BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Namun pada kenyataannya seorang investor tidak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Namun pada kenyataannya seorang investor tidak"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tujuan investor dalam melakukan investasi adalah untuk mendapatkan keuntungan di masa datang. Namun pada kenyataannya seorang investor tidak hanya bisa mendapatkan keuntungan semata, terdapat risiko lain yang harus ditanggung jika investasi mereka mengalami kerugian. Risiko yang mungkin terjadi seperti penurunan nilai investasi atau dengan kata lain tidak mendapatkan return sesuai dengan yang diharapkan. Karena risiko tersebut, banyak pertimbangan yang muncul di dalam diri seorang investor sebelum mereka menentukan dan mengambil keputusan investasi. Terlebih lagi hal ini terjadi pada investor pemula yang baru akan melakukan investasi. Pertimbangan - pertimbangan yang muncul di dalam diri ini terkait dengan aspek psikologi dan perilaku di dalam diri para investor pemula tersebut. Pendekatan ilmu manajemen keuangan yang mempelajari perilaku investor dalam mengambil keputusan adalah behavioral finance atau perilaku keuangan. Fenomena investor pemula maupun calon investor sangat erat kaitannya dengan ilmu behavioral finance. Karena selain ilmu ekonomi, behavioral finance juga melibatkan ilmu psikologi sebagai salah satu pendekatan karena terkait dengan perilaku manusia atau investor. Faktor psikologi seorang investor sangat berpengaruh terhadap keputusan investasi yang akan diambilnya. Menurut Shefrin (2005), behavioral finance merupakan ilmu yang menjelaskan 1

2 fenomena psikologi mempengaruhi perilaku keuangan. Sementara Nofsinger dan Hirschey (2008) mengatakan bahwa behavioral finance merupakan sebuah studi akan kesalahan kognitif dan emosi di dalam pengambilan keputusan finansial. Dapat disimpulkan bahwa behavioral finance merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana manusia dalam mengambil keputusan finansial didasarkan pada aspek kognitif dan emosi yang ada di dalam dirinya sehingga muncul perilaku keuangan. Faktor psikologi yang muncul dalam perilaku keuangan seorang investor adalah timbulnya bias dalam persepsi investasi yang akan diambilnya. Dalam pengambilan keputusan, setiap investor selalu berusaha untuk mengambil keputusan secara rasional. Namun baik investor yang sudah terbiasa di dunia investasi maupun investor pemula, kemungkinan muncul bias persepsi tetap tidak dapat dihindari dan akan selalu muncul. Bias persepsi merupakan kecenderungan psikologis seseorang yang kehilangan objektivitas akan suatu persepsi dan situasi. Seseorang yang sedang dalam kondisi bias, percaya akan kemampuannya untuk dapat mengevaluasi peristiwa secara akurat termasuk membuat penilaian mengenai sebuah situasi. Investor sering kali dipengaruhi oleh bias yang akan berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan investasi. Terdapat pembagian dalam bias persepsi diri seorang manusia yaitu cognitive bias atau bias kognitif dan emotional bias atau bias emosi. Cognitive bias adalah proses penerimaan dengan pemikiran yang dapat mendorong seseorang berperilaku sesuatu. Sementara emotional bias adalah suatu dorongan hati lebih dari sekedar perhitungan yang masuk akal untuk bertindak yang 2

3 melibatkan kegiatan dan perubahan yang mendalam serta disertai dengan perasaan yang kuat (Pompian, 2006). Menurut Pompian (2006), sebagai investor pemula emotional bias cenderung berperan lebih besar dibandingkan dengan cognitive bias. Hal ini dipengaruhi dengan tingkat pengetahuan dan pengalaman investor pemula yang masih sedikit sehingga sisi emosi mereka akan lebih berperan dalam pengambilan keputusan dibandingkan sisi rasional mereka. Oleh karena itu penelitian ini akan terfokus pada sisi emotional bias seorang investor pemula. Variabel emotional bias yang peneliti gunakan di dalam penelitian ini dibatasi pada lima variabel yaitu loss aversion bias, regret aversion bias, status quo bias, reliance on expert bias, dan greed bias. Loss aversion bias adalah perasaan yang sangat kuat dari dorongan hati untuk menghindari kerugian daripada mendapatkan keuntungan (Pompian, 2006). Regret aversion bias adalah keputusan bertindak untuk menghindari kesalahan keputusan yang sama secara tegas karena ada perasaan takut (Pompian, 2006). Status quo bias masih menurut Pompian (2006) menggambarkan bahwa seseorang akan lebih memilih untuk tetap tinggal pada kondisi yang sama atau menghindari perubahan karena sudah merasa nyaman. Reliance on expert bias adalah bias persepsi yang muncul karena investor cenderung mendapatkan saran atau pendapat dari tenaga ahli sebelum melakukan investasi. Dan greed bias adalah keinginan untuk terus mendapatkan keuntungan meskipun harus melampaui batas kemampuan investasi yang dimiliki oleh seroang investor. Lima emotional bias yang dijelaskan di atas merupakan hal-hal bias persepsi yang sangat mungkin terjadi di kalangan investor pemula. Rendahnya 3

4 pengetahuan dan pengalaman di dalam dunia investasi, akan membuat para investor pemula ini lebih menggunakan sisi emosi mereka dibandingkan dengan pikiran rasional mereka. Susetyo (2008) mengatakan bahwa seorang investor akan dapat berpikir dengan lebih baik ketika mereka sudah memiliki pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu berdasarkan uraian di atas, peneliti memiliki tujuan untuk melakukan penelitian terkait dengan behavioral finance dengan judul Pengaruh Emotional Bias Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Saham Pada Investor Pemula Di Indonesia Rumusan Masalah Berdasarkan fenomena emotional bias yang dijabarkan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah emotional bias seorang investor pemula dapat mempengaruhi keputusan investasi mereka? 2. Apa saja aspek emotional bias yang paling mempengaruhi seorang investor pemula dalam mempengaruhi investasi mereka? 3. Apakah terdapat perbedaan antara investor pemula bergender pria dan wanita dalam mengambil keputusan investasi? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan mendeskripsikan variabel emotional bias pada seorang investor pemula ketika mengambil keputusan akan investasi saham mereka. Selain itu untuk menguji variabel 4

5 emotional bias yang paling mempengaruhi seorang investor pemula ketika mengambil keputusan akan investasi saham mereka. Oleh karena itu di dalam penelitian ini terfokus pada lima variabel emotional bias yang terjadi pada diri investor pemula Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini terbagi atas manfaat praktis dan manfaat teoritis. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah peneliti dapat mengetahui apakah emotional bias dapat mempengaruhi keputusan dalam investasi yang akan diambil oleh para investor pemula maupun calon investor. Sehingga dapat memberikan saran kepada para perusahaan investasi untuk dapat mengimbangi sisi emosi para calon investor agar mereka dapat berinvestasi. Sementara manfaat teoritis dari penelitian ini adalah dapat melihat penerapan teori - teori behavioral finance terutama terkait dengan emotional bias pada investor pemula maupun calon investor khususnya pada mahasiswa pascasarjana yang sedang mengambil pendidikan lanjut di bidang ekonomi Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini dibatasi pada lima variabel emotional bias yaitu loss aversion bias, regret aversion bias, status quo bias, reliance on expert bias, dan greed bias. Sementara batasan partisipan di dalam penelitian ini terbatas pada para mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada di Kampus Jakarta sebagai gambaran para 5

6 investor pemula di Indonesia. Investor pemula yang dimaksud adalah mereka yang benar - benar baru akan mulai berinvestasi atau tidak memiliki pengalaman sama sekali namun memiliki intensi untuk melakukan investasi dan investor yang sudah mulai berinvestasi dengan durasi kurang dari lima tahun Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dari penelitian ini terdiri dari lima bagian, yaitu : I. Bab I berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematikan penulisan tesis. II. Bab II berisi tinjauan bahan literatur yang diperoleh dari buku, jurnal, artikel, dan internet yang dipakai sebagai acuan dalam penelitian untuk menjelaskan mengenai fenomena yang peneliti teliti. III. Bab III berisi metode penelitian yang digunakan di dalam penulisan tesis ini meliputi jenis penelitian, sumber data, dan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. IV. Bab IV berisi pembahasan hasil penelitian serta diskusi diskusi akan hasil penelitian yang dilakukan. V. Bab V berisi kesimpulan atas penelitian yang dilakukan serta implikasi dari penelitian dan saran saran terkait dengan penelitian. 6

BAB I PENDAHULUAN. sendiri adalah kegiatan penanaman modal untuk harta yang dimiliki baik

BAB I PENDAHULUAN. sendiri adalah kegiatan penanaman modal untuk harta yang dimiliki baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terdapat berbagai macam pilihan yang dilakukan oleh investor untuk memanfaatkan kelebihan dana yang dimilikinya yaitu dengan berinvestasi. Masyarakat telah menyadari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa untung atau rugi. Mengurangi potensi kerugian atau resiko merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berupa untung atau rugi. Mengurangi potensi kerugian atau resiko merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam melakukan keputusan investasi, memilih merupakan pekerjaan yang tidak mudah bagi investor terutama dalam situasi ketidakpastian yang tinggi. Pilihan terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Yohnson (2008) : Regret Aversion Bias dan Risk Tolerance Investor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Yohnson (2008) : Regret Aversion Bias dan Risk Tolerance Investor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan, antara lain sebagai berikut : 1. Yohnson (2008) : Regret Aversion Bias dan Risk Tolerance Investor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan efek. Melalui pasar modal, perusahaan dapat memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan efek. Melalui pasar modal, perusahaan dapat memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan pasar modal di suatu negara telah menjadi komponen penting disuatu negara dalam meningkatkan perekonomian. Dalam UU Pasar Modal No. 8 tahun 1995, pasar modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fury Ratnadewi, 2014 Behavioral finance dalam keputusan investasi saham

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fury Ratnadewi, 2014 Behavioral finance dalam keputusan investasi saham BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal di Indonesia sebagai salah satu alternatif berinvestasi masyarakat dinilai cukup pesat, terutama setelah pemerintah melakukan berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai adanya keterkaitan faktor-faktor psikologis pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai adanya keterkaitan faktor-faktor psikologis pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai adanya keterkaitan faktor-faktor psikologis pada investor seperti kompetensi, kepercayaan diri, interaksi sosial, dan faktor demografi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini perilaku seseorang mengelola uang yang dimiliki, sudut pandang atau pola

BAB I PENDAHULUAN. ini perilaku seseorang mengelola uang yang dimiliki, sudut pandang atau pola BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah Financial Behavior sejak tahun 2001 mulai menjadi topik yang menarik di Indonesia, khususnya bagi kalangan pebisnis dan akademisi. Dalam hal ini perilaku seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat memaksimalkan return. Investor yang bersikap rasional tentu akan

BAB I PENDAHULUAN. dapat memaksimalkan return. Investor yang bersikap rasional tentu akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang ingin memiliki kehidupan yang lebih baik dan layak. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan investasi. Pemilihan investasi

Lebih terperinci

BAB I 1 PENDAHULUAN. bahwa nilai perusahaan semata-mata ditemukan oleh keputusan investasi.

BAB I 1 PENDAHULUAN. bahwa nilai perusahaan semata-mata ditemukan oleh keputusan investasi. BAB I 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keputusan investasi merupakan faktor penting dalam fungsi keuangan, bahwa nilai perusahaan semata-mata ditemukan oleh keputusan investasi. Pernyataan tersebut

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap anchoring bias, maka halhal yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut: 1. Anchoring bias ada pada jawaban partisipan

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Keuangan berbasis perilaku Sebelum pandangan mengenai keuangan berbasis perilaku muncul, keuangan konvesional berpandangan bahwa investor dalam membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan investasiyang diharapkan akan memperoleh pendapatan guna

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan investasiyang diharapkan akan memperoleh pendapatan guna BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang memiliki keinginan untuk memperoleh keuntungan dari apa yang dimilikinya. Salah satu cara untuk memperoleh keinginan tersebut adalah dengan melakukan investasiyang

Lebih terperinci

BEHAVIORAL BIASES PADA INDIVIDUAL INVESTOR DI KOTA PALEMBANG

BEHAVIORAL BIASES PADA INDIVIDUAL INVESTOR DI KOTA PALEMBANG BEHAVIORAL BIASES PADA INDIVIDUAL INVESTOR DI KOTA PALEMBANG Agung Anggoro Seto 1) 1) Program Studi Manajemen Universitas Tridinanti Jalan Kapten Marzuki No. 2446 Palembang Kode pos 30145 Email: agung.dan.w@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemilik modal atau investor dengan harapan akan mendapatkan sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. pemilik modal atau investor dengan harapan akan mendapatkan sejumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal yang dilakukan oleh pemilik modal atau investor dengan harapan akan mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap orang menginginkan memiliki kehidupan yang layak dan baik. Salah satu cara untuk memenuhi keinginan tersebut adalah dengan melakukan investasi. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh suatu bangsa untuk meningkatkan kesajahteraan masyarakatnya, tidak

BAB I PENDAHULUAN. oleh suatu bangsa untuk meningkatkan kesajahteraan masyarakatnya, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan salah satu instrument pembangunan yang diperlukan oleh suatu bangsa untuk meningkatkan kesajahteraan masyarakatnya, tidak terkecuali Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengelola keuangan yang dimiliki. Terlebih lagi dengan seseorang yang telah

BAB I PENDAHULUAN. mengelola keuangan yang dimiliki. Terlebih lagi dengan seseorang yang telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya perekonomian Indonesia saat ini menyebabkan masyarakat mulai berfikir untuk mendapatkan atau memperoleh pendapatan diluar dari gaji yang dihasilkan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya. Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya. Penelitian 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya. Penelitian terdahulu tersebut antara lain: 1. Penelitian Iramani (2011) Penelitian ini mengambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang harus merata mencapai pedesaan dan perkotaan. Karena

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang harus merata mencapai pedesaan dan perkotaan. Karena BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian Indonesia merupakan salah satu aspek pembangunan yang harus merata mencapai pedesaan dan perkotaan. Karena merupakan bukti komitmen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi berpengaruh terhadap perkembangan pasar modal di dunia. Secara lebih luas, teknologi mendukung aktifitas bisnis menjadi lebih efisien dan efektif.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Menurut Fama (1970) ada tiga bentuk efisiensi pasar: (1) Efisiensi pasar bentuk lemah, (2) Efisiensi pasar bentuk setengah kuat, (3) Efisiensi pasar bentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Sebelum penelitian ini dilakukan, belum banyak peneliti yang meneliti tentang pengaruh kompetensi dan kepercayaan diri investor pada instrumen pasar uang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perilaku investor (Tilson, 2005:1). Perilaku keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perilaku investor (Tilson, 2005:1). Perilaku keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perilaku keuangan adalah suatu teori yang didasarkan atas ilmu psikologi yang berusaha memahami bagaimana emosi dan penyimpangan kognitif mempengaruhi perilaku

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. B. Implikasi Teoritis

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. B. Implikasi Teoritis BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh, maka dapat diambil beberapa kesimpulan: 1. Fenomena day of the week effect dan monday effect terbukti pada periode tahun 2011 sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor riil seperti rumah, tanah dan lainnya. Perkembangan perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. sektor riil seperti rumah, tanah dan lainnya. Perkembangan perekonomian yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi menurut Jogiyanto (2009:5) adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu. Dahulu kita mengenal jenis

Lebih terperinci

memublikasikan laporan keuangan lebih awal awal dengan perusahaan dengan risiko finansial rendah yang memublikasikan laporan keuangan di akhir.

memublikasikan laporan keuangan lebih awal awal dengan perusahaan dengan risiko finansial rendah yang memublikasikan laporan keuangan di akhir. 63 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari penelitian tersebut dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Perusahaan yang memiliki risiko finansial yang rendah akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengambilan keputusan adalah suatu proses kognitif yang tidak tergesa-gesa terdiri dari rangkaian tahapan yang dapat dianalisa, diperhalus, dan dipadukan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan penempatan dana pada saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu investasi pada financial

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dalam bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : indeks kompas 100 dengan kapitalisasi saham di atas Rp.

BAB V PENUTUP. dalam bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : indeks kompas 100 dengan kapitalisasi saham di atas Rp. BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan perumusan masalah dan hasil penelitian dari pengolahan data dalam bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari kriteria 12 saham perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang berusaha mendapatkan penghasilan yang lebih saat ini dan di

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang berusaha mendapatkan penghasilan yang lebih saat ini dan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang berusaha mendapatkan penghasilan yang lebih saat ini dan di masa datang, dengan cara menyisihkan dananya yang digunakan untuk berinvestasi. Investasi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menjual saham, membeli saham, maupun menahan saham. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menjual saham, membeli saham, maupun menahan saham. Dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berinvestasi saham, investor selalu dihadapkan dalam tiga keadaan, yaitu menjual saham, membeli saham, maupun menahan saham. Dengan membeli saham suatu perusahaan,

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGIS DAN STOCK SPLIT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTOR SEKTOR SAHAM PERBANKAN DI PASAR MODAL JAKARTA USULAN PENELITIAN

PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGIS DAN STOCK SPLIT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTOR SEKTOR SAHAM PERBANKAN DI PASAR MODAL JAKARTA USULAN PENELITIAN PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGIS DAN STOCK SPLIT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTOR SEKTOR SAHAM PERBANKAN DI PASAR MODAL JAKARTA USULAN PENELITIAN LATAR BELAKANG Stock split adalah suatu aktivitas yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang manajer keuangan pasti sangat berhati-hati dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. Seorang manajer keuangan pasti sangat berhati-hati dalam setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang manajer keuangan pasti sangat berhati-hati dalam setiap penggunaan aset keuangannya, begitu pula dengan seorang investor ketika dia akan mengambil sebuah keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut. Investasi dapat

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut. Investasi dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan pada waktunya nanti pemilik modal mendapatkan sejumlah keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori keuangan konvensional menganggap individu bertindak rasional dalam mengidentifikasi dan menggunakan informasi yang relevan sehingga mampu membuat keputusan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perusahaan dalam mempertanggung jawabkan aktivitas bisnisnya dan menilai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perusahaan dalam mempertanggung jawabkan aktivitas bisnisnya dan menilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan dalam mempertanggung jawabkan aktivitas bisnisnya dan menilai kinerja organisasi diharuskan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak perusahaan yang memanfaatkan pasar modal sebagai media untuk menyerap investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Iramani:2011). Ada beberapa alasan pemilihan topik Pengaruh Faktor

BAB I PENDAHULUAN. (Iramani:2011). Ada beberapa alasan pemilihan topik Pengaruh Faktor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini merupakan studi tentang perilaku pemilihan alternatif investasi oleh ibu rumah tangga ditinjau dari perspektif faktor psikologis. Faktor psikologis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi masa kini merupakan salah satu fungsi menejemen keuangan bagi seorang individu atau organisasi. Dimana masyarakat sekarang ini sudah jarang menabung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu motivasi investor melakukan investasi di pasar modal adalah untuk UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu motivasi investor melakukan investasi di pasar modal adalah untuk UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu motivasi investor melakukan investasi di pasar modal adalah untuk memperoleh return, untuk mendapat return yang optimal (sesuai dengan kompensasi resiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan datang (Setiawan, 2016). Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh. tabungan emas dan lain-lain (banyumaskab.bps.go.id).

BAB I PENDAHULUAN. akan datang (Setiawan, 2016). Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh. tabungan emas dan lain-lain (banyumaskab.bps.go.id). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan pengorbanan yang dilakukan pada saat sekarang dengan tujuan untuk mendapatkan manfaat yang lebih besar di masa yang akan datang (Setiawan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak diperjualbelikan dengan tujuan mendapatkan return dan capital gain,

BAB I PENDAHULUAN. banyak diperjualbelikan dengan tujuan mendapatkan return dan capital gain, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investor melakukan investasi dengan harapan mendapatkan keuntungan pada masa yang akan datang. Dengan melakukan investasi, berarti investor mengalihkan dana yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran investasi masyarakat Indonesia semakin meningkat dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran investasi masyarakat Indonesia semakin meningkat dari tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesadaran investasi masyarakat Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pertumbuhan kesadaran tersebut dapat dilihat pada beberapa indikator, antara lain:

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Secara Umum Secara umum dapat disimpulkan bahwa ternyata pada ketiga rasio keuangan: Return on Equity, Earning per Share, dan Price to Earning Ratio terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam perekonomian suatu negara saat ini ditunjang oleh peranan penting pasar modal dimana pasar modal

Lebih terperinci

REGRET AVERSION BIAS DAN RISK TOLERANCE DALAM KEPUTUSAN INVESTASI KERTAS KERJA : EKONOMIKA DAN BISNIS

REGRET AVERSION BIAS DAN RISK TOLERANCE DALAM KEPUTUSAN INVESTASI KERTAS KERJA : EKONOMIKA DAN BISNIS REGRET AVERSION BIAS DAN RISK TOLERANCE DALAM KEPUTUSAN INVESTASI Oleh: NAFI PUJIYANTO NIM : 212009110 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa dimana seseorang memiliki kebebasan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa dimana seseorang memiliki kebebasan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah masa dimana seseorang memiliki kebebasan dalam mengelola keuangan mereka. Remaja adalah kalangan yang sangat konsumtif dalam menggunakan uang saku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mana hal ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mana hal ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaanperusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai masyarakat ekonomi, akhir-akhir ini kita mengetahui terdapat banyak perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia di mana hal ini menimbulkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia bisnis, perusahaan yang dapat bertahan adalah perusahaan yang memiliki konsisten tinggi dalam menjalankan kinerjanya. Untuk melihat konsistensi dari kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjual surat berharganya di pasar modal seperti saham. Adanya return atau

BAB I PENDAHULUAN. menjual surat berharganya di pasar modal seperti saham. Adanya return atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penanaman modal atau investasi salah satunya dapat dilakukan melalui pasar modal. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teori keuangan tradisional (traditional finance) seperti Efficient Market

BAB I PENDAHULUAN. Teori keuangan tradisional (traditional finance) seperti Efficient Market BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori keuangan tradisional (traditional finance) seperti Efficient Market Hypothesis (Fama, 1970) dibangun atas dasar berbagai asumsi. Salah satu asumsinya menyebutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis, terlebih bagi perusahaan lokal. Karena semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis, terlebih bagi perusahaan lokal. Karena semakin banyaknya BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis di Indonesia dari masa ke masa terasa semakin kompetitif. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat bertahan dalam arus persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bekerja. Salah satu jalan untuk memperolehnya yakni dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. bekerja. Salah satu jalan untuk memperolehnya yakni dengan melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian yang semakin berkembang pesat membuat masyarakat berpikir untuk memperoleh pendapatan di luar gaji yang mereka dapat dari bekerja. Salah satu jalan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang mana dari penghasilan tersebut dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang mana dari penghasilan tersebut dapat digunakan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dampak globalisasi pada saat ini mendorong seseorang untuk lebih berpikir kedepan dan melakukan bagaimana cara untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik di masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, public authorities, maupun swasta. Pasar modal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, public authorities, maupun swasta. Pasar modal merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan(sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, dalam bentuk hutang maupun modal sendiri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar untuk memenuhi kebutuhan finansialnya dan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar untuk memenuhi kebutuhan finansialnya dan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara garis besar untuk memenuhi kebutuhan finansialnya dan kegiatan operasionalnya, perusahaan memerlukan dana yang bisa dioperasikan sebaik mungkin. Dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi pada hakekatnya memiliki tujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi pada hakekatnya memiliki tujuan untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan investasi pada hakekatnya memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan tertentu. Motif mencari keuntungan merupakan hal yang membedakan kegiatan investasi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh perusahaan dapat diperoleh di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh perusahaan dapat diperoleh di pasar modal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan membutuhkan dana yang dapat digunakan untuk menunjang kegiatan operasinya dan menjaga kelangsungan hidupnya dalam persaingan bisnis yang ketat. Cara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penggunaan internet. Dalam setiap hal pasti memiliki kemanfaatan

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penggunaan internet. Dalam setiap hal pasti memiliki kemanfaatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi saat ini melaju dengan sangat pesat. Salah satunya adalah penggunaan internet. Dalam setiap hal pasti memiliki kemanfaatan dan kerugian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berinteraksi dengan manusia lainnya. Masing-masing individu yang berinteraksi akan memberikan respon yang berbeda atas peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Pengaruh Diversitas Dewan pada Kinerja Perusahaan. keputusan, meningkatkan fungsi dewan, dan monitoring sehingga dengan adanya

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Pengaruh Diversitas Dewan pada Kinerja Perusahaan. keputusan, meningkatkan fungsi dewan, dan monitoring sehingga dengan adanya 1 BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Pengaruh Diversitas Dewan pada Kinerja Perusahaan Penelitian ini mencoba untuk melihat apakah diversitas dewan perusahaan diapresiasi oleh pasar, dengan melihat pengaruh diversitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mendukung efficient market hypothesis, meskipun masih ada pelaku pasar

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mendukung efficient market hypothesis, meskipun masih ada pelaku pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hipotesis pasar yang efisien sampai saat ini masih menjadi perdebatan, baik di kalangan akademisi maupun peneliti di bidang keuangan. Terdapat banyak bukti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertama, setelah menyelesaikan pendidikan ekonomi jurusan akuntansi,

BAB I PENDAHULUAN. Pertama, setelah menyelesaikan pendidikan ekonomi jurusan akuntansi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Secara umum, Sarjana Akuntansi setelah menyelesaikan masa studinya memiliki paling tidak tiga alternatif langkah yang ditempuh. Pertama, setelah menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang diterbitkan oleh perusahaan yang go public. Dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang diterbitkan oleh perusahaan yang go public. Dalam melakukan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Investor akan menanamkan investasinya pada perusahaan yang dianggap dapat memberikan keuntungan. Perusahaan yang terdaftar di BEI akan selalu dinilai perkembangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat memberikan penekanan lebih besar untuk aspek perilaku keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat memberikan penekanan lebih besar untuk aspek perilaku keuangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya dalam meningkatkan kesejahteraan keuangan individu, keluarga dan masyarakat memberikan penekanan lebih besar untuk aspek perilaku keuangan. perilaku keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial. Sebagai makhluk individu ia memiliki sifat dan ciri-ciri yang

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial. Sebagai makhluk individu ia memiliki sifat dan ciri-ciri yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk yang berketuhanan, makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk individu ia memiliki sifat dan ciri-ciri yang khas dan berbeda dengan

Lebih terperinci

BAB I. membuat perencanaan keuangan sehingga menimbulkan permasalahan seperti. perencanaan investasi untuk menghindari masalah tersebut.

BAB I. membuat perencanaan keuangan sehingga menimbulkan permasalahan seperti. perencanaan investasi untuk menghindari masalah tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak keluarga yang tidak mapan dalam hal keuangan sehingga timbul permasalahan yang rumit di dalam keluarga. Penyebabnya adalah ketidakmampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan landasan hukum berinvestasi secara tegas dan jelas. Hal ini sangat. masyarakat umum dalam berinvestasi di pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. memberikan landasan hukum berinvestasi secara tegas dan jelas. Hal ini sangat. masyarakat umum dalam berinvestasi di pasar modal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Melihat kondisi Pasar Modal Indonesia beberapa tahun terakhir ini, salah satu aspek yang tetap perlu diperhatikan adalah peningkatan peran dan jumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring berjalannya waktu perekonomian di dunia semakin berkembang. Globalisasi membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Karena itu, organisasi dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegagalan perusahaan dapat diartikan sebagai kondisi ketidakmampuan

BAB I PENDAHULUAN. Kegagalan perusahaan dapat diartikan sebagai kondisi ketidakmampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kegagalan perusahaan dapat diartikan sebagai kondisi ketidakmampuan perusahaan untuk melanjutkan kegiatan operasinya. Dua hal utama yang dapat menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangannya, pasar saham menawarkan berbagai macam bentuk perdagangan, misalnya kontrak keuangan yang menyatakan pemegangnya adalah pemilik dari suatu aset.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan perbankan adalah lembaga keuangan yang berfungsi sebagai penyalur keuangan antar satu nasabah dengan nasabah dengan yang lain, sehingga bisa dikatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investor. Para investor menggunakan informasi untuk mengambil keputusan

BAB I PENDAHULUAN. investor. Para investor menggunakan informasi untuk mengambil keputusan 1 BAB I PENDAHULUAN.1 Latar Belakang Masalah Didalam dunia pasar modal, informasi mempunyai peranan penting bagi pihak investor. Para investor menggunakan informasi untuk mengambil keputusan investasinya

Lebih terperinci

suatu sistem mencapai keberhasilan dalam implementasinya. Ang dan Pavri

suatu sistem mencapai keberhasilan dalam implementasinya. Ang dan Pavri 2 suatu sistem mencapai keberhasilan dalam implementasinya. Ang dan Pavri (1994) menyebutnya dengan reaksi, dan banyak istilah-istilah dari peneliti lainnya yang pada intinya merujuk pada hal yang sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menikah dan kuliah sama pentingnya, secara sederhana bisa digambarkan,

BAB I PENDAHULUAN. Menikah dan kuliah sama pentingnya, secara sederhana bisa digambarkan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menikah dan kuliah sama pentingnya, secara sederhana bisa digambarkan, menikah jelas kaitannya dengan rumah tangga. Adapun kuliah hubungannya dengan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUMUMAN DIVIDEN DALAM PENGUJIAN EFESIENSI PASAR MODAL SECARA INFORMASI DI BEI

ANALISIS PENGUMUMAN DIVIDEN DALAM PENGUJIAN EFESIENSI PASAR MODAL SECARA INFORMASI DI BEI ANALISIS PENGUMUMAN DIVIDEN DALAM PENGUJIAN EFESIENSI PASAR MODAL SECARA INFORMASI DI BEI SKRIPSI Disusun dan Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan penanaman modal (investasi), dalam pasar modal tersedia berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan penanaman modal (investasi), dalam pasar modal tersedia berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah wadah alternatif bagi pemilik modal (investor) untuk melakukan penanaman modal (investasi), dalam pasar modal tersedia berbagai financial assets

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pensiun di Indonesia dewasa ini semakin mendapat perhatian khusus, karena pembayaran pensiun di Indonesia dinilai cukup memberatkan beban negara dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar. Penelusuran referensi, materi kuliah, dan update informasi

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar. Penelusuran referensi, materi kuliah, dan update informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan manusia mengalami perubahan dari waktu ke waktu seiring dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi. Kemajuan di bidang pengetahuan dan teknologi ini membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang ini. Akuntan Publik memberikan jasa asurans, yang meliputi jasa audit

BAB I PENDAHULUAN. Undang ini. Akuntan Publik memberikan jasa asurans, yang meliputi jasa audit BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Audit atas laporan keuangan sangat dibutuhkan oleh perusahaan terutama perusahaan go public. Audit ini bertujuan untuk meyakinkan para pemilik perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya persaingan yang ketat antar perusahaan. Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya persaingan yang ketat antar perusahaan. Pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perekonomian global sekarang ini, perusahaan melakukan kegiatan ekonomi tanpa memerhatikan adanya batasan negara, keadaan ini dapat menyebabkan terjadinya persaingan

Lebih terperinci

REGRET AVERSION BIAS DAN RISK TOLERANCE DALAM KEPUTUSAN INVESTASI

REGRET AVERSION BIAS DAN RISK TOLERANCE DALAM KEPUTUSAN INVESTASI REGRET AVERSION BIAS DAN RISK TOLERANCE DALAM KEPUTUSAN INVESTASI Oleh: Nafi Pujiyanto 1), Linda Ariany Mahastanti 1) E-mail: linda.ariany@staff.uksw.edu 1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Kristen

Lebih terperinci

LCAPM yang dibentuk dari aset-aset berisiko adalah portofolio optimal yang meminimalkan nilai risiko.

LCAPM yang dibentuk dari aset-aset berisiko adalah portofolio optimal yang meminimalkan nilai risiko. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah suatu kegiatan menanamkan sejumlah modal pada satu atau lebih aset dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Investasi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan setiap orang bekerja adalah memperoleh pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan setiap orang bekerja adalah memperoleh pendapatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya tujuan setiap orang bekerja adalah memperoleh pendapatan yang kemudian digunakan untuk kebutuhan hidupnya. Misalnya digunakan untuk membeli makanan, minuman,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya teknologi informasi yang semakin pesat ini, menimbulkan pemikiran baru bagi pelaku bisnis untuk menjalankan bisnisnya agar dapat bersaing dengan pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan yang baik harus bisa dihubungkan dengan kekuatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan yang baik harus bisa dihubungkan dengan kekuatan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perencanaan yang tepat adalah kunci keberhasilan seorang manajer. Perencanaan yang baik harus bisa dihubungkan dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan itu sendiri.

Lebih terperinci

COGNITIVE BIAS DAN EMOTIONAL BIAS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PORTOFOLIO KERTAS KERJA FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS JURUSAN : MANAJEMEN

COGNITIVE BIAS DAN EMOTIONAL BIAS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PORTOFOLIO KERTAS KERJA FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS JURUSAN : MANAJEMEN COGNITIVE BIAS DAN EMOTIONAL BIAS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PORTOFOLIO Oleh: PRADIPTIANING UMAIROH NIM : 212008104 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kewarganegaraannya, investor di pasar modal dibedakan dalam dua

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kewarganegaraannya, investor di pasar modal dibedakan dalam dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dilihat dari kewarganegaraannya, investor di pasar modal dibedakan dalam dua kelompok besar, yakni investor lokal dan investor asing. Aktifitas investor asing cenderung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan bagaimana mengalokasikan penanaman modal agar dapat. Markowitz (Sukarno,2007), mengemukakan analisis mean variance

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan bagaimana mengalokasikan penanaman modal agar dapat. Markowitz (Sukarno,2007), mengemukakan analisis mean variance BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Teori dasar pemilihan portofolio pertama kali dicetuskan oleh Harry M. Markowitz sekitar tahun 1952-an. Pemilihan portofolio membahas tentang permasalahan bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut dan harus mampu bersaing untuk mempertahankan atau

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut dan harus mampu bersaing untuk mempertahankan atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan dunia usaha saat ini dirasakan semakin sulit. Setiap perusahaan dituntut dan harus mampu bersaing untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerjanya

Lebih terperinci

Laporan keuangan adalah alat yang penting guna memperoleh informasi. keuangan dan hasil yang dicapai perusahaan. Data perusahaan akan lebih berarti

Laporan keuangan adalah alat yang penting guna memperoleh informasi. keuangan dan hasil yang dicapai perusahaan. Data perusahaan akan lebih berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan adalah alat yang penting guna memperoleh informasi keuangan dan hasil yang dicapai perusahaan. Data perusahaan akan lebih berarti bila data tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan pengelolaan keuangan yang harus dilakukan sebaik mungkin (Asri,

BAB I PENDAHULUAN. keputusan pengelolaan keuangan yang harus dilakukan sebaik mungkin (Asri, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan, baik yang sudah besar ataupun yang masih kecil, memerlukan pengelolaan keuangan korporasi yang baik agar tujuan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang telah dilakukan. Dalam berinvestasi jika investor mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang telah dilakukan. Dalam berinvestasi jika investor mengharapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis, hampir semua investasi mengandung ketidakpastian atau resiko. Investor tidak mengetahui dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan baik dasar, menengah maupun pendidikan tinggi (Herwan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan baik dasar, menengah maupun pendidikan tinggi (Herwan, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era modern seperti saat ini, harapan besar untuk diterima di dunia kerja tentunya tidaklah keliru, namun tidak dapat dipungkiri bahwa kesempatan kerja pun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyerap investasi sebagai upaya memperkuat posisi keuangannya. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyerap investasi sebagai upaya memperkuat posisi keuangannya. Pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak perusahaan yang memanfaatkan pasar modal sebagai media untuk menyerap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar dari pengembangan perumusan Capital Assets Pricing Model (CAPM)

BAB I PENDAHULUAN. Dasar dari pengembangan perumusan Capital Assets Pricing Model (CAPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dasar dari pengembangan perumusan Capital Assets Pricing Model (CAPM) mula-mula adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Markowitz (1952). Secara sederhana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan berinvestasi di negara-negara yang maju karena Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan berinvestasi di negara-negara yang maju karena Indonesia memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama beberapa tahun terakhir, Indonesia telah berhasil menunjukkan bahwa investasi saham menjadi sangat menguntungkan. Oleh karena itu, hal ini merupakan peluang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha

Lebih terperinci