BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. lagu, sehingga oleh masyarakat baik para pekerja maupun para pelajar,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta sebagai Ibukota Negara Indonesia diliputi dengan kesibukan berbagai

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi ini, banyak orang bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar1.1 Kemacetan di Kota Surabaya Sumber: 25/4/

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk hidup yang bergerak aktif dengan segudang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, dunia teknologi yang ada sekarang

PENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat

KAJIAN KECENDERUNGAN RUANG PUBLIK SIMPANG LIMA KOTA SEMARANG BERKEMBANG SEBAGAI KAWASAN REKREASI BELANJA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dan termasuk

3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Gaya hidup secara luas didefenisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Ruang Terbuka Publik Sebagai Tempat Berinteraksi dan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki teknologi yang bagus. Jenis mainan di bedakan menjadi 2 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. banyak cafe yang menawarkan konsep one stop shopping pengunjung dapat

BAB I PENDAHULUAN. memposting foto, melakukan update saat berada di suatu tempat dan lain

BAB I. PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan salah satu aktor dalam perguruan tinggi karena

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengakses informasi melalui media cetak, TV, internet, gadget dan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan oleh perguruan tinggi. Pendidikan di. Mahasiswa merupakan individu yang sedang menuntut ilmu di Perguruan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan rekonstruksi aneka pengalaman dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAMPUS FISIP UNDIP SEMARANG (Penekanan Desain Gaya Arsitektur Renzo Piano)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I LATAR BELAKANG. besar bagi perkembangan UMKM. UMKM merupakan tulang punggung

Bab I PENDAHULUAN. perkembangan industri jasa dirasakan cukup dibutuhkan oleh masyarakat luas.

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. BAB III. ELABORASI TEMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis untuk bisa tetap eksis di bidang usahanya. Secara umum tujuan dari pelaku

Korespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi. Dalam prosesnya, sebuah budaya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

POLA PEMANFAATAN DAN PELAYANAN ALUN-ALUN KOTA PATI BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TUGAS AKHIR TKPA 244

BAB I PENDAHULUAN. lebih ringkas. Ini didorong juga karena semakin tinggi mobilisasi masyarakat di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman di era globalisasi ini menuntut aktivitas-aktivitas sosial yang

PURI TERAPI KECANTIKAN DAN KEBUGARAN NATURAL DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rekreasi atau wisata sering digunakan sebagai sarana melepas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

2014 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN RUANG PUBLIK KAMPUS UPI BERDASARKAN AKTIVITAS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Fristiawati, 2015 PENGEMBANGAN TAMAN RA. KARTINI SEBAGAI RUANG REKREASI PUBLIK DI KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kebutuhan manusia akan rekreasi dan relaksasi Perkembangan pariwisata di Gunungkidul

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian) serta sikap dari output itu sendiri. (Irawan, 1992: 5).

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tanda bahwa bisnis kuliner berkembang pesat. Bisnis kuliner melalui subindustri

1 Survey melalui kuesioner pola kegiatan belajar di Perpustakaan dan Kota Depok, 2013 via Google Drive

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan % dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

VI PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR EXECUTIVE CLUB

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Pesatnya perkembangan media massa juga ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 43 sumber : Badan

BAB VI KESIMPULAN DAN ARAHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggal, seperti ruang tidur, ruang makan, dan kamar mandi. Karena bersifat

Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday Morning (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki kota ini, kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, kota pariwisata dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri pariwisata dunia semakin pesat yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. terus menciptakan sesuatu yang akan membantu dan menunjang kehidupannya,

- BAB I - PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. taman rekreasi, dengan fasilitas-fasilitas lainnya meliputi water boom,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

ARAHAN PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG TUGAS AKHIR. Oleh: SULISTIANTO L2D

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

1 PENDAHULUAN. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA PUBLIK DENGAN AKTIVITAS REKREASI MASYARAKAT PENGHUNI PERUMNAS BANYUMANIK TUGAS AKHIR. Oleh : FAJAR MULATO L2D

BAB I PENDAHULUAN. bersifat unik, karena pariwisata bersifat multidimensi baik fisik, sosial,

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. C I T Y H O T E L B I N T A N G 3 D I S E M A R A N G I m a n t a k a M u n c a r

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini gaya hidup masyarakat kota semakin kompleks, dapat kita

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Namun pada kenyataannya seorang investor tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN BAB I. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan olahraga sepak bola dan bulutangkis. Peminat olahraga hoki

BAB I PENDAHULUAN. maju ini, industri pariwisata menjadi sebuah industri yang dapat mendatangkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan hampir seluruh peralatan dan barang-barang kebutuhan manusia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa merupakan istilah bagi orang-orang yang sedang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, baik itu pada jenjang diploma, sarjana, magister, maupun doktor. Mahasiswa umumnya memiliki aktivitas rutin yang cukup banyak dan padat, baik di kampus maupun di luar kampus. Di dalam kampus mahasiswa mengikuti perkuliahan, praktikum, dan organisasi kemahasiswaan atau kegiatan kepanitiaan. Di luar kampus mahasiswa juga menggunakan waktunya untuk mengikuti kursus atau mengikuti organisasi kepemudaan. Di luar aktivitas rutinnya, seorang mahasiswa membutuhkan kegiatan yang dapat menyegarkan pikiran serta mengurangi penat dari padatnya jadwal kuliah dan banyaknya tugas yang harus dikerjakan. Oleh karena itu, setiap mahasiswa memiliki satu waktu yang sengaja dialokasikan, baik setiap hari atau beberapa kali dalam seminggu untuk melepaskan diri sejenak dari rutinitas kehidupan perkuliahan. Waktu tersebut dikenal dengan istilah waktu luang. Waktu luang dapat diartikan sebagai waktu di mana seseorang dapat melakukan suatu kegiatan yang menyenangkan dan menghibur, yang dilakukan di sela aktivitas rutin. Persepsi waktu luang di kalangan mahasiswa sangat beragam. Terkadang, mahasiswa sendiri tidak menyadari jika memiliki waktu luang. Padahal waktu luang memiliki peranan yang besar dalam kehidupan mahasiswa. Waktu luang dapat dijadikan sarana sosialisasi antar mahasiswa maupun dengan keluarga. Waktu luang juga bermanfaat untuk menghibur diri dan relaksasi, serta dapat meningkatkan kesegaran mental dan jasmani. Biasanya setelah melakukan kegiatan di waktu luang, mahasiswa seakan mendapat suntikan semangat baru untuk kembali menjalani rutinitas. Waktu luang yang dimiliki mahasiswa akan sangat bergantung dari aktivitas yang dijalani mahasiswa itu sendiri. Banyak sedikitnya waktu luang dipengaruhi oleh tingkat kesibukan mahasiswa, baik yang berhubungan dengan aktivitas perkuliahan maupun aktivitas kemahasiswaan lainnya. Seorang mahasiswa yang 1

aktif di berbagai kegiatan kemahasiswaan bisa jadi memiliki waktu luang yang lebih sedikit dibandingkan dengan mahasiswa yang hanya mengikuti kegiatan akademik perkuliahan. Tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi hal sebaliknya, karena waktu luang juga dapat ditentukan oleh manajemen waktu masing-masing individu. Jenis kegiatan untuk mengisi waktu luang beragam dan tergantung dari individu masing-masing. Beberapa kegiatan yang sering dilakukan adalah berolahraga, nongkrong di kafe atau restoran, dan jalan-jalan, seperti mengunjungi pusat perbelanjaan atau pergi ke tempat wisata. Waktu luang juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan hobi sekaligus mengasah kemampuan. Aktivitas waktu luang ini sudah menjadi gaya hidup tersendiri terutama di kalangan mahasiswa. Menurut Setiyani (2012), kegiatan mengisi waktu luang dapat terbagi menjadi tiga jenis. Pertama kegiatan relaksasi, yaitu kegiatan yang dapat membuat individu merasa nyaman dan relaks dan dapat berupa kegiatan aktif seperti berkebun atau kegiatan pasif seperti mendengarkan musik. Kedua adalah kegiatan hiburan, yaitu kegiatan yang mencakup hal-hal yang bersifat menyenangkan seperti bermain video game dan nongkrong bersama teman. Selain itu, melakukan hobi juga merupakan bagian dari kegiatan hiburan sekaligus untuk meningkatkan penguasaan keterampilan. Terakhir adalah kegiatan pengembangan diri yang berfungsi untuk mengembangkan bakat dan potensi serta meningkatkan kualitas hidup. Kegiatan ini dilakukan dengan mengikuti kursus atau mengikuti kegiataan keagamaan seperti ceramah dengan tujuan untuk pengembangan karakter diri. Mahasiswa dapat bebas memilih aktivitas waktu luangnya, tanpa paksaan dari siapapun. Setiap aktivitas yang dilakukan mahasiswa tentu membutuhkan ruang, yang tentu saja menyesuaikan dengan jenis aktivitasnya. Ruang tersebut memiliki keunikan tersendiri seperti yang menjadi daya tarik bagi mahasiswa. Ruang tersebut sangat beragam jenisnya dan lokasinya pun menyebar, baik di dalam maupun luar area kampus sehingga mahasiswa dapat memilih ruang yang diinginkannya. 2

UGM merupakan salah satu universitas yang menyediakan ruang untuk waktu luang bagi mahasiswa. Ruang tersebut memiliki skala pelayanan yang berbeda, ada yang berskala jurusan sampai dengan skala universitas. Ruang tersebut ditujukan untuk mengakomodasi kegiatan mahasiswa di luar aktivitas perkuliahan, seperti untuk berolahraga atau sekedar makan dan berkumpul bersama teman. Gelanggang mahasiswa, Foodcourt, kawasan Lembah, dan Perpustakaan pusat merupakan contoh lokasi yang digunakan oleh mahasiswa UGM di waktu luang. Mahasiswa dapat memilih lokasi sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya masing-masing. Pemilihan lokasi ini juga dapat dipengaruhi dengan siapa mahasiswa tersebut menghabiskan waktu luangnya. Tidak sedikit pula mahasiswa yang menghabiskan waktu luang di kos atau tempat tinggal masingmasing. Di sekitar kawasan kampus sendiri, terdapat beragam pilihan ruang untuk mahasiswa. Tuntutan kebutuhan ruang untuk aktivitas waktu luang mahasiswa menyebabkan kawasan sekitar kampus tumbuh dan berkembang. Hal ini ditandai dengan semakin banyak jumlah dan ragam variasi ruang. Kafe, warung internet, dan tempat fitness merupakan ruang-ruang yang dapat dengan mudah ditemukan di sekitar kawasan UGM. Banyaknya jumlah mahasiswa menimbulkan tingginya tuntutan ruang dan hal ini dilirik sebagai potensi menarik oleh para pengembang untuk membuka usaha yang memfasilitasi waktu luang di sekitar kampus. Tidak hanya itu saja, seiring dengan meningkatnya jumlah mahasiswa dan adanya gaya hidup mahasiswa terutama dalam memanfaatkan waktu luang juga menyebabkan bertumbuhnya tempat-tempat hiburan seperti karaoke, bioskop, dan pusat perbelanjaan yang menyasar mahasiswa sebagai konsumen utama. Dengan beragamnya jenis ruang dan lokasinya yang tersebar di dalam maupun luar kampus membuat mahasiswa bebas untuk memilih di mana waktu luangnya akan dihabiskan. Preferensi mahasiswa dalam menentukan ruang untuk waktu luang inilah yang kemudian menarik minat peneliti. Selama ini, penelitian mengenai waktu luang masih sebatas pada pemaknaan dan pemanfaatan waktu luang, belum ada yang membahas waktu luang dari sisi spasial. 3

Waktu luang mahasiswa memiliki kaitan erat dengan perkembangan wilayah. Tuntutan kebutuhan ruang untuk waktu luang akan selalu ada dan cenderung akan semakin bervariasi bentuk dan jenisnya. Sebaran lokasi ruang juga menjadi satu bahasan yang menarik untuk dikaji, karena menyangkut dengan perilaku mahasiswa dan fungsi kawasan. Ruang-ruang waktu luang ini belum terlalu banyak dilihat oleh perencana, terutama oleh pihak kampus yang terkesan kurang memperhatikan kebutuhan ruang mahasiswa di waktu luangnya, padahal kebutuhan ruang ini tidak akan pernah habis. 1.2 Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian UGM merupakan salah satu universitas dengan jumlah mahasiswa mencapai ribuan orang. Mahsiswa ini memiliki memiliki beragam kebutuhan yang tentu saja harus diakomodir dan difasilitasi. Salah satu kebutuhan yang menjadi sorotan adalah kebutuhan waktu luang di mana mahasiswa memerlukan dan melakukan aktivitas waktu luang untuk menyegarkan pikiran dan menghilangkan kepenatan. Persepsi waktu luang antar mahasiswa yang satu dan yang lain berbeda, tergantung dari beberapa hal. Begitu pula jenis pemanfaatan waktu luang di kalangan mahasiswa yang sangat beragam, tergantung dari individu masingmasing. Pemanfaatan waktu luang ini juga membutuhan ruang khusus yang disesuaikan dengan jenis kegiatan, maupun dipilih sesuai dengan preferensi mahasiswa. Untuk itulah muncul pertanyaan penelitian: 1. Bagaimana pemanfaatan waktu luang oleh mahasiswa Universitas Gadjah Mada? 2. Bagaimana seting ruang untuk pemanfaatan waktu luang di kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada? 3. Bagaimana preferensi mahasiswa dalam memilih ruang untuk waktu luang? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang serta pertanyaan penelitian di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi pemanfaatan waktu luang mahasiswa Universitas Gadjah Mada 4

2. Mendeskripsikan seting ruang untuk pemanfaatan waktu luang di kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada 3. Menganalisis preferensi mahasiswa dalam memilih ruang untuk waktu luang 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi banyak pihak, berupa: 1. Memberi gambaran pemanfaatan waktu luang di kalangan mahasiswa yang dapat dijadikan pertimbangan dalam penyediaan fasilitas bagi mahasiswa. 2. Memberi masukan untuk membangun sebuah kawasan kampus yang menyediakan fasilitas pelayanan kebutuhan mahasiswa, baik kebutuhan akademis maupun non akademis. 3. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan evaluasi dan acuan dalam mengembangkan kampus. Kajian ini berguna untuk membandingkan apakah perencanaan kampus tersebut sudah memenuhi dan sudah mengakomodasi kebutuhan warga kampus terutama terkait dengan kebutuhan ruang untuk waktu luang. 4. Memperkaya ilmu perencanaan wilayah dan kota, terutama terkait dengan perkembangan dan perencanaan kawasan kampus. 1.5 Batasan Penelitian Secara umum, penelitian ini akan membahas mengenai pola pemanfaatan waktu luang bentuk ruang untuk waktu luang di kalangan mahasiswa. Fokus dan lokus penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut. 1.5.1 Fokus Penelitian ini berfokus pada pola pemanfaatan waktu luang dan ruang-ruang untuk waktu luang di kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada. Penelitian ini melihat bagaimana perilaku mahasiswa di waktu luang dan bagaimana bentuk dan sebaran ruang untuk waktu luang bagi mahasiswa. Selanjutnya, juga dilihat 5

bagaimana preferensi mahasiswa dalam menentukan jenis kegiatan dan lokasi persebaran lokasi kegiatannya. 1.5.2 Lokus Lokus atau kawasan amatan penelitian ini adalah kawasan Universitas Gadjah Mada dan kawasan di sekitarnya. Lokasi amatan dibedakan menjadi ruang untuk waktu luang yang ada di dalam kompleks kawasan kampus UGM dan ruang yang ada di luar kawasan kampus UGM. 1.6 Keaslian Penelitian Dengan melihat berbagai referensi penelitian baik itu berupa skripsi, tesis, jurnal maupun artikel, ternyata penelitian mengenai kajian pemanfaatan ruang untuk waktu luang di kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada belum pernah dilakukan sebelumnya. Tetapi penulis menemukan beberapa keterkaitan dengan beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Keterkaitan ini dapat ditemukan dalam penelitian yang dilakukan Hendra Fauzi pada tahun 2012 yang berjudul Tempat Ketiga Bagi Mahasiswa di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Penelitian tersebut berfokus pada konsep tempat ketiga yang dikemukakan oleh Oldenburg dengan konsep tempat ketiga bagi mahasiswa. Penelitian ini juga membahas mengenai aktivitas dan seting pada lokasi tempat ketiga bagi mahasiswa, di mana peneliti menentukan lokasi-lokasi yang menjadi tempat ketiga bagi mahasiswa. Proses analisis dilakukan dengan metode kualitatif dengan pendekatan grounded theory. Hasil penelitian menunjukkan pola sebaran tempat ketiga bagi mahasiswa memiliki pola menyebar dan pola linier yang memiliki tipologi bentuk terbuka. Selain itu, tempat ketiga dapat dikelompokkan menjadi dua konsep yaitu konsep akademik dan konsep hiburan. Pada penelitian lain yang berjudul Pemanfaatan Waktu Luang Mahasiswa (Studi Kasus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin) oleh Fachrun Nisar pada tahun 2014 ditemukan beberapa keterkaitan. Penelitian tersebut berfokus pada cara mahasiswa FISIP UNHAS memanfaatkan waktu luangnya dan faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam memanfaatkan waktu 6

luangnya. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif kualitatif. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat empat kegiatan yang dilakukan mahasiswa saat waktu luang, yaitu olahraga, hiburan, organisasi, dan hobi, serta faktor yang mempengaruhinya antara lain uang, teman, minat, dan karakter individu. Penelitian oleh Susi Wijayanti di tahun 2000 dengan judul Pola Seting Ruang Komunal Interaksi Sosial Mahasiswa (Studi Kasus : Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNDIP) juga memiliki keterkaitan terutama dalam hal fokus penelitian yaitu mahasiswa. Penelitian tersebut bertujuan untuk menemukan pola seting ruang komunal sebagai sarana kegiatan interaksi mahasiswa dan menemukan indikasi yang muncul dari perilaku mahasiswa saat melakukan interaksi sosial terhadap ruang yang dianggap sebagai ruang komunal. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan pendekatan arsitektur dan perilaku di mana metode pengumpulan data dilakukan dengan pemetaan perilaku, observasi, dan wawancara. Hasil penelitian menemukan bahwa seting ruang komunal dipengaruhi oleh kondisi seting (fisik dan spasial), aktivitas, dan tuntutan atribut yang kemudian membentuk suatu pola berupa pola interaksi sosial terhadap seting serta pola seting terhadap interaksi sosial. Berdasarkan pembahasan ketiga penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian mengenai pemanfaatan ruang untuk waktu luang di kalangan mahasiswa UGM ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penelitian ini berfokus pada perilaku mahasiswa dalam memanfaatkan waktu luang serta ruangruang yang dijadikan lokasi waktu luang oleh mahasiswa, baik ruang yang ada di dalam kampus maupun di luar kampus UGM. 1.7 Kerangka Berpikir Penelitian mengenai ruang untuk waktu luang diawali dengan keterkaitan peneliti terhadap isu yang berkembang di sekitarnya. Penelitian ini berangkat dari fenomena yang terjadi di sekitar penulis, yaitu aktivitas mahasiswa. Mahasiswa memiliki beragam jenis aktivitas, terutama berhubungan dengan kegiatan perkuliahan. Tetapi di sela-sela padatnya jadwal mahasiswa memiliki waktu senggang untuk bersenang-senang yang disebut dengan waktu luang. 7

Fenomena waktu luang mahasiswa menarik untuk diteliti karena berhubungan dengan dua hal yaitu perilaku dan ruang. Tingginya pemanfaatan waktu luang peneliti amati dari media sosial, di mana seringkali mahasiswa mengupdate status sedang berada di Lokasi A atau berada di Kafe B, dan seterusnya. Aktivitas yang dilakukan pun beragam dan saat ini justru berkembang menjadi gaya hidup yang belakangan menjadi tren. Penelitian ini didasari dengan teori mengenai waktu luang, ruang, dan perilaku. Dari teori dan fenomena yang terjadi di lapangan dapat diambil kesimpulan bahwa ketiga hal tersebut saling berkaitan satu sama lain. Waktu luang akan diisi dengan aktivitas tertentu yang dipilih oleh mahasiswa dan dilakukan pada ruang tertentu. Peneliti ingin melihat hubungan di antara ketiga hal tersebut berkaitan dengan fenomena yang terjadi saat ini. Gambar 1.1 Kerangka Berpikir Peneliti (Sumber : Hasil analisis, 2015) 8

1.8 Sistematika Penulisan Penulisan laporan penelitian ini terdiri dari 6 bab, yaitu 1. Bab 1 Pendahuluan. Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, keaslian penelitian, kerangka berpikir, dan sistematika penulisan. 2. Bab 2 Tinjauan Pustaka. Bab ini berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan penelitian dan landasan teori. 3. Bab 3 Metode Penelitian. Bab ini berisi tentang pendekatan yang digunakan, unit amatan dan unit analisis, alat/instrumen penelitian, cara dan langkah pengumpulan data, metode analisis data, serta tahapan penelitian. 4. Bab 4 Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Bab ini berisi gambaran umum wilayah penelitian yang berada di Kawasan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta, yaitu Kecamatan Mlati, Kecamatan Depok, Kecamatan Jetis, dan Kecamatan Gondokusuman, serta deskripsi kawasan kampus UGM. 5. Bab 5 Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini berisi pembahasan hasil temuan di lapangan dan analisisnya serta keterkaitan antara hasil penelitian dengan teori yang acuan. 6. Bab 6 Penutup. Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya. 9