sesuai teori Saleha (2010) bahwa kebut uhan nifas fisiologis seperti pemeriksaan PPV, kontraksi uterus,tfu harus diberikan untuk meminimalisir adanya perdarahan, konseling manfaat asi eksklusif dan cara menyusui yang baik, dan pemberian edukasi cara merawat bayi juga sesuai teori. Untuk pemberian kebutuhan nutrisi yang sesuai dan pola diit rendah garam, lemak, dan karbohidrat juga sesuai dengan teori Nugroho (2013). Tekanan darah yang sudah stabil tanpa ada keluhan apapun menjadi tolok ukur dan pasien dapat pulang pada hari ke tiga postpartum hal ini sesuai teori dari Prawirohardjo (2010). Pada pemeriksaan laboratorium proteinurin juga telah dilakukan minimal dua hari sekali, dan hal ini sesuai dengan teori Edwin (2013), sehingga tidak ada kesenjangan dan oleh karena itu pasien diperbolehkan pulang dengan syarat melakukan kunjungan nifas pada jadwal yang sudah ditentukan.

63 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pengumpulan data dasar secara subyektif dan obyektif didapatakan hasil bahwa ibu mengatakan nyeri pada luka bekas operasi, ibu mengatakan telah melahirkan anak keempatnya dengan jenis kelamin perempuan pada tanggal 23 Maret 2016 pukul 08.30 WIB melalui operasi. Data objektif yaitu tekanan darah 149/100 mmhg, oedema pada ekstremitas bawah kanan dan kiri, proteinurin 1(+) dan leukosit 10.41 ribu/mm 3. 2. Intepretasi data dasar yang diambil dari data subyektif dan obyektif, yaitu Ny.N P4A0 Umur 34 Tahun Nifas dengan Preeklampsia Ringan. Masalah adalah pasien meras lemas, pusing, cemas. Kebutuhan yang diperlukan berikan dukungan psikologis untuk menenangkan pasien dan berikan penjelasan tentang pencegahan infeksi. 3. Diagnosa potensialnya adalah preeklamsia berat sudah dilakukan antisipasi dan tidak terjadi. 4. Tindakan segera yang dilakukan adalah berkolaborasi dengan dokter SpOG dalam pemberian terapi yaitu : cairan elektrolit, anti hipertensi, analgesik dan anti inflamasi, antibiotik serta anti fibrinolitik. 5. Perencanaan asuhan yang menyeluruh pada Ny. N adalah beritahukan ibu dan keluarga tentang keadaannya saat ini, anjurkan ibu untuk tirah baring,

64 observasi keadaan umum dan vital sign ibu, bservasi PPV, TFU, dan kontraksi uterus serta keseimbangan cairan. Observasi tanda-tanda terjadinya preeklamsia berat atau eklamsia, anjurkan ibu untuk diet tinggi protein, rendah garam. Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini, lakukan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi. 6. Pelaksanaan langsung asuhan sesuai dengan perencanaan 7. Evaluasi yang didapatkan yaitu Ny. N bersedianya ibu untuk dirawat selama beberapa hari hingga ibu dinyatakan tekanan darah stabil, proteinurin negatif, dan leukosit menurun, tidak terjadi komplikasi ke preeklampsia berat yang membahayakan, serta ibu sudah dapat melakukan perawatan pada bayi, dan menyusui dengan baik. 8. Asuhan kebidanan pada Ny. N dengan Preeklampsia ringan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan penanganan pada lahan. B. Saran 1. Instansi Pelayanana Kesehatan Instansi pelayanan kesehatan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan, pengawasan mengenai wewenang dalam melakukan tindakan asuhan kebidanan dan membuat Standart Operasional Prosedur (SOP) tentang penatalaksanaan preeklamsia.

65 2. Profesi Bagi profesi diharapkan tetap memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif, lengkap sesuai kebutuhan pasien dan tetap melakukan tindakan yang sesuai dengan teori dan atau Standart Operasional Prosedur. 3. Pasien dan Masyarakat Diharapkan pasien dan masyarakat dapat mengenali tanda-tanda preeklamsia yaitu, pandangan mata kabur, pusing menetap, nyeri uluhati, bengkak pada muka dan tangan serta tekanan darah 140/90 mmhg untuk mendapatkan penanganan segera. Pasien dapat melakukan atau menjalankan konseling yang sudah diberikan oleh bidan selama perawatan di rumah.