probabilitas Atau berlaku hubungan : P(E) + P(Ê) = 1

dokumen-dokumen yang mirip
Ketidakpastian dan teorema bayes UTHIE

Artificial Intelegence EKA YUNIAR

KONSEP DASAR PROBABILITAS

KETIDAKPASTIAN MACAM PENALARAN

KETIDAKPASTIAN PROBABILITAS & TEOREMA BAYES

4/28/2016. Selasa, 26 April 2016 ^ K10

STATISTIK PERTEMUAN III

M. Zidny Naf an Gasal 2016/2017

ARTIFICIAL INTELLIGENCE

KETIDAKPASTIAN MATERI KULIAH Kecerdasan Buatan Kecerdasan

Modul ke: STATISTIK Probabilitas atau Peluang. 05Teknik. Fakultas. Bethriza Hanum ST., MT. Program Studi Teknik Mesin

M. Zidny Naf an Gasal 2016/2017

KETIDAKPASTIAN. 4.1 PROBABILITAS DAN TEOREMA BAYES Bentuk Th. Bayes:

INFERENSI DENGAN KETIDAKPASTIAN. PERTEMUAN 9 Diema Hernyka Satyareni, M.Kom

TEORI KEMUNGKINAN. -PROBABILITAS- Genetika - Suhardi

Ketidakpastian & Kepastian (REASONING)

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENALARAN. Untuk mengatasi ketidakpastian maka digunakan penalaran statistik.

Teori Probabilitas. Debrina Puspita Andriani /

PROBABILITAS (KEMUNGKINAN/PELUANG) PENDAHULUAN PENGERTIAN PROBABILITAS HUKUM PROBABILITAS

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. mengetahui penyakit yang diderita. - Pasien kesulitan jika ingin mencari racikan obat tradisional

Sebelumnya... Sistem Pakar berbasis Aturan (Rule-Based Expert System, RBES) Sistem Pakar Representasi Pengetahuan Penalaran

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT MEMATIKAN PADA PEREMPUAN MENGGUNAKAN METODE BAYES (Studi Kasus : Asri Medical Center)

KONSEP DASAR PROBABILITAS

Berdasarkan sistem yang sedang berjalan, tahapan-tahapan proses. deteksi adanya viskositas darah dalam tubuh adalah sebagai berikut :

BAB 3 Teori Probabilitas

PROBABILITAS 02/10/2013. Dr. Vita Ratnasari, M.Si

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

TEORI PROBABILITAS (KEMUNGKINAN) Saptawati Bardosono

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Oleh: BAMBANG AVIP PRIATNA M

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Dasar Peluang

Konsep Peluang (Probability Concept)

PENGARUH GAME ONLINE TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN TEOREMA BAYES DI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Soal UAS Pengantar Kecerdasan Buatan. Kelas 3IA01, 03, 05, 07, 11, 13, 14, 17, 18, 19, 21, 22 dan 23

Hidup penuh dengan ketidakpastian

2-1 Probabilitas adalah:

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Metode Statistika (STK211) Pertemuan III Konsep Peluang (Probability Concept)

Sekoin uang logam mempunyai dua permukaan H dan T dilemparkan berkali kali. Hasil yg diperoleh pada setiap pelemparan apakah H atau T di catat Hasil

Statistik Farmasi Probabilitas

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

KONSEP DASAR PROBABILITAS OLEH : RIANDY SYARIF

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

Suplemen Kuliah STATISTIKA. Prodi Sistem Informasi (SI 3) STIKOM AMBON Pokok Bahasan Sub Pok Bahasan Referensi Waktu

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT MEMATIKAN PADA PEREMPUAN MENGGUNAKAN METODE BAYES BERBASIS ANDROID

RANCANG BANGUN SISTEM IDENTIFIKASI KELAINAN CONDUCT DISORDER PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE TEOREMA BAYES

Ruang Contoh dan Kejadian

Bab 1 PENGANTAR PELUANG

PEMANFATAN TEOREMA BAYES DALAM PENENTUAN PENYAKIT THT

APLIKASI SISTEM PAKAR BERBASIS ANDROID UNTUK DIAGNOSA AWAL PENYAKIT DAN RACIKAN OBAT TRADISIONAL

Perbedaan antara permutasi dan kombinasi adalah : Dalam permutasi, urutan objek dibedakan.

SELESAIKAN DENGAN FORWARD DAN BACKWARD CHAINING

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

( ) ( ) (3) II-1 ( ) ( )

PENS. Probability and Random Process. Topik 3. Dasar Probabilitas. Prima Kristalina Maret 2015

BAB III PERANCANGAN SISTEM. dari seorang pakar ke dalam sebuah sistem komputer. Dengan memanfaatkan

PS-02 HUKUM-HUKUM PROBABILITAS. Nur Hayati, S.ST, MT Yogyakarta, Februari 2016

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

U n KOMBINATORIAL. A 1 atau A 2 atau... atau A n adalah (n 1 + n n n ). Dengan kata lain

Materi #2 TIN315 Pemeliharaan dan Rekayasa Keandalan Genap 2015/2016

Kompetens n i s : Mahasiswa mam a pu p menjel enj a el s a ka k n gejala ekonomi dengan meng guna k n a konsep probabil i i l t i as

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

STATISTIK INDUSTRI 1. Agustina Eunike, ST., MT., MBA

Uncertainty (Ketidakpastian)

DALIL-DALIL PROBABILITAS

TEORI KEMUNGKINAN (PROBABILITAS)

BAB II PROBABILITAS Ruang sampel (sample space)

Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Alergi Pada Anak Menggunakan Metode Met Teo T rem a Bay Ba es

PENGANTAR MODEL PROBABILITAS

ARTI PROBABILITAS. Pr s =P= 1-q = Pr G =q = 1-p. dalam mana Pr S dan Pr G masing-masing adalah probabilitas sukses dan probabilitas gagal.

peluang Contoh 6.1 Ali mempunyai 2 celana dan 3 baju yang berbeda. Berapa stelan celana dan baju berbeda yang dipunyai Ali? Matematika Dasar Page 46

Konsep Peluang (Probability Concept)

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan komputer untuk mendapatkan informasi yang dapat membantu

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Rancang Bangun Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Meningitis Menggunakan Metode Naïve Bayes Berbasis Web

IMPLEMENTASI TEOREMA BAYES DALAM MENENTUKAN VARIETAS TANAMAN KELAPA SAWIT BERDASARKAN KETEBALAN TEMPURUNG DAN DAGING BUAH

ATURAN DASAR PROBABILITAS. EvanRamdan

DASAR-DASAR TEORI PELUANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pembahasan Contoh Soal PELUANG

Statistika & Probabilitas. Sumber: Materi Kuliah Statistika Dr. Ir. Rinaldi Munir, M.T

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

LEMBAR AKTIVITAS SISWA PELUANG

Hubungan antara kejadian dengan ruang contohnya Representasi secara grafis untuk mengilustrasikan logical relations di antara kejadian kejadian

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA KUCING DENGAN METODE TEOREMA BAYES BERBASIS ANDROID

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern Edisi 3, Buku 1 SUHARYADI PURWANTO S.K

Metode Statistika STK211/ 3(2-3)

CERTAINTY FACTOR UTHIE

Transkripsi:

Teorema Bayes

Teori Probabilitas

probabilitas Misalkan sebuah peristiwa E dapat terjadi sebanyak n kali diantara N peristiwa yang saling eksklusif (saling asing/terjadinya peristiwa yang satu mencegah terjadinya peristiwa yang lain) dan masing-masing terjadi dengan kesempatan yang sama, maka probabilitas terjadinya peristiwa E adalah : Jika P(E) = 0, maka diartikan peristiwa E pasti tidak terjadi, sedangkan P(E)=1, dapat diartikan peristiwa E pasti terjadi, apabila Ê menyatakan bukan peristiwa E, maka diperoleh : Atau berlaku hubungan : P(E) + P(Ê) = 1

Probabilitas bersyarat Jika P(A) menyatakan probabilitas kejadian A, P(B) menyatakan probabilitas kejadian B, probabilitas A terjadi jika B (B A) disimbolkan P(A B), dan besarnya adalah : Dengan cara yang sama, probabilitas bahwa kejadian B terjadi jika kejadian A terjadi terlebih dahulu adalah : Karena maka diperoleh :

Contoh : P(Dila terkena cacar Dila mempunyai bintik-bintik di wajah) adalah 0,8 Ini sama dengan rule berikut : IF Dila mempunyai bintik-bintik di wajah THEN Dila terkena cacar (0,8) Rule ini mempunyai arti sbb : Jika Dila mempunyai bintik-bintik diwajah, maka probabilitas (kemungkinan) Dila terkena cacar adalah 0,8

6 Konsep Dasar Probabilitas KONSEP DASAR HUKUM PROBABILITAS A. Hukum Penjumlahan P(A ATAU B) = P(A) + P(B) Contoh : P(A) = 0,35, P(B) 0,40 DAN P (C) 0,25 Maka P(A ATAU C ) = 0,35 + 0,25 = 0,60 Peristiwa atau Kejadian Bersama A AB B P(A ATAU B) = P(A) + P(B) P (AB) Apabila P(AB) = 0,2, maka, P(A ATAU B) = 0,35 + 0, 40 0,2 = 0,55

7 Konsep Dasar Probabilitas KONSEP DASAR HUKUM PROBABILITAS Peristiwa Saling Lepas P(AB) = 0 Maka P(A ATAU B) = P (A) + P(B) + 0 = P(A) + P(B) A B Hukum Perkalian P( A DAN B) = P(A) X P(B) Apabila P(A) 0,35 DAN P(B) = 0,25 Maka P(A DAN B) = 0,35 X 0,25 = 0,0875 Kejadian Bersyarat P(B A) P(B A) = P(AB)/P(A)

8 Konsep Dasar Probabilitas KONSEP DASAR HUKUM PROBABILITAS Hukum Perkalian P( A DAN B) = P(A) X P(B) Apabila P(A) 0,35 DAN P(B) = 0,25 Maka P(A DAN B) = 0,35 X 0,25 = 0,0875 Kejadian Bersyarat P(B A) P(B A) = P(AB)/P(A) Peristiwa Pelengkap (Complementary Event) P(A) + P(B) = 1 atau P(A) = 1 P(B)

9 Konsep Dasar Probabilitas DIAGRAM POHON Keputusan Jual atau Beli Jenis Saham Probabilitas bersama Diagram Pohon Suatu diagram berbentuk pohon yang membantu mempermudah mengetahui probabilitas suatu peristiwa 1 Probabilitas Bersyarat Jua l 0, 6 Beli BC A BL P BNI BC A BL P BNI 0,35 0,40 0,25 0,3 5 0,4 0 0,25 1 x 0,6 x 0,35 = 0,21 1 x 0,6 x 0,40 = 0,24 1 x 0,6 x 0,25 = 0,15 1 x 0,4 x 0,35 = 0,14 1 x 0,4 x 0,40 = 0,16 1 x 0,4 x 0,25 = 0,10 Jumlah Harus = 1.0 0,21+0,24+0,15+0,14 +0,16+0,10 =1,0

10 Konsep Dasar Probabilitas BEBERAPA PRINSIP MENGHITUNG Factorial (berapa banyak cara yang mungkin dalam mengatur sesuatu dalam kelompok). Factorial = n! Permutasi (sejumlah kemungkinan susunan jika terdapat satu kelompok objek). Kombinasi ncr = n!/r! (n-r)! Kombinasi (berapa cara sesuatu diambil dari keseluruhan objek tanpa memperhatikan urutannya. Permutasi npr = n!/ (n-r)!

11 LATIHAN Berdasarkan hasil penelitian ternyata bahwa mahasiswa pria hanya 40% dari total jumlah mahasiswa di Jakarta. Berdasarkan pada tingkat kelulusan ternyata mahasiswa wanita 90% lulus tepat waktu, dan 80% mencapai IPK di atas 3,0. Sedang mahasiswa pria yang lulus tepat waktu hanya 40% dan IPK di atas 3,0 hanya 50%. Hitunglah: Berapa persen, mahasiswa pria lulus tepat waktu dan IPK di bawah 3,0? Berapa peluang mahasiswi lulus tepat waktu dan IPK di atas 3,0?

Teorema Bayes Ditemukan oleh Reverend Thomas Bayes abad ke 18. Dikembangkan secara luas dalam statistik inferensia. Aplikasi banyak untuk : DSS

Brntuk teorema Bayes untuk evidence tunggal E dan hipotesis tunggal H adalah : Dengan p(h E) = probabilitas hipotesis H terjadi jika evidence E terjadi P(E H) = probabilitas munculnya evidence E, jika hipotesis H terjadi P(H) = probabilitas hipotesis H tanpa memandang evidence apapun P(E) = probabilitas evidence E tanpa memandang apa pun

Contoh : Diketahui p(demam)=0,4. p(muntah)=0,3. p(demam muntah)=0,75. Pertanyaan : a. Berapa nilai dari p(muntah demam)? b. Berapa nilai dari p(muntah demam) jika p(demam)=0,1

JAWAB SOAL A : p(muntah demam)= p(demam muntah) x p(muntah) p(demam) = 0,75 x 0,3 0,4 = 0,56

JAWAB SOAL B p(muntah demam) = p(demam muntah)xp(muntah) = (0,75 x 0,3)/0,1 = 2,25 p(demam) Jawaban di atas salah. Mengapa? Karena nilai probabilitas haruslah antara 0 dan 1. lalu apa yang salah? Perhatikan : p(demam) harus lebih besar atau sama dengan p(demam n muntah). untuk menghitung p(demam n muntah) rumusnya adalah p(demam n muntah) = p(demam muntah) x p (muntah) Jadi, p(demam) 0,225 = 0,75 x 0,3 = 0,225 Untuk nilai p(demam) = 0,1 tidak memenuhi syarat sehingga menghasilkan perhitungan yang salah.

Bentuk Teorema Bayes untuk evidence tunggal E dan hipotesis ganda H1, H2,. Hn dengan: p(hi E) = probabilitas hiposesis Hi benar jika diberikan evidence E. p(e Hi) = probabilitas munculnya evidence E, jika diketahui hipotesis Hi benar. p(hi) = probabilitas hipotesis Hi (menurut hasil sebelumnya) tanpa memandang evidence apapun. n = jumlah hipotesis yang mungkin.

Untuk evidence ganda E1, E2,., Em dan hipotesis ganda H1, H2,., Hn adalah : untuk mengaplikasikan persamaan di atas, maka harus diketahui probabilitas bersyarat dari semua kombinasi yang mungkin dari evidence-evidence untuk seluruh hipotesis. Secara praktis, ini tidak mungkin. Oleh karena itu, persamaan di atas, diganti dengan persamaan :

Contoh kasus Tabel berikut menunjukkan tabel probabilitas bersyarat evidence E 1 E 2 E 3 dan hipotesis H 1 H 2 H 3. Misalkan pertama kali kita hanya mengamati evidence E 3, hitung probabilitas terjadinya hipotesis : a. H 1 jika semula hanya evidence E 3 yang teramati b. H 2 jika semula hanya evidence E 3 yang teramati c. H 3 jika semula hanya evidence E 3 yang teramati

Persoalan ini adalah persoalan teorema bayes untuk evidence tunggal E dan hipotesis ganda H 1 H 2 H 3 dengan persamaan berikut : Jadi,

tampak bahwa setelah evidence E 3 teramati, kepercayaan terhadap hipotesis H i berkurang dan menjadi sama dengan kepercayaan terhadap H 2. kepercayaan terhadap hipotesis H 3 bertambah bahkan hampir sama dengan H 1 dan H 2.

Misalkan setelah kita mengamati evidence E 3 kemudian teramati pula adanya evidence E 1 hitung probabilitas terjadinya hipotesis: a. H 1 jika kemudian teramati pula adanya evidence E 1 b. H 2 jika kemudian teramati pula adanya evidence E 1 c. H 3 jika kemudian teramati pula adanya evidence E 1

Persoalan ini adalah persoalan teorema bayes untuk evidence ganda E 1 E 3 dan hipotesis ganda H 1, H 2, H 3 dengan persamaan

Misalkan setelah kita mengamati evidence E 1 teramati pula adanya evidence E 2, hitung probabilitas terjadinya hipotesis : a. H 1 jika kemudian teramati pula adanya evidence E 2 b. H 2 jika kemudian teramati pula adanya evidence E 2 c. H 3 jika kemudian teramati pula adanya evidence E 2

Jawab :

Contoh soal lainnya : Si Ani mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya. Dokter menduga bahwa Si Ani terkena: 1. Cacar, dengan: Probabilitas munculnya bintik-bintik di wajah, jika Si Ani terkena cacar; p(bintik2 Cacar) = 0,8. Probabilitas Si Ani terkena cacar tanpa memandang gejala apapun; p(cacar) = 0,4 2. Alergi, dengan : Probabilitas munculnya bintik-bintik di wajah, jika Si Ani alergi; p(bintik2 Alergi) = 0,3. Probabilitas Si Ani terkena alergi tanpa memandang gejala apapun; p(alergi) = 0,7.

3. Jerawat, dengan Probabilitas munculnya bintik-bintik di wajah, jika Si Ani jerawatan; p(bintik2 Jerawatan) = 0,9. Probabilitas Si Ani jerawatan tanpa memandang gejala apapun; p(jerawatan) = 0,5.

SOAL LATIHAN 1 Tabel berikut menunjukkan tabel probabilitas bersyarat dari gejala penyakit kulit.

Pertanyaan : A. Bila ada seorang yang menderita gejala gatal-gatal, demam. Tentukan penyakit yang diderita oleh orang tersebut menggunakan teorema bayes!!!! B. Bila beberapa hari kemudian muncul gejala lainnya yaitu muncul peradangan folikuler kecil & merah yang membesar. Tentukan penyakit yang diderita oleh orang tersebut menggunakan teorema bayes!