PERAMALAN PENYEBARAN JUMLAH KASUS VIRUS EBOLA DI GUINEA DENGAN METODE ARIMA

dokumen-dokumen yang mirip
PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah

TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA

PEMODELAN DAN PERAMALAN DATA DERET WAKTU DENGAN METODE SEASONAL ARIMA

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) umumnya

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI INDONESIA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN MENGGUNAKAN MODEL INTERVENSI FUNGSI STEP

Analisis Time Series Pada Penjualan Shampoo Zwitsal daerah Jakarta dan Jawa Barat di PT. Sara Lee Indonesia. Oleh : Pomi Kartin Yunus

Peramalan Kecepatan Angin Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Box-Jenkins

Prediksi Jumlah Penumpang Kapal Laut di Pelabuhan Laut Manado Menggunakan Model ARMA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

PEMODELAN DATA RUNTUK WAKTU PADA DATA PRODUKSI SUSU SAPI DI AMERIKA SEJAK TAHUN

Peramalam Jumlah Penumpang Yang Berangkat Melalui Bandar Udara Temindung Samarinda Tahun 2012 Dengan Metode ARIMA BOX-JENKINS

PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Model Penjualan Plywood PT. Linggarjati Mahardika Mulia

Analisys Time Series Terhadap Penjualan Ban Luar Sepeda Motor di Toko Putra Jaya Motor Bangkalan

PEMODELAN AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE PADA DATA REDAMAN HUJAN DI SURABAYA. Nur Hukim

Prediksi Laju Inflasi di Kota Ambon Menggunakan Metode ARIMA Box Jenkins

OPTIMALISASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN PREEMPTIVE GOAL PROGRAMMING (STUDI KASUS: UD. DODOL MADE MERTA TEJAKULA, SINGARAJA)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun langkah-langkah pada analisis runtun waktu dengan model ARIMA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Metode Box - Jenkins (ARIMA)

ANALISIS POLA HUBUNGAN PEMODELAN ARIMA CURAH HUJAN DENGAN CURAH HUJAN MAKSIMUM, LAMA WAKTU HUJAN, DAN CURAH HUJAN RATA-RATA

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

PEMODELAN ARIMA UNTUK PREDIKSI KENAIKAN MUKA AIR LAUT DAN DAMPAKNYA TERHADAP LUAS SEBARAN ROB DI KOTA AMBON

PENERAPAN MODEL ARIMA UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. TELKOM Tbk. APPLICATION OF ARIMA TO FORECASTING STOCK PRICE OF PT. TELOKM Tbk.

EFEKTIVITAS METODE BOX-JENKINS DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MERAMALKAN RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DISHUB KLATEN

III. METODE PENELITIAN

Artikel Ilmiah. Peneliti : Auditya Gianina Bernadine Amaheka ( ) Michael Bezaleel Wenas, S.Kom., M.Cs.

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian...

III. METODE PENELITIAN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 4, Nomor 1, Mei 2013 ISSN

4 BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN EVALUASI. lebih dikenal dengan metode Box-Jenkins adalah sebagai berikut :

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU. Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins

PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA)

ABSTRAK. Kata kunci : Data Runtun Waktu, Indeks Harga Konsumen, ARIMA, Analisis Intervensi, Fungsi Step, Peramalan. I Pendahuluan

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERAMALAN JUMLAH PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA DENPASAR MENGGUNAKAN MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. autokovarians (ACVF) dan fungsi autokorelasi (ACF), fungsi autokorelasi parsial

Pemodelan ARIMA Jumlah Pencapaian Peserta KB Baru IUD

ANALISIS INTERVENSI KENAIKAN HARGA BBM BERSUBSIDI PADA DATA INFLASI KOTA SEMARANG

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian

PENERAPAN METODE BOX-JENKINS DALAM MERAMALKAN INDEKS HARGA KONSUMEN DI KOTA PEKANBARU

PENERAPAN METODE ARIMA DALAM MERAMALKAN INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) INDONESIA TAHUN 2013

MODEL EXPONENTIAL SMOOTHING HOLT-WINTER DAN MODEL SARIMA UNTUK PERAMALAN TINGKAT HUNIAN HOTEL DI PROPINSI DIY SKRIPSI

PERAMALAN SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX MENGGUNAKAN METODE ARIMA BULAN MEI-JULI 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Metode Variasi Kalender untuk Meramalkan Banyaknya Penumpang Kereta Api

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan.

KETERKAITAN ANTARA NILAI RATA-RATA DAN NILAI KONSTAN DALAM PEMODELAN RUNTUN WAKTU BOX-JENKINS

Model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) adl teknik untuk mencari pola yg paling cocok dari sekelompok data Model ARIMA dapat digunakan

VERIFIKASI MODEL ARIMA MUSIMAN MENGGUNAKAN PETA KENDALI MOVING RANGE

VI PERAMALAN PENJUALAN AYAM BROILER DAN PERAMALAN HARGA AYAM BROILER

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu proses, mencari kebenaran dan menghasilkan kebenaran.

Peramalan Permintaan Paving Blok dengan Metode ARIMA

PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI)

PERAMALAN PENJUALAN PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO PADA PT. SINAR SOSRO SUMATERA BAGIAN UTARA TAHUN 2014 DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

AKURANSI ARIMA DALAM PERAMALAN INFLASI KOTA BANDUNG

PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

1. I Wayan Sumarjaya, S.Si, M.Stats. 2. I Gusti Ayu Made Srinadi, S.Si, M.Si. ABSTRAK

PERAMALAN TINGKAT KEMATIAN BALITA PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TAPANULI UTARA DENGAN MODEL ARIMA BOX-JENKINS SKRIPSI

PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO

PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

PERAMALAN PENJUALAN TEH HIJAU DENGAN METODE ARIMA (STUDI KASUS PADA PT. MK)

PERBANDINGAN MODEL PADA DATA DERET WAKTU PEMAKAIAN LISTRIK JANGKA PENDEK YANG MENGANDUNG POLA MUSIMAN GANDA ABSTRAK

PERAMALAN PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DI MEDAN DENGAN METODE ARIMA

PERAMALAN STOK BARANG UNTUK MEMBANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN BARANG PADA TOKO BANGUNAN XYZ DENGAN METODE ARIMA

KAJIAN TEORI. atau yang mewakili suatu himpunan data. Menurut Supranoto (2001:14) Rata rata (μ) dari distribusi probabilitas

ANALISIS INTERVENSI FUNGSI STEP

MODEL ARMA (AUTOREGRESSIVE MOVING AVERAGE) UNTUK PREDIKSI CURAH HUJAN DI KABUPATEN SEMARANG JAWA TENGAH - INDONESIA. Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia

Peramalan Volume Pemakaian Air di PDAM Kota Surabaya dengan Menggunakan Metode Time Series

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n

PENJUALAN SEPATU MEREK NIKE DENGAN METODE AUTOREGRESSIVE INTREGATED MOVING AVERAGE (ARIMA)

Penerapan Model ARIMA

PERAMALAN LAJU INFLASI, SUKU BUNGA INDONESIA DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN METODE VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR)

Metode Deret Berkala Box Jenkins

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...iii. HALAMAN PENGESAHAN...iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... vi. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR TABEL...

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 8, Nomor 1, Mei 2017 ISSN

PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (GARCH)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Peramalan Aset dengan Memperhatikan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Fungsi Transfer

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. i. LEMBAR PERSETUJUAN ii LEMBAR PENGESAHAN. iii LEMBAR PERNYATAAN.. iv

ESTIMASI PARAMETER MODEL ARMA UNTUK PERAMALAN DEBIT AIR SUNGAI MENGGUNAKAN GOAL PROGRAMMING

Pemodelan Konsumsi Listrik Berdasarkan Jumlah Pelanggan PLN Jawa Timur untuk Kategori Rumah Tangga R-1 Dengan Metode Fungsi Transfer single input

BAB 2. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

Transkripsi:

Jurnal UJMC, Volume 2, Nomor 1, Hal. 28-35 pissn : 2460-3333 eissn: 2579-907X PERAMALAN PENYEBARAN JUMLAH KASUS VIRUS EBOLA DI GUINEA DENGAN METODE ARIMA Novita Eka Chandra 1 dan Sarinem 2 1 Universitas Islam Darul Ulum Lamongan, novitaekachandra@gmail.com 2 Universitas Islam Darul Ulum Lamongan, ekosari0931@gmail.com Abstract. Ebola virus can cause death. The spread number of cases of this virus is very rapidly, especially in the Guinea of West Africa. Based on the past data, the spread number of cases of ebola virus can be predicted by the method of time series namely ARIMA method. In this study the researcher used 63 cases of ebola virus. By using ARIMA method, it was found that an appropriate model for the spread of ebola virus cases is ARIMA(0,2,3). Based on the model, the spread number of cases of ebola virus can be predictedfor the next 13 periods, with the result that the spread number of cases of ebola virus has decreased from period to period. Keywords: ebola virus, forecasting, time series, ARIMA method. Abstrak. Virus ebola dapat menyebabkan kematian. Penyebaran jumlah kasus virus ebola ini sangatlah pesat terutama di Guinea Afrika Barat. Berdasarkan data masa lalu, penyebaran virus ebola dapat diramalkan dengan metode time series, yaitu metode ARIMA. Pada penelitian ini, menggunakan 63 periode data kasus virus ebola. Dengan menggunakan metode ARIMA, diperoleh bahwa model yang sesuai untuk penyebaran jumlah kasus virus ebola ini adalah ARIMA(0,2,3). Berdasarkan model tersebut, penyebaran jumlah kasus virus ebola dapat diprediksi selama 13 periode kedepan, dengan hasil bahwa jumlah penyebaran jumlah kasus virus ebola mengalami penurunan dari periode ke periode. Kata Kunci: virus ebola, peramalan, time series, metode ARIMA. 1 Pendahuluan Peramalan adalah memperkirakan besarnya atau jumlah sesuatu pada waktu yang akan datang berdasarkan data pada masa lampau yang dianalisis secara ilmiah khususnya menggunakan metode statistika [6]. Peramalan dapat dilakukan dengan model deret waktu. Salah satu model deret waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah model ARIMA. Emerging Disease (EID) adalah merupakan penyakit yang dapat meningkat dengan pesat dan dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini dapat disebabkan oleh virus, sebagai contoh virus ebola. Virus ebola pertama kali muncul pada tahun 1976 di Sudan dan Republik Congo [5]. Center of Disease Control and Prevention (CDC), sebuah Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat menyebutkan bahwa pada tahun 2014 merupakan wabah ebola terbesar sepanjang sejarah yang muncul di Afrika Barat dimulai dari negara Guinea dan menjadi perhatian dunia [3]. Menurut data WHO (WHO: Ebola Situation Report) hingga 18 November 2015 telah terjadi 28.598 kasus dengan 11.299 meninggal [8]. Sampai saat ini masih belum ada vaksin atau pengobatan khusus 28

untuk kasus ebola ini. Dimungkinkan dapat terjadi penyebaran virus hingga ke Asia. Berdasarkan uraian di atas, penulis memprediksi penyebaran jumlah kasus virus ebola di Guinea dengan metode ARIMA. 2 Kajian Teori 2.1 Model Time Series Analisis deret waktu (time series) diperkenalkan pada tahun 1970 oleh George E.P. Box dan Gwilym M. Jenkins melalui bukunya yang berjudul Time Series Analysis: Forecasting and Control [1]. Menurut [2], time series adalah suatu rangkaian pengamatan x t, yang dilakukan pada waktu t. Bagian penting dalam analisis time series adalah pemilihan model probabilistik yang sesuai dengan data. Dalam memilih model time series perlu pula diperhatikan pola data. Pola data dibagi menjadi empat, yaitu pola horisontal, pola musiman, pola trend dan pola siklis. Dalam penentuan model time series, diasumsikan bahwa data dalam keadaan stasioner. Sebuah time series {X t, t = 0, ±1, } dikatakan stasioner, jika memiliki sifat stastistik yang sama dengan deret waktu selanjutnya {X t+h, t = 0, ±1, } untuk setiap bilangan bulat h. Stasioneritas dibagi menjadi dua, yaitu stasioner dalam mean dan stasioner dalam varian. Jika kondisi stasioner dalam rata-rata tidak terpenuhi, maka perlu dilakukan proses differencing. Selanjutnya, dilakukan beberapa proses pemeriksaan diagnostik, sebagai berikut: 1. Fungsi Autokorelasi (ACF) Koefisien autokorelasi adalah suatu fungsi yang menunjukkan besarnya korelasi (hubungan linier) antara pengamatan pada waktu ke-t (dinotasikan dengan X t ) dengan pengamatan pada waktu-waktu sebelumnya (dinotasikan dengan X t 1, X t 2,..., X t k ). Koefisien autokorelasi untuk lag k dari data runtun waktu dinyatakan sebagai berikut [4]: r k = n k t=1 (X t X t )(X t+k X t ) nt=1 (X t X t ) 2. Karena r k merupakan fungsi atas k, maka hubungan koefisien autokorelasi dengan lagnya disebut dengan fungsi autokorelasi dan dinyatakan dengan ρ k. 2. Fungsi Autokorelasi Parsial (PACF) Fungsi autokorelasi parsial (PACF) pada lag k adalah korelasi diantara X t dan X t+k setelah dependensi linier antara X t dan X t+k variabel antara X t+1, X t+2,..., X t+k 1. Nilai φ kk dapat diselesaikan dengan metode yang lebih efisien yang diperkenalkan oleh Durbin [4], persamaan yang dapat digunakan adalah φ kk = ρ k k 1 j=1 φ k 1 ρ k j 1 k 1. j=1 φ k 1 ρ k j Karena phi kk merupakan fungsi atas k, maka φ kk disebut fungsi autokorelasi parsial. 29

3. White Noise Suatu proses {a t } disebut proses white noise (proses yang bebas dan identik) jika bentuk peubah acak yang berurutan tidak saling berkorelasi dan mengikuti distribusi tertentu. Untuk mengetahui apakah residu memenuhi proses white noise atau tidak, perlu dilakukan uji, salah satunya dengan Uji LjungBox. 4. Uji Asumsi Kenormalan Selain memenuhi white noise, model juga harus memenuhi asumsi kenormalan [1]. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk melakukan uji kenormalan adalah uji Kolmogorov Smirnov. 2.2 Metode ARIMA Metode ARIMA adalah singkatan dari Autoregressive Integrated Moving Average. Metode ARIMA atau biasa disebut juga sebagai metode Box-Jenkins merupakan metode yang secara intensif dikembangkan oleh George Box dan Gwilym Jenkins pada tahun 1960an [4]. Secara umum, model ARIMA mempunyai orde tertentu yang menyatakan adanya komponen Autoregressive (AR) orde p maupun Moving Average (MA) orde q, sehingga model ARIMA biasa dituliskan dalam bentuk ARIMA (p, d, q). Orde d menyatakan orde differencing untuk membuat data menjadi stasioner [1]. Penentuan orde tersebut tergantung pada kondisi data. Pada penetapan model yang sesuai harus melalui beberapa tahap yaitu identifikasi model, pemeriksaan diagnostik, pemilihan model terbaik dan penerapan model ARIMA yang diperoleh untuk keperluan peramalan. Pemilihan model ARIMA mengikuti ketentuan beriut: 2.3 Pemilihan Model Terbaik Model ACF PACF AR dies down cut off MA cut off dies down ARMA diesdown dies down Jika model yang diperoleh lebih dari satu, maka dilakukan pemilihan model terbaik dengan kriteria pemilihan menggunakan nilai MSE (Mean Square Error) yang minimum. Kriteria MSE dirumuskan sebagai berikut: 3 Hasil dan Pembahasan 3.1 Identifikasi Model MSE = 1 n (X t n ˆX t ) 2. t=1 Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data penyebaran virus ebola selama 63 periode [7]. Untuk membangun model yang baik, data time series dibagi menjadi dua bagian terlebih dahulu yaitu inisialization set dan test set. Prediksi akan dilakukan sejauh 13 periode kedepan, dengan demikian 30

test set terdiri dari 13 periode, sedangkan inisialization set terdiri dari 50 periode. Dengan bantuan software MINITAB 16, berikut ini plot time series data penyebaran virus ebola untuk 50 periode pertama. Gambar 1: Plot Time Series Penyebaran Virus Ebola Dari Gambar 1 terlihat bahwa data penyebarannya dipengaruhi oleh pola trend (tidak stasioner dalam mean). Untuk menstasionerkan data dilakukan proses differencing. Data stasioner setelah dilakukan proses differencing sampai orde ke-2. Berikut plot hasil dari differencing pada lag 2. Gambar 2: Plot Time Series Setelah Differencing pada lag 2 Terlihat pada Gambar 2 data sudah stasioner dalam mean, sehingga model ARIMA yang didapat akan mengandung differencing pada lag ke-2 (orde d = 2 ). Selanjutnya menentukan model sementara berdasarkan grafik ACF dan PACF berikut. 31

Gambar 3: ACF (kiri) dan PACF (kanan) Time Series Setelah Differencing Ke-2 Dari Gambar 3 menunjukkan bahwa ACF dan PACF cut off setelah lag ke-3. Dengan demikian, model yang diduga berdasarkan grafik ACF adalah model ARIMA (0,2,3) dan berdasarkan grafik PACF adalah model ARIMA (3,2,0). 3.2 Pemeriksaan Diagnostik Berdasarkan kedua model yang diperoleh yaitu ARIMA (0,2,3) dan ARIMA (3,2,0) dilakukan pemeriksaan uji diagnostik yang meliputi uji signifikansi parameter, white noise, dan uji kenormalan. Berikut penjelasannya. 1. Uji signifikansi parameter Pada Gambar 4 berikut menunjukan bahwa untuk AR(3) pada model ARIMA (3,2,0) nilai t-hitung=-4,10 lebih kecil dari t-tabel= 2,01289, artinya parameter tidak signifikan digunakan. Akan tetapi, untuk MA(3) pada model ARIMA (0,2,3) nilai t-hitung=2,94 yang diberikan lebih besar dibandingkan t-tabel=2,01290, artinya parameternya signifikan. Gambar 4: Hasil Uji Signifikan untuk Model ARIMA (3,2,0) (kiri) dan ARIMA(0,2,3) (kanan) 2. White noise Pada Gambar 5 di bawah ini menunjukkan nilai p-value baik pada model ARIMA (3,2,0) dan ARIMA (0,2,3) kurang dari 0,05. Hal ini berarti bahwa residu kedua model tersebut memenuhi white noise. Gambar 5: Uji Ljung-Box untuk Model ARIMA (3,2,0) (kiri) dan ARIMA(0,2,3) (kanan) 32

3. Uji kenormalan Pada Gambar 6 menunjukan bahwa dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov, nilai p-value dari kedua model ARIMA yaitu ARIMA (3,2,0) dan ARIMA (0,2,3) lebih besar dari 0,05. Artinya, residu kedua model tersebut mengikuti distribusi normal. Gambar 6: Grafik Normal Probability Plot untuk Model ARIMA (3,2,0) (kiri) dan ARIMA (0,2,3) (kanan) Tabel 1: Hasil Pemeriksaan Diagnostik Model ARIMA Pemeriksaan Diagnostik ARIMA (3,2,0) ARIMA (0,2,3) Uji signifikansi parameter tidak signifikan signifikan White noise memenuhi memenuhi Uji kenormalan memenuhi memenuhi Berdasarkan Tabel 1, model yang akan digunakan pada proses peramalan adalah model ARIMA(0,2,3). Karena hanya ada satu model yang layak digunakan, maka pemilihan model terbaik tidak dilakukan. 3.3 Peramalan Tahap terakhir pada metode ARIMA adalah peramalan. Pada penelitian ini akan dilakukan peramalan untuk 13 periode ke depan dari data awal sebanyak 63 periode. Model yang akan digunakan adalah ARIMA (0,2,3) yang secara matematis dinyatakan sebagai berikut: X t = 2X t 1 X t 2 + a t (0, 5961)a t 1 ( 0, 0552)a t 2 (0, 4537)a t 3.(1) Dengan menerapkan model ARIMA(0,2,3) untuk 63 periode data, dan prediksi 13 periode kedepan, diperoleh data hasil ramalan sebagai berikut: 33

Tabel 2: Hasil Ramalan 13 Minggu Kedepan Periode Minggu Ke- Tahun Ramalan 1 45 2015 3800,68 2 46 2015 3791,07 3 47 2015 3777,20 4 48 2015 3761,28 5 49 2015 3743,31 6 50 2015 3723,28 7 51 2015 3701,19 8 52 2015 3677,05 9 53 2015 3650,86 10 1 2016 3622,61 11 2 2016 3592,30 12 3 2016 3559,94 13 4 2016 3525,52 Berdasarkan Tabel 2 di atas, dapat diketahui bahwa hasil ramalan untuk 13 minggu kedepan pengalami penurunan dari minggu ke minggu dengan persentase penurunan sebesar 7,24% dengan tingkat kepercayaan 95%. Dengan menggabungkan hasil ramalan, maka plot time series dari keseluruhan data sebagai berikut: Gambar 7: Plot Time Series Keseluruhan Data 4 Kesimpulan Model yang sesuai yang dapat diterapkan dalam prediksi penyebaran jumlah kasus virus ebola di Guinea Afrika Barat adalah ARIMA(0,2,3) pada Persamaan 1. Hasil prediksi untuk 13 minggu ke depan menunjukkan bahwa 34

penyebaran jumlah kasus virus ebola di Guinea Afrika Barat mengalami penurunan dari minggu ke minggu, dengan persentase penurunan sebesar 7,24% dan tingkat kepercayaan 95%. Daftar Pustaka [1] Aswi dan Sukarna. 2006. Analisis Deret Waktu: Teori dan Aplikasi. Andira Publisher. Makassar. [2] Brockwell, P.J. dan Davis, R.A. 2002. Introduction To Time Series and Forecasting. Springer- Verlag New York, Inc., New York. [3] Center of Disease Control and Prevention. 2015. Ebola (Ebola Virus Disease). CDC. US. [4] Mulyana. 2004. Analisis Data Deret Waktu. Universitas Padjajaran. Bandung. [5] Murphy, F. A. 2015. Ebola Virus Disease-An Introduction. WHO, Western Pacific Region. [6] Sudjana. 1989. Metoda Statistik. Tarsito. Bandung. [7] WHO. 2015. Ebola Data and Statistic. http://apps.who.int/gho/data/view.ebola-sitrep.ebolasummary 20150211?lang=en. Diakses pada 22 Desember 2015. [8] WHO. 2015. Situation Report-18 November (2015). http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/134449/1 /roadmapupdate18nov15 eng.pdf?ua=1. Diakses pada 1 Desember 2015. 35