BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tunggal yang dikenal dengan istilah single subject research

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran yang objektif tentang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Kelamin : Laki-Laki TTL : Bandung, 10 Februari 1999

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PRAKTIK PADA PEMBELAJARAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI PESERTA DIDIK DIFABEL

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan oleh peneliti untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tunggal (single subject research), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada subyek

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung. Waktu

BAB III METODE PENELITIAN

METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF UNTUK SISWA TUNAGRAHITA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Skor hasil penelitian adalah perolehan data dari seluruh rangkaian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

X₁ X₂ X₃ X₄ X₅... O₁ O₂ O₃ O₄ O₅ O₁ O₂ O₃ O₄ O₅... O₁ O₂ O₃ O₄ O₅ Baselin1 (A1) Intervensi (B) Baseline (A2)

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERJALAN ANAK CEREBRAL PALSY (CP) TIPE SPASTIK MELALUI BERMAIN DI AIR

BAB III METODE PENELITIAN

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel bebas dan Variabel terikat ( target behavior )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Langkah pertama dalam pengambilan data ialah melakukan pengukuran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tepat, ketepatan ini akan menjadikan kualitas penelitian menjadi baik. Terdapat dua

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian mengacu pada indikator penelitian berupa (1) Kemampuan

BAB III MEDOTE PENELITIAN

STUDI DURASI BELAJAR SERVICE RINGAN ENGINE SEPEDAMOTOR MELALUI METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI BAGI SISWA TUNARUNGU

BAB III METODE PENELITIAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN. terikat yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Variabel (dalam Sunanto, J.,

Pengaruh Penggunaan Aromaterapi Cendana Dengan Teknik Vaporizer Terhadap Perilaku Agresif Pada Anak Tunagrahita Dalam Pembelajaran Di PAUD Wisana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA... 70

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah rancangan Case Experimental

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2011: 61) variabel ini sering disebut stimulus,

BAB III METODE PEELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian diperlukan adanya suatu metode yang akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KETERAMPILAN SOSIAL ANAL TUNAGRAHITA RINGAN DAN LATIHAN OLAH VOKAL DALAM BERNYANYI...

1) Langkah pertama tempelkan spons dan potongan plat.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen, karena penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

DAFTAR ISI. Ripan Lismana, 2012 Pengaruh Penggunaan Jarimatika Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terkendalikan. Dalam penelitian eksperimen ada perlakuan (treatment). dua variabel. Variabel-variabel tersebut adalah :

BAB III METODE PENELITIAN

THE EFFECT OF ROLE PLAYING METHOD TOWARD THE ABILITY OF FICTION READING COMPREHENSION OF HEARING IMPAIRMENT STUDENT

BAB III METODE PENELITIAN

JASSI_anakku Volume 17 Nomor 1, Juni 2016

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah proses penilaian di lapangan selesai, maka pada bab ini peneliti akan

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat Tanggal Lahir:Bandung, 21 April : III (Tiga) SDLB Purnama Asih Bandung

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

29 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam metode ini adalah metode penelitiansubjek tunggal yang dikenal dengan istilah single subject research (SSR). Penelitian subjek tunggal yaitu metode yang bertujuan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan melihat hasil ada tidaknya pengaruh perubahan yang terjadi dari suatu perlakuan yang diberikan kepada subjek secara berulang-ulang dalam waktu tertentu.perbandingan tidak dilakukan antar kelompok maupun individu, tetapi dibandingkan dalam subjek yang sama dengan kondisi berbeda. Kondisi yang dimaksud adalah kondisi baselinedan kondisi eksperimen (intervensi). Sunanto, (2005, hlm. 56) mengemukakan bahwa Baseline adalah kondisi dimana pengukuran target behavior dilakukan pada keadaan natural sebelum dilakukan intervensiapapun. Kondisi eksperimen adalah kondisi dimana suatu intervensitelah diberikan dan target behavior diukur dibawah kondisi tersebut. Pada penelitian subjek tunggal selalu dilakukan perbandingan antara fasebaselinedengan sekurang-kurangnya faseintervensi. B. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah desain subjek tunggal (Single Subject Deisgn). Desain subjek tunggal adanya pengukuran target behavior dilakukan secara berulang-ulang dengan periode waktu tertentu. Perbandingan tidak dilakukan antar kelompok maupun individu tetapi dibandingkan dalam subjek yang sama dengan kondisi berbeda. Kondisi yang dimaksud adalah kondisi baselinedan kondisi eksperimen (intervensi). Sunanto, (2005, hlm. 56) mengemukakan bahwa Baseline adalah kondisi dimana pengukuran target behavior dilakukan pada keadaan natural sebelum dilakukan intervensiapapun. Kondisi eksperimen adalah kondisi dimana suatu intervensitelah diberikan dan target behavior diukur dibawah kondisi tersebut. Pada penelitian subjek tunggal selalu dilakukan perbandingan antara fasebaselinedengan sekurang-kurangnya faseintervensi. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain A-B-A yang memiliki 2 fase yaitu: A1 (baseline), B (intervensi), dan A2 (baseline).

30 Gambar 3.1 Desain A-B-A (Sunanto, 2005, hlm. 59) A1 = Baseline Baselineadalah kondisi awal kemampuan keterampilan subjek sebelum diberi perlakuan (intervensi).pengukuran baseline dilakukan sampai data stabil. B = Intervensi Intervensiadalah kondisi keterampilan subjek selama memperoleh perlakuan, yaitu pembelajaran keterampilan memelihara busi, dan ganti oli.perlakuan dan pengukuran dilakukan sampai data menjadi stabil. A2 = baseline Baselineyang kedua yaitu kondisi baselinesebagai evaluasi sejauh mana intervensidiberikan terhadap subjek sampai data stabil. Menurut Sunanto (2005, hlm. 60) untuk mendapatkan validitas penelitian yang baik, pada saat melakukan eksperimen dengan desain A-B-A, peneliti perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini. 1. Mendefinisikan target behavior sebagai perilaku yang dapat diukur secara akurat. 2. Mengukur dan mengumpulkan data pada kondisi baseline(a1) secara kontinyu sekurang-kurangnya 3 atau 5 atau sampai trenddan level data menjadi stabil.

31 3. Memberikan intervensi setelah trend data baselinestabil. 4. Mengukur dan mengumpulkan data pada faseintervensi(b) dengan periode waktu terlalu sampai data menjadi stabil. 5. Setelah kecenderungan dan level data pada faseintervensi(b) stabil mengulang fasebaseline (A2). C. Prosedur Penelitian Adapun prosedur penelitian ini antara lain: 1. Menentukan dan menetapkan perilaku apa yang akan diubah sebagai target behavior dalam penelitian ini adalah keterampilan otomotif. Keterampilan otomotif yang diambil yaitu keterampilan pemeliharaan busi, dan ganti oli pada sepeda motor. 2. Mengobservasi perilaku sunjek dalam kemampuan keterampilan pemeliharaan busi, dan ganti oli. Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat respon peserta didik selama observasi. Peneliti mengamati sekaligus mencatat respon dalam format data yang telah disediakan serta memberi penilaian pada aspek yang dinilai. 3. Menentukan intervensilangsung. Tahap ini merupakan tahap intervensiyang kegiatannya adalah memberikan demontrasi pada peserta didik saat memelihara busi, dan ganti olipada sepeda motor. Peneliti mengamati sekaligus mencatat dalam format data yang disediakan serta memberi penilaian pada aspek yang dinilai. 4. Mengobservasi perilaku subjek dalam kemampuan keterampilan memelihara busi, dan ganti oli pada sepeda motor. Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat respon peserta didik selama observasi. Peneliti mengamati sekaligus mencatat respon dalam format data yang disediakan serta memberi peneletian pada setiap aspek yang dinilai. D. Variabel Penelitian Menurut Hatch dan Fardhay (dalam Sugiyono 2003, hlm. 60) mengemukakan bahwa secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai artibut seseorang, atau obyek, yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek lain atau satu obyek dengan obyek yang lain. Pendapat

32 senada dikemukakan Sugiyono (2013, hlm. 61) variabel penellitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.berdasarkan pernyataan tersebut, memungkinkan objek untuk melakukan pengukuran, secara kualitatif maupun kuantitatif. Menurut Sunanto (2005, hlm.11) mengemukakan bahwa Dalam penelitian eksperimen biasanya menggunakan variabel terikat dan variabel bebas.variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.sebaliknya variabel bebas adalah yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel terikat dalam penelitian kasus tunggal dikenal dengan namatarget behavior (perilaku sasaran). Sedangkan variabel bebas dikenal dengan istilah intervensi atau perlakuan. Variabel pada penelitian subjek tunggal atau single subject research(ssr) dibedakan menjadi dua kategori utama, yaitu target behavior dan intervensi (perlakuan). 1. Intervensi (perlakuan) adalah variabel yang menjadi penyebab. Intervensi atau perlakuan dalam penelitian ini adalah pembelajaran keterampilan otomotif memelihara busi, dan ganti oli pada sepeda motor. 2. Target behavior (perilaku sasaran) adalah variabel yang dipengaruhi. Target behavior (perilaku sasaran) dalam penelitian ini adalah keterampilan otomotif pada anak difabel di SMALB-B Kab. Tasikmalaya. E. Definisi Operasional Dalam penelitian ini perlu diketahui definisi operasional dari setiap variabel untuk menghindari ketidak jelasan arti variabel-variabel yang akan diteliti. Definisi operasional dari variabel-variabel tersebut dinyatakan sebagai berikut: 1. Keterampilan otomotif memelihara busi, dan ganti oli pada sepeda motor sebagai intervensi, defenisi konseptualnya adalah pembelajaran keterampilan otomotif memelihara busi, dan ganti oli. Definisi operasionalmya adalah hasil belajar keterampilan otomotif memelihara busi, dan ganti oli yang dapat di ukur melalui: (1) persiapan operator; (2) persiapan alat dan bahan; (3) persiapan proses kerja.

33 2. Anak difabel sebagai variabel target behavior, definisi konseptualnya adalah hak bagi anak difabel untuk mendapatkan keterampilan otomotif. Definisi Operasionalnya adalah anak difabel mendapatkan keterampilan otomotif yang dapat di ukur melalui: (1) persiapan operator; (2) persiapan alat dan bahan; (3) persiapan proses kerja. F. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini di Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Negeri (SMALBN) Kabupaten Tasikmalaya, yang beralamat di Jl. Pesantren RT. 003/005 Desa Tanjungmekar, Kecamatan Jamanis, Kabupaten Tasikmalaya.Kode pos 46175, telepon (0265) 456366. Berdiri pada 10 Mei 2004 dengan motto Mandiri, Terampil dan Religius. Visi SLBN Kabupaten Tasikmalaya menjadi wadah pembinaan terunggul di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2020 dalam membentuk siswa berkebutuhan khusus yang maslahat (mandiri, shaleh, terampil), berjiwa seni dan cerdas lingkungan. Misi (1) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa. (2) Melatih peserta didik agar memiliki kemandirian dalam kehidupan sehari-hari. (3) Melaksanakan berbagai bentuk terapi sesuai dengan kebutuhan masing-masing peserta didik. (4) Menumbuhkembangkan prinsip 5 K. (5) Mengembangkan potensi seni, budaya, keterampilan, dan olahraga pada peserta didik sesuai dengan karakteristik masingmasing. (6) Memanfaatkan potensi lingkungan sekitar dalam proses pembelajaran. (7) Menjalin kerjasama di bidang keterampilan vokasional dan seni dengan instansi terkait. (8) Mengembangkan keterampilan teknis wirausaha di lingkungan sekolah. (9) Menjalin komunikasi timbal balik dengan pihak orang tua dan pengasuh siswa dalam pelaksanaan program sekolah. G. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI SMALB Negeri Kabupaten Tasikmalaya, pada pembelajaran keterampilan pemeliharaan busi, dan ganti oli terdapat dua subjek atau peserta didik yang keduanya memiliki difabilitas yang sama yaitu tunarungu.

34 1. Peserta didik I Nama : Hundi Tempat, Tgl. Lahir : Tasikmalaya, 24 Juni 1996 Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Alamat : Kp. Muhara Ds. Tanjung Mekar Kec. Jamanis Kelainan : Tunarungu Tingkat ketulian : lebih dari 75 db 2. Peserta didik II Nama : Hendra Tempat, Tgl. Lahir : Tasikmalaya, 15 April 1996 Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Islam Alamat : Kp. Negla Ds. Tanjung Mekar Kec. Jamanis Kelainan : Tunarungu Tingkat ketulian : lebih dari 75 db H. Teknik Pengumpulan Data 1. Tes Performance Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes perbuatan (Performance Test). Stigins (dalam Arifin, Z, 2013, hlm. 149) mengemukakan bahwa performance test adalah suatu bentuk tes yang peserta didiknya diminta untuk melakukan kegiatan khusus dibawah pengawasan penguji yang akan mengobservasi penampilannya dan membuat keputusan tentang kualitas hasil belajar yang di demonstrasikan. Performance test sangat bermanfaat untuk memperbaiki kemampuan/perilaku peserta didik, karena secara objektif kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh peserta didik dapat diamati dan diukur sehingga menjadi pertimbangan untuk praktik selanjutnya.

35 I. Instrument Penelitian Menurut Sugiyono (2013, hlm. 148) pengertian instrumen adalah suatu alat uang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Berdasarkan pengertian tersebut, instrument yang akan digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan atau keterampilan otomotif siswa (memelihara busi, dan mengganti oli) dalam peneliatian ini adalah berupa tes keterampilan. Format tes disusun berdasarkan point-pointtentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi untuk memelihara busi, dan mengganti oli yang baik dan benar. Kisi-kisi instrument yang akan digunakan pada penelitian ini sebagai berikut: Tabel 3.1 Kisi-kisi Penelitian Memelihara Busi Kompetensi dasar Prosedur Memelihara Busi Nomor Bentuk soal Praktik Soal Indikator 1. Persiapan Operator a. Pakaian Kerja b. Kesehatan Fisik 2. Persiapan Alat Dan Bahan a. Kunci Busi b. Amplas c. Busi 3. Proses Kerja Membersihkan Busi Sepeda Motor. a. Melepas bodi sepeda motor. b. Melepas kabel busi. c. Melepas busi d. Memeriksa kondisi busi. e. Membersihkan busi. f. Memeriksa celah busi. g. Memasang busi pada sepeda motor. 4. Hasil Kerja Siswa dapat membersihkan busi, dan menyetel celah busi sesuai standar (0.8 mm). 5. Waktu Kerja Waktu kerja adalah 28 Menit. 1 2 3 4 5

36 Tabel 3.2 Kisi-kisi Penelitian Mengganti Oli Kompetensi dasar Prosedur Mengganti Oli Nomor Bentuk soal Praktik Soal Indikator 1. Persiapan Operator a. Pakaian Kerja b. Kesehatan Fisik 2. Persiapan Alat Dan Bahan a. Kunci Ring 17 b. Bak c. Corong d. Oli 3. Proses Kerja Menganti Oli. Meletakan bak penampung oli bekas. a. Melepaskan stik oli. b. Melepaskan baud oli bagian bawah. c. Mengeluarkan oli dari engine ke bak. d. Memasang baud oli bagian bawah. e. Memasukan oli. f. Memasang stik oli. 4. Hasil Kerja Siswa dapat mengganti oli dan engine hidup dengan normal. 5. Waktu Kerja Waktu kerja adalah 26 Menit 1 2 3 4 5 J. Analisis Data Analisis data adalah suatu kegiatan untuk meneliti, memeriksa, mempelajari, membandingkan data yang ada dan membuat interpretasi yang diperlukan.kegunaan analisis data adalah sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan, perencanaan, pemantauan, pengawasan, penyusunan laporan pendidikan, penyusunan statistik pendidikan, penyusunan program rutin dan pembangunan, peningkatan program pendidikan dan pembinaan sekolah.

37 Penelitian subjek tunggal memerlukan beberapa hal dalam menganalisis data di antaranya pembuatan grafik, penggunaan statistik deskriptrif dan penggunaan analisis visual.penggunaan grafik diharapkan untuk memperjelas gambaran dari suatu kondisi eksperimen baik sebelum perlakuan (baseline1), maupun setelah diberikan perlakuan (intervensi), dan perubahan-perubahan yang terjadi setelah perlakuan (baseline 2). Sunanto (2005, hlm. 96) mengemukakan bahwa Dalam analisis data dengan metode analisis visual ada beberapa hal yang menjadi perhatian peneliti, yaitu; banyaknya data point dalam setiap kondisi, banyaknya variabel terikat yang ingin diubah, tingkat stabilitas dan perubahan level data dalam suatu kondisi antar kondisi, arah perubahan dalam kondisi maupun antar kondisi Analisis data pada penelitian desain subjek tunggal ini peneliti melakukan tiga hal yaitu pembuatan grafik, penggunaan statistic deskritif, dan analisis visual.penganalisaan yang dilakukan meliputi analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi. 1. Analisis Dalam Kondisi Perubahandata yang dianalisis dalam suatu kondisi misalnya kondisi baselineatau kondisi intervensi, sedangkan komponen yang akan dianalisis meliputi: a. Panjang Kondisi Sunanto (2005, hlm. 93) mengemukakan bahwa Panjangnya kondisi dilihat dari banyaknya data point atau skor pada setiap kondisi. Seberapa banyak data point yang harus ada pada setiap kondisi tergantung padamasalah penelitian dan intervensi yang diberikan. Untuk panjang kondisi baselinesecara umum bisa digunakan tiga atau lima data point. Berdasarkan pendapat di atas, penentuan panjang kondisi ditentukan dengan panjang interval.panjang interval menunjukan ada berapa fasedalam kondisi tersebut, selanjutnya dibuat dalam tabel. Tabel 3.4 Panjang Kondisi

38 KONDISI BASELINE (A) INTERVENSI (B) Panjang Kondisi b. Estimasi Kecenderungan Arah (Trend/Slope) Menurut Sunanto (2005, hlm. 95) mengemukakan bahwa ada tiga macam kecenderungan arah grafik (trend) yaitu, (1) meningkat; (2) mendatar; dan (3) menurun. Kecenderungan arah (trend/slope) data pada suatu grafik sangat penting untuk memberikan gambaran perilaku subjek yang sedang diteliti.ada dua cara untuk menentukan kecenderungan arah grafik (trend) yaitu metode freehand dan metode split-middle.(sunanto, 2005,hlm. 95).Penelitian ini menggunakan metode split-middle(belah dua). Mengestimasi kecenderungan arah dengan metode ini adalah menentukan kecenderungan arah grafik berdasarkan median data point nilai ordinatnya. Sunanto (2005, hlm. 108) mengemukakan ada beberapa langkah dalam metode ini, diantaranya: 1) Bagilah data pada fasebaseline menjadi dua bagian, 2) Bagian kanan dan kiri dari tahap 1, dibagi lagi menjadi dua bagian 3) Tentukan posisi median dari masing-masing belahan 4) Tariklah garis sejajar dengan absis yang menghubungkan titik temu antara bagian kanan dengan bagian kiri. Estimasi kecenderungan arah dibuat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3.5 Estimasi Kecenderungan Arah KONDISI BASELINE (Meningkat) Estimasi Kecendrungan Arah (Mendatar)

39 c. Kecenderungan Stabilitas (Menurun) Menurut Sunanto (2005, hlm. 98) mengemukakan bahwa Tingkat stabilitas (level stability) menunjukkan derajat variasi atau besar kecilnya rentang kelompok data tertentu.jika rentang datanya kecil atau tingkat variasinya rendah maka data dikatakan stabil. Secara umum jika 80% - 90% data masih berada pada 15% di atas dan di bawah mean, maka data dikatakan stabil. Mean level untuk data di suatukondisi dihitung dengan cara menjumlahkan semua data yang ada pada ordinat dan dibagi dengan banyaknya data. Kemudian garis mean ini digambar secara pararel terhadap absis. Untuk menentukan tingkat stabilitas data biasanya digunakan persentase penyimpangan dari mean sebesar (5, 10, 12, dan 15%). Persentasepenyimpangan terhadap mean yang digunakan untuk menghitung stabilitas digunakanyang kecil (10%) jika data mengelompok di bagian atas dan digunakan persentasebesar (15%) jika data mengelompok di bagian tengah maupun bagian bawah. Mean level untuk data di suatu kondisi dihitung dengan cara menjumlahkan, semua data yang ada padakordinat dibagi banyaknya data,adapun langkah penentuan kecendrungan stabilitas menurut Sunanto (2005, hlm. 115) diantaranya adalah sebagai berikut : 1) Mementukan rentang stabilitas dengan rumusan: Rentang Stabilitas = skor tertingi x kriteria stabilitas. 2) Menentukan mean level dengan cara menjumlahkan semua data yang ada pada kordinat dibagi banyaknya data. 3) Menentukan batas atas dengan rumusan : Batas Atas = Mean Level + (0,5. Rentang Stabilitas). 4) Menetukan batasan bawah dengan rumusan : Batas bawah = Mean Level (0,5. Rentang Stabilitas). 5) Menghitung persentase stabilitas (PS) dengan rumus : Keterangan : PS = Persentase Stabilitas BR = banyak Data Poin dalam Rentang BP = Banyak Data Poin

40 d. Jejak Data Jejak data merupakan perubahan dari satu data ke data lain dalam suatu kondisi dengan tiga kemungkinan, yaitu menaik, menurun, dan mendatar. e. Level Stabilitas dan Rentang Levelmenunjukan pada besar kecilnya data yang berada pada skala ordinat (sumbu Y). Data di ambil berdasarkan hasil perhitungan kecendrungan stabilitas. f. Level Perubahan (Level Change) Tingkat perubahan menunjukan berapa besarnya perubahan data dalam suatu kondisi dengan cara : 1) Menentukan berapa besar data poin (skor) pertama dan terakhir dalam suatu kondisi 2) Kurangi data yang besar dengan data yang kecil, tentukan apakah selisihnya menunjukan arah yang membaik (therapeutic), atau memburuk (contatherapeutic) sesuai dengan tujuan intervensi atau pengajarannya. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah target behavior yang berubah sepanjang faseintervensi (B), dan bagaimana perubahannya dibandingkan dengan fasebaseline(a). Jika benar terjadi perubahan pada fasebaseline dan faseintervensi benar-benar hanya pada satu variable terikat, hal ini mengindikasikan adanya pengaruh intervensiterhadap target behavior. 2. Analisis Antar Kondisi Sunanto (2005, hlm.94) untuk menganalisa visual antar kondisi terdapat lima komponen yaitu: a. Jumlah variabel yang diubah. b. Perubahan kecenderungan dan efeknya. c. Perubahan stabilitas. d. Perubahan level e. Data overlap 3. Mean (rata-rata) Meanadalah nilai rata-rata dari beberapa buah data. Nilai meandapat ditentukan dengan membagi jumlah data dengan banyak data.

41 Keterangan: x = mean = jumlah data n = banyaknya data (Sudjana, 2005, hlm.67)