TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi merupakan suatu teknik statistika untuk menyelidiki dan

dokumen-dokumen yang mirip
PENANGANAN MULTIKOLINEARITAS (KEKOLINEARAN GANDA) DENGAN ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA. Tatik Widiharih Jurusan Matematika FMIPA UNDIP

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 2, 71-81, Agustus 2001, ISSN :

TINJAUAN PUSTAKA. Model Regresi Linier Ganda

Bab 2 LANDASAN TEORI

Analisis Regresi 2. Multikolinier & penanganannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hal ini sangat membantu dalam proses pembuktian sifat-sifat dan perhitungan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB. IX ANALISIS REGRESI FAKTOR (REGRESSION FACTOR ANALYSIS)

Analisis Regresi 2. Multikolinier & penanganannya

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan sebuah alat statistik yang memberi penjelasan

TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi adalah suatu metode analisis data yang menggambarkan

PEMODELAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA MENGGUNAKAN REGRESI RIDGE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu peubah prediktor dengan satu peubah respon disebut analisis regresi linier

III. METODE PENELITIAN

PEMODELAN PRODUKSI TANAMAN PANGAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK TENAGA KERJA MENGGUNAKAN REGRESI AKAR CIRI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MENGATASI MULTIKOLINEARITAS MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA)

= parameter regresi = variabel gangguan Model persamaan regresi linier pada persamaan (2.2) dapat dinyatakan dalam bentuk matriks berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini dibahas tentang matriks, metode pengganda Lagrange, regresi

TINJAUAN PUSTAKA. Matriks adalah suatu susunan bilangan berbentuk segi empat. Bilangan-bilangan

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. level, model regresi tiga level, penduga koefisien korelasi intraclass, pendugaan

Analisis Regresi 2. Pokok Bahasan : Asumsi sisaan dan penanganannya

STK 511 Analisis statistika. Materi 7 Analisis Korelasi dan Regresi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

Analisis Regresi 1. Pokok Bahasan Pengujian pada Regresi Ganda

BAB I PENDAHULUAN. menyelidiki hubungan di antara dua atau lebih peubah prediktor X terhadap peubah

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Plot jenis pengamatan pencilan.

PEMODELAN JUMLAH UANG BEREDAR

PENDETEKSIAN PENGAMATAN PENCILAN DAN BERPENGARUH DENGAN METODE PENGARUH LOKAL GOSEN SITANGGANG

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. metode kuadrat terkecil (MKT), outlier, regresi robust, koefisien determinasi,

IV. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

REGRESI LINIER GANDA. Fitriani Agustina, Math, UPI

PENERAPAN METODE REGRESI GULUD DAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DALAM MENGATASI PENYIMPANGAN MULTIKOLINEARITAS PADA ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA

homogen jika titik-titik tersebar secara merata atau seimbang baik di atas maupun dibawah garis, dengan maksimum ragam yang kecil.

Estimasi Interval Kepercayaan Bootstrap pada Parameter Regresi Komponen Utama

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan

Metode Regresi Ridge dengan Iterasi HKB dalam Mengatasi Multikolinearitas

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

VI. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI

BAB III METODE PENELITIAN

PEMODELAN PRINCIPAL COMPONENT REGRESSION DENGAN SOFTWARE R

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

Bab 1 PENDAHULUAN. Secara umum persamaan regresi linier dengan k variabel bebas dinyatakan dengan :

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. regresi adalah sebuah teknik statistik untuk membuat model dan menyelediki

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

KINERJA JACKKNIFE RIDGE REGRESSION DALAM MENGATASI MULTIKOLINEARITAS

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PDAM Bekasi Jl. KH Noer Ali

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

TINJAUAN PUSTAKA. pendugaan modelnya. Salah satu metode statistika yang dapat mengatasinya adalah

Analisis Regresi: Regresi Linear Berganda

BAB III PEREDUKSIAN RUANG INDIVIDU DENGAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA. Analisis komponen utama adalah metode statistika multivariat yang

REGRESI LINIER BERGANDA

REGRESI LINEAR SEDERHANA

BAB III METODE PENELITIAN. di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode

Analisis Peubah Ganda

BAB III METODE PENELITIAN. umum dari obyek penelitian. Pada penelitian ini peneliti mengambil data waktu tiga

III. METODE PENELITIAN. deret waktu (time series) dengan periode waktu dari tahun 1993 sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi obyek penelitian adalah DER (debt to equity ratio),

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis Komponen Utama (AKU, Principal Componen Analysis) bermula dari

BAB III LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODA PENELITIAN. industri penghasil bahan baku sektor pertambangan yang terdaftar di

STUDI KOMPARATIF METODE KUADRAT TERKECIL DENGAN METODE REGRESI ROBUST PEMBOBOT WELSCH PADA DATA YANG MENGANDUNG PENCILAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pemahaman mata pelajaran gambar teknik (X 1 ) dan kreativitas (X 2 ) serta

Universitas Negeri Malang

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua variabel atau lebih.. Dalam

PENERAPAN METODE GENERALIZED RIDGE REGRESSION DALAM MENGATASI MASALAH MULTIKOLINEARITAS

MANAJEMEN DATA PENCILAN PADA ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA MAGRI HANDOKO

BAB II LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis regresi linier sederhana 2. Analisis regresi linier berganda. Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

BAB III METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah investasi swasta di

BAB III METODE PENELITIAN. September). Data yang dikumpulkan berupa data jasa pelayanan pelabuhan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi merupakan suatu teknik statistika untuk menyelidiki dan memodelkan hubungan diantara peubah-peubah, yaitu peubah tak bebas (respon) dan peubah bebas (prediktor). Analisis ini digunakan dalam berbagai bidang ilmu. Diantara model-model regresi, model regresi linier merupakan model yang paling sederhana dan paling sering digunakan. Suatu model linier adalah sebuah fungsi linier dalam parameter Po,P1,...,P, (Myers & Milton, 1991). Model regresi yang mempunyai lebih dari satu peubah bebas dan linier dalam koefisiennya disebut model regresi linier berganda yang dinyatakan sebagai berikut : Y i =PO +PI',, +P2'12 +a*.+ Pnl'inl +El (la) dengan : yi adalah peubah tak bebas ; xij adalah peubah bebas ke-j pada ulangan ke-i ; Ei adalah sisaan atau galat ; pj adalah koefisien regresi ; i = 1,2,..., n dan n > m+l ; J = 1,2,...,, m. Anaiisis regresi digunakan untuk mempelajari hubungan antara sepasang peubah atau lebih, dan terutama untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya belum diketahui- dengan sempurna sehingga dalam penerapannya lebih bersifat eksploratif dan mengakar pada pendekatan empirik (Aunuddin, 1 989).

Metode Kuadrat Terkecil (MKT) Model persamaan regresi (la) secara umum dapat ditulis dalam notasi matriks sebagai berikut : y=xp+g - - y = Vektor peubah tak bebas (nxl) - X = Matriks peubah bebas (nxk) p = Vektor penduga parameter (kxl) - g = Vektor sisadgalat (nxl) Dengan E(E -) = 0, var(5 ) = 021 dan unsur-unsur E tidak berkorelasi. Karena E(g ) = 0 maka E( y -) = X p -, sehingga kuadrat galatnya adalah : Dengan meminimumkan jumlah kuadrat galat diperoleh /? sebagai berikut : dimana adalah penduga yang memenuhi sifat linier, tidak berbias dan memiliki ragam minimum (Myers & Milton, 1991). Pada analisis regresi, salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah pengujian hipotesis terhadap koefisien regresi. Tujuan dari hipotesis inj adalah untuk mengetahui kontribusi relatif dari peubah bebas. Pada MKT, pengujian hipotesis tersebut biasanya menggunakan uji t. Adapun bentuk hipotesis statistiknya jika yang ingin diuji Po adalah :

Secara eksplisit, uji terhadap hipotesis di atas didasarkan pada statistik uji : Kaidah keputusan dalam pengujian ini bila taraf nyata ditetapkan sebesar a adalah Jika I thir I '(1-a/2;n-2) ' terima Ho. Dan jika tidak maka terima HI. Multikolinearitas Masalah multikolinearitas muncul ketika terdapat korelasi diantara peubah bebasnya, sehingga ha1 ini akan mempengaruhi ragam dari penduga kuadrat terkecil dan pendugaan model yang dibuat (Wetherill, 1986). Multikolinearitas bukanlah suatu kesalahan pemodelan, tetapi suatu kondisi data yang tidak sempurna, sehingga sangatlah penting untuk menyadari kehadiran multikolinearitas (Chatterjee & Price, 1977). Hal senada menurut Belsley et al, (1980) bahwa multikolinearitas adalah masalah data bukan masalah statistik. Akan tetapi dalam interpretasi dari model regresi yang terbentuk atau yang ingin dicari menimbulkan konsekuensi. Konsekuensi dari multikolinearitas dalam analisis regresi tersebut adalah ragam dan peragam dari penduga kuadrat terkecil menjadi lebih besar, selang kepercayaan bagi penduga parameter menjadi lebih lebar dan galat baku dari koefisien regresi menjadi bertambah besar sehingga statistik t yang didefenisikan sebagai rasio antara penduga dan galat baku koefisien penduga menjadi lebih kecil. Untuk menjelaskan ha1 ini, maka misalkan model regresi linier berganda berikut :

Y =Po +PIX, + P 2 ~ 2 +E (14 Dengan mengasumsikan peubah galat (sisaan) memiliki sifat-sifat : E[&]=O, 2-2 Var[& 1-0, COV[E~, cj]= E[Q, E~]=O, untuk i#j, maka persamaan regresi diatas dapat diduga dengan MKT yang menghasilkan koefisien regresi bl dan b2 sebagai penduga tak bias bagi parameter PI dan p2. Selanjutnya dengan mendefenisikan peubah xl dan xz dalam bentuk simpangan terhadap nilai rataannya, maka berdasarkan MKT diperoleh : dimana 1-12 adalah koefisien korelasi antara peubah bebas xl dan x2 (Dillon & Goldstein, 1984). Dengan demikian dari persamaan (2c), (3c) dan (4c) tampak secara jelas apabila 1-12 mendekati 1, maka penyebutnya akan menjadi kecil dan apabila sarna dengan 1 persamaan menjadi tidak dapat ditentukan, karena penyebutnya akan sama dengan no1 dan dalam kasus pembagian dengan no1 memberikan hasil yang tidak terdefenisi, sehingga Var[bl], Var[b2] dan Cov[bl,b2] menjadi tidak terdefenisi apabila terjadi korelasi linier secara sempurna diantara peubah-peubah bebas x. Sebaliknya apabila

peubah-peubah x bersifat ortogonal, dimana 1-12 = 0, maka Cov[bl,b2] = 0 dan Var[bl] = 02/&12, Var[b2] = 02/C~22. Dan juga penafsiran koefisien regresi sebagai tolak ukur perubahan nilai harapan peubah tak bebas bila peubah bebas padanannya naik satu satuan sedangkan semua peubah bebas lainnya konstan tidak lagi sepenuhnya berlaku. Meskipun secara konseptual bisa divariasikan salah satu peubah bebas pada saat yang sama mempertahankan peubah-peubah lain tetap (konstan). Namun di dalam praktek tidak mungkin melakukannya untuk peubah-peubah bebas yang berkorelasi tinggi. Misalnya, model regresi untuk maramalkan hasil panen dari banyaknya curah hujan dm jumlah jam sinar matahari, hubungan antara kedua peubah bebas tersebut tidak mungkin diubah-ubah sementara yang lain dibuat konstan. Jadi bila peubah-peubah bebas saling berkorelasi, koefisien salah satu peubah bergantung pada peubah lain mana yang dimasukkan ke dalam model dan mana yang tetap di luar model. Dengan demikian koefisien regresi tidak mencerminkan pengaruh inheren suatu peubah bebas terhadap peubah tak bebas, melainkan pengaruh marjinal atau parsial, bila diketahui peubah bebas lain telah ada di dalam model. Kondisi demikian juga mempengaruhi tanda peubah-peubah bebas terhadap peubah tak bebasnya yang digambarkan oleh tanda dari koefisien regresi bisa berubah-ubah apabila masing-masing peubah dan secara bersamaan dimasukkan kedalam model (Neter et al, 1990). Indikasi adanya masalah kekolinearan ganda yang serius ditunjukkan oleh diagnostik-diagnostik informal sebagai berikut :

1. Terjadi perubahan besar koefisien regresi dugaan bila suatu peubah bebas ditambahkan atau dibuang, atau bila suatu amatan diubah atau dibuang. 2. Uji-uji individu terhadap koefisien regresi bagi peubah-peubah bebas penting memberikan hasil yang tidak nyata. 3. Tanda koefisien regresi dugaan yang diperoleh bertentangan dengan yang diharapkan berdasarkan pertimbangan teoritis atau pengalaman-pengalaman sebelumnya. 4. Koefisien regresi sederhana yang besar antara pasangan-pasangan peubah bebas di dalam matriks korelasi rxx. 5. Selang kepercayaan yang lebar bagi koefisien regresi peubah bebas yang penting. Metoda informal di atas memiliki sejumlah keterbatasan, yaitu tidak memberikan ukuran kuantitatif tentang dampak kekolinearan ganda, tidak mampu mengidentifikasi sifat kekolinearan ganda dan adakalanya perilaku yang teramati terjadi tanpa adanya kekolinearan ganda. Melihat keterbatasan di atas, suatu metode formal untuk mendeteksi adanya kekolinearan ganda yang banyak digunakan adalah melalui faktor inflasi ragam (Variance Inflation Factor [VIF]). VIF yaitu pengukuran multikolinearitas untuk peubah bebas ke-i. VIF dihitung dari matriks korelasi peubah bebas yang telah dibakukan satuannya. VIF adalah salah satu faktor yang mengukur seberapa besar kenaikan ragam dari koefisien regresi dibandingkan terhadap peubah bebas yang ortogonal jika dihubungkan secara linier (Fox & Monette, 1992). Nilai VIF akan semakin besar jika terdapat korelasi yang semakin besar diantara peubah-peubah bebas. VIF yang melebihi sepuluh bisa digunakan sebagai petunjuk adanya

kolinearitas (Neter et al, 1990). Hubungan antara VIFi dan kolinearitas adalah melalui rumus : R: = koefisien determinasi ganda bila xi diregresikan terhadap p-2 peubah x lainnya di dalam model. Multikolinearitas dikatakan serius bila VIF lebih besar dari 10 (Rawling et al, 1988). Analisis Komponen Utama Misalkan suatu peubah acak x = (xl,xz,..., x,) yang terdiri dari p peubah yang mengikuti sebaran peubah ganda tertentu dengan vektor nilai tengah p dan matriks ragam peragam S atau matriks korelasi R. Kedua matriks tersebut berguna dalam perhitungan nilai akar ciri (Aj) dan vektor ciri (aj). Dari p buah peubah asal tadi dapat diturunkan p buah komponen utarna untuk menerangkan keragaman total sistem, dan seringkali keragaman total itu dapat diterangkan secara memuaskan oleh sejumlah kecil komponen utama, misal k buah komponen dimana k<p. Jadi analisis komponen utama (AKU) pada prinsipnya bertujuan mereduksi dimensi peubah asal yang telah ditransformasi ke peubah baru dan menginterpretasikannya. Komponen utama ke-j dari contoh pengamatan berdimensi p peubah adalah merupakan kombinasi linear dari peubah asal yang dinyatakan dalam bentuk persamaan berikut : wi = a,,x, +a2,,x2 +...+ a,,~.~ (14

Matriks peragam S digunakan bila semua peubah yang diamati diukur dalam satuan pengukuran yang sama, tetapi bila peubah yang diamati mempunyai satuan pengukuran yang berbeda perlu dibakukan dalam peubah baku sebagai berikut : Sehingga komponen utama ke-j dari contoh pengamatan berdimensi p peubah baku adalah merupakan kombinasi linear dari peubah baku sebagai berikut : W, = a,,iz, +a2,z2 +...+ a,.z, (34 Untuk peubah yang memiliki satuan pengukuran yang tidak sama maka komponen utama diturunkan dari matriks korelasi R (Gasperz, 1992). Untuk mengukur keeratan hubungan (korelasi) antara peubah asal dengan komponen utarna dapat dilihat melalui besarnya koefisien korelasi antara peubah asal dengan komponen utama itu, bila komponen utama diturunkan dari matriks korelasi R maka koefisien korelasi antara peubah baku ke-i dan komponen utama ke-j dihitung dengan : Analisis komponen utama dapat dijadikan tahap antara dalam penelitian yang bersifat lebih besar. Untuk tujuan analisis lanjutan, misalnya analisis regresi komponen utama, dihitung skor komponen utarna dari setiap objek pengamatan.

Analisis Regresi Komponen Utama Pengaruh multikolinearitas pada pemodelan regresi dengan MKT menyebabkan pendugaan koefisien regresi yang kurang baik. Masalah multikolinearitas dapat diatasi dengan beberapa metode, antara lain Metode Regresi Komponen Utarna (Kristiningrum, 1997), Metode Regresi Ridge (Pakpahan, 2000) dan Metode Kuadrat Terkecil Parsial (Herwindiati, 1997). Untuk mengetahui metode terbaik dalam mengatasi multikolinearitas, Henvindiati telah melakukan penelitian terhadap Metode Kuadrat Terkecil Parsial (MKTP), Metode Regresi Komponen Utama dan Metode Regresi Ridge. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa MKTP lebih baik dibandingkan Regresi Komponen Utama dan Regresi Ridge. Analisis regresi komponen utama merupakan suatu analisis kombinasi antara analisis regresi dan analisis komponen utama. Analisis regresi komponen utama ditetapkan bila dalam pembentukan model pendugaan peubah bebas yang digunakan banyak dan terdapat hubungan yang erat antar peubah bebasnya. Adanya korelasi antar peubah bebas menyebabkan salah satu asumsi dasar regresi dalam MKT menjadi gaga1 terpenuhi dan salah satu cara membebaskan korelasi antar peubah bebasnya adalah dengan regresi komponen utama. Pendugaan dengan regresi komponen utama akan menghasilkan nilai dugaan yang memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi, dengan jumlah kuadrat galat yang lebih kecil bila dibandingkan dengan pendugaan MKT (Gasperz, 1992). Dari p komponen utama yang diturunkan dari matriks korelasi R dihitung skor komponen utarna untuk tiap-tiap komponen utarna yang menghasilkan W, skor komponen utama.

Wp= ai'g, (le) z = vektor skor baku peubah yang diamati dari unit pengamatan ke-i. -I Setelah diperoleh skor komponen utama maka regresikan peubah tak bebas y dengan skor komponen utama W untuk menghasilkan penduga koefisien regresi untuk p komponen utama,?; - penduga ragam s2k); dan jumlah kuadrat regresi S S ). ~ Model regresi komponen utama untuk seluruh skor komponen utama : Selanjutnya uji H, : = 0 untuk setiap j dengan menggunakan uji t atau uji F, dan eliminasi dari model regresi komponen utarna (Rawlings et al, 1998) bila mempunyai akar ciri yang cukup kecil yang menyebabkan masalah kolinearitas dan yang koefisien penduga regresinya b, ) tidak berbeda nyata dari nol. Dari p komponen utama setelah dieliminasi s komponen utama tersisa g komponen utama, untuk selanjutnya transformasi komponen utarna ke dalam peubah aslinya, sehingga persamaan regresinya menjadi : Ragam koefisien regresi komponen utama dihitung dengan rumus : dimana Ag adalah akar ciri ke-j dan se2 adalah galat dibagi jumlah kuadrat terkoreksi, dirurnuskan sebagai :

Pengujian signifikansi terhadap koefisien regresi secara parsial untuk mengetahui pengaruh dari setiap peubah bebas terhadap peubah tak bebas dengan uji t- student, yaitu