PENANGANAN HASIL TERNAK PENGUJIAN KUALITAS SUSU (MILK QUALITY TESTING) Good choice for healthy life

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Susu Susu adalah salah satu bahan makanan alami yang berasal dari ternak perah

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG PKH4414

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

UJI KUALITAS SUSU Latar Belakang Tujuan Praktikum

Bab III Bahan dan Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

MENGELOLA KOMPOSISI AIR SUSU

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

Uji Didih, Alkohol dan Derajat Asam Susu Sapi Kemasan yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Denpasar

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Hasil analisis sifat fisik susu kambing segar. 9,70±0,10 8,37 10,45 3) Minimal 8,0

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

5 KAJIAN KOMPOSISI KIMIAWI SUSU KUDA SUMBA

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan perlakuan (udang rebon) Tabel 3. Analisis proksimat pelet udang rebon

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-1.

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Materi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 2011 sebanyak ekor yang tersebar di 35 Kabupaten/Kota.

BAB III METODOLOGI. Untuk lebih memudahkan prosedur kerja pembuatan crude papain dan

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau

Ketahanan Susu Kambing Peranakan Ettawah Post-Thawing pada Penyimpanan Lemari Es Ditinjau dari Uji Didih dan Alkohol

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

Lampiran 1. Diagram Alur Penelitian. Persiapan Penyediaan dan Pembuatan Inokulum Bacillus licheniiformis dan Saccharomyces.

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Penentuan Sifat Minyak dan Lemak. Angka penyabunan Angka Iod Angka Reichert-Meissl Angka ester Angka Polenske Titik cair BJ Indeks bias

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

TINJAUAN PUSTAKA. Susu

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

ANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih

BAB III METODE PENELITIAN

Susu merupakan makanan pelengkap dalam diet manusia

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-2

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu

Ketahanan Susu Segar pada Penyimpanan Suhu Ruang Ditinjau dari Uji Tingkat Keasaman, Didih, dan Waktu Reduktase

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Mingguke-5

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah :

LAMPIRAN. di panaskan. dan selama 15 menit. dituangkan dalam tabung reaksi. didiamkan dalam posisi miring hingga beku. inkubator

Uji Organoleptik dan Tingkat Keasaman Susu Sapi Kemasan yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Denpasar

LAMPIRANA DIAGRAM ALIR METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

II. BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

PENANGANAN HASIL TERNAK PENGUJIAN KUALITAS SUSU (MILK QUALITY TESTING) Good choice for healthy life

KONTAMINASI M.O

Kesehatan Susu Usaha-usaha untuk mendapatkan susu yang aman, sehat dan utuh sejak dari pemerahan

Pengawasan sebelum pemerahan: kesehatan hewan, kebersihan kandang dan sapi, kesehatan pemerah, peralatan, air cuci dan pakan yang baik Pengawasan saat pemerahan: kondisi lingkungan saat pemerahan Sesudah pemerahan: tempat pengumpulan sementara, pengangkutan, ke koperasi/ke pabrik susu, distributor, (agen/depot, langsung ke konsumen) Terutama ditekankan untuk menghindari pencemaran susu oleh mikroorganisme yang dapat menular kepada manusia (food borne disease)

Tujuan Pemeriksaan Susu Untuk melindungi masyarakat terutama dari penularan penyakit via susu (zoonosis) Untuk melindungi konsumen dari pemalsuan Untuk penggolongan kualitas susu (milk grading) Untuk melindungi peternak dari kerugian akibat penurunan nilai kualitas susu yang diproduksi 6

1. Uji Kebersihan Untuk mengetahui kebersihan susu dari tempat produksi dengan menggunakan kertas saring Kotoran yang terdapat dalam susu akan tampak dengan mata telanjang tertinggal di kapas atau kertas penyaring

Penyaringan a b c d a= 500 ml susu b= kapas saring c= klem d= gelas penampung

2. Uji Organoleptik Uji organoleptik ditujukan untuk mengetahui kualitas susu dari segi warna, bau dan rasa

Uji Warna: 1. Warna Susu 1. Masukkan kurang lebih 5 ml susu ke dalam tabung reaksi 2. Dengan latar belakang putih amati kelainan pada warna susu Warna susu dapat berubah dari satu warna ke warna lain, tergantung dari bangsa ternak, jenis pakan, jumlah lemak, bahan padat dan bahan pembentuk warna. Warna susu berkisar dari putih kebiruan hingga putih kekuningan. Warna putih susu merupakan hasil dispersi dari refleksi cahaya oleh globula lemak dan partikel kolodial dari kasein dan calsium phosphat. Warna kuning adalah karena lemak dan karoten yang dapat larut. Bila lemak diambil dari susu maka susu akan menunjukkan warna kebiruan

2. Bau Susu Uji Bau: 1. Masukkan ke dalam tabung reaksi kurang lebih 5 ml susu, atau dapat pula dipakai susu dalam tabung yang telah diuji warnanya kemudian dibau baunya 2. Panaskan sampai mendidih kemudian dibau baunya lagi Bau susu akan lebih nyata jika susu dibiarkan beberapa jam terutama pada suhu kamar. Kandungan laktosa yang tinggi dan kandungan klorida rendah diduga menyebabkan susu berbau seperti garam. Pakan yang diberikan pada sapi juga dapat mempengaruhi bau susu

3. Rasa Susu Uji Rasa: 1. Untuk pertimbangan kesehatan pemeriksa, maka susu harus didihkan terlebih dahulu sebelum dilakukan uji rasa 2. Tuangkan sejumlah susu di telapak tangan kemudian dicicipi dan rasakan adanya perubahan rasa susu. Susu yang baik memiliki rasa sedikit manis yang berasal dari laktosa, sedangkan rasa asin yang muncul dikarenakan pengaruh beberapa garam mineral seperti garam klorida dan sitrat

3. Uji Alkohol Memeriksa dengan cepat keasaman susu. Kestabilan sifat koloidal protein-protein susu tergantung pada selubung air yang menyelubunginya. Bila alkohol yang mempunyai sifat dehidrasi dicampurkan dengan susu maka protein akan dikoagulasikan, sehingga akan tampak kepecahan pada susu tersebut. Semakin tinggi derajat asam susu semakin berkurang jumlah alkohol,dengan kepekatan yang dibutuhkan (70%),

3 ml susu + 3 ml alkohol 70% digoyang-goyang Pengamatan + = presipitasi kasein di dinding - = tidak terjadi endapan

4. Uji Derajat Keasaman Untuk memeriksa derajat keasaman susu secara tetrimetri Derajat asam adalah jumlah ml NaOH 0,25 N yang diperlukan untuk menetralkan 100 ml susu dengan phenolphthelien 2% sebagai indikator

Pengujian asiditas ditujukan untuk mengetahui keasaman yang ada dalam susu dan keasaman yang disebabkan oleh metabolisme bakteri (laktosa asam laktat) Ada komponen dalam susu yang bersifat asam dan dapat bereaksi dengan alkali seperti fosfat, protein (kasein, albumin), karbondioksida, sitrat Pengujian dilakukan berdasarkan jumlah asam laktat pada susu yang di netralkan oleh alkali seperti NaOH

A. Kontrol: 50 ml susu B. Perlakuan: 50 ml susu + 2 ml PP 2% Titrasi hasil merah muda, stop

N dari NaOH mengandung 40 gram/liter 40 gr NaOH menetralkan 90 gr asam laktat 1 liter N NaOH menetralkan 90 gr asam laktat 1 liter 0,25 N NaOH menetralkan 22,5 gr AL 1 ml 0,25 N NaOH menetralkan 0,0225 gr AL 1 ml 0,25 N NaOH = 1 Soxhlet Henkel (1 SH)

CONTOH Untuk menitrasi 50 ml susu diperlukan 3,2 ml larutan 0,25 N NaOH, maka derajat asam dalam 100 ml susu = 2 x 3,2 x 1 SH, sedangkan Asam laktat susu yang dinetralkan = 2 x 3,2 x 0,0225 gr = 0,144 gr

Terms for Milk Quality Cont d B. Measurement of acidity of milk: 1. Titratable Acidity: a. It is determined by adding NaOH (0.1 N) solution to raise the ph of the milk to about 8.3. b. One ml of the base equals 0.1% lactic acid. c. %TA = ml 0.1 N NaOH x.009 x 100/gram of sample 2. SH (Soxhlet-Henkel) value: a. It indicates how many ml of NaOH (25 mol/ml) are required to neutralize 100 ml of milk. One ml of 2% alcoholic phenolphthalein solution is added as indicator. b. SH value of fresh milk ranges 6.4 7.0 c. SH value of raw milk <5.0 indicates mastitis. d. SH values of 8.0-9.0 gives sour taste, and coagulate.

5. Uji Reduktase Untuk mengetahui adanya bakteri didalam susu dalam waktu cepat. Dalam susu terdapat enzim reduktase yang dibentuk oleh bakteri yang mereduksi zat warna metilen blue menjadi larutan yang tidak berwarna.

Semakin tinggi jumlah bakteri dalam susu, semakin cepat terjadinya perubahan warna. Aktivitas enzim reduktase dapat diketahui dengan cara menambah zat warna metilen biru dalam susu Apabila terdapat aldehid hasil aktivitas enzim reduktase, maka metilen blue akan tereduksi Semakin lama hilangnya warna biru metilen menunjukkan kualitas susu semakin baik

Uji Reduktase

6. Uji Katalase Katalase adalah enzim yang ditemukan pada berbagai makanan salah satunya terdapat pada susu. Penggunaan katalase dapat digunakan untuk menduga jumlah bakteri dalam susu

Uji Katalase Katalase adalah enzim yang terdapat hampir semua sel hidup,yang dapat mengkatalis penguraian H 2 O 2 Enzim katalase didalam susu dibentuk oleh sel-sel bakteri dan kuman, enzim ini dapat membebaskan 0 2 dari larutan H 2 O 2 sehingga dapat menimbulkan gelembung-gelembung udara 10 ml susu + 5 ml H 2 O 2 0,5%, diamati Jumlah O 2 dipuncak dalam tabung

7. Uji Masak Air susu yang berkualitas baik tidak pernah pecah / menggumpal bila dipanaskan Susu yang berkualitas rendah akan mengalami penggumpalan bila dipanaskan Penggumpalan karena adanya asam

Uji Masak Asam dihasilkan oleh mikroba dari peruraian laktosa Asam mengakibatkan protein susu mudah mengalami denaturasi dan penggumpalan bila dilakukan pemanasan Uji didih negatif menunjukkan susu yang berkualitas baik 5 ml air susu dimasukkan dalam tabung reaksi kemudian dipanaskan. Setelah mendidih lalu didinginkan dan amati perubahan yang terjadi (terbentuk endapan atau tidak dan diamati susu pecah atau tidak)

1. Penentuan Berat Jenis Berat jenis suatu bahan adalah perbandingan antara berat bahan tersebut dengan berat air pada suhu dan volume yang sama. Berdasarkan batasan ini, maka berat jenis tidak bersatuan. Berat jenis susu rata-rata 1,0240. Berat jenis susu biasanya ditentukan dengan menggunakan Laktodensimeter atau Laktometer

Laktodensimeter adalah hydrometer dimana skalanya sudah disesuaikan dengan berat jenis susu Prinsip kerja alat ini mengikuti hukum Archimides yaitu jika suatu benda dicelupkan ke dalam suatu cairan, maka benda tersebut akan mendapat tekanan ke atas sesuai dengan berat volume cairan yang dipindahkan (diisi) Jika Laktometer dicelupkan dalam susu yang rendah berat jenisnya, maka Laktometer akan tenggelam lebih dalam dibandingkan jika Laktodensimeter tersebut dicelupkan ke dalam susu yang berat jenisnya tinggi

Mengukur Berat Jenis Peralatan : Gelas ukur 250 ml Laktometer/laktodensimeter Cara Kerja : Dipanaskan contoh susu sampai suhu 27 0 C. Dimasukan contoh ke dalam gelas ukur 250 ml sebanyak 200 ml. Dimasukan alat laktodensimeter kedalam gelas ukur. Ditunggu sampai alat laktodensimeter stabil, lalu baca berat jenisnya pada skala yang terdapat pada alat tersebut.

2. Penentuan Kadar Lemak Kandungan lemak bervariasi antara 3-6 persen (berat basah) yang dalam susu berbentuk globula lemak yang bergaris tengah antara 1-20 mikron Biasanya dalam setiap mililiter susu mengandung kira-kira 3 milyar butiran lemak Berat jenis susu rata-rata 1,0320.

Sekitar 98% - 99% lemak susu berbentuk trigliserida, yaitu tiga molekul asam lemak yang diesterifikasikan terhadap gliserol sedangkan lemak yang berbentuk digliserida dan monogliserida masing-masing terdapat sekitar 0,5% dan 0,04 % Uji kadar lemak menurut Gerber, mempunyai kegunaan untuk mengetahui apakah kandungan lemak susu masih ada dalam batasbatas yang diijinkan Prinsip uji ini, asam sulfat pekat merombak dan melarutkan kasein dan protein lainnya, sehingga hilangnya bentuk dispersi lemak Lemak menjadi cair oleh panas, dan amyl alkohol. Centrifugasi menyebabkan lemak terkumpul di bagian skala dari Butyrometer

Menentukan Kadar Lemak (Butirometer Gerber) 10 ml H 2 SO 4 92% 11 ml susu 2 ml amyl alkohol Dimasukkan penangas 70 0 C, 5 menit Disentrifus Dimasukkan penangas Setelah diisi, butirometer disumbat dengan penutup

Menentukan Kadar Lemak (Butirometer Gerber) Dibolak balik Dimasukkan penangas 70 0 C, 10 menit Disentrifus selama 5 menit Dimasukkan lagi ke penangas Dibaca kadar lemak = %

Kolom Lemak pada Butirometer A. berwarna hitam mengandung black speck B. berwarna putih mengandung white speck

Black speck Asam sulfat yang dipakai terlalu keras atau terlalu banyak atau sudah lama disimpan Penambahan asam sulfat langsung ke dalam susu Temperatur asam sulfat atau susu terlalu tinggi sebelum dicampur

White speck Asam sulfat yang dipakai terlalu sedikit Pencampuran larutan kurang sempurna Temperatur asam sulfat atau susu terlalu rendah sebelum dicampur

3. Penentuan Padatan Tanpa Lemak ( SNF ) Kadar padatan tanpa lemak dapat diketahui dari selisih total solid dengan kadar lemak dalam susu segar atau dari tabel hubungan kadar lemak dengan berat jenis

3. Penentuan Padatan Tanpa Lemak Cara kerja : Diuji kadar lemak susu segar seperti biasa. Diuji berat jenis susu segar seperti biasa Dilihat tabel hubungan kadar lemak dan BJ atau dengan rumus perhitungan

Rumus FLEISCHMANN D = 1,23 V + [2,71 x 100 (S-1)] S BKTL = D-V D = sisa kering V = kadar lemak S = berat jenis

SNI BK = 1,311 x L + 2,738 x 100 (BJ-1) BJ BKTL = BK L BK = Kadar bahan kering L = Kadar lemak susu BJ = Berat jenis susu

Penilaian Kualitas Susu (SNI 01-3141-1998) No Nama Uji Kriteria Uji Skor 1 Derajad Asam 6,0-7,0 SH 7,1-7,4 SH 7,5-7,9 SH 4,6-5,9 SH >8,0 SH 2 Reduktase >7,0 >5,0 2,5-5,0 0,5-2,0 <0,5 3 Angka Kuman <500.000 500.000-750.000 760.000-1.000.000 >1.000.000 4 Jumlah Sel Radang 300.000 301.000-350.000 351.000-400.000 >400.000 4 3 2 1 1 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

No Nama Uji Kriteria Uji Skor 5 Berat Jenis 1,0280-1,0310 1,0271-1,0279 1,0261-1,0270 <1,0260 6 Kadar Lemak >3,0% 2,8-2,9% 2,6-2,7% <2,6% 7 Kadar Protein >3,0% 2,8-2,9% 2,6-2,7% <2,6% 8 BKTL >8,0% 7,0-7,9% 6,0-6,9% <6,0% 9 Titik Beku -0,520-0,560 C >-0,520 C <-0,560 C 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 1 1

Penilaian Kualitas Susu (SNI 01-3141-1998) Kelas Jml Skor Kriteria Catatan 1 30-36 Baik Pertahankan 2 23-39 Cukup Tingkatkan 3 16-22 Kurang Tngtkan+Prgtn 4 9-15 Jelek Prngtn Keras

4. Penetapan Total Padatan Metode Gravimetri Contoh bahan dipanaskan pada suhu 105 0 C kemudian residu yang tertinggal setelah pemanasan dianggap sebagai total padatan yang terdapat dalam contoh.

Cara kerja : 4. Penentuan Total Padatan Metode Gravimetri Dimasukkan cawan timbang ke dalam oven pada suhu 105 0 C selama 30 menit. Didinginkan cawan timbang yang sudah dipanaskan tadi pada desikator selama 15 menit sampai suhu cawan timbang sama dengan suhu kamar, lalu timbang dan catat bobot kosong cawan. Ditimbang + 3 gram contoh susu pada cawan timbang dan catat ( bobot cawan + bobot contoh ).

Cara kerja : Dimasukan ke dalam oven 105 0 C selama 4 jam. Didinginkan cawan timbang berisi residu pada desikator selam 15 menit samapi dengan cawan timbang dan + bobot residu ). Perhitungan : 4. Penentuan Total Padatan Metode Gravimetri % TS : Bobot residu X 100 % Bobot Contoh

1. Pemeriksaan Adanya H 2 O 2 (Hidrogen Peroksida) 1. 10 ml susu ditambah 3-5 tetes asam vanadin 2. Digoyang-goyang 3. Warna merah positif (lambat laun menjadi hijau)

2. Pemeriksaan Adanya Sodium Karbonat 1. 5 ml susu ditambah 5 ml alkohol 95% 2. Ditambah 3-5 tetes netral red 0,1% 3. Digoyang-goyang 4. Warna kuning positif karbonat 5. Warna merah/pink negatif

3. Pemeriksaan Adanya Formalin 1. 10 ml susu ditambah 3-5 tetes FeCl 3 2. Ditambah 5 ml H 2 SO 4 3. Positif formalin apabila terbentuk cincin kebiru-biruan pada perbatasan susu dengan asam

SUSU Air susu pada saat penanganan, pengangkutan maupun penyimpanan di peternakan atau di pabrik pengolahan akan mendapatkan kontaminasi dari beragam mikroorganisme Faktor utama yang menyebabkan adanya bakteri pada susu adalah faktor kebersihan dan penyakit bakteri dapat berasal dari sapi, lingkungan, udara sekitarnya, peralatan yang digunakan dan pemerahnya sendiri Susu mengandung sebagian besar zat zat makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan bakteri, sehingga pertumbuhan bakteri berlangsung sangat cepat Bakteri yang sering terdapat pada air susu yang baru diperah adalah Micrococus dan Corynebacterium. Dalam ternak sehat kemungkinan susu mengandung 500 mikroorganisme/ml.

Menghitung Jumlah Bakteri Media PCA / Tryptone glucose yeast agar Akuades steril Larutan NaCl fisiologis / pepton

1ml Milk 1ml 9 ml lar pengencer 1ml 1ml 1ml 1ml 1:10 1:100 1:1000 1:10000 10-1 10-2 10-3 10-4 15 ml PCA 15 ml PCA 15 ml PCA 15 ml PCA 10-1 10-2 10-3 10-4 Inkubasi

Aturan Perhitungan a) Jumlah koloni normal yang dihitung adalah diantara 30 sampai dengan 300 b) Jumlah bakteri/ml diperkirakan dengan mengalikan jumlah koloni dengan pengencerannya c) Bila jumlah bakteri terhitung pada suatu pengenceran hasilnya 2 x > daripada jumlah bakteri terhitung pada pengenceran sebelumnya, maka yang digunakan adalah jumlah bakteri pada pengenceran yang besar. Sebaliknya bila lebih kecil dari 2, maka digunakan kedua-duanya.

Aturan Perhitungan d) Bila jumlah koloni < dari 30 atau > dari 300, maka dicari jumlah yang terdekat, atau dikatakan jumlah bakteri < daripada 30 x 10 n atau > dari 300 X 10 m (dimana n dan m menunjukan tingkat pengenceran) e) Kejadian yang menyebabkan kerusakan pertumbuhan koloni, misalnya spreader (koloni merata), penghamabatan atau tidak tumbuh, maka tidak digunakan sebagai perhitungan bakteri.

No Jumlah Koloni Pengenceran Perbandingan Jumlah 1:100 1:1000 M.O CFU/ml 1 244 34 2 150 45 3 0 0 4 TBUD 8320 5 228 240 6 283 276 7 212 198 28 26 17 12 53 47 8 206 45

No Jumlah Koloni Pengenceran Perbandingan Jumlah 1:100 1:1000 M.O CFU/ml 1 244 34 1,4 2,92 x 10 4 2 150 45 3 1,5 x 10 4 3 0 0 - <100 4 TBUD 8320 - >8,3 x 10 6 5 228 240 6 283 276 7 212 198 28 26 17 12 53 47 1,2 2,5 x 10 4-2,79 x 10 4 2,43 2,05 x 10 4 8 206 45-4,5 x 10 4