KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI D.I. YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2017 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,84 PERSEN

dokumen-dokumen yang mirip
KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI D.I. YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2016 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,81 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI D.I. YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2015 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,07 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI D.I. YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2014 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,16 PERSEN

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA AGUSTUS 2015 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,07 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI DIY PADA AGUSTUS 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,97 PERSEN

BPS PROVINSI JAWA BARAT

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA PADA AGUSTUS 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN


KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA, FEBRUARI 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,09 PERSEN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Februari 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Tengah Agustus 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAMBI AGUSTUS 2015

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 3,80 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

BERITA RESMI STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPRI, KEADAAN SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2009

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016

BERITA RESMI STATISTIK. Keadaan Ketenagakerjaan NTB Agustus Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 3,32 persen

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Utara Agustus 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN NOVEMBER 2014


Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jambi Agustus 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2013

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DIY PADA FEBRUARI 2011 SEBESAR 5,47 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2014

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2010

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 2015 *)

Transkripsi:

q BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No.29/05/34/Th.XIX, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI D.I. YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2017 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,84 PERSEN Pada Februari 2017, Penduduk yang bekerja di D.I. Yogyakarta sebanyak 2,056 juta orang atau mengalami peningkatan sekitar 0,69 persen dibanding keadaan Februari 2016 (2,042 juta orang). Nilai persentase itu (0,69 persen) jika diabsolutkan mencapai sekitar 14 ribu orang. Selama setahun terakhir (Feb 2016 Feb 2017), jumlah angkatan kerja D.I. Yogyakarta bertambah sekitar 22 ribu orang atau 1,05 persen. Adapun jumlah angkatan kerja di D.I Yogyakarta Februari 2017 sebesar 2,116 juta orang dan Februari 2016 sebanyak 2,094 juta orang. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di D.I Yogyakarta pada Februari 2017 sebesar 72,00 persen, mengalami peningkatan 0,04 persen poin dibandingkan keadaan Februari 2016 sebesar 71,96 persen. Sektor-sektor yang mengalami peningkatan persentase penduduk yang bekerja selama Februari 2016- Februari 2017 adalah Sektor Pengangkutan (0,38 persen), Sektor Keuangan (1,50 persen), Sektor Jasajasa (2,92 persen) dan Sektor Lainnya (1,03 persen). Sedangkan sektor-sektor yang mengalami penurunan adalah Sektor Pertanian (0,31 persen), Sektor Industri (1,79 persen), Sektor Konstruksi (1,81 persen), dan Sektor Perdagangan (1,05 persen). Penduduk yang bekerja pada kegiatan informal pada bulan Februari 2017 mencapai 52,12 persen Persentase pekerja informal turun 6,25 persen poin jika dibandingkan Februari 2016 (58,37 persen). Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di D.I Yogyakarta dari Februari 2015-Februari 2017 berada dalam kisaran 2,0-4,1 persen dan fluktuatif. Pada Februari 2017 TPT D.I. Yogyakarta mencapai 2,84 persen, mengalami penurunan 0,03 persen poin dibanding TPT Februari 2016 sebesar 2,81 persen. Angka TPT D.I Yogyakarta pada Februari 2017 ini lebih rendah dibanding TPT Nasional sebesar 5,33 persen. 1. SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL Pelaksanaan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) ditujukan untuk menyediakan data pokok ketenagakerjaan yang berkesinambungan dan juga sebagai dasar monitoring dan evaluasi pembangunan baik dalam skala nasional maupun daerah. Sakernas secara khusus memperoleh estimasi data jumlah penduduk bekerja, jumlah pengangguran, dan indikator ketenagakerjaan lainnya serta perkembangannya di tingkat provinsi. Sakernas mulai 2015 dilaksanakan kembali setiap semesteran pada bulan Februari dan Agustus. Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No.29/05/34/Th.XIX, 5 Mei 2017 1

2. ANGKATAN KERJA DI D.I. YOGYAKARTA Indikator ketenagakerjaan diantarnya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). TPAK merupakan perbandingan antara penduduk angkatan kerja dengan penduduk usia kerja. TPAK akan memberikan gambaran tentang penduduk yang aktif secara ekonomi dalam kegiatan sehari-hari merujuk pada suatu waktu dalam periode survei. Hasil Sakernas Februari 2017 di D.I Yogyakarta menunjukan TPAK sebesar 72,00 persen, mengalami penurunan jika dibandingkan keadaan Februari 2016 sebesar 72,20 persen atau selama kurun waktu satu tahun turun 0,20 persen poin. Pola perbandingan TPAK periode Februari 2015 - Februari 2017 ditampilkan pada tabel 1. Sementara itu, bila TPAK dibedakan menurut jenis kelamin akan terlihat kecenderungan TPAK laki-laki lebih tinggi dari TPAK perempuan. TPAK laki-laki hasil Sakernas Februari 2017 di D.I Yogyakarta sebesar 81,07 persen dan TPAK perempuan sebesar 63,29 persen. TPAK perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki. Hal ini disebabkan oleh faktor budaya dimana tanggung jawab mencari nafkah pada umumnya diberikan pada laki-laki sehingga laki-laki cenderung memasuki dunia kerja dibandingkan perempuan. Bila TPAK dibedakan menurut wilayah kecenderungan TPAK pedesaan lebih tinggi dari TPAK perkotaan. TPAK D.I Yogyakarta pada Februari 2017 untuk wilayah pedesaan sebesar 77,37 persen dan TPAK untuk wilayah perkotaan sebesar 69,87 persen. Tabel 1 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama, 2015 2017 2015*) 2016*) 2017*) JenisKegiatanUtama Satuan Februari Agustus Februari Agustus Februari (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. AngkatanKerja Ribuan orang 2.098,08 2.882,98 2.904,30 2.099,44 2.115,97 Bekerja Ribuan orang 2.012,63 1.891,22 2.037,86 2.042,40 2.055,89 Penganggur Ribuan orang 85,45 80,25 59,00 57,04 60.08 2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) % 73,10 68,38 72,20 71,96 72,00 3. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) % 4,07 4,07 2,81 2,72 2,84 4. Pekerja tidak penuh Ribuan orang 469,70 431,88 507,32 553,21 595,11 Setengah penganggur Ribuan orang 97,40 79,45 92,09 106,32 113,16 Paruh waktu Ribuan orang 372,30 352,43 415,24 446,89 481,95 Sumber : Sakernas D.I. Yogyakarta Februari 2015 - Februari 2017 *) Estimasi ketenagakerjaan Februari 2015 Februari 2017 menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk 2010-2035 3. PENDUDUK YANG BEKERJA D.I. YOGYAKARTA Berdasarkan data Sakernas Februari 2017 sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, sektor Pertanian, dan sektor Jasa-jasa. Ketiga sektor tersebut menunjukan angka yang signifikan dibanding dengan sektor lain yaitu masing-masing sebesar 25,54 persen, 22,50 persen, dan 21,31 persen. Besarnya penyerapan ketiga sektor tersebut tidak lepas dari icon D.I. Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota wisata. Sementara itu untuk sektor industri pengolahan menyerap tenaga kerja sebesar 16,06 persen. Bila ditinjau dari Lapangan Pekerjaan Utama selama Februari 2015 - Februari 2017, ternyata memiliki struktur yang sama yaitu bahwa lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, sektor Pertanian, sektor Jasa-jasa dan sektor Industri Pengolahan. Dari keempat sektor 2 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 29/05/34/Th.XIX, 5 Mei 2017

tersebut yang menjadi alternatif pilihan angkatan kerja untuk bekerja adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dan sektor Pertanian. Hal ini tidak bisa dipungkiri bahwa kedua sektor itu cenderung didominasi oleh kegiatan ekonomi yang bersifat informal sehingga relatif lebih mudah untuk menyerap tenaga kerja dibandingkan sektor Jasa-jasa dan sektor Industri Pengolahan yang memerlukan keterampilan khusus dalam bekerja. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama disajikan pada tabel 2 berikut. Tabel 2 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Februari 2015 Februari 2017 Lapangan Pekerjaan Utama 2015*) 2016*) 2017*) Februari Agustus Februari Agustus Februari (1) (2) (3) (4) (5) (6) Pertanian 22,81 22,50 Industri Pengolahan 17,85 16,06 Konstruksi 8,53 6,72 Perdagangan, Hotel dan Restoran 26,59 25,54 Pengangkutan dan Komunikasi 2,35 2,73 Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan 2,61 4,11 Jasa-jasa 18,39 21,31 Lainnya (Pertambangan, Penggalian, Listrik, Gas dan Air 0,87 1,03 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : Sakernas D.I. Yogyakarta Februari 2015 - Februari 2017 *) Estimasi ketenagakerjaan Februari 2015 Februari 2017 menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk 2010-2035 Penduduk D.I Yogyakarta yang bekerja paling banyak tenaga Buruh/Karyawan/Pegawai. Pada Februari 2017 sebesar 42,98 persen dari total pekerja sebagai Buruh/Karyawan/Pegawai atau meningkat sebesar 4,87 persen poin dibandingkan Februari 2016 yang mencapai 38,11 persen. Jika dibandingkan Agustus 2016 yang mencapai 41,58 persen juga mengalami peningkatan yaitu sebesar 1,40 persen poin. Berikutnya diikuti status Berusaha dibantu buruh tidak tetap sebesar 18,19 persen, Pekerja keluarga/tak dibayar sebesar 13,57 persen, Berusaha sendiri sebesar 12,35 persen, Pekerja bebas sebesar 8,01 persen dan Berusaha dibantu buruh tetap sebesar 4,90 persen. Status Pekerjaan adalah kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan di suatu unit usaha/kegiatan selama seminggu yang lalu. Status Pekerjaan dapat digunakan sebagai indikator untuk menggambarkan kegiatan formal dan informal. Dari status pekerjaan utama, kegiatan formal hanya diasumsikan untuk kategori Berusaha dibantu buruh tetap dan kategori Buruh/Karyawan/Pegawai, sedangkan kategori yang lain dianggap sebagai kegiatan informal. Pada Februari 2017 tenaga kerja yang bekerja pada kegiatan formal sebesar 47,88 persen dan yang bekerja pada kegiatan informal sebesar 52,12 persen. Jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2016 sebesar 41,63 persen, persentase pekerja disektor informal mengalami peningkatan sebesar 6,25 persen poin. Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No.29/05/34/Th.XIX, 5 Mei 2017 3

Tabel 3 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama Februari 2015 Februari 2017 2015*) 2016*) 2017*) Status Pekerjaan Utama Februari Agustus Februari Agustus Februari (1) (2) (3) (4) (5) (6) Berusaha Sendiri 15,54 14,15 15,35 12,35 Berusaha dibantu buruh tidak tetap 14,04 19,49 18,83 18,19 Berusaha dibantu buruh tetap 3,48 3,52 3,51 4,90 Buruh/Karyawan/Pegawai 45,31 38,11 41,58 42,98 Pekerja bebas 9,72 11,44 8,19 8,01 Pekerja Keluarga/tak dibayar 11,91 13,29 12,53 13,57 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : Sakernas D.I. Yogyakarta Februari 2014-Februari 2016 *) Estimasi ketenagakerjaan Februari 2014- Februari 2016 menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk 2010-2035 4. PERKEMBANGAN ANGKA PENGANGGURAN D.I. YOGYAKARTA Pekerja tak penuh adalah penduduk yang bekerja dengan waktu kerjanya kurang dari 35 jam seminggu. Pekerja tak penuh di D.I Yogyakarta pada Februari 2017 mencapai 28,95 persen terdiri dari 5,50 persen tergolong setengah pengangguran (masih mau bekerja apabila ada tawaran pekerjaan lain) dan selebihnya 23,45 persen tergolong pekerja paruh waktu (tidak berusaha mencari pekerjaan lain). Jika ditinjau dari status wilayah, Pekerja tak penuh lebih banyak berada diwilayah pedesaan sebesar 32,07 persen dibanding wilayah perkotaan sebesar 27,54 persen. Hal ini dikarenakan wilayah pedesaan pada umumnya waktu penduduk untuk bekerja dari pagi sampai siang rata-rata sekitar 4 jam sehari. Sedangkan jika dilihat menurut jenis kelamin Pekerja tak penuh lebih banyak berjenis kelamin perempuan sebesar 36,98 persen dibandingkan laki-laki sebesar 22,41 persen. Ini terkait dengan waktu terbanyak yang digunakan serta tugas pokok perempuan umumnya untuk mengurus rumah tangga. Secara rinci Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja Seminggu disajikan pada tabel 4. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan perbandingan antara jumlah penganggur dengan jumlah angkatan kerja. TPT dapat digunakan untuk memonitoring dan evaluasi perkembangan angka pengangguran. Fluktuasi TPT D.I. Yogyakarta dari Februari 2015 Februari 2017 kisaran 2,5 4,5 persen dan keadaannya mengalami fluktuasi dan selalu berada dibawah TPT nasional yang berada pada kisaran 5,0 6,5 persen (gambar 1). 4 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 29/05/34/Th.XIX, 5 Mei 2017

Tabel 4 Persentase Jumlah Jam Kerja Seminggu Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Februari 2017 Jam Kerja seminggu Perkotaan Pedesaan Laki-laki Perempuan Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 7 3,74 5,17 2,85 5,83 4,19 8 14 6,13 5,62 5,43 6,64 5,97 15 24 8,43 9,54 6,07 12,09 8,77 25 34 9,24 11,74 8,06 12,42 10,02 0 dan 35 + 72,46 67,93 77,59 63,02 71,05 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 setengah pengangguran 5,65 5,18 5,63 5,35 5,50 Sumber : Sakernas D.I. Yogyakarta Februari 2017 Bila dicermati, TPT D.I. Yogyakarta dan nasional periode Februari 2016 - Februari 2017 memiliki pola yang berbeda. Angka TPT D.I. Yogyakarta mengalami peningkatan dari 2,81 persen pada Februari 2016 menjadi 2,84 persen pada Februari 2017, sedangkan untuk TPT nasional mengalami penurunan dari 5,50 persen pada februari 2016 menjadi 5,33 persen pada Februari 2017. Salah satu penyebab peningkatan TPT D.I. Yogyakarta yaitu : Hujan yang terlambat turun membuat masa tanam padi dan masa panen padi bergeser. Masa panen Februari 2016 terjadi pada akhir bulan sedangkan untuk Februari 2017 terjadi pada awal Maret 2017, selain itu panen lebih banyak yang dilakukan dengan cara ditebaskan. Turunnya produksi industri besar sedang jenis makanan dan jenis mesin dan perlengkapan ytdl di Triwulan I tahun 2017 (Januari-Maret) yang masing-masing sebesar 3,87 persen dan 3,21 persen. Turunnya produksi industri mikro dan kecil jenis percetakan dan reproduksi media rekaman; dan Industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya yang masing-masing sebesar 3,78 persen dan 2,45 persen. Hasil Sakernas D.I. Yogyakarta Februari 2015 - Februari 2017 menunjukan TPT daerah perkotaan selalu lebih besar dibandingkan daerah pedesaan. TPT perkotaan D.I. Yogyakarta Februari 2017 sebesar 3,56 persen lebih tinggi dibandingkan dengan TPT daerah pedesaan sebesar 1,20 persen atau berbeda 2,36 persen poin. Hal ini terjadi karena diwilayah perkotaan memiliki sektor formal yang lebih banyak dibandingkan wilayah pedesaan, seperti diketahui bahwa sektor formal lebih sulit dimasuki oleh para angkatan kerja untuk bekerja karena lebih banyak menggunakan keahlian atau Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No.29/05/34/Th.XIX, 5 Mei 2017 5

syarat-syarat tertentu dibandingkan sektor informal. Selain itu disebabkan juga penduduk pedesaan biasanya tidak terlalu selektif memilih lapangan pekerjaan, sehingga akan melakukan kegiatan apa saja walau hanya sebagai pekerja keluarga, pekerja bebas pertanian dan sebagian masih bertahan di pedesaan dengan berusaha mencari pekerjaan dengan cara melaju (nglajo/commute/pulangpergi/ulang-alik) ke perkotaan, apalagi dengan kemudahan kepemilikan kendaraan bermotor dan semakin baiknya kondisi infrastruktur seperti fasilitas jalan raya. Untuk TPT D.I. Yogyakarta Februari 2017 menurut jenis kelamin ternyata laki-laki lebih besar dibandingkan perempuan dengan perbandingan 2,86 persen berbanding 2,81. Hal ini terjadi karena laki-laki sebagai kepala keluarga khususnya di usia angkatan kerja lebih reaktif dalam upaya untuk bisa mendapat status bekerja. Gambar 1 Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Wilayah dan Jenis Kelamin D.I. Yogyakarta Februari 2015 Februari 2017 Nasional 5,80 6,18 5,50 5,61 5,33 DIY 4,07 4,07 2,81 2,72 2,84 Perempuan 2,59 4,54 1,90 1,50 2,81 Laki-laki 5,23 3,72 3,56 3,68 2,86 Perdesaan 0,95 3,02 1,32 2,55 1,20 Perkotaan 5,30 4,55 3,54 2,79 3,56 Feb 2015 Agustus 2015 Feb 2016 Agustus 2016 Feb 2017 Sumber : Sakernas Februari 2015 - Februari 2017 *) Estimasi ketenagakerjaan Februari 2015-Februari 2017 menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk 2010-2035 Hasil Sakernas D.I. Yogyakarta Februari 2017 menunjukkan bahwa jika dilihat dari tingkat pendidikan yang ditamatkan angkatan kerjanya, TPT tertinggi terjadi pada angkatan kerja dengan tingkat pendidikan SMA Umum sebesar 7,64 persen diikuti Universitas dan SMA Kejuruan masingmasing sebesar 3,43 persen dan 1,98 persen, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengangguran di D.I. Yogyakarta adalah pengangguran terdidik dengan pendidikan minimal SMA/SMK ke atas. Pengangguran terdidik akan berusaha mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan ijazah ataupun keahlian yang mereka miliki dengan harapan gaji yang akan diterima juga sesuai. Sedangkan untuk TPT terendah terjadi pada angkatan kerja dengan tingkat pendidikan tertingginya SD ke bawah sebesar 0,48 persen diikuti tingkat pendidikan SMP sebesar 1,29 persen. 6 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 29/05/34/Th.XIX, 5 Mei 2017

Jika dibandingkan dengan kondisi Februari 2016, terlihat bahwa TPT untuk angkatan kerja dengan tingkat pendidikan SMA Umum sebesar 3,80 persen atau mengalami peningkatan sebesar 3,84 persen poin. Sedangkan untuk jenis pengangguran terdidik lainnya yaitu angkatan kerja dengan tingkat pendidikan tertinggi SMA Kejuruan dan Universitas mengalami penurunan masing-masing sebesar 1,09 persen poin dan 2,13 persen poin. Selama periode Februari 2016-Februari 2017 terlihat bahwa TPT untuk angkatan kerja dengan tingkat pendidikan SMA Umum lebih tinggi dibanding SMA Kejuruan dikarenakan angkatan kerja dengan tingkat pendidikan tertinggi SMA Kejuruan telah memiliki keterampilan dalam bekerja sehingga mereka lebih cepat diterima pasar untuk bekerja dibandingkan angkatan kerja yang berpendidikan SMA Umum. Nilai TPT periode Februari 2015 Februari 2017 disajikan oleh Gambar 2. Gambar 2 Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Pendidikan di D.I. Yogyakarta Februari 2015 Februari 2017 9,00 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 7,64 5,56 3,80 3,00 3,17 3,43 1,60 1,98 1,29 0,48 SD SMP SMA Umum SMA Kejuruan Universitas Feb 2015 Agt 2015 Feb 2016 Agt 2016 Feb 2017 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No.29/05/34/Th.XIX, 5 Mei 2017 7

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi : Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, 55183 Telp.0274-4342234 (Hunting) Fax. 0274-4342230 Email : bps3400@bps.go.id Website : yogyakarta.bps.go.id 8 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 29/05/34/Th.XIX, 5 Mei 2017