AKUNTANSI PERPAJAKAN. PSAK 46 : Standar Akuntansi atas PPh

dokumen-dokumen yang mirip
Pendahuluan. Definisi Pajak Kini dan Pajak Tangguhan

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

PPh terutang, Pajak penghasilan yang dihitung berbasis penghasilan kena pajak yang sesungguhnya dibayar kepada pemerintah, Beban Pajak Penghasilan Paj

PSAK 46 AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN REVISI 2014

AKUNTANSI PERPAJAKAN DAMPAK TAX AMNESTY TERHADAP PELAPORAN KEUANGAN SESUAI DENGAN PSAK 70

MANAJEMEN PERPAJAKAN

BAB II TELAAH PUSTAKA. dikenakan atas laba kena pajak perusahaan. yang diterima atau yang diperolehnya dalam tahun pajak.

PERPAJAKAN II. Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. pajak ini dikenakan atas laba kena pajak perusahaan. diperolehnya dalam tahun pajak.

PERENCANAAN PAJAK (S1 AK ALIH JENIS)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap entitas memiliki kewajiban untuk membayar pajak kepada negara sesuai

BAB II LANDASAN TEORI

b) transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian lain pada periode berjalan yang diakui pada laporan keuangan perusahaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang dengan

PAJAK PERUSAHAAN Pajak penghasilan perusahaan Pajak pihak ketiga PPN dan PPnBM Pajak Lain-lain 2

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang akan

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk

LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL DAN FISKAL. Amanita Novi Yushita

BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar belakang masalah

Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan Bagaimana mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak pada periode berjalan dan mendatang:

1. Pengertian Penghasilan Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan. Pengertian penghasilan menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan. beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG

AKUNTANSI PROPERTY INVESTASI

By Afifudin PSP FE Unisma 2

ACCOUNTING FOR INCOME TAX

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mardiasmo ( 2006 ) mendefinisikan, Pajak adalah iuran rakyat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

IKATAN AKUNTANSI INDONESIA LATIHAN AKUNTANSI PERPAJAKAN Oleh : Purno Murtopo, S.E., M.Si.

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

Akuntansi Pajak Atas Liabilitas (Kewajiban)

MENYIKAPI PERBEDAAN LABA MENURUT PSAK DAN FISKAL : PERLUKAH DIBUAT PEMBUKUAN GANDA?

kini dan pajak tangguhan yang sajikan telah benar sesuai dengan

STANDAR AKUNTANSI TERKAIT TAX AMNESTY DAN ISSUE-ISSUE TERKAIT

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK TANGGUHAN PADA LAPORAN KEUANGAN PT BUMI SARANA UTAMA. Dahniyar Daud *)

PENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERPAJAKAN

BAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pengertian dan Fungsi Pajak Penghasilan. 1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)

Oleh Iwan Sidharta, MM.

4. PPh TERUTANG (Pilih salah satu sesuai dengan kriteria Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, lihat Buku Petunjuk Pengisian SPT) 10a. 10b.

AKUNTANSI UNTUK PAJAK PENGHASILAN

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

AKUNTANSI PERPAJAKAN PEMBUKUAN & PENCATATAN. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB I PENDAHULUAN. terutang dan yang telah dibayar sebagai mana telah ditentukan dalam

BAB II TELAAH PUSTAKA. Jendral Pajak dalam perhitungan laba fiskal. lebih lanjut oleh PSAK 46 (2002:4), yaitu:

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

AKUNTANSI PAJAK. Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may back to pg 26

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. kebijakan akuntansi oleh manajer dan bagaimana manajer akan merespon

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan

PT GARUDA METALINDO Tbk

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

BAB II LANDASAN TEORI. pembangunan adalah penerimaan yang berasal dari dalam negeri yaitu dari sektor pajak.

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

Catatan 31 Maret Maret 2010

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak menarik perhatian adalah book-tax differences yaitu perbedaan

Sambutan Program Studi Magister Akuntansi (MAKSI) Universitas Indonesia vii. Kata Pengantar Penerbit xi. lg,ioft I '.ftcjohuluoft

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Penghasilan menurut Akuntansi dan Pajak. Penghasilan menurut SAK No. 23 meliputi pendapatan (revenue)

Modul ke: PERPAJAKAN II BUNGA PINJAMAN. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi.

AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Aktiva Tidak Berwujud

BAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI. Soemitro, SH (Mardiasmo, 2006) adalah iuran rakyat kepada negara yang dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. itu dibutuhkan suatu penyusunan rekonsiliasi laporan keuangan fiskal.

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

BAB I PENDAHULUAN. sarana atau alat komunikasi perusahaan dengan pihak-pihak lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Menurut Eisenhardt dalam

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Joanna Junaedi (2010) dengan judul Analisis Rekonsiliasi Fiskal Atas

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak

BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA

ANALISIS PERBEDAAN LABA MENURUT UNDANG- UNDANG PAJAK PENGHASILAN NO.17 TAHUN 2000 DENGAN PSAK 17 PADA PT. CATUR SENTOSA ADIPRANA PEKANBARU

BAB II LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut, iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang

BAB 1 PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, agraria, maritim yang mencoba untuk bangkit dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang berdaulat. Dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan dunia bisnis dan usaha, informasi akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan produk yang dihasilkan dari akuntansi yang harus

BAB II LANDASAN TEORI. pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian, kewajiban dan peran serta

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Komponen Laporan Keuangan Lengkap Beserta Contoh dan Penjelasan

BAB II LANDASAN TEORI

Rekonsiliasi LK Komersial ke LK Fiskal

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

NOMOR :. TANGGAL : MULAI TAHUN PAJAK :

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang diberikan, maka tidak terlepas bahwa pajak memiliki peran

BAB IV PEMBAHASAN. Pengenaan Pajak atas Penghasilan PT PIBS. PT PIBS adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi.

LAPORAN KEUANGAN KOMERSIL DAN FISKAL. ARIS MUNANDAR, SE., M.Si

BAB II KAJIAN PUSTAKA

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menurut Rochmat Soemitro, seperti yang dikutip Waluyo (2008:3)

Transkripsi:

AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: PSAK 46 : Standar Akuntansi atas PPh Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013 Email : suhirmanmadjid@ymail.com www.mercubuana.ac.id

Standar Akuntansi PPh Pajak Penghasilan adalah Pajak yang dikenakan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh. menurut pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008, Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun

Standar Akuntansi PPh Di Indonesia, penghitungan mengenai akuntansi pajak ppenghasilan diatur dalam PSAK No. 46 yang berlaku sejak tanggal 1 Januari 1999 untuk perusahaan yang menerbitkan surat-surat berharga yang diperdagangkan kepada publik dan bagi perusahaan lainnya dimulai pada atau setelah 1 Januari 2001.

Standar Akuntansi PPh Di dalam PSAK 46 dikenal dengan adanya Pajak Kini (Current Tax) dan Pajak Tangguhan (Deffered Tax). Pajak Kini adalah Beban Pajak yang didapat dari PPh yang terutang atas Penghasilan dalam periode saat ini. Pajak Tangguhan adalah Pajak yang merupakan potensi pajak yang akan dikenakan terhadap Wajib Pajak di masa yang akan datang. Pajak Tangguhan terdiri dari Beban Pajak Tangguhan (Deffered Tax Expense/DTE), Kewajiban Pajak Tangguhan (Deffered Tax Liabilities/DTL) dan Aktiva Pajak Tangguhan (Deferrred Tax Asset/DTA), Manfaat Pajak Tangguhan (Deffered Tax Income/DTI).

Standar Akuntansi PPh Koreksi fiskal adalah : Koreksi atau penyesuaian yang harus dilakukan oleh wajib pajak sebelum menghitung Pajak Penghasilan (PPh) bagi wajib pajak badan dan wajib pajak orang pribadi (yang menggunakan pembukuan dalam menghitung penghasilan kena pajak). Koreksi fiskal terjadi karena adanya perbedaan perlakuan/pengakuan penghasilan maupun biaya antara akuntansi komersial dengan akuntansi pajak.

Standar Akuntansi PPh Jenis koreksi fiskal adalah sebagai berikut : A. Koreksi fiskal positif Yaitu koreksi fiskal yang menyebabkan penambahan penghasilan kena pajak dan PPh terutang. Contoh : Biaya PPh B. Koreksi fiskal Negatif Yaitu koreksi yang menyebabkan pengurangan penghasilan kena pajak dan PPh terutang. Contoh : Penghasilan bunga deposito.

Standar Akuntansi PPh Perbedaan dalam koreksi fiskal a. Beda tetap. Yaitu penghasilan dan biaya yang diakui dalam penghitungan laba neto untuk akuntansi komersial tetapi tidak diakui dalam penghitungan akuntansi pajak. Contoh penghasilan : sumbangan, Penghasilan bunga deposito. Contoh biaya : biaya sumbangan, biaya sanksi perpajakan. b. Beda waktu Yaitu penghasilan dan biaya yang dapat diakui saat ini oleh akuntansi komersial atau sebaliknya, tetapi tidak dapat diakui sekaligus oleh akuntansi pajak, biasanya karena perbedaan metode pengakuan. Contoh penghasilan : pendapatan laba selisih kurs Contoh biaya : biaya penyusutan, biaya sewa

PSAK 46 Akuntansi PPh PSAK No.46 ini bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi atas pajak penghasilan melalui pengakuan, pengukuran/penilaian, penyajian, pengungkapan pajak penghasilan dan pengaruhnya.

PSAK 46 Akuntansi PPh PENGUKURAN Liabilitas (aset) pajak kini untuk periode kini dan periode sebelumnya diukur sebesar jumlah yang diharapkan untuk dibayar (direstitusi) kepada otoritas perpajakan, yang dihitung menggunakan tarif pajak (peraturan pajak) yang telah berlaku atau yang telah secara substantif berlaku pada periode pelaporan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan harus diukur dengan menggunakan tarif pajak yang akan berlaku pada saat aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan, yaitu dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau yang telah secara substantif berlaku pada periode pelaporan.

PSAK 46 Akuntansi PPh Tarif Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan dibagi menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut : Tarif Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan untuk Tahun Pajak 2015 berdasarkan Pasal 17 dan Pasal 31 E Undang-Undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan. Tarif Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan untuk Tahun Pajak 2015 berdasarkan PP Nomor 46 Tahun 2013

PSAK 46 Akuntansi PPh PENYAJIAN a. Saling Hapus Entitas melakuan saling hapus atas aset pajak kini dan liabilitas pajak kini jika dan hanya jika, entitas: (a) memiliki hak secara hukum untuk melakukan saling hapus jumlah yang diakui; dan (b) berniat untuk menyelesaikan dengan dasar neto, atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan. Entitas melakukan saling hapus aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan jika dan hanya jika: (a) entitas memiliki hak secara hukum untuk saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini; dan (b) aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan otoritas perpajakan. oleh

PSAK 46 Akuntansi PPh b.beban (Penghasilan) Pajak Laba Rugi Aktivitas Normal Beban (penghasilan) pajak terkait dengan laba rugi dari aktifitas normal disajikan tersendiri pada laporan laba rugi komprehensif. Jika entitas menyajikan komponen laba rugi pada laporan laporan laba rugi secara terpisah seperti dijelaskan dalam PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan paragraf 81, maka beban (penghasilan) pajak terkait dengan laba rugi dari aktivitas normal pada laporan keuangan disajikan terpisah.

PSAK 46 Akuntansi PPh PENGUNGKAPAN Komponen utama beban (penghasilan) pajak diungkapkan secara terpisah, mencakup : beban (penghasilan) pajak kini; penyesuaian yang diakui pada periode atas pajak kini yang berasal dari periode sebelumnya; jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan baik yang berasal dari timbulnya perbedaan temporer maupun dari realisasinya; jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan terkait dengan perubahan tarif pajak atau penerapan peraturan perpajakan yang baru;

Konsekuensi Perpajakan Pengetahuan tentang sanksi dalam perpajakan menjadi penting karena pemerintah lndonesia memilih menerapkan self assessment system dalam rangka pelaksanaan pemungutan pajak. Berdasarkan sistem ini, Wajib Pajak diberikan kepercayaan untuk menghitung menyetor, dan melaporkan pajaknya sendiri. Dari sudut pandang yuridis, pajak memang mengandung unsur pemaksaan. Artinya, jika kewaiiban perpajakan tidak dilaksanakan, maka ada konsekuensi hukum yang bisa terjadi. Konsekuensi hukum tersebut adalah pengenaan sanksi-sanksi perpajakan.

Konsekuensi Perpajakan Jenis-jenis sanksi perpajakan A. Sanksi Administrasi a. Denda b. Bunga c. Kenaikan B. Sanksi Pidana a. Denda pidana b. Pidana kurungan c. Pidana penjara

Konsekuensi Perpajakan Penghindaran Pajak Penghindaran pajak atau perlawanan terhadap pajak adalah hambatanhambatan yang terjadi dalam pemungutan pajak sehingga mengakibatkan berkurangnya penerimaan kas negara. Perlawanan terhadap pajak terdiri dari : Perlawanan pasif terhadap pajak Perlawanan aktif terhadap pajak

Konsekuensi Perpajakan Ada 3 cara perlawanan aktif terhadap pajak, yaitu: Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) Pengelakan Pajak (Tax Evasion) Melalaikan Pajak

Beban Pajak sebagai Elemen Laporan Laba Rugi Beban pajak (pajak penghasilan) menurut PSAK 46 adalah jumlah gabungan antara beban pajak kini (current tax expense) dan beban pajak tangguhan (deffered tax expense). Beban Pajak Kini muncul karena adanya Pajak Penghasilan yang terutang pada satu periode, sedangkan Beban Pajak tangguhan muncul pada saat terdapat perbedaan temporer dan penggunaan kompensasi kerugian fiskal pada suatu periode yang berasal dari tahun-tahun sebelumnya.

Beban Pajak Komersil, Pajak Kini, dan Pajak Tangguhan Beban Pajak Kini muncul dalam kondisi apabila Wajib Pajak mengalami keuntungan secara fiskal (laba fiskal). Selain dari Laba Fiskal, Beban Pajak Kini didapat juga dari PPh Final yang dipotong oleh pemotong atau disetor sendiri oleh Wajib Pajak atas penghasilan yang bersifat final yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak

Beban Pajak Komersil, Pajak Kini, dan Pajak Tangguhan Pajak kini adalah jumlah pajak penghasilan yang terutang (dilunasi) atas laba kena pajak (rugi pajak) untuk satu periode. Pajak kini adalah semua pajak yang terutang atas penghasilan yang diakui perusahaan pada peride tersebut. Pajak kini meliputi: Pajak yang dibayarkan sesuai dengan SPT atas Laba Kena Pajak (Penghasilan Neto Fiskal) Pajak atas penghasilan yang dikenakan pajak final Pajak atas anak perusahaan dan pajak atas dividen dari investasi yang dicatat dengan metode ekuitas Pajak yang telah dibayarkan namun menurut ketentuan pajak tidak boleh dijadikan kredit pajak seperti Pajak yang dipotong di luar negeri atas penghasilan dari Luar negeri yang tidak dapat dikreditkan

Beban Pajak Komersil, Pajak Kini, dan Pajak Tangguhan Pajak tangguhan adalah pajak yang kewajibannya atau manfaatnya ditunda sampai waktu yang ditentukan atau diperbolehkan. Metode Penangguhan dalam Pajak penghasilan Deferred Method (Metode Penangguhan) Asset-Liability Method (Metode Asset dan Kewajiban) Net-of-Tax Method (Metode Bersih dari Pajak)

Aktiva dan Kewajiban Pajak Tangguhan Kewajiban pajak tangguhan timbul karena adanya perbedaan waktu yang menyebabkan terjadinya koreksi negative sehingga beban pajak menurut akuntansi lebih besar daripada beban pajak menurut peraturan perpajakan. Kewajiban Pajak Tangguhan maupun Aset Pajak Tangguhan dapat terjadi dalam hal- hal sebagai berikut : Apabila Penghasilan sebelum Pajak lebih besar dari Penghasilan Kena Pajak, maka Beban Pajak pun akan lebih besar dari Pajak Terutang, sehingga akan menghasilkan Kewajiban Pajak Tangguhan. Sebaliknya apabila Penghasilan Sebelum Pajak lebih kecil dari Penghasilan Kena Pajak, maka Beban Pajaknya akan juga lebih kecil dari Pajak Terutang, sehingga akan menghasilkan Aktiva Pajak Tangguhan.

Aktiva dan Kewajiban Pajak Tangguhan Cara Mengindentifikasi Aktiva atau Kewajiban Pajak Tangguhan dan Penghasilan atau Beban Pajak Tangguhan menggunakan Pendekatan Laba Rugi Lihat rekonsiliasi fiskal yang sudah dibuat dan identifikasi akunakun di laba rugi yang termasuk dalam beda waktu, seperti: Beban penyisihan persediaan Beban penyisihan piutang tak tertagih Beban penyisihan bonus Beban penyisihan pensiun Beban penyusutan atau dan Beban amortisasi Identifikasi koreksi fiskal yang dihasilkan dari akun-akun di atas dan tentukan apakah koreksi fiskal tersebut termasuk koreksi positif atau negatif. Hitung pajak tangguhan dengan cara menerapkan tarif Pasal 17 UU PPh dikali koreksi fiskal yang dihasilkan oleh langkah di atas. Tentukan DTA/DTL dengan cara merujuk pada saldo DTA/DTL tahun sebelumnya.

Aplikasi Penentuan Pajak Tangguhan Dalam penentuan pajak tangguhan dapat dilakukan empat tahap sebagai berikut: Pengakuan (recognition), artinya dampak pph atas perbedaan temporer dan tax loss carry forward (TLCF) atau kompensasi rugi harus diakui dalam laporan keuangan. Pengukuran (measurement), yaitu cara menghitung jumlah yang harus dibukukan dalam buku besar perusahaan. Penyajian (presentation) yaitu standar yang menentukan cara penyajian di dalam laporan keuangan, baik dalam neraca ataupun laba rugi. Pengungkapan (disclosure) yaitu berkaitan dengan standar informasi yang perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

Contoh Kasus PT. GEMAH RIPAH memperoleh laba sebelum pajak tahun 2008 Rp 1.200.000.000,-. Koreksi fiskal atas laba tersebut adalah : a. Pendapatan bunga deposito Rp 40.000.000,- b. Beban jamuan tanpa daftar nominative Rp 30.000.000,-. c. Pendapatan Sewa Bangunan Rp 60.000.000,- d. Beban bunga pajak Rp 20.000.000,-. e. Beban pemberian kenikmatan dalam bentuk natura Rp 50.000.000,-. f. Pendapatan jasa giro Rp 50.000.000,- g. Beban PPh Rp 15.000.000,- h. Penyusutan komersil Rp 60.000.000,- lebih rendah dari penyusutan fiskal i. Amortisasi fiskal Rp 30.000.000,- lebih rendah dari Amortisasi komersil. Kredit Pajak yang sudah dibayar selama tahun 2008 adalah : a. PPh Pasal 22 Rp 20.000.000,- b. PPh Pasal 23 Rp 10.000.000,- c. PPh Pasal 24 Rp 15.000.000,- d. PPh Pasal 25 Rp 45.000.000,- Pertanyaan : a. Berapa Penghasilan Kena Pajak untuk tahun 2008? b. Berapa PPh Kurang/lebih bayar untuk tahun 2008? c. Tentukan asset atau kewajiban pajak tangguhan yang timbul? d. Buat Jurnal dan penyajiannya laba bersih dalam laporan Rugi Laba PT. GEMAH RIPAH?

Jawaban a. Berapa Penghasilan Kena Pajak untuk tahun 2008? Laba sebelum pajak 1,200,0000 Koreksi Beda Tetap : Pendapatan bunga deposito (40,000,000) Pendapatan Sewa Bangunan (60,000,000) Pendapatan jasa giro (50,000,000) Beban jamuan tanpa daftar nominative 30,000,000 Beban bunga pajak 20,000,000 Beban pemberian kenikmatan dalam bentuk natura 50,000,000 Beban PPh 15,000,000 total beda tetap 1,165,000,000 Koreksi beda waktu : Penyusutan komersil (60,000,000) Amortisasi fiscal 30,000,000 total beda waktu (30,000,000) penghasilan kena pajak 1,135,000,000

Jawaban b. Berapa PPh Kurang/lebih bayar untuk tahun 2008? penghasilan kena pajak 1,135,000,000 pajak terhutang 25% x 1,135,000,000 283,750,000 Kredit PPh Pasal 21, 22, 23, 24 dan 25 (90,000,000) PPh Kurang Bayar 193,750,000

Jawaban c. Tentukan asset atau kewajiban pajak tangguhan yang timbul? Aset Pajak tangguhan 25 % x Perbedaan Temporer = 25 % x Rp 30.000.000 7,500,000

JAWABAN d. Buat Jurnal dan penyajiannya laba bersih dalam laporan Rugi Laba PT. GEMAH RIPAH? Jurnal PPh Badan Pajak Kini 283,750,000 Beban Pajak Tangguhan 7,500,000 Kewajiban Pajak Tangguhan 7,500,000 PPh Psl 22 dibayar dimuka 20,000,000 PPh Psl 23 dibayar dimuka 10,000,000 PPh Psl 24 dibayar dimuka 15,000,000 PPh Psl 25 dibayar dimuka 45,000,000 Hutang PPh Psl 29 193,750,000 Total 291,250,000 291,250,000 Penyajian dalam Laporan Keuangan : laba sebelum pajak 1,200,000,000 Pajak Kini (283,750,000) pajak tangguhan (7,500,000) total laba bersih 908,750,000

T h e E n d DR. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA.