PENINGKATAN ETOS KERJA PEGAWAI DALAM PROSES PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN TAHUNA INDUK KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Oleh : Wulan Sari Moningkey Makatipude, ABSTRAK Sejalan dengan kebutuhan masyarakat akan pelayanan yang berkualitas dari pemerintah, maka salah satu aspek penting dalam pelayanan yaitu etos kerja dari aparatur pemerintah. Pelayanan yang berkuaitas dan memuaskan masyarakat tergantung dari etos kerja dari aparatur pemerintah. Karena etos kerja yang baik akan berdampak baik pula bagi pelayanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana etos kerja pegawai dalam proses pelayanan public. Hasil penelitian menunjukkan bahwa etos kerja dari aparatur pemerintah kecamatan masih kurang hal ini dibuktikan dari beberapa hal seperti kurangnya motivasi dari diri sendiri maupun dari atasan serta kurangnya ketrampilan dari pegawai dalam menggunakan komputer. Key words : Peningkatan, Etos Kerja, Pelayanan publik Pendahuluan Untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat sangat dibutuhkan aparatur-aparatur Pemerintah yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang handal, untuk itulah kemudian dapat dikatakan keberhasilan suatu pelayanan salah satunya sangat ditentukan oleh kualitas aparat yang ditunjuk sebagai pelayanan publik. Seperti yang terjadi dikantor Kecamatan Tahuna Induk, Etos kerja dari aparatur pemerintah dianggap masih sangat rendah. Sumber Daya Manusia aparatur pemerintah dikantor Kecamatan Tahuna Induk profesionalismenya sangat rendah, kurang kreatif dan inovatif. Hal ini berdasarkan persoalan-persoalan yang ada pada pegawai dikantor tersebut. Contoh yang terjadi para staff pegawai kurang disiplin, sering datang terlambat dan pulang sebelum jam kantor selesai. Ada juga yang menunda-nunda pekerjaan
mereka dan lebih mengutamakan kepentingan pribadi daripada kepentingan umum. Lain halnya dengan seseorang yang mempunyai relasi atau hubungan baik dengan orang lain, sanak saudara, kerabat, kenalan maka proses pelayanan publik selalu lancar karena dibalik pelayanan tersebut ada kompensasi yang selalu ditawarkan sehingga yang bersangkutan akan mendapatkan perlakuan yang berbeda. Masalah nyata lainnya dalam proses pelayanan terutama pembuatan Akte jual beli tanah dan legalisir surat-surat masih berbelit-belit dan tidak terkendali secara efektif. Ketidakprofesional pegawai menyebabkan pelayanan menjadi lamban. Ini dikarenakan kurangnya etos kerja dari pegawai setempat. Kurangnya etos kerja aparatur pemerintah terhadap tugas dan kewajiban terhadap tingkat pelayanan, sistem prosedur dan metode kerja dalam pelayanan publik kurang memadai, sehingga mekanisme kerja tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan, pendapatan pegawai yang tidak memenuhi standar untuk memenuhi kebutuhan hidup, kemampuan pegawai yang tidak memadai untuk tugas yang dibebankan kepadanya sehingga hasil pekerjaan tidak memenuhi standar yang diharapkan, kurang tersedianya sarana pelayanan publik yang memadai sehingga memperlambat pelayanan. Pelayanan kepada masyarakat dapat dikategorikan efektif apabila masyarakat mendapatkan kemudahan pelayanan dengan prosedur yang singkat, cepat, tepat dan memuaskan. Keberhasilan dalam pelayanan tergantung dari kemampuan pemerintah setempat dalam meningkatkan etos kerja mereka. Khususnya pemerintah dikantor kecamatan Tahuna Induk. Metode Penelitian
Jenis Penelitian Untuk memperoleh jawaban dari permasalahan yang diambil dan sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka jenis penelitian yang dianggap tepat adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan analisis data kualitatif. Karena obyek dari penelitian ini adalah merupakan kenyataan social yang terjadi dikantor kecamatan Tahuna Induk yaitu peningkatan etos kerja pegawai dalam pelayanan publik. Focus Penelitian Fokus penelitian adalah Bagaimana etos kerja pegawai dalam proses pelayanan public dilihat dari etos kerja sebagai: 1. Pendorong timbulnya kegiatan 2. Penggairah dalam aktifitas 3. Penggerak Teknik Pengumpulan Data 1. Data Primer adalah data yang diperoleh dengan melakukan penelitian langsung terhadap objek penelitian dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Mengadakan interview atau wawancara terhadap sejumlah pegawai kecamatan dan anggota masyarakat. b. Pengamatan langsung terhadap objek penelitian 2. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui media yang sifatnya melengkapi data primer, seperti literature, jurnal ilmiah, Koran dan majalah yang erat kaitannya dengan penelitian ini. Informan Penelitian Menurut Sugiyono (2003:90), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dengan demikian maka dalam penelitian ini penulis menentukan 25 orang informan yang terdiri dari: - Kepala Kecamatan (Camat) - Sekretaris Kecamatan (Sekcam) - Staff Pegawai Kecamatan (17 Orang) - Masyarakat (6 Orang) Teknik Analisis Data 1. Reduksi Data Yaitu Proses pemilihan data kasar dan masih mentah yang berlangsung terus menerus selama penelitian berlangsung. Tahap reduksi data yang dilakukan peneliti yaitu menelaah secara keseluruhan data yang dihimpun dari pelaksanaan kegiatan penelitian yang berhubungan dengan etos kerja dan pelayanan public. 2. Penyajian data Dalam tahap ini peneliti membuat rangkuman secara deskriptif dan skematis. Penyajian data dilakukan dengan cara penyampaian informasi berdasarkan data yang dimiliki dan disusun dengan baik dalam bentuk naratif. 3. Penarikan Kesimpulan Yaitu membuat suatu kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai sumber. Pada tahap ini peneliti melakukan pengkajian tentang simpulan yang telah diambil dengan data pembanding teori tertentu. Pengujian ini
dimaksudkan untuk melihat kebenaran hasil analisis yang melahirkan simpulan yang dapat dipercaya. Pembahasan Etos kerja adalah landasan untuk meningkatkan prestasi kerja atau kinerja. Apabila landasan itu di budayakan oleh manusia maka secara eksplisit kita akan memiliki suatu budaya sikap yang berorientasi pada hasil, dengan suatu keyakinan bahwa akan ada peningkatan terhadap hasil dan sesuai dengan tujuan yang telah dicanangkan. Pengerucutan dari sifat etos kerja adalah terciptanya budaya kerja yang merupakan sikap hidup yang berfungsi sebagai pendorong terciptanya manusiamanusia yang cerdas, terampil, mandiri, memiliki kesetiakawanan, kerja keras, kreatif, berdisiplin, berorientasi pada masa depan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik. Adapun hasil wawancara tertulis, merupakan salinan atas wawancara yang di lakukan di lapangan penelitian kepada informan, pelaksanaan wawancara langsung dengan informan yang telah penulis lakukan ini dilakukan dalam kurung waktu kurang lebih 2 minggu dengan melibatkan informan sebagaimana telah di rencanakan dalam penelitian ini. a. Pendorong Timbulnya Kegiatan Motivasi pegawai yang tinggi akan menghasilkan kinerja yang baik dan pada akhirnya kinerja yang baik akan memberikan kepuasan kepada masyarakat yang dilayaninya.
Semangat kerja aparatur pemerintah yang berorientasi pada pelayanan masyarakat harus menjadi obsesi serta mengutamakan kepuasan masyarakat. Oleh karena itu perlu ditumbuhkembangkan orientasi pelayanan yang dapat merangsang motivasi kerja apatur pemerintah. Sesuai dengan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan Sekretaris Kecamatan, menurut beliau Dorongan atau motivasi dari pegawai maupun dari atasan (camat) masih kurang. Tidak ada inisiatif dari pegawai setempat untuk melaksanakan tugas mereka. Dalam hal ini pemberian motivasi perlu dilakukan sebagai pendorong untuk meningkatkan keefektifan kinerja pegawai. Dari proses pelayanan public dapat dilihat sejauh mana tingkat etos kerja pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Sesuai dengan penelitian yang telah penulis lakukan di Kantor Kecamatan Tahuna, di Kantor tersebut penulis menemukan seorang pegawai yang setiap kali di berikan tugas oleh atasannya, Ia selalu melimpahkan tugas tersebut kepada pegawai yang lain. Setelah penulis telusuri tenyata Pegawai tersebut hanya berpendidikan SMA karena itu Ia selalu melimpahkan tugasnya kepada pegawai lain karena kurangnya pengetahuan dari pegawai tersebut. Para pegawai akan berkembang lebih baik serta bekerja lebih efektif dan efisien apabila mereka dibekali dengan berbagai ketrampilan, pengetahuan, wawasan, orientasi serta cara berpikir yang luas. b. Penggairah dalam Aktifitas Setiap pegawai akan lebih bergairah dalam aktifitas mereka apabila mereka diberikan reward atau penghargaan. Menurut salah satu pegawai, selama ia bekerja dikantor tersebut, Atasan tidak pernah memberikan motivasi berupa penghargaan
kepadanya padahal ia selalu disiplin waktu, tidak pernah telambat dan pulang sesuai jam kantor. Pemberian Penghargaan sangat penting dalam upaya menumbuhkan etos kerja dan meningkatkan kinerja. Melalui penghargaan ini di rangsang untuk meningkatkan kinerja yang positif dan produktif. Penghargaan seperti ini biasanya sangat erat kaitannya dengan prestasi yang dicapai oleh pegawai dalam menjalankan tugas. c. Penggerak Para Pegawai akan bekerja cepat apabila mereka dibekali dengan ketrampilan dan pengetahuan, wawasan yang luas serta sarana dan prasarana yang dapat menunjang efektivitas kerja dalam suatu organisasi. Peranan perangkat kecamatan dalam kegiatan pelayanan kepada masyarakat harus didukung oleh sarana dan prasarana yang menunjang seperti computer. Sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan kasubag kepegawaian, menurut beliau, computer yang berfungsi dikantor tersebut hanya 3 unit, sedangkan pekerjaan dikantor camat itu banyak. Oleh karena itu factor teknologi dianggap sebagai peluang dan motivasi kerja bagi peningkatan pelayanan public. Meningkatnya tugas dan pelayanan public dengan sendirinya menuntut dukungan sarana teknologi yang tepat dan sesuai dengan perkembangan agar mempercepat akses pelayanan. Dengan demikian peningkatan etos kerja pegawai perangkat kecamatan juga akan sangat ditunjang oleh tersedianya perangkat teknologi yang memadai. Seorang pegawai yang mempunyai tingkat pendidikan yang memadai dalam hal ini pegawai sudah di bekali dengan dasar pengetahuan dan ketrampilan tentu akan dengan mudah melaksanakan tugas-tugas yang di berikan kepadanya dengan baik.
Tetapi pada kenyataannya yang terjadi dikantor kecamatan tersebut banyak pegawai yang tidak memiliki ketrampilan, khususnya ketrampilan dalam menggunakan computer. Para staff pegawai dikantor ini banyak yang tidak tahu cara menggunakan computer dan juga dikantor ini yang berpendidikan S1 hanya beberapa orang selebihnya hanya berpendidikan SMA. (hasil wawancara dengan CamatTahuna) Peningkatan sumber daya manusia akan menjadikan seseorang mempunyai etos kerja yang baik. Meningkatnya kualitas pelayanan dapat tercapai apabila ada pendidikan yang merata dan bermutu di sertai dengan peningkatan dan perluasan pendidikan, keahlian dan ketrampilan. Betapapun modern teknologi yang digunakan, tanpa SDM yang professional semua menjadi tidak bermakna. Pengembangan sumber daya manusia seperti pendidikan dan ketrampilan perlu disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan pekerjaan hal ini jelas dimaksud agar kontribusi pendidikan nantinya bisa berdampak langsung bagi peningkatan hasil pekerjaan itu sendiri. Peningkatan kualitas pelayanan publik berkaitan erat dengan etos kerja aparatur pemerintah. Pelayanan public tidak dapat terlaksana dengan baik jika tidak ada Motivasi dari para aparatur pemerintah untuk menjalankan tugas pelayanannya. Pelayanan publik oleh aparatur pemerintah dewasa ini masih banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat. Indikator ukuran antara Etos Kerja dengan Pelayanan Publik dapat dilihat dari tingkat kepuasan masyarakat terhadap unsur pelayanan yang masih perlu perbaikan dan menjadi pendorong setiap unit penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanannya.
Pengukuran indeks kepuasan masyarakat dapat dilihat dari: 1. Prosedur Pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan. 2. Persyaratan Pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administrative yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya. 3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan 4. Kedisiplinan Petugas Pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsisten waktu kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 5. Tanggung Jawab Petugas Pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan. 6. Kemampuan Petugas Pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat. 7. Kecepatan Pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan. 8. Keadilan mendapat pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani. 9. Kesopanan dan Keramahan Petugas, yaitu sikap dan perilaku masarakat dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati. 10.Kewajaran Biaya Pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.
11. Kepastian Biaya Pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan 12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu Pelaksanaan waktu pelayanan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat sangat dibutuhkan aparatur-aparatur Pemerintah yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang handal, untuk itulah kemudian dapat dikatakan keberhasilan suatu pelayanan salah satunya sangat ditentukan oleh kualitas aparat yang ditunjuk sebagai pelayanan publik. Kesimpulan Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan bahwa Etos Kerja yang baik akan berdampak baik pula bagi proses pelayanan. Kesadaran akan suatu pekerjaan sangat diperlukan guna mencapai tujuan yang ada. Sesuai dengan hasil penelitian, Peningkatan Etos Kerja Pegawai dikantor Kecamatan Tahuna Induk Kabupaten Kepulauan Sangihe masih Kurang. Adapun kendala yang mempengaruhi peningkatan Etos Kerja Pegawai dalam Proses Pelayanan Publik di Kecamatan Tahuna Induk Kabupaten Kepulauan Sangihe berdasarkan hasil penelitian yaitu: 1. Dorongan atau motivasi dari atasan maupun dari diri sendiri untuk melakukan pekerjaan masih tergolong rendah.
2. Masih kurangnya gairah dari diri sendiri untuk melaksanakan aktifitas dan juga tidak ada pemberian reward atau penghargaan dari atasan sehingga membuat para pegawai menjadi tidak bergairah dalam menjalankan aktifitas. 3. Kurangnya ketrampilan dalam menggunakan computer dan pendidikan dari staff pegawai serta sarana dan prasarana yang tidak memadai sehingga memperlambat proses pelayanan. Saran 1. Perlu adanya dorongan atau motivasi dari atasan maupun dari diri sendiri untuk meningkatkan keefektifan kinerja pegawai 2. Perlu adanya pemberian reward atau penghargaan agar supaya para pegawai mempunyai gairah dalam menjalankan aktifitas. 3. Agar lebih meningkatkan pelayanan, perlu adanya fasilitas yang menunjang pekerjaan seperti penambahan computer dan perlu diadakan pelatihan khusus untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dari para pegawai guna mencapai tujuan pelayanan. DAFTAR PUSTAKA Amin, Ahmad. (2009). Etos Kerja Dalam Sistem Penyelenggaraan Administrasi suatu pendekatan praktis. Jakarta: Bumi Aksara
Bailey, Kenneth D. (1982). Methods Of Social Research. Newyork: Free Prees Bertens K. (1994). Etika. Jakarta: PT Gramedia Dwiyanto, Agus. (2006). Penilaian Kinerja Organisasi Pelayanan Publik. Jakarta: Bina Aksara Kurniawan. (2005). Efektifitas Organisasi. Jakarta: Erlangga Kurniawan, Agung. (2007). Perilaku Organisasi. Bandung: Rosdakarya Nugroho, Riant. (2008). Kebijakan Publik, Formulasi Implementasi dan Evaluasi. Jakarta: PT Alex Media Gramedia Poltak, Sinambela, Lijan. (2006). Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta Ratminto & Atik Septi Winarsih. (2006). Manajemen Pelayanan. Jakarta: Pustaka Pelajar Rusyan, Tabrani A (1989). Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV Remaja Rosdakarya Sampara, Lukman. (2008). Manajemen Kualitas Publik. Jakarta: STIA LAN Siagian, Sondang P. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara Sinamo, Jansen H. (2005). Delapan Etos Kerja Profesional. Bogor: Grafika Mardi Yuana Sinamo, Jansen H. (2008). Etos Kerja dan Perilaku Organisasi. Bogor: Pradya Paramita Tjutju, Yuniarsih dan Suwatno. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta Sumber Lain:
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik www.wikipedia.com www.google.com