BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemeriksaan Computed Tomography (CT scan) merupakan salah salah

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemeriksaan Computed Tomography (CT scan) merupakan salah salah

BAB. I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Penelitian. bersinggungan dengan sinar gamma. Sinar-X (Roentgen) mempunyai kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. massanya, maka radiasi dapat dibagi menjadi radiasi elektromagnetik dan radiasi

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. maupun ganas atau disebut dengan kanker paru. Tumor paru dapat bersifat primer

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tindakan tertentu, maupun terapetik. Di antara prosedur-prosedur tersebut, ada

BAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara merupakan diagnosis kanker yang paling sering terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sinus Paranasalis (SPN) terdiri dari empat sinus yaitu sinus maxillaris,

Bab 2. Nilai Batas Dosis

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbesar penyebab kematian antara lain kanker paru, payudara, kolorektal, prostat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meningioma merupakan neoplasma intracranial extraaxial yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. umum disebabkan peningkatan enzim liver. Penyebab yang mendasari fatty liver

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Osteoarthritis (OA), atau yang biasa dikenal. dengan penyakit sendi degeneratif, merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk pengambilan keputusan klinis, alokasi sumber daya dan

Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional P2STPFRZR BAPETEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menghasilkan gambaran bagian-bagian tubuh dengan rinci. Pemeriksaan CT

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH DIAMETER PHANTOM DAN TEBAL SLICE TERHADAP NILAI CTDI PADA PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN CT-SCAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang muncul membingungkan (Axelsson et al., 1978). Kebingungan ini tampaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kompleksitas dari anatomi sinus paranasalis dan fungsinya menjadi topik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut World Health Organization (WHO), obesitas adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dunia. Pada tahun 2012 sekitar 8,2 juta kematian diakibatkan oleh kanker. Kanker

BAB 2 RADIOTERAPI KARSINOMA TIROID. termasuk untuk penyakit kanker kepala dan leher seperti karsinoma tiroid.

BAB I PENDAHULUAN. WHO Department of Gender, Women and Health mengatakan dalam. jurnal Gender in lung cancer and smoking research bahwa kematian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membuat protein, dan mengatur sensitivitas tubuh terhadap hormon

UJI KESESUAIAN PESAWAT CT-SCAN MEREK PHILIPS BRILIANCE 6 DENGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN NOMOR 9 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. dan dikendalikan. Salah satu pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. merupakan jenis kanker yang paling sering terdiagnosis pada wanita (Dizon et al.,

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak, dan ginjal (WHO, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasal 28H dan pasal 34, dan diatur dalam UU No. 23/1992 yang kemudian diganti

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia karena terpapari sinar-x dan gamma segera teramati. beberapa saat setelah penemuan kedua jenis radiasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Pada tahun 2012, berdasarkan data GLOBOCAN, International

CURRICULUM VITAE IDENTITAS DIRI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Infertilitas adalah suatu keadaan dimana pasangan. suami-istri yang telah menikah selama satu tahun atau

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang belum dapat diselesaikan oleh negara-negara maju. dan berkembang di dunia. Studi pada tahun 2013 dari Institute for

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan utama di negara maju dan berkembang. Penyakit ini menjadi

ESTIMASI NILAI CTDI DAN DOSIS EFEKTIF PASIEN BAGIAN HEAD, THORAX DAN ABDOMEN HASIL PEMERIKSAAN CT-SCAN MEREK PHILIPS BRILIANCE 6

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bells Palsy adalah kelumpuhan atau kerusakan pada nervus facialis

BAB I PENDAHULUAN. umum adalah 4-8 %, nodul yang ditemukan pada saat palpasi adalah %,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan

Traktus Gastro Instestinal Traktus Urogenital dan organ reproduksi Traktus Respiratorius Sistem Syaraf Mamae dan organ-organ superfisial

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan para tenaga kerjanya (Siswanto, 2001). penting. Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) tahun 2003

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kuman dapat tumbuh dan berkembang-biak di dalam saluran kemih (Hasan dan

PENGUKURAN DOSIS PAPARAN RADIASI DI AREA RUANG CT SCAN DAN FLUOROSKOPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Novita Rosyida

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu tempat terjadinya inflamasi primer akut. 3. yang akhirnya dapat menyebabkan apendisitis. 1

BAB I PENDAHULUAN. berlebihan khususnya yang lama dan berkelanjutan dengan dosis relatif kecil

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan dibanding hemoragik. Studi rumah sakit yang ada di Medan pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. kematiannya. Karsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian nomor 4 dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Antropologi secara harfiah dapat dikatakan sebagai suatu ilmu yang

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kulit terbagi 2 kelompok yaitu melanoma dan kelompok non

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. banyak pada wanita dan frekuensi paling sering kedua yang menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai bulan sesudah diagnosis (Kurnianda, 2009). kasus baru LMA di seluruh dunia (SEER, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang pada tahap awal belum

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena penderitanya sebagian besar orang muda, sehat dan produktif (Ropper &

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah pasien kanker di dunia setiap tahun selalu meningkat. Kanker

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Stroke didefinisikan sebagai defisit neurologis yang terjadi tiba-tiba

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menular. Menurut Depkes RI, 2003 (dalam Tanjung 2012) Pada akhir abad 20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit perlemakan hati non alkohol atau Non-alcoholic Fatty Liver

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Kanker payudara merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya dimana kerusakan disebabkan gaya mekanik dari luar sehingga timbul gangguan

DAFTAR TABEL. Halaman. Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 780/MENKES/PER/VIII/2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RADIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit dengan prevalensi cukup tinggi di dunia. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. populasi dunia berumur dibawah 45 tahun (Werner & Engelhard, 2007). Penyebab

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PENGGUNAAN PESAWAT SINAR-X RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengusahakan keamanan dan kenyamanan pasien perioperatif. Resiko

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian medication error (kesalahan pengobatan) merupakan indikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO 8-9% wanita di seluruh dunia akan mengalami kanker payudara.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Paradigma mengenai kanker bagi masyarakat umum. merupakan penyakit yang mengerikan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. yang menggunakan sinar-x dengan melakukan suntikan bahan

PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT QIM BATANG

PERBANDINGAN DOSIS RADIASI DI UDARA TERHADAP DOSIS RADIASI DI PERMUKAAN PHANTOM PADA PESAWAT CT-SCAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Karsinoma sel basal merupakan keganasan kulit. tersering, menempati kira-kira 70% dari semua keganasan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit kardiovaskuler ( WHO, 2010). Kanker payudara di Indonesia diperkirakan sekitar 30% dari seluruh jenis kanker yang ditemukan (Kemenkes, 2012). Di Amerika Serikat dilaporkan 200.000 wanita terdiagnosis kanker payudara setiap tahun, pada stadium lanjut angka harapan hidup sekitar 13,3 %. Faktor resiko kejadian kanker payudara meliputi : (1). Wanita yang hamil pertama dengan usia lebih dari 35 tahun, (2). Faktor genetik, (3). Paparan radiasi. Radiasi dosis rendah 1,6-75 cgray pada saat anak-anak dan dewasa muda dikatakan meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara (Hurwithz et al., 2006). Penggunaan alat Computed Tomography scan (CT) dalam proses diagnosis meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Diperkirakan lebih dari 62 juta pemeriksaan CT scan dilakukan di Amerika Serikat setiap tahunnya (Parker, 2006). Angka kejadian kanker akibat penggunaan sinar-x belum diketahui pasti tetapi Johnson O et al., menyebutkan bahwa 0,7 % - 2 % pasien dengan CT scan akan memiliki resiko terkena kanker payudara (Johnson et al., 2012). Pada negara berkembang angka kejadian kanker akibat paparan radiasi sinar-x terjadi diatas usia 60 tahun sebanyak 0,6%-1,8%, di negara Kanada 1,1%, sedangkan di negara Jepang angka kejadian sekitar 3% (Berrington et al., 2009). Pemeriksaan CT scan meliputi pemeriksaan kepala, cervical, thorax, abdomen bagian atas dan

2 bawah serta ekstremitas. Pemeriksaan CT scan kepala untuk menegakkan diagnosis penyakit dan kelainan intrakranial termasuk kelainan bawaan, trauma, radang, neoplasma, serta penyakit degeneratif ( Holmes et al., 2008). Pemeriksaan CT scan hanya 6% dari seluruh pemeriksaan di bidang radiologi, namun menyumbang sekitar 41% dari dosis radiasi yang diterima oleh pasien. Dosis radiasi yang diterima akan bertambah besar dengan pemakaian Multislice Computed Tomography Scan (MSCT) (Buls et al., 2005). Semakin banyaknya penggunaan modalitas radiologi, terutama CT scan memberikan andil yang cukup besar dalam pemberian paparan radiasi dosis rendah pada manusia (Hurwithz et al., 2005). MSCT 64 slices mengeluarkan radiasi sinar-x 35% lebih banyak dibandingkan dengan singleslice CT (SSCT) (Brix et al., 2003; Yates et al., 2004). Dampak radiasi MSCT 64 slices menimbulkan efek langsung maupun efek lanjut bagi pasien (Moore et al., 2006). Radiasi yang diterima oleh pasien pada saat menjalani pemeriksaan CT tidak terbatas pada organ dan area yang menjalani pemeriksaan. Organ di luar area pemeriksaan juga dapat menerima radiasi berupa radiasi hambur. Dosis radiasi hambur yang diterima oleh organ nontarget bervariasi, tergantung dari jenis pemeriksaan yang dilakukan (Rehani et al., 2007). Sekecil apapun dosis radiasi yang diterima dalam proses pemeriksaan pasien, harus dipertimbangkan jumlah radiasi yang diterima dengan cara dipersingkat waktu paparan, dijauhkan dari sumber radiasi, atau digunakan alat pelindung (shielding) (Trinavarat et al., 2011).

3 Pemeriksaan CT kepala adalah pemeriksaan CT yang paling sering dilakukan dengan area pemindaian dari vertex sampai dengan basis cranii (Brix et al., 2003). Dosis rerata pada pemeriksaan MSCT kepala pada orang dewasa adalah 50 mgray (BAPETEN, 2003). Payudara yang merupakan salah satu organ radiosensitif akan terkena radiasi dosis rendah dari pemeriksaan tersebut. Shielding diperlukan untuk mengurangi dosis radiasi tersebut (Mekis et al., 2013). Penelitian Brnic Z et al. tahun 2003 menyimpulkan bahwa penggunaan shielding ukuran 0,35 mm mampu mengurangi dosis yang diterima payudara pada pasien yang menjalani pemeriksaan SSCT kepala. Sepengetahuan peneliti belum ada laporan mengenai pengurangan dosis yang diterima payudara pada pemeriksaan CT kepala dengan MSCT. Pada saat sekarang ini, pemakaian alat pelindung radiasi payudara (shielding payudara) belum mendapat perhatian padahal efek radiasi terhadap organ tersebut sangat buruk. Dalam prosedur operasional proteksi radiasi Instalasi Radiologi RSUP Dr. Sardjito disebutkan bahwa proteksi radiasi terhadap pasien berupa pemakaian (Alat Pelindung Diri/ APD) pada organ vital pasien yang tidak termasuk dalam area pemeriksaan (Instalasi Radiologi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, 2013). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

4 1. Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit kardiovaskuler, dengan angka kejadian kanker payudara sekitar 30% dari seluruh jenis kanker yang ditemukan. 2. Paparan radiasi merupakan salah satu faktor resiko kejadian kanker payudara. Salah satu yang memberi andil paparan radiasi adalah pemeriksaan radiologi yang menggunakan sinar-x. 3. Penggunaan alat CT dalam proses diagnosis meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Penggunaan MSCT membawa konsekuensi meningkatnya dosis radiasi yang diterima oleh pasien. 4. Payudara yang merupakan salah satu organ radiosensitif akan terkena radiasi dosis rendah pada pemeriksaan MSCT kepala. Shielding diperlukan untuk mengurangi dosis radiasi tersebut. 5. Penggunaan shielding 0,35 mm mampu mengurangi dosis radiasi hambur yang diterima payudara pada pemeriksaan SSCT kepala. C. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang sebagaimana yang telah diuraikan, penulis merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: Adakah makna shielding payudara dalam mengurangi dosis radiasi yang diterima payudara pada pemeriksaan MSCT kepala?

5 D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemaknaan shielding payudara dalam mengurangi dosis radiasi yang diterima payudara pada pemeriksaan MSCT kepala. E. Keaslian Penelitian Menurut pengetahuan penulis, belum ada penelitian yang membandingkan dosis radiasi yang diterima oleh organ payudara pada pemeriksaan MSCT kepala tanpa dan dengan penggunaan shielding payudara di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta, dan sejauh penelusuran kami, penelitian serupa belum pernah dilakukan di Indonesia. Terdapat sejumlah penelitian yang berkaitan dengan efektivitas shielding payudara dalam mengurangi dosis hambur yang diterima oleh payudara pada pemeriksaan MSCT kepala. Penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang penulis usulkan. Beberapa penelitian tersebut, yang merupakan sebagian dari sumber acuan bagi penelitian ini, tercantum di dalam Tabel 1.

6 Tabel 1. Penelitian mengenai radiasi payudara pada pemeriksaan CT scan Peneliti, Tahun Subyek Topik Hasil Beaconsfield et al., 1997 Brnic et al., 2003 Parker et al., 2006 Colleti et al., 2013 Alderson-Rando anthropometric Phantom Pada 49 pasien wanita dengan dan tanpa shielding payudara di korelasikan dengan BMI(Body Mass Indeks) Phantom payudara Alderson-Rando anthropometric Phantom, dengan dan tanpa shielding Bismuth Dosis paparan radiasi payudara pada pemeriksaan Cone Beam CT kepala. Penelitian eksperimental untuk menilai efektivitas shielding pada protokol CT scan kepala Pengurangan dosis radiasi yang diterima payudara wanita: data awal dengan tungsten- Antimony yang mengandung shielding payudara. Efektivitas shielding Bismuth dalam mengurangi dosis radiasi pada payudara saat pemeriksaan CT thoraks. Penggunaan shielding lapangan besar, dapat menurunkan dosis radiasi yang diterima oleh payudara sebesar 70%. Efektivitas shielding tergantung pada protokol yang digunakan. Shielding payudara pada pemeriksaan CT kepala dapat mengurangi dosis permukaan sampai 57%. Phantom payudara dengan shielding mampu mengurangi dosis yang diterima 43% sampai dengan 73%. Penggunaan Shielding Bismuth saat pemeriksaan CT mengurangi dosis radiasi payudara secara signifikan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah bahwa penelitian sebelumnya hanya menggunakan phantom sedangkan penelitian ini dilakukan terhadap manusia. Penelitian lain menggunakan shielding Bismuth sedangkan penelitian ini menggunakan shielding yang terbuat dari timbal (Pb) dengan ketebalan 0,5 mm. Penelitian lain menggunakan SSCT sedangkan pada penelitian ini menggunakan MSCT. 1. Dari segi penderita F. Manfaat Penelitian

7 Bagi penderita yang dilakukan pemeriksaan CT kepala, untuk mengurangi paparan radiasi pada payudara perlu mendapatkan alat pelindung (shielding ) sebagai proteksi terhadap radiasi. 2. Dari segi pelayanan kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk penyusunan standar pelayanan medis di Instalasi Radiologi dalam rangka perbaikan pelayanan medis terhadap pasien yang memperoleh pemeriksaan CT kepala untuk mencegah paparan radiasi. 3. Dari segi pendidikan Merupakan sarana proses pendidikan, khususnya dalam melatih cara berpikir dan meneliti. 4. Dari segi pengembangan penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat sebagai salah satu data dasar untuk melanjutkan penelitian selanjutnya.