PEMISAHAN FRAKSI OSMIUM DAN IRIDIUM DALAM MATRIKS OSMIUM ALAM PASCA IRADIASI DENGAN TEKNIK EKSTRAKSI PELARUT

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006

PEMISAHAN 54 Mn DARI HASIL IRADIASI Fe 2 O 3 ALAM MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ANION

PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM

IRADIASI NEUTRON PADA BAHAN SS316 UNTUK PEMBUATAN ENDOVASCULAR STENT

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007

EVALUASI PEMBUATAN IODIUM-125 MENGGUNAKAN SASARAN GAS XENON-124 DIPERKAYA 99.98%

PEMISAHAN RADIOISOTOP 115m In MENGGUNAKAN KOLOM KROMATOGRAFI DENGAN RESIN AG 1X8 (Cl - )

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL E

EVALUASI PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP 153 Sm DAN SEDIAAN RADIOFARMAKA 153 Sm-EDTMP

PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TABUNG PENYIMPANAN TERMODIFIKASI

RADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin

EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali

RADIOAKTIVITAS IODIUM-126 SEBAGAI RADIONUKLIDA PENGOTOR DI KAMAR IRADIASI PADA PRODUKSI IODIUM-125. Rohadi Awaludin

EVALUASI PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP 153 Sm DAN SEDIAAN RADIOFARMAKA 153 Sm-EDTMP

PEMBUATAN NANOPARTIKEL EMAS RADIOAKTIF DENGAN AKTIVASI NEUTRON

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL E

GENERATOR 188W/188Re BERBASIS ALUMINA

RADIOAKTIVITAS IODIUM-125 PADA UJI PRODUKSI MENGGUNAKAN TARGET XENON-124 DIPERKAYA

PEMBUATAN RADIONUKLIDA 188 W MELALUI REAKSI AKTIVASI NEUTRON TERHADAP SASARAN LOGAM TUNGSTEN DIPERKAYA

PRODUKSI RADIOISOTOP. NANIK DWI NURHAYATI,M.SI

5001 Nitrasi fenol menjadi 2-nitrofenol dan 4-nitrofenol

PENGARUH PENCUCIAN LARUTAN NaOCl DAN PENAMBAHAN KOLOM KEDUA ALUMINA TERHADAP YIELD DAN LOLOSAN 99 Mo DARI GENERATOR 99 Mo/ 99m Tc BERBASIS PZC

ANALISIS PERHITUNGAN IRADIASI TARGET PRASEODIMIUM DI REAKTOR SERBA GUNA -GA SIWABESSY

PENGARUH PENCUCIAN LARUTAN NaOCl DAN PENAMBAHAN KOLOM KEDUA ALUMINA TERHADAP YIELD DAN LOLOSAN 99 Mo (Mo BREAKTHROUGH) DARI GENERATOR

EVALUASI PEMBUATAN 99 Mo HASIL REAKSI (n, ) TERHADAP SASARAN MoO 3 ALAM DI PRR BATAN PERIODE TAHUN

PEMANFAATAN GAMMA SPEKTROMETRI UNTUK PENGAMATAN DISTRIBUSI PEMBELAHAN DALAM PELAT ELEMEN BAKAR NUKLIR

J. Iptek Nuklir Ganendra Vol. 16 No. 1, Januari 2013 : ISSN

STUDI PERBANDINGAN METODE AKTIVASI NEUTRON DAN ELEKTRODEPOSISI PADA PENENTUAN URANIUM DAN THORIUM DALAM CONTOH URIN

UJI PRODUKSI 99 Mo HASIL FISI DENGAN BAHAN SASARAN FOIL LEU BUATAN P2TBDU-BATAN

ANALISIS IRADIASI TARGET KALIUM BROMIDA DI REAKTOR SERBA GUNA-GA SIWABESSY

4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat

4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol

Triani Widyaningrum, Triyanto, Endang Sarmini, Umi Nur Sholikhah, Sunarhadijoso Soenarjo.

PENGARUH IRADIASI BATU TOPAS TERHADAP KUALITAS AIR PENDINGIN PRIMER DAN KESELAMATAN RSG-GAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI RADIOISOTOP TULIUM-170 ( 170 Tm) Azmairit Aziz, Muhamad Basit Febrian, Marlina

Azmairit Aziz. Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri, BATAN - Bandung

4027 Sintesis 11-kloroundek-1-ena dari 10-undeken-1-ol

ANALISIS IRADIASI TARGET TULIUM DI REAKTOR SERBA GUNA -GA SIWABESSY

PENGARUH REGENERASI KOLOM ALUMINA ASAM TERHADAP RECOVERY DAN KUALITAS 99m Tc HASIL EKSTRAKSI PELARUT MEK DARI 99 Mo HASIL AKTIVASI NEUTRON

PENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS KOMPOSISI ISOTOPIK URANIUM SECARA TIDAK MERUSAK

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

PROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA PENGUKURAN. RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA ENERGI RENDAH:RADIONUKLIDA Pb-210

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

PENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI

PENGARUH PENCUCIAN LARUTAN NaOCl DAN PENAMBAHAN KOLOM KEDUA ALUMINA TERHADAP YIELD DAN LOLOSAN BERBASIS PZC (POLY ZIRCONIUM COMPOUND)

METODE STANDARDISASI SUMBER 60 Co BENTUK TITIK DAN VOLUME MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT PUNCAK JUMLAH

Unjuk Kerja Generator Radioisotop Mo/ Tc dengan Radioaktivitas

PENINGKATAN KEMURNIAN RADIOKIMIA IODIUM -125 PRODUKSI PRR DENGAN NATRIUM METABISULFIT DAN REDUKTOR JONES

4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat

PEMISAHAN RADIONUKLIDA 137 CS DENGAN METODA PENGENDAPAN CSCLO 4

VALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER ALFA

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH IRRADIASI BATU TOPAZ TERHADAP KUALITAS AIR PENDINGIN REAKTOR G.A.SIWABESSY. Elisabeth Ratnawati, Kawkab Mustofa, Arif Hidayat

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

PENETAPAN KONTAMINAN RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA DALAM PRODUK 99 Mo HASIL FISI URANIUM PENGKAYAAN RENDAH

PEMISAHAN RADIOISOTOP 161 Tb HASIL IRADIASI BAHAN SASARAN GADOLINIUM OKSIDA DIPERKAYA ISOTOP 160 Gd MENGGUNAKAN METODE KROMATOGRAFI EKSTRAKSI

PENENTUAN WAKTU SAMPLING UDARA UNTUK MENGUKUR KONTAMINAN RADIOAKTIF BETA DI UDARA DALAM LABORATORIUM AKTIVITAS SEDANG

Beberapa keuntungan dari kromatografi planar ini :

PENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI SEDIAAN RADIOISOTOP 169 ErCl 3 HASIL IRADIASI BAHAN SASARAN ERBIUM-168 DIPERKAYA 97,75% Azmairit Aziz

III. METODE PENELITIAN

UNJUK KERJA GENERATOR RADIOISOTOP 99 Mo/ 99m Tc DENGAN RADIOAKTIVITAS 99 Mo 600 DAN 800 mci BERBASIS PZC *

GANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN ANALISIS DAN PENENTUAN DISTRIBUSI FLUKS NEUTRON SALURAN TEMBUS RADIAL UNTUK PENDAYAGUNAAN REAKTOR KARTINI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

PEMISAHAN MATRIKS 90 Sr/ 90 Y MENGGUNAKAN ELEKTROKROMATOGRAFI BERBASIS FASA DIAM CAMPURAN ALUMINA-SILIKA

5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat

PEMISAHAN RADIOISOTOP MEDIS 177 Lu DARI MATRIK Yb-Lu PASKA IRADIASI MELALUI RESIN PENUKAR ION DENGAN ELUEN α-hiba DAN LARUTAN HNO 3

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

Penentuan Kadar Besi dalam Pasir Bekas Penambangan di Kecamatan Cempaka dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN)

EVALUASI PEMBUATAN IODIUM-125 MENGGUNAKAN SASARAN GAS XENON-124 DIPERKAYA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

UJI BANDING SISTEM SPEKTROMETER GAMMA DENGAN METODA ANALISIS SUMBER Eu-152. Nugraha Luhur, Kadarusmanto, Subiharto

PENENTUAN KONDISI OPTIMUM DALAM PENANDAAN LIGAN EDTMP DENGAN RADIOISOTOP 170 Tm

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri

BAB III METODE PENELITIAN

44 ISSN Adang H.G.., dkk.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2. Kadarusmanto, Purwadi, Endang Susilowati

3 Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian

Peningkatan Kemurnian Radiokimia Iodium-125 Produksi PRR dengan Natrium Metabisulfit dan Reduktor Jones

GANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN STUDI PRODUKSI RADIOISOTOP Mo-99 DENGAN BAHAN TARGET LARUTAN URANIL NITRAT PADA REAKTOR KARTINI ABSTRAK

FAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL STANDAR PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN UNSUR Hf PADA TENAGA KARAKTERISTIK DENGAN METODA ANALISIS AKTIVASI NEUTRON (AAN)

DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PENINGKATAN EFISIENSI PEMISAHAN RADIOISOTOP TERBIUM-161 BERBASIS KROMATOGRAFI KOLOM UNTUK APLIKASI TERAPI KANKER. Azmairit Aziz

BAB III METODE PENELITIAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A

4002 Sintesis benzil dari benzoin

MODIFIKASI 99 Mo AUTOMATIC LOADING SYSTEM GENERATOR 99 Mo/ 99 mtc BERBASIS PZC

KAJIAN KADAR UNSUR KROM DALAM LIMBAH TEKSTIL DENGAN METODE AAN

SASARAN XENON PAD A PRODUKSI IODIUM-125 PENDAHULUAN ABSTRAK ABSTRACT. 24- ISSN Rohadi Awaludin

OPTIMASI ALAT CACAH WBC ACCUSCAN-II UNTUK PENCACAHAN CONTOH URIN

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

Transkripsi:

PEMISAHAN FRAKSI OSMIUM DAN IRIDIUM DALAM MATRIKS OSMIUM ALAM PASCA IRADIASI DENGAN TEKNIK EKSTRAKSI PELARUT Kadarisman, Hotman Lubis, Sriyono dan Abidin Pusat Radioisotop dan radiofarmaka (PRR) Badan Tenaga Nuklir Nasional ABSTRAK PEMISAHAN FRAKSI OSMIUM DAN IRIDIUM DALAM MATRIKS OSMIUM ALAM PASCA IRADIASI DENGAN TEKNIK EKSTRAKSI PELARUT. Generator Osmium Iridium ada dua macam, yaitu generator radioisotop 191 Os 191m Ir dan 194 Os 194 Ir. Radioisotop 191m Ir dan 194 Ir digunakan di bidang kesehatan, terutama untuk diagnosis fungsi ginjal dengan metoda Angiografi. Dalam penelitian ini dilakukan pemisahan 191 Os dari 192 Ir melalui tahapantahapan penelitian; penyiapan target Osmium alam, iradiasi target, perlakuan target teriradiasi, yang meliputi pengangkutan target teriradiasi ke fasilitas hot cell, pembukaan tabung dan pelarutan, serta proses pemisahan Osmium teriradiasi dengan ekstraksi pelarut menggunakan CCl 4. Analisis radionuklida 191 Os dan 192Ir menggunakan spektrometer gama. Dari hasil percobaan ini diperoleh radionuklida 191 Os dan 192 Ir dalam Osmium alam teriradiasi masing-masing sebesar 87,88 µci dan 20,01 µci saat pemisahan. Radionuklida 191 Os dapat dipisahkan dari pengotor radionuklida 192 Ir dengan radioaktivitas total 14,83 µci dengan efisiensi pemisahan sebesar 16,88% pada akhir pemisahan. Hal ini menunjukkan kemungkinan dapat dipreparasi radionuklida 191 Os atau 194 Os untuk bahan generator 191 Os/ 191m Ir atau 194 Os/ 194 Ir. Kata Kunci : Osmium-191, Iridium-192, Ekstraksi, Generator 191 Os/ 191m Ir atau 194 Os/ 194 Ir. ABSTRACT THE SEPARATION OF FRACTION OF OSMIUM AND IRIDIUM IN OSMIUM MATRIX IRRADIATED WITH THE EXTRACTION LIQUID TECHNIQUE. Generator Osmium - Iridium there is 2 kinds of, that is radioisotope generator 191 Os/ 191m Ir and 194 Os/ 194 Ir. Radioisotope 191m Ir and 194 Ir used in health area, especially to be diagnosed to a kidney function with the Angiography method. In this development conducted separation 191 Os from 192 Ir through research step; experienced Osmium target preparation, target irradiation, treatment of target irradiated, covering the transportation of target irradiated to facility of hot cell, opening save and dissolution, and also separation process of Osmium irradiated by solvent extraction use the CCL 4. Analysis the radionuclide of 191 Os and 192 Ir use the gamma spectrometer. From this attempt result is obtained 191 Os and 192 Ir radionuclide in Osmium irradiated each of 87,88 µci and 20,01 µci of dissolution moment. Radionuclide 191 Os is detachable from 192 Ir radionuclide impurities with the total radioactivity 14,83 µci with the dissolution efficiency of equal to 16,88% by the end of dissolution. This matter show the possibility earn the preparation radionuclide 191 Os or 194 Os for the substance of generator 191 Os / 191m Ir or 194 Os / 194 Ir. Keywords : Osmium-191, Iridium-192, Extraction, 191 Os/ 191m Ir or 194 Os/ 194 Ir Generator. 18

PENDAHULUAN Generator Osmium Iridium ada 2 macam, yaitu generator radioisotop 191 Os 191m Ir dan 194 Os 194 Ir. Radioisotop 191m Ir dan 194 Ir digunakan di bidang kesehatan, terutama untuk diagnosis berbagai penyakit yang berhubungan dengan perubahan aliran darah di dalam ginjal, dengan menetapkan perubahan aliran darah di dalam ginjal, maka dapat dilakukan diagnosis terhadap pasien. Diagnosis ini tidak mungkin dilakukan dengan menggunakan radionuklida 99m Tc dalam bentuk 99m Tc-Merkaptoasetiltriglisina atau 99m Tc-Asam Dimerkaptosuksinat, sebab proses diagnosis ini memerlukan waktu pengamatan dalam orde waktu jam sedang pengamatan perubahan hanya dilakukan dalam orde menit[1]. Radionuklida 191 Os dan 194 Os masingmasing mempunyai umur paro 15,4 hari dan 5,99 tahun yang meluruh dengan memancarkan partikel beta (β) dengan energi maksimum masing-masing pada 100 KeV. Radionuklida 191 Os dan 194 Os ini merupakan radionuklida induk yang masing-masing meluruh menjadi radionuklida anak 191m Ir dan 194 Ir. Sistem produksi radionuklida 191m Ir atau 194 Ir ini disebut sistem generator radioisotop 191 Os/ 191m Ir atau 194 Os/ 194 Ir. Saat ini, sistem generator radioisotop menjadi arah perkembangan untuk proses produksi radioisotop yang digunakan di dalam bidang kesehatan, karena memberikan beberapa keuntungan, yaitu; umur paro dari radionuklida induk pada umumnya panjang, radionuklida anak yang dihasilkan mempunyai kemurnian radionuklida tinggi dan radioaktivitas jenis tinggi. (1 8) Radionuklida 191 Os dan 194 Os berumur paro lebih panjang dibanding radionuklida anak, sehingga umur pemakaian dari generator ini juga panjang. Radioisotop anak yang dihasilkan merupakan non-carrier added, sehingga mempunyai kemurnian radionuklida dan radioaktivitas jenis tinggi yang merupakan sebagian syarat untuk aplikasi di bidang kesehatan[9,10]. Waktu paro radionuklida 191 Os 15,4 hari dan 191m Ir 4,94 detik sedangkan 194 Os 6 tahun dan 194 Ir 19,15 jam. Karakter waktu paro ini tidak memungkinkan dilakukannya studi pemisahan menggunakan model sistem 191 Os - 191m Ir maupun 194 Os - 194 Ir dari matriks osmium alam yang disinari neutron dalam reaktor GA. Siwabessy. Namun karena dalam proses iradiasi di dalam reaktor target osmium menghasilkan radionuklida 191m Ir dan meluruh menjadi 191 Ir stabil di dalam matriks osmium alam teriradiasi, selanjutnya radionuklida 191 Ir yang terbentuk diaktivasi lagi oleh neutron di dalam reaktor dan terbentuk radionuklida 192 Ir dengan umur paro 74 hari. Sehingga di dalam matriks osmium 19

teriradiasi terkandung radionuklida 191 Os dan 192 Ir, maka campuran inilah sebagai model pemisahan osmium - iridium Radioisotop 191 Os langsung dihasilkan dari isotop 190 Os yang ditembak neutron di dalam reaktor, sedangkan 194 Os tidak langsung dihasilkan dari target Osmium alam, melainkan dihasilkan dari radioisotop 193 Os yang terbentuk setelah 192 Os yang ada di dalam Osmium alam ditembak neutron dengan penampang lintang reaksi inti sebesar 2 barn. Selanjutnya radioisotop 193 Os yang terbentuk itu ditembak lagi dengan neutron selama berada di dalam reaktor dengan penampang lintang sebesar 250 mbarn dan membentuk radioisotop 194 Os (umur paro 5,99 tahun). Teknik pemisahan spesi Osmium dengan spesi cemaran Iridium yang dilakukan dalam percobaan ini dapat dikembangkan dan diaplikasikan lebih lanjut untuk sistem pemisahan 191m Ir dari 191 Os dalam generator radioisotop 191 Os/ 191m Ir dan 194 Os/ 194 Ir. Karena umur paro 191m Ir sangat pendek ( 4,96 detik), sistem generator radioisotop 191 Os/ 191m Ir tidak dapat dijadikan model untuk studi pemisahan matriks Osmium Iridium. Umur paro 194 Os sangat panjang (5,99 tahun), sehingga 194 Os sulit terbentuk saat iradiasi di dalam reaktor menggunakan bahan sasaran Osmium alam, karena itu sistem generator 194 Os/ 194 Ir juga sulit dijadikan model untuk studi pemisahan Osmium Iridium. Karena 2 sebab tersebut di atas maka dilakukan upaya pemisahan Os Ir dengan model sistem pemisahan 191 Os dari 192 Ir. Ada beberapa metode pemisahan Osmium Iridium yaitu metode pemisahan dengan menggunakan ekstraksi pelarut, adsorpsi mengunakan karbon aktif dan sistem kolom kromatografi menggunakan campuran silika gel dan Tridodecylmethylammonium Chloride (TDMAC) [8, 9, 10]. Dalam percobaan ini dilakukan pemisahan 191 Os dari spesi 192 Ir menggunakan metoda ekstraksi pelarut. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari teknik pemisahan fraksi osmium dari fraksi iridium dalam matriks osmium alam pasca iradiasi dengan nautron. Ada dua hal yang diharapkan dari penelitian ini yaitu; mendapatkan fraksi radioisotop osmium ( 191 Os) yang bersih dari cemaran 192 Ir dan mendapatkan teknik pemisahan fraksi Osmium dengan Iridium yang diharapkan dapat diterapkan untuk pemisahan 191m Ir dari nuklida induknya yaitu 191 Os TATA KERJA Bahan dan Peralatan Sasaran Osmium Oksida (Os 2 O 3 ) alam, asam klorida (HCl) pekat, asam nitrat (HNO 3 ) pekat, karbon tetra klorida (CCl 4 ), kalium hidroksida (KOH), asam sulfat 20

(H 2 SO 4 ) pekat dan hidrogen peroksida (H 2 O 2 ) 32% dari Merck. Ampul quartz berukuran 1 ml dan akuabides dipasok dari perusahaan lokal. EKSTRAKTOR POMPA VAKUM Preparasi Target Osmium Alam Sebanyak 100 mg serbuk Os 2 O 3 alam ditimbang dan dimasukkan ke dalam ampul quartz. Ampul berisi target Osmium ini ditutup dengan cara dilas. Selanjutnya dimasukkan ke dalam tabung aluminium bagian dalam (Inner Tube). Tabung inner dilas dan diuji kebocorannya pada tekanan - 30 cmhg. Selanjutnya Tabung Inner ini dimasukkan ke dalam Tabung aluminium bagian luar (Outer Tube) dan dilas, setelah itu dibawa ke reaktor untuk diiradiasi dengan neutron di dalam teras reaktor. Gambar 1 Ekstraktor Osmium-191 Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain adalah seperangkat alat ekstraksi yang terbuat dari gelas yang terdiri dari tabung ekstraksi dengan diameter luar 3,0 cm, panjang 8 cm, penyangga PVC, saluran PVC dengan diameter dalam 0,125 inch dan diameter luar 0,250 inch, Pompa Vakum (Powermet, out put 0,20VDC dan 0 s/d 1,2 Amp, input internal 120, 208 atau 230 VAC (Gambar 1). Analisis radioaktivitas menggunakan spektrometer Gama yang dilengkapi dengan detektor HP-Ge tipe N (Tenelec), catu daya model PS-ORTEC 495, dan amplifier model TC-244 (Tenelec), pipet mikro (Eppendorf ) 50 µl,10 µl dan5 µl. Pelarutan Target Osmium Teriradiasi Target Osmium alam teriradiasi dipindahkan dari reaktor ke fasilitas Hot Cell PRR. Tabung outer dan tabung inner dipotong dan ampul quartz yang berisi target Osmium teriradiasi diambil. Sebanyak 15 ml larutan air raja yang dibuat dengan mencampurkan 15 ml HCl pekat dan 5 ml HNO 3 pekat disiapkan. Ampul dipecah bagian atasnya dengan pinset SS. Osmium teriradiasi dipindahkan ke dalam bejana gelas 100 ml. Ampul quartz dibilas dengan air raja secukupnya. Cairan bilasan dimasukkan ke dalam bejana gelas yang berisi target osmium teriradiasi. Pembilasan dilakukan sampai Osmium terpindahkan ke bejana gelas secara kuantitatif. Air raja yang tersisa dimasukkan ke dalam bejana. Larutan Osmium teriradiasi 21

di dalam larutan air raja dibiarkan semalam. Selanjutnya campuran dipanaskan sambil diaduk sampai bahan sasaran Osmium teriradiasi larut sempurna, kemudian diuapkan sampai hampir kering di atas pemanas listrik. Residu diturunkan dari pemanas dan dilarutkan kembali dengan 30 ml akuabides. Larutan Osmium teriradiasi ini dimasukkan ke dalam botol plastik 50 ml bertutup dan disimpan sebagai larutan stok osmium teriradiasi. Sebanyak 5 µl ( 3 kali ulangan) cuplikan larutan stok osmium teriradiasi ditotolkan pada kertas Whatman dan dicacah dengan spektrometer gamma. Spektrum gamma cuplikan itu dicetak dan cacahan/luas puncak pada masing-masing energi gamma yang ada, lama, jam, hari dan tahun pencacahan dicatat, untuk diperhitungkan sebagai koreksi keradioaktifan. Ekstraksi Sebanyak 20 ml CCl 4 dimasukkan ke dalam bejana ekstraksi (Gambar 1), selanjutnya ditambah 4,5 ml H 2 SO 4 6 N dan 0,5 ml H 2 O 2 32 %. Kemudian 50 µl cuplikan larutan osmium teriradiasi dan 15 ml akuabides dimasukkan ke dalam bejana ekstraksi. Dicuplik sebanyak 50 µl dari larutan Osmium teriradiasi agar paparan yang 15 ml Air Raja Pengkisatan 30 ml akuabides 50 µl Lart stok Os. 15 ml Akuabides FRAKSI CCl 4-191 Os EKSTRAKSI BALIK 191 Os FRAKSI CCl 4 PREPARASI TARGET OSMIUM ALAM IRADIASI TARGET PELARUTAN TARGET 20 µl Cuplikan Fraksi 191 Os EKSTRAKSI 191 Os 20 µl Cuplikan Fraksi 191 Os 10 ml KOH 0,75N 5 µl Cuplikan Stok Osmium Teriradiasi 20 ml CCl4 4,5 ml H2SO4 6N 0,5 ml H2O2 32% FRAKSI AIR-IRIDIUM FRAKSI KOH- 191 Os 20 µl Cuplikan Fraksi Air-Ir 20 µl Cuplikan Fraksi 191 Os Gambar 2 Diagram proses pemisahan 191 Os diterima oleh pelaksana tidak melebihi batas dosis yang telah ditetapkan, karena studi proses pemisahan ini dilakukan di luar fasilitas hot cell. Campuran larutan di dalam bejana ekstraksi diaduk dengan teknik vakum selama 10 menit dan dibiarkan sampai terjadi pemisahan fasa air dengan fasa organik (CCl 4 ) secara sempurna. Lapisan (fraksi) organik CCl 4 -Osmium (lapisan bagian bawah) ditampung di dalam bejana gelas 50 ml. Sebanyak 5 µl (3 kali ulangan) cuplikan fraksi CCl 4 -Osmium ditotolkan pada kertas 22

Whatman dan dicacah dengan spektrometer gama. Spektrum gama cuplikan itu dicetak dan luas puncak pada masing-masing energi gama yang ada, lama, jam, hari dan tahun pencacahan dicatat. Lapisan (fraksi) air-iridium (lapisan bagian atas) dialirkan ke bawah dan ditampung dalam botol plastik bertutup 50 ml. Sebanyak 5 µl ( 3 kali ulangan) cuplikan fraksi air-iridium ditotolkan pada kertas Whatman dan dicacah dengan spektrometer gamma. Spektrum gamma cuplikan itu dicetak dan cacahan/luas puncak pada masing-masing energi gamma yang ada, lama, jam, hari dan tahun pencacahan dicatat. Bejana ekstraksi dicuci dengan 50 ml akuabides sebanyak 3 kali ulangan. Air cucian dialirkan ke botol limbah 250 ml. Fraksi CCl 4 -Osmium dimasukkan kembali ke dalam bejana ekstraksi dengan teknik vakum. Sebanyak 10 ml larutan KOH 0,75 N dimasukkan ke dalam bejana ekstraksi. Campuran larutan di dalam bejana ekstraksi itu diaduk dengan teknik vakum selama 10 menit. Setelah selesai pengadukan, didiamkan beberapa saat sampai fasa organik (CCl 4 ) dengan fasa KOH Osmium terpisah sempurna. Fraksi CCl 4 (bagian bawah) dialirkan ke dalam botol plastik 50 ml. Sebanyak 5 µl ( 3 kali ulangan) spesi cuplikan fraksi CCl 4 ditotolkan pada kertas Whatman dan dicacah dengan spektrometer gama. Spektrum gama cuplikan itu dicetak dan luas puncak pada masing-masing energi gama yang ada, lama, jam, hari dan tahun pengukuran dicatat. Fraksi KOH-Osmium (bagian atas) dialirkan ke dalam botol plastik 50 ml bertutup dan disimpan, sebagai produk Osmium. Sebanyak 5 µl ( 3 kali ulangan) cuplikan fraksi KOH-Osmium ditotolkan pada kertas Whatman dan dicacah dengan spektrometer gama. Spektrum gamma cuplikan itu dicetak dan luas puncak pada masing-masing energi gama yang ada, lama, jam, hari dan tahun pencacahan dicatat. Diagram proses pemisahan 191 Os dengan 192 Ir dapat dilihat dalam Gambar 2. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam proses pemisahan radionuklida 191 Os ini digunakan Os 2 O 3 alam sebagai bahan sasaran. Osmium alam mempunyai 7 buah isotop dan jika diiradiasi di dalam reaktor menghasilkan beberapa isotop stabil dan radioaktif seperti dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini; Tabel 1 Komposisi isotop dalam target Osmium alam. ISOTOP (11) REAKSI INTI (n,γ) N A E Os-184 184 Os(n,γ) 185 Os 185 Os 646 Os-186 186 Os(n,γ) 187 Os (stabil) - - Os-187 187 Os(n,γ) 188 Os (stabil) - - Os-188 188 Os(n,γ) 189 Os (stabil) - - Os-189 189 Os(n,γ) 190 Os (stabil) - - Os-190 190 Os(n,γ) 191 Os 191m Ir / 191 Ir (stabil) 129,6 191 Ir(n,γ) 192 Ir 192 Ir / 192 Pt (stabil) 316,6 Os-192 192 Os(n,γ) 193 Os Ir-193 (stabil) - 193 Os(n,γ) 194 Os Ir-194 328 KET: KLMP = Kelimpahan, NA = Nuklida Anak, E = Energi Gamma 23

Tabel 1 menunjukkan bahwa radioisotop 191 Os terbentuk langsung dalam reaksi aktivasi neutron dengan bahan sasaran Os 2 O 3 alam, sedangkan 194 Os tidak langsung dihasilkan dari target Osmium alam, melainkan dihasilkan dari radioisotop 193 Os yang terbentuk setelah Osmium alam diiradiasi, yaitu dari isotop 192 Os yang ditembak dengan neutron dengan penampang lintang reaksi inti sebesar 2 barn. Selanjutnya radioisotop 193 Os yang terbentuk itu ditembak dengan neutron selama berada di dalam reaktor dengan penampang lintang sebesar 1,54 barn dan membentuk radioisotop 194 Os (umur paro 5,99 tahun). Radioisotop 191 Os dan 194 Os ini meluruh dengan memancarkan partikel beta masing-masing menghasilkan radionuklida 191m Ir dan 194 Ir[12]. Radioisotop 191m Ir yang terbentuk dari peluruhan β - radionuklida 191 Os selanjutnya meluruh menjadi isotop stabil 191 Ir. Isotop 191 Ir ini selama di dalam reaktor Tabel 2. Hasil analisis cuplikan Osmium teriradiasi dengan spektrometer gamma E (KeV) RN CCH INT (%) 129,6 Os-191/Ir-191m 2697 0,25 295,94 Ir-192 482 0,29 308,44 Ir-192 524 0,30 316,60 Ir-192 1355 0,83 468,2 Ir-192 589 0,48 diaktivasi dengan neutron dan membentuk radionuklida 192 Ir dengan penampang lintang reaksi inti yang cukup besar (0,1 barn). Dengan demikian radionuklida 192 Ir ini merupakan radionuklida pengotor 191 Os/ 191m Ir, 129,6 KeV 192 Ir, 316,7 KeV Gambar 3 Spektrum Gamma Osmiun Teriradiasi bila 191 Os yang dihasilkan kelak akan digunakan sebagai radionuklida induk generator radioisotop 191 Os/ 191m Ir, sehingga radionuklida 192 Ir harus dipisahkan dari radionuklida 191 Os. KET. : E = Energi, RN = Radionuklida, CCH = Cacahan INT = Intensitas 24

Tabel 3. Hasil analisis fraksi CCl 4 - Osmium E (KeV) RN CCH INT. (%) 129,6 Os-191 2697 0,25 295,94 Ir-192-0,29 308,44 Ir-192-0,30 316,60 Ir-192-0,83 468,2 Ir-192-0,48 Pada proses pemisahan radioisotop 191 Os dengan 192 Ir melalui metoda ekstraksi pelarut diperoleh hasil fraksi organik (CCl 4 - Osmium) yang mengandung radionuklida 191 Os yang ditunjukkan dalam spektrum gamma fraksi CCl 4 -Osmium (Gambar 4) dan Tabel 3. KET. : E = Energi, RN = Radionuklida, CCH = Cacahan INT = Intensitas Hasil analisis spektrometer gama dari cuplikan Os 2 O 3 alam teriradiasi menunjukkan adanya radioisotop utama 191 Os (129,94 KeV) dan 192 Ir (308,4, 316,6 dan 468,2 KeV) (Tabel 2), sedangkan radioisotop 185 Os pemancar gama dengan energi 646 KeV tidak terdeteksi, hal ini disebabkan kelimpahan isotop 184 Os kecil (0,02%) dan umur paro 185 Os panjang (94 hari). Radioaktivitas Osmium-191 dan Iridium-192 yang diperoleh dengan pencacahan menggunakan spektrometer gama pada saat pencacahan dari cuplikan bahan Osmium teriradiasi masing - masing sebesar 87,88 µci dan 20,01 µci dengvolume 30 ml, atau masing-masing dengan konsentrasi radio-aktivitas sebesar 2,93 µci/ml dan 0,67 µci/ml dan spektrum gama hasil pencacahan dapat dilihat dalam Gambar 3. KET: Angka menunjukkan energi (KeV) spektrum radionuklida Gambar 4 Spektrum Gamma Fraksi Osmium Proses pemisahan 191 Os yang awalnya berupa K 2 [OsO 4 (OH) 2 ] (kalium perosmat) dari spesi 192 Ir dengan ekstraksi menggunakan CCl 4 dalam suasana H 2 SO 4 dan H 2 O 2. Dalam suasana asam, kalium perosmat diubah menjadi bentuk OsO 4, dan terserap dalam fraksi CCl 4. Fasa air yang berisi sebagian besar 192 Ir dipisahkan dari spesi organik (CCl 4 ). Selanjutnya OsO 4 dalam spesi organik (CCL 4 ) diekstraksi kembali dengan menggunakan larutan basa yaitu KOH 0,75N. Spesi Osmium lepas dari fasa organik sebab 25

spesi Osmium berubah menjadi kalium perosmat kembali, maka diperoleh spesi 191 Os yang mayoritas yang merupakan induk dari generator radioisotop 191 Os/ 191m Ir. Setelah dilakukan perhitungan dengan mempertimbangkan koreksi waktu maka diperoleh konsentrasi radioaktivitas 191 Os sebesar 2,08 µci/ml dengan volume 20 ml atau dengan radioaktivitas total sebesar 41,45 µci, dengan efisiensi pemisahan sebesar 70,90%. Artinya proses ekstraksi 191 Os tidak kuantitatif, namun dalam fraksi ini tidak mengandung radionuklida 192 Ir yang berarti bahwa fraksi 192 Ir dapat dipisahkan dengan fraksi radionuklida 192 Os. Tabel 4. Hasil analisis fraksi Air-Ir dengan spektrometer gamma terlihat puncak energi γ 129,6 KeV yang menunjukkan keberadaan 191 Os dan/atau 191m Ir (Gambar 5 dan Tabel 4). 129,6 295,6 159,2 177,6 198,3 279,6 265,7 308,6 412,6 E (KeV) RN CCH INT. (%) 129,6 Os-191 3030 0,25 295,94 Ir-192 905 0,29 308,44 Ir-192 1044 0,30 316,60 Ir-192 2525 0,83 468,2 Ir-192 1060 0,48 KET. : E = Energi, RN = Radionuklida, CCH = Cacahan INT = Intensitas 316,8 468,4 Artinya proses ekstraksi 191 Os tidak kuantitatif, namun dalam fraksi ini tidak mengandung radionuklida 192 Ir yang berarti bahwa fraksi 192 Ir dapat dipisahkan dengan fraksi radionuklida 192 Os. Karena fraksi Ir masih mengandung spesi Osmium, maka dalam fraksi air-iridium KET: Angka menunjukkan energi (KeV) spektrum radionuklida Gambar 5 Spektrum gamma fraksi Air-Ir Pada proses ekstraksi balik untuk mengambil 191 Os dari fraksi CCl 4 menggunakan larutan KOH 0,75N dihasilkan produk konsentrasi radioaktivitas sebesar 1,49 26

µci/ml dalam volume 20 ml, jadi radioaktivitas total 191 Os dalam produk akhir sebesar 14,83 µci, dengan efisiensi pemisahan sebesar 16,88%. Dari hasil pembahasan di atas menunjukkan bahwa proses ekstraksi menggunakan CCl 4, radionuklida 191 Os tidak terpisahkan secara kuantitatif dan proses ekstraksi balik untuk mengambil radionuklida 191 Os dari fraksi CCl 4 juga kurang efektif karena akhirnya hanya menghasilkan efisiensi pemisahan sebesar 16,88%. Untuk meningkatkan efisiensi pemisahan 191 Os dari 192 Ir, selanjutnya akan dikaji metoda pemisahan alternatif untuk radionuklida 191 Os dengan 192 Ir, terutama metoda penukaran ion. Hasil pencacahan dengan spektrometer gama dari Osmium teriradiasi menunjukkan adanya radionuklida 191 Os dan 192 Ir, sedangkan radionuklida 194 Os (energi gamma = 43 KeV) belum terdeteksi. Artinya dengan menggunakan osmium alam (kelimpahan 192 Os sebesar 41%) sebanyak 100 mg dan diiradiasi selama sekitar 10 hari di dalam reaktor RSG G.A. Siwabessy dengan fluks neutron sebesar 1,26 x 10 14 n cm -2 s -1 belum dapat dihasilkan radionuklida 194 Os. Sebagai perbandingan bahwa telah dilakukan proses produksi radionuklida 194 Os yang merupakan radionuklida induk dalam sistem generator 194 Os/ 194 Ir yang menghasilkan radionuklida 194 Ir yaitu dengan mengiradiasi target 192 Os diperkaya secara istopik lebih dari 90% sebanyak 1 mgram di dalam reaktor dengan fluks neutron 2,5 x 10 15 n/cm 2 detik selama 60 hari di Oak Ridge National Laboratory (ORNL) AS, dari penelitian itu hanya menghasilkan radionuklida 194 Os dengan radioaktivitas 0,5 mci saat akhir iradiasi[10]. Artinya untuk dapat menghasilkan radionuklida 194 Os harus digunakan bahan sasaran Osmium diperkaya dan waktu iradiasi diperpanjang lebih dari 60 hari, karena waktu paro 194 Os sangat panjang yaitu 5,99 tahun. Fluks neutron yang rata-rata 1,26 x 10 14 n cm -2 detik -1 masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan fluks neutron di reaktor yang digunakan di ORNL AS. Iradiasi pada reaktor GA Siwabessy dengan menggunakan bahan sasaran Osmium diperkaya dengan isotop 192 Os sekalipun kelihatannya belum memungkinkan untuk menghasilkan radioisotop 194 Os dalam jumlah yang mencukupi untuk studi generator radioisotop 194 Os/ 194 Ir. Kondisi yang mendekati ideal untuk dapat menghasilkan radionuklida 194 Os adalah harus digunakan sasaran Osmium diperkaya secara isotopik dari 192 Os di atas 90%, waktu iradiasi sekitar 2 s/d 3 bulan dan fluks neutron yang lebih tinggi dari fluks neutron di RSG GA. Siwabessy, Serpong. 27

KESIMPULAN Radioaktivitas Osmium-191 dan Iridium-192 yang diperoleh dengan penngukuran menggunakan spektrometer gama pada saat proses pemisahan dari cuplikan bahan Osmium teriradiasi masingmasing sebesar 87,88 µci dan 20,01 µci dengan volume 30 ml, atau masing-masing dengan konsentrasi radioaktivitas sebesar 2,93 µci/ml dan 0,67 µci/ml. Radionuklida 191 Os dengan 192 Ir dapat dipisahkan dengan metoda ekstraksi pelarut dengan efisiensi pemesahan sebesar 70,90%. Namun efisiensi pemisahan ekstraksi balik untuk mengambil radionuklida 191 Os dari fraksi CCl 4 yaitu sebesar 16,88%, tetapi tanpa pengotor radionuklida 192 Ir. Radionuklida 194 Os yang merupakan radionuklida induk generator radioisotop 194 Os/ 194 Ir belum dapat dihasilkan. Untuk dapat menghasilkan radionuklida 194 Os diusahakan menggunakan bahan sasaran 192 Os diperkaya sekitar 90% dan waktu iradiasi lebih dari 60 hari. SARAN Disarankan untuk dikaji lebih lanjut pemisahan radionuklida 191 Os dengan 192 Ir menggunakan metoda alternatif, terutama dengan metoda penukaran ion. DAFTAR PUSTAKA 1. S. TED TREVES, S. MD, ALAN B. PACKARD A.B. PhD, LEO C.T. FUNG, MD, Assessment of Rapid Changes in Renal Blood Flow with 191m Ir, an Ultra- Short-Lived Radionuclide, The Journal of Nuclear Medicine Vol. 28, No. 10, 1571 1576 (2003). 2. C. CHENG, S. TREVES, A. SAMUEL, MA. DAVIS, A new osmium- 191/iridium-191m generator. J Nucl Med, 21, (1980),1169 1176. 3. A.B. PACKARD, GM O'BRIEN, S. TREVES, The development of an 191 Os/ 191m Ir generator using an osmium chelate parent complex. I. trans- Dioxobismalonatoosmate(VI), Nucl Med Biol, 13, (1986), 519 526. 4. A.B. PACKARD, S. TREVES, G.M. O'BRIEN, An osmium-191/iridium-191m generator using an oxalate osmate parent complex, J Nucl Med, 28, (1987), 1571 1576. 5. C. BRIHAYE, TA. BUTLER, FF. KNAPP, The Os-191/Ir-191m generator for clinical use. I. Evaluation of potential adsorbents, J Radioanal Chem Nucl Chem, 102 (1986), 399 411. 6. C. BRIHAYE, T.A. BUTLER, FF. KNAPP, Guillaume M. A new osmium- 191/iridium-191m radionuclide generator 28

system using activated carbon, J Nucl Med, 27 (1986), 380 387. 7. C. BRIHAYE, M. GUILLAUME, TA. BUTLER, FF. KNAPP, Evaluation of the reactor production of osmium-191 for use in the carbon-based Os-191/Ir-191m medical generator, In: Seminar on radionuclide generators, Vienna, Austria, 13 17 October 1986. Symposium, IAEA- SR-131/08, 1986. 8. R.J. CALLAHAN, D. FUND, SC. DRAGOTAKES, DE. RICE, MM. GOODMAN, M BARLAI-KOVACH, M HUNFORD, FF. KNAPP, HW. STRAUSS, Evaluation of the Os-191/Ir- 191m generator in the constant infusion mode [abstract], J Nucl Med., 27, (1986), 916. 9. C. BRIHAYE, S. DEWEZ, M. GUILLAUME, AP. CALLAHAN, DE. RICE, AND FF. KNAPP, Reactor Production and Purification of Osmium- 191 for Use in a New 191 Os/ 191 mir Radionuclide Generator System, Appl. Radiat. Isot. 40 (2), (1989), 183 19 10. Osmium-191/iridium-191m radionuclide, US Patent Issued on July 28, 1987 11. D. ISSACHAR, S. ABRASHKIN, J. WEINIGER, D. ZEMACH, E. LUBIN, C. HELLMAN, D. TRAMPER, Osmium- 191/iridium-191m generator based on silica gel impregnated with tridodecylmethylammonium chloride, J Nucl Med, 30, (1989), 538 541. 12. Manual for reactor produced radioisotopes, IAEA-TECDOC-1340, International Atomic Energy Agency (IAEA), (2003) 150 154. 13. G. FRIEDLANDER, JW. KENNEDY, S. EDWARD, MACIAS, JM MILLER, Nuclear and Radiochemistry, John Wiley & Sons, Inc. 3 rd Edition (1981), p. 638. 14. W. SEELMANN-EGGERBERT, G. PFENNIG, H. MUNZEL, H. KLEWE- NEBENIUS, Chart of the Nuclides, Institut Fur Radiochemie, Kernfor Schungszentrum Kalrsruhe GMBH, Germany. 29