BAB IV METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis data sekunder

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. intermediasi. Aset, deposito dan beban personalia sebagai faktor input serta Kredit

BAB III METODOLOGI. Sudah banyak sekali penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai efisiensi dari DMU,

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan intermediasi memandang bahwa sebuah lembaga keuangan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor keuangan, terutama industri perbankan, berperan sangat penting

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS EFISIENSI KINERJA MENGGUNAKAN MODEL DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PADA PT XYZ

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN Industri perbankan memegang peranan yang sangat vital bagi perekonomian Indonesia. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting, dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan, dan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH DAN BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN METODE DATA EVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PERIODE

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui perbedaan nilai efisiensi pada bank umum persero (BUMN) dan

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pada perbankan didalam suatu negara. Saat ini bank merupakan salah satu peranan

3 KERANGKA PEMIKIRAN. Konsep Efisiensi Produksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tulang punggung perekonomian negara dimana sebagai salah satu pelaku. keseluruhan sistem keuangan (Abidin, 2007).

Pengukuran Efisiensi Menggunakan Allocation Model Dalam Metode Data Envelopment Analysis (DEA) Pada Divisi Doorlock PT. XYZ

BAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian suatu negara. Menurut Undang Undang Nomor 10 Tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

TANYA-JAWAB SEPUTAR KUR

Pengukuran Kinerja Efisiensi dan Produktivitas Pabrik Minyak Sawit (PMS) PT. Perkebunan Nusantara XIII dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran tingkat kesehatan bank dikenal dengan metode CAMEL (Capital

Pengukuran Efisiensi Produksi Dengan Metode DEA (Data Envelopement Analysis) Di Divisi Wire Rod Mill PT.XYZ

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori melalui variable-variabel penelitian dengan

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)

EFISIENSI PENGELOLAAN EKONOMI DAERAH DALAM MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI DI DAERAH. Disusun Oleh: Ivantia S. Mokoginta Miryam L.

AKSES PELAYANAN KESEHATAN. Website:

BAB I PENDAHULUAN. dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH DI INDONESIA PERIODE

PEMBIAYAAN KESEHATAN. Website:

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro)

LAPORAN MINGGUAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN PERIODE 18 MEI 2018

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. Tabel 2. 1 penelitian terdahulu

BAB III METODE PENELITIAN

Propinsi Kelas 1 Kelas 2 Jumlah Sumut Sumbar Jambi Bengkulu Lampung

CEDERA. Website:

PENENTUAN NILAI PRODUKTIVITAS RELATIF TIAP KANTOR LAYANAN DARI PT BANK XXXX DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

1. Pendahuluan ANALISIS PENGARUH TINGKAT EFISIENSI TENAGA KESEHATAN TERHADAP ANGKA PENEMUAN KASUS TUBERKULOSIS (TB) PARU DI GORONTALO

Pengukuran Efisiensi Produksi dengan Metode Data Envelopement Analysis di Divisi Wire Rod Mill

Kata Kunci : Data Envelopment Analysis, Technical Efficiency, Scale Effficiency

INDONESIA Percentage below / above median

DESKRIPTIF STATISTIK PONDOK PESANTREN DAN MADRASAH DINIYAH

EFISIENSI KINERJA BAZNAS BOGOR DAN SUKABUMI: PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi negara-negara yang sedang

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA

BAB II LANDASAN TEORI. menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkanya paket kebijakan Menteri Keuangan pada Desemeber 1983 yang

CLASTERING PROGRAM STUDI TEKNIK DENGAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

MEI LINA QURUTA AYUN B / I

Hipotesis 4 METODE PENELITIAN Lokasi, Waktu, dan Metode Penelitian

PENGUKURAN KINERJA BANK-BANK DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS TESIS

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SUMATERA SELATAN

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA. No Nama UPT Lokasi Eselon Kedudukan Wilayah Kerja. Bandung II.b DITJEN BINA LATTAS

Mengukur Efisiensi Relatif Pialang Bursa Berjangka Jakarta

PEMETAAN DAYA SAING PERTANIAN INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti

PENGUKURAN EFISIENSI BANK BUMN DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS

Kinerja Beberapa Bank Syariah Berdasar Tingkat Efisiensi Melalui Pengukuran DEA

BAB II GAMBARAN UMUM PERBANKAN

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO

Oleh: Irdam Ahmad dan Budi Wibowo

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2016

BAB I PENDAHULUAN. karena bank memiliki fungsi sebagai Agen Pembangunan. Sebagai badan usaha,

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2015 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di dua obyek yaitu pada BPRK SAB yang

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI ACEH

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. terlibat dalam pembangunan ekonomi yang memiliki peranan sangat

EVALUASI DUA TAHAP EFISIENSI CABANG BANK MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

EFISIENSI BUS DI INDONESIA MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPEMENT ANALYSIS (DEA)

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang

Economics Development Analysis Journal

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SULTENG

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013

Assalamu alaikum Wr. Wb.

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI PAPUA

ANALISIS MENGUKUR TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana dan atau kedua-duanya

BAB I PENDAHULUAN. bergerak pada bidang keuangan. Pengertian Bank menurut Undang-undang

Mengukur Tingkat Efisiensi Bank Pembiayaan Rakyat Syari ah dengan Menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA)

BAB I PENDAHULUAN. bergerak dalam kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan, serta bank

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI JAWA TIMUR

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI DIY

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2017 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2017

4.01. Jumlah Lembaga Pada PTAIN dan PTAIS Tahun Akademik 2011/2012

Transkripsi:

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif (quantitative method) yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui efisiensi BPD dengan menganalisis data numerik (angka) dan menggunakan metode non parametik. Sedangkan berdasarkan horizon waktu penelitian ini adalah time series dan cross section, yaitu data dikumpulkan pada periode waktu tertentu untuk memberikan gambaran tentang perkembangan suatu kegiatan selama periode penelitian. 4.2 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini yaitu input dan output dengan menggunakan DEA. Input adalah masukan yang menentukan seberapa besar output bank, sedangkan output adalah hasil kinerja dari input. 4.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 4.3.1 Variabel Profitabilitas Menurut Giokas (2008), ditulis Aggelopoulos, et al. (2011), Profitabilitas mengukur berapa tingkat efisiensi tertinggi dari seluruh biaya yang digunakan untuk menghasilkan laba. Input yang digunakan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut: 58

1) Beban Bunga, adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh BPD atas danadana yang berasal dari Bank Indonesia, bank lain dan dana pihak ketiga bukan bank. 2) Beban Non Bunga, yaitu biaya yang dikeluarkan BPD selain biaya bunga untuk biaya operasional yang harus dikeluarkan untuk memperoleh hasil yang diinginkan berupa biaya overhead atau berupa biaya yang harus dibayar atas penggunaan jasa tertentu dalam pelaksanaan transaksi dan tercatat dalam laporan laba-rugi. 3) Aktiva produktif, yaitu penanaman dana bank dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan pada Bank Indonesia, penempatan pada bank lain yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan. Sedangkan Output yang digunakan dalam penelitian iniadalah sebagai berikut: 1) Laba Sebelum Pajak, yaitu laba sebelum pajak sebagai hasil yang diinginkan oleh BPD setelah mengeluarkan biaya untuk mendapatkan laba tersebut. 2) Pendapatan Bunga Bersih merupakan hasil dari pendapatan bunga dikurangi dengan beban bunga. 4.3.2 Variabel Teknis Efisiensi teknis bersudut pandang mikro, jadi untuk meningkatkan efisiensi teknis hanya memerlukan kebijakan yang bersifat internal yaitu dengan pengendalian dan alokasi sumber daya yang optimal. Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) dikatakan efisien secara teknis apabila menghasilkan output maksimal dengan sumber daya tertentu atau memproduksi sejumlah output tertentu 59

menggunakan sumber daya yang minimal (input). Input dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1) Total Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada BPD dalam bentuk tabungan, giro, deposito. 2) Aktiva Tetap Perusahaan adalah aset atau aktiva berwujud yang diperoleh oleh BPD dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu yang digunakan dalam operasional BPD,serta umur ekonomislebbih dari satu tahun. 3) Tenaga Kerja adalah sumber daya manusia yang dihitung berdasarkan jumlah karyawan yang bekerja pada masing-masing BPD pada tahun penelitian. Sedangkan Output yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Total Kredit Yang disalurkan, adalah dana yang telah dihimpun BPD dari masyarakat kemudian disalurkan dalam bentuk kredit. 2) Total Pendapatan Bunga adalah pendapatan yang diterima oleh bank yang berasal dari bunga kredit yang dikeloha. Variabel ini terdapat pada laporan laba-rugi. 3) Total Pendapatan Non Bunga adalah pendapatan yang dihasilkan dari luar bunga yaitu pendapatan provisi, fee atau komisi yang diperoleh bank atas pemberian jasa dalam bentuk pelaksanaan transaksi. Data yang digunakan dalam DEA, dibagi dalam variabel input dan output yang diformulasikan kedalam diasumsi pada pendekatan Variabel Return to Scale (VRS). Input profitabilitas meliputi aktiva produktif, beban bunga dan biaya non 60

bunga sedangkan output meliputi pendapatan sebelum pajak dan pendapatan bunga bersih. Sedangkan input efisiensi teknis meliput total simpanan, aktiva tetap, dan tenaga kerja sedangkan output total kredit yang disalurkan dan total pendapatan bunga pada masing-masing BPD yang menjadi obyek penelitian. 4.4. Jenis dan Sumber Data Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder berupa data laporan keuangan dari perusahaan perbankan yang menjadi sampel yang telah diaudit dan dipublikasikan. Data diambil adalah laba rugi dan neraca BPD pada periode pengamatan antara tahun 2009-2013. Laporan Pengawasan Perbankan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia periode 2009-2013. 4.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah studi dokumentasi. Data yang diperoleh atau dikumpulkan dan disatukan oleh studistudi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Studi dokumentasi yang digunakan yaitu data dari Bank Indonesia berupa laporan keuangan seperti laporan laba rugi dan neraca BPD periode 2009-2013, Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia beberapa edisi, dan Laporan Tahunan Bank Indonesia, serta hasil penelitian Biro Riset Infobank. Selain itu teknik pengumpulan data pada penelitian melalui studi pustaka dilakukan dengan mengkaji buku-buku literatur, jurnal dan makalah untuk memperoleh landasan teori yang komprehensif tentang BPD, media cetak dan internet juga digunakan untuk memperoleh data dan informasi perkembangan BPD di Indonesia. 61

4.6 Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh BPD Indonesia tahun 2009-2013. Populasi dalam pelitian ini adalah 26 BPD di Indonesia. Adapun teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu teknik purposive sampling, yang berarti pemilihan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriteria perusahaan BPD yang dijadikan sampel antara lain: 1. BPD menerbitkan laporan keuangan tahunan dengan periode yang berakhir 31 Desember selama periode 2009-2013. 2. BPD tidak mengalami delisting selama periode pengamatan. 3. Tersedia laporan keuangan BPD secara lengkap selama tahun 2009-2013. Berdasarkan kriteria di atas, BPD yang dapat dijadikan sampel sejumlah 26 BPD di Indonesia seperti pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Daftar BPD Sampel Penelitian No Nama BPD No Nama BPD 1. BPD Aceh 14. BPD Kalbar 2. BPD Sumut 15. BPD Kalsel 3. BPD Riau 16. BPD Kalteng 4. BPD Sumatera Barat 17. BPD Kaltim 5. BPD Jambi 18. BPD Sulsel 6. BPD Sumsel 19. BPD Sulteng 7. BPD Bengkulu 20. BPD Sultra 8. BPD Lampung 21. BPD Sulut 9. BPD DKI 22. BPD Bali 10. BPD Jabar Banten 23. BPD NTB 11. BPD Jateng 24. BPD NTT 12. BPD DIY 25. BPD Maluku 13. BPD Jatim 26. BPD Papua Sumber : Bank Indonesia 2013 62

4.7 Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Data Envelopment Analysis (DEA), yang basisnya programasi linier (Linie rprogramming). Secara teknis perhitungan dibantu dengan paket-paket software efisiensi DEAP 2.1. Data Envelopment Analysis merupakan sebuah teknik pemograman matematis yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi relatif dari suatu Decision Making Unit (DMU) dalam mengelola sumber daya (input) dengan jenis yang sama sehingga menjadi hasil (output) dengan jenis yang sama pula, dimana hubungan bentuk fungsi dari input ke output diketahui (Purwanto dan Siswandi 2006). Nilai efisiensi relatif adalah nilai efisiensi yang diperoleh setiap DMU dibandingkan dengan unit lain yang dianalisa dalam suatu set. Dalam perkembangannya, DEA merupakan alat analisis yang digunakan untuk mengukur efisiensi relatif dalam penelitian pendidikan, kesehatan, transportasi, pabrik, maupun perbankan. DEA merupakan teknik non-paremetik yang menghasilkan rasio komparasi tertimbang ouput terhadap input setiap Decision Making Units (DMU) yaitu suatu efisiensi relatif. Menurut Unsukirdo, dkk. (2000) dalam Sutawijaya dan Lestari (2009) menjelaskan bahwa ada tiga manfaat yang diperoleh dari pengukuran efisiensi DEA, yaitu : 1. Sebagai tolak ukur untuk memperoleh efisiensi relatif yang berguna untuk mempermudah perbandingan antara unit ekonomi yang sama; 2. Mengukur berbagai variasi efisiensi antar unit ekonomi untuk mengindentifikasi faktor-faktor penyebabnya; 63

3. Menentukan implikasi kebijakan, sehingga dapat meningkatkan nilai efisiensinya Berbagai keunggulan dan kelemahan metode DEA adalah a. Keunggulan DEA 1. Bisa menangani banyak input dan output. 2. Tidak butuh asumsi hubungan fungsional antara variabel input dan output. 3. Unit Kegiatan Ekonomi dibandingkan secara langsung dengan sesamanya. 4. Dapat membentuk garis frontier fungsi efisiensi terbaik atas variabel input output dari setiap sampelnya. 5. Input dan output dapat memiliki satuan pengukuran yang berbeda. b.keterbatasan DEA 1. Bersifat simple specific. 2. Merupakan extreme point technique, kesalahn pengukuran bisa berakibat fatal. 3. Hanya mengukur produktivitas relatif dari unit kegiatan ekonomi bukan produktivitas absolut. 4. Uji hipotesis secara statistic atas hasil DEA sulit dilakukan. 4.7.1 Metode Data Envelopment Analysis (DEA) Metode DEA pertama kali diawali oleh Farrel (1957) digunakan untuk membandingkan efisiensi relatif dengan sampel petani secara cross section dan terbatas pada satu output yang dihasilkan oleh masing-masing unit sampel. 64

Menurut Miller dan Noulas (1996) DEA akan menghitung bank yang menggunakan input n untuk menghasilkan output m yang berbeda. Efisiensi bank diukur sebagai berikut: Efisiensi h s =.(3.1) Dimana: h s m n y is x js u i v j = efisiensi bank s = output bank s yang diamati = input banks yang diamati = jumlah output i yang diproduksi oleh bank s = jumlah input j yang diproduksi oleh bank s = bobot output i yang dihasilkan oleh bank s = bobot input j yang diberikan oleh bank s, dan i dihitung dari 1 ke m serta j dihitung dari 1 ke n. Persamaan 3.1 menunjukan adanya penggunaan satu variabel input dan satu variabel output. Rasio efisiensi (h s ) kemudian dimaksimakan dengan kendala sebagai berikut: 65

u i dan v j 0. (3.3) Persamaan 3.2 menyebutkan bahwa N mewakili jumlah bank dalam sampel dan r merupakan jenis bank yang dijadikan sampel dalam penelitian. Pertidaksamaan pertama menjelaskan bahwa adanya rasio untuk UKE lain tidak lebih dari 1, sementara pertidaksmaan kedua berbobot non-negatif (positif). Angka rasio akan bervariasi antara 0 sampai dengan 1. Bank dikatakan efisien apabila memiliki angka rasio mendekati 1 atau 100 persen, sebaliknya jika mendekati 0 menunjukkan efisiensi bank yang semakin rendah. Pada DEA, setiap bank dapat menentukan pembobotannya masing-masing dan menjamin bahwa pembobot yang dipilih akan menghasilkan ukuran kinerja yang baik. Model dasar DEA ada dua, model pertama yaitu Charnes, Cooper dan Rhodes (CCR), berdasarkan asumsi Constant Return to Scale (CRS) dan model Banker-Charnes-Cooper (BCC) yang berdasarkan asumsi Variable Returns to Scale (VRS). Model CCR menggunakan asumsi CRS menjelaskan dengan bertambahnya nilai input akan menyebabkan adanya pertambahan nilai output secara proporsional. Model kedua yaitu BCC berdasarkan asumsi VRS, dimana bertambahnya nilai input, akan menyebabkan adanya pertambahan nilai ouput dengan proporsi yang bervariasi tergantung pada besarnya DMU. Perkembangan teori dan analisis efisiensi berdasarkan pendekatan DEA (Sengupta, 2000) adalah sebagai berikut: 66

1) Konsep efisiensi dalam bidang teknik sebagai rasio antara output-output tertimbang (weighted output) terhadap input-input tertimbang (weighted input) melalui formulasi programasi linier (Linier Programming) yang dikembangkan oleh Charnes, Cooper dan Rhodes (CCR) pada tahun 1978. Pendekatan yang sama sebelumnya telah dilakukan oleh Farrel (1957) untuk membandingkan efisiensi relatif dengan sampel petani secara cross section, meskipun hanya terbatas pada satu output yang dihasilkan oleh masing-masing unit sampel. 2) Konsep efisiensi alokasi yang membawa pada dikenalnya konsep batas biaya (cost frontier) disamping konsep batas produksi (production frontier). 3) Konsep cost frontier yaitu pemanfaatan input dan atau output sebagai variabel kebijakan yang bisa dipilih secara optimal oleh unit pelaku ekonomi ketika menghadapi harga pasar dalam pasar persaingan sempurna atau tidak sempurna Saat ini DEA merupakan metode pengukuran kinerja yang saat ini secara internasional sudah banyak digunakan oleh para akademisi dan praktisi untuk melakukan pengukuran kinerja institusi perbankan baik secara eksternal (perbankan secara luas) maupun secara internal (untuk masing-masing bank). Secara sederhana pengukuran dinyatakan dengan rasio input serta output. Kemudian selanjutnya, dihitung nilai produktivitas dan mengidentifikasi unit mana yang tidak menggunakan input secara efisien atau tidak menghasilkan output secara efektif. 67

4.7.2 DEA Model Variabel Return to Scale (VRS) Input Oriented Asumsi CRS hanya berlaku jika perusahaan yang diobservasi telah beroperasi pada skala optimal. Persaingan dan kendala-kendala keuangan dapat menyebabkan perusahaan untuk tidak beroperasi pada skala yang optimal. Asumsi dari model ini adalah bahwa rasio antara penambahan input dan output tidak sama (variabel return to scale) artinya penambahan input sebesar x kali tidak tidak akan menyebabkan ouput sebesar x kali, hasilnya bisa lebih besar atau lebih kecil. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Banker, et al. (1984) mengajukan model DEA dengan ancangan Variebel Return to Scale (VRS). Efisiensi teknis yang dihitung dengan ancangan VRS inilah yang disebut sebagai Efisiensi Teknis Murni (Pure Technical Efficieny). Dengan melakukan estimasi frontier menggunakan ancangan CRS dan VRS, maka dapat melakukan dekomposisi Efisisiensi Teknis pada ancangan CRS (TE CRS ) menjadi efisiensi Teknis Murni (TE VRS ) dan Efisiensi Skala (Scale Efficincy,SE), secara matematis: TE CRS = TE VRS X SE (3.4) Skor efisiensi DEA dengan model VRS diperoleh dengan mencari solusi dengan sistem persamaan berikut ini, namun dengan mengenakan kendala konveksitas N1 λ = 1, sehingga: Min θ,λ θ st - y i + Yλ 0 θx i Xλ 0 N1 λ = 1 λ 0 (3.5) 68

dimana θ adalah skalar (nilai efisiensi teknis) dan λ adalah Nx1 vektor konstan. Y adalah vektor output, y i adalah nilai output i dan X adalah vektor input, x i adalah nilai input i dimana N adalah jumlah perusahaan yang diobesrvasi. Kelemahan dari ukuran efisiensi skala yang diperoleh dari persamaan (3.4) adalah ketidakmampuan untuk menjelaskan apakah sebuah perusaan beroperasi pada kondisi Increasing Return To Scale (IRS) atau Decreasing Return to Scale (DRS). Untuk itu, maka kendala N1 λ = 1 pada persamaan (3.5) harus diganti dengan N1 λ 1 yang menunjukan kendala Non-Increasing Return to Scale (NIRS). Sehingga model VRS-DEA dengan kendala NIRS adalah sebagai berikut: Min θ,λ θ st - y i + Yλ 0 θx i Xλ 0 N1 λ 1 λ 0 (3.6) Jika pada perusahaan terjadi IRS atau DRS dapat dilihat dari skor NIRS-TE sama dengan skor VRS-TE. Jika kedua skor tersebut sama maka perusahaan berada pada kondisi DRS, jika kedua skor berbeda maka perusahaan tersebut berada pada kondisi IRS. Menurut Roland dan Terje (2000) dalam Akbar (2010) bahwa model DEA mampu menyoroti suatu tingkat efisiensi perusahaan relatif terhadap benchmark atas kompetitor atau pesaing. Sebagaimana hal tersebut di atas, ahli ekonomi Sangat mudah mengidentifikasi bahwa sebuah perusahaan yang berada dalam kondisi IRS selalu ingin memperluas persaingan untuk meningkatkan 69

posisinya dibandingkan posisi perusahaan yang berada dalam kondisi CRS dan DRS. Teknik analisis data dengan menggunakan variabel return to scale (VRS) input oriented. Model VRS merupakan konsep DEA yang memiliki karakteristik teknologi bersifat variabel (varying) return to scale, dimana DMU dimungkinkan tidak beroperasi pada kondisi yang tidak optimal. Sehingga DMU dimungkinkan untuk beroperasi pada skala menaik (increasing return to scale) atau skala menurun (decreasing return to scale). Pada model ini ditambahkan sebuah pembatas (convexity constrain) sehingga DMU hanya akan diperbandingkan (benchmarked) dengan DMU lain yang lebih efisien yang memiliki ukuran yang sama. Model VRS juga lebih menunjukkan kesesuaian dengan kondisi yang sebenarnya dari DMU-DMU (dalam observasi) dimana tidak semua DMU beroperasi pada skala optimal (constant), karena adanya keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh masing-masing DMU. Menurut Kurniawan (2005) syarat menentukan bobot untuk setiap variabel output harus memenuhi dua syarat yaitu: 1.Bobot tidak boleh negatif 2.Bobot harus bersifat universal atau atau tidakmenghasilkan indikator efisiensi yang dia normal atau lebih besar dari nilai 1, bilama dipakai unit kegiatan ekonomi yang lainnya. Data Envelopment Analysis (DEA) memiliki beberapa nilai manajerial yaitu: 1. DEA menghasilkan efisiensi untuk setiap UKE, relatif terhadap UKE yang lain di dalam sampel. Angka efisiensi ini dapat dijadikan dasar oleh 70

manajemen untuk mengenali UKE yang paling membutuhkan perhatian dan merencanakan tindakan perbaikan bagi UKE yang tidak/kurang efisien. 2. UKE kurang efisien (efisiensi<100%), maka DEA dapat menunjukkan sejumlah UKE yang memiliki efisiensi sempurna (efficient reference set, efisiensi=100%) dan seperangkat angka pengganda (multipliers) yang dapat digunakan oleh manajemen untuk menyusun strategi perbaikan. Sehingga manajemen tidak hanya mengetahui UKE yang tidak efisien, tetapi ia juga mengetahui seberapa besar tingkat input dan output yang harus disesuaikan agar memiliki efisiensi yang lebih tinggi. Menurut Siswandi dan Arafat (2004) Suatu perusahaan akan memiliki salah satu kondisi return to scale yaitu: 1. Increasing Return to Scale (IRS) yaitu ketika produktifitas marginal lebih besar dari produktifitas rata-rata dan penambahan input akan menyebabkan penambahan output dengan proporsi lebih besar. Dengan penambahan 1% input akan menambahkan lebih dari 1 % output, karena perusahaan akan terus menambah kapasitas produksinya. 2. Constant return to scale (CRS) yaitu ketika produktifitas marginal sama dengan produktifitas rata-rata. Dengan penambahan 1% input akan menghasilkan penambahan 1% output dengan catatan penambahan revenue masih melebihi incremental cost. 3. Decreasing return to scale (DRS) yaitu ketika produktifitas marginal lebih kecil dari produktifitas rata-rata dan penambahan pada input akan 71

menyebabkan penambahan output dengan proporsi lebih kecil. Perusahaan akan secara normal menurunkan inputnya apabila dari perhitungan perusahaan pada kondisi DRS, yang berarti jika input ditambah 1% maka output akan kurang dari 1%. Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan intermediasi dan profitabilitas, karena diasumsikan bahwa BPD bertujuan untuk memaksimalkan output untuk mencapai tingkat yang efisiensi dalam pelaksanaan fungsi sebagai intermediasi. Menurut Berger dan Humphrey (1997) dalam Casu & Molyneeux (2003) menyatakan bahwa pendekatan intermediasi merupakan pendekatan yang lebih tepat untuk mengevaluasi kinerja lembaga keuangan secara umum karenakarakteristik lembaga keuangan sebagai financial intermediation. Menurut Coelli (1999) dalam Maryam (2008) para peneliti lebih cenderung memilih pendekatan input karena input adalah primary decision variable. Hasil perhitungan DEA akan memberikan informasi original value, projected value, radial movement dan slack movement. Original value yaitu nilai input output yang dimiliki oleh DMU yang besarnya sesuai dengan hasil observasi. Projected value yaitu nilai input atau output yang seharusnya digunakan (dihasilkan) dalam operasi produksi agar DMU bisa beroperasi relatif efisien. Radial movement yaitu jumlah output yang dapat ditingkatkan dari total ouput semula tanpa menambah input, dan jumlah input yang dapat dikurangi dengan tetap menjaga nilai output konstan. Slack movement adalah jumlah input yang dapat dikurangi selain radial movement karena dalam pencapaian projected value terdapat kelebihan input. Metode DEA yang digunakan pada penelitian ini 72

adalah model variabel returm to scale (VRS) Input Oriented. Alasan pemilihan skala efisiensi dengan model VRS adalah untuk mengetahui tingkat efisiensi sebenarnya tanpa dibatasi oleh kendala apapun. 4.7.3 Pengukuran Kinerja dengan Pemodelan Profitabilitas Pengukuran kinerja dengan pendekatan model profitabilitas menggunakan 3 variabel input yaitu beban gaji karyawan, beban bunga, serta dua variabel output yaitu laba sebelum pajak dan pendapatan bunga bersih, yang mengacu pada penelitian Kusmargiani (2006) serta penelitian yang dilakukan Jemric dan Boris (2002). Pengukuran kinerja pendekatan profitabilitas akan mengukur kemampuan perbankan untuk menghasilkan profit dilakukan dengan menggunakan pemodelan DEA 1. Input dan output yang dipakai untuk mengukur kinerja bank dengan pemodelan profitabilitas dapat dilihat pada gambar 4.1. Pengukuran kinerja perbankan dengan pemodelan profitabilitas ini selanjutnya akan disebut pemodelan DEA 1 OUTPUT 1 Laba Sebelum Pajak 2 Pendapatan Bunga Bersih INPUT 1 Aktiva Produktif 2 Beban Bunga 3 Beban Non Bunga Gambar 4.1 Alur Input dan Output Pemodelan Profitabilitas DEA1 73

4.7.4 Pengukuran Efisiensi Teknis Salah satu fungsi perbankan adalah sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk deposito, giro dan tabungan, dan kemudian menyalurkannya kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit untuk digunakan dalam kegiatan investasi, konsumsi ataupun modal kerja. Pengukuran efisiensi teknis menggunakan dua variabel input total simpanan, tenaga kerja dan aktiva tetap, serta tiga variabel output yaitu total kredit yang disalurkan, pendapatan bunga, pendapatan non bunga mengacu pada penelitian Sutawijaya dan Lestari (2009). Input dan output yang dipakai untuk mengukur kinerja bank dengan pemodelan teknis dapat dilihat pada Gambar 4.2. Pemodelan ini selanjutnya disebut pemodelan DEA 2. INPUT 1. Total Simpanan 2. Tenaga Kerja 3. Aktiva Tetap OUTPUT 1. Total Kredit yang Disalurkan 2. Pendapatan Bunga 3. Pendapatan Non Bunga Gambar 4.2 Alur Input dan Output Efisiensi Teknis DEA 2 74